PARAGRAF

By youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... More

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 6 ; Strange Feeling
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 9 ; This Feeling
Paragraf 10 ; Love Begin
Paragraf 11 ; New Journey
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 13 ; Confession
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 15 ; Story Untold
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 22 ; I'm Sorry
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 25 ; Gone
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 5 ; You

2.6K 351 12
By youraraa_

Bugh!

"Argh!"

Saga meringis pelan ketika kakinya tidak sengaja terbentur meja. Ia lantas melemparkan tongkatnya dengan asal, karena suasana hatinya tiba-tiba saja berubah menjadi buruk. Entah mengapa pikirannya kembali tertuju kepada perkataan Runa tadi. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, tetapi Saga masih tetap menampiknya.

Ia lalu memutuskan untuk berjalan perlahan sambil meraba-raba dinding dengan kedua tangannya untuk menuju ke dalam kamarnya. Begitu tangannya menyentuh pinggiran ranjang, Saga pun langsung menghempaskan dirinya ke ranjang empuk miliknya, sembari memijit pelan pelipisnya.

"Aku takut sendirian. Aku tidak bisa tinggal di rumah itu sendirian."

"Kata-kata itu, kata-kata yang pernah diucapkan olehnya dulu. Mana mungkin wanita itu adalah dia. Jangan berkhayal, Saga. Cinta pertamamu itu sudah pergi untuk selama-lamanya. Mana mungkin orang yang sudah meninggal bisa hidup kembali."

Saga menghela napas panjang lalu menutup wajahnya dengan bantal, berusaha untuk menghilangkan bayangan masa lalu tentang seseorang yang pernah mengisi hatinya dulu. Saga tadi memang langsung pergi meninggalkan Runa setelah wanita itu mengatakan kalimat yang sama persis dengan cinta pertamanya. Ia tidak tahu saja jika Runa diam-diam mengikutinya ke rumah.

Tanpa memakai alas kaki, ia berjalan tanpa menimbulkan suara setelah Saga berjalan pulang ke rumahnya. Apapun alasannya, Runa tetap tidak ingin tidur di rumah tersebut, karena hawanya pun saat ini terlihat begitu mencekam. Dengan tekad bulatnya, ia memutuskan untuk bermalam di beranda rumah Saga, dan semoga saja Saga atau anggota keluarga lainnya tidak mengetahui kehadiran dirinya.

Runa ketika itu tidak tahu jika Evan dan Wira belum pulang ke rumah karena hampir setiap malam mereka selalu pergi keluar. Sedangkan Saga tadi berani berjalan-jalan sendiri di sekitar lingkungan rumah juga setelah memastikan bahwa Sean benar-benar sudah tertidur. Saga memang seprotektif itu terhadap adik kesayangannya.

Runa mencoba mengintip melalui kaca jendela depan, hendak memastikan jika orang-orang di rumah Saga tidak ada yang menyadari kehadirannya. Dengan perasaan lega, ia pun memilih tempat ternyaman di beranda rumah untuk cepat-cepat tidur, karena ia harus bangun pagi agar tidak ketahuan oleh Saga ataupun penghuni rumah Saga yang lainnya.

***

Malam cepat berlalu, kini pagi pun datang. Terlihat sebuah mobil sport berwarna hitam yang tengah memasuki halaman rumah, dan ternyata yang datang adalah Evan, Wira, dan juga Radit yang menyusul dengan mobil miliknya sendiri di belakang mereka. Radit memang berniat menjemput Runa untuk menghadiri kegiatan pembukaan, sekalian ia datang bersama kedua kakak beradik itu karena mereka semalam memang menghabiskan waktu bersama di klub.

Selain itu, Radit juga berniat untuk meminta maaf secara langsung kepada Saga karena tidak meminta izin padanya secara langsung. Ia pikir Evan sudah memberitahu Saga sejak awal, tetapi ternyata tidak. Tentu hal tersebut membuat Radit takut. Ia tahu betul jika Saga marah, lelaki tersebut akan terlihat sangat menyeramkan.

Sayangnya, kedatangan mereka disambut dengan pemandangan Runa yang masih tertidur lelap di beranda rumah, dan hal tersebut membuat Wira dan Radit bengong. Sedangkan Evan terlihat kaget bukan main. Ia hendak membangunkan Runa, tetapi pintu rumah sudah terbuka, membuatnya mengurungkan diri karena takut jika yang membuka pintu adalah Saga.

"Oh? Kakak cantik bobok di sini? Abang, ada kakak cantik bobok! Ini kakak Sean bang! Sini liat sini!"

"Mampus."

Wira dan Radit secara bersamaan saling menoleh ke arah Evan yang tiba-tiba saja mengumpat. Tapi mereka berdua langsung paham dengan arti kata umpatan yang dilontarkan Evan, pasalnya Saga tiba-tiba saja sudah sampai di depan pintu.

"Maksudmu apa, Sean? Kakak cantik siapa?"

"Ini, kakak cantik kesukaan Sean. Tidur di sini bang. Kakak lagi bobok."

Tentu Saga tidak dapat melihat arahan tangan yang ditunjukkan Sean ketika menunjuk ke arah Runa yang masih tertidur pulas, namun ia mengernyitkan keningnya ketika ia mendengar dengkuran halus dari seseorang. Dengan perlahan, Saga melangkahkan kakinya ke depan, dan saat itulah bencana yang tidak diinginkan terjadi.

Kaki Saga tersandung tangan Runa, sontak membuat Saga hilang keseimbangan hingga jatuh menubruk badan Runa. Evan, Wira dan Radit hanya bisa menutup mulut mereka sembari terkejut, sedangkan Sean malah bertepuk tangan dengan pemandangan yang ia lihat pagi ini.

Bibir Saga tidak sengaja mencium pipi Runa, dan ciuman kilat tersebut membuat Runa terbangun. Ia membuka matanya dan berkedip beberapa saat karena masih mengira jika dirinya sedang bermimpi, tetapi ternyata tidak. Saga rupanya benar-benar berada tepat di depan wajahnya saat ini.

Runa hanya bisa membeku ketika tangan kanan Saga mulai meraba-raba wajahnya dari mulai mata hingga bibir sambil mengerutkan keningnya, dan setelah tersadar akan tingkahnya itu, Saga kembali memasang wajah super dinginnya dan segera bangkit sambil menahan emosinya yang hendak meluap.

"Sedang apa wanita murahan ini tidur di depan rumahku? Bukankah kamu sudah ku pinjami rumah? Dasar tidak tahu malu!"

Runa yang masih berusaha mencerna keadaan karena belum mengumpulkan nyawanya itu hanya bisa terdiam. Bahkan ia masih kebingungan ketika Saga melontarkan kata-kata yang langsung menusuk hingga ke ulu hatinya itu. Ia juga sampai tidak bisa berkata-kata ketika melihat kehadiran Sean, Evan, Wira, dan juga Radit.

'Tunggu. Kenapa tiba-tiba ada Radit juga di sini? Sial! Kenapa aku selalu mempermalukan diri sendiri seperti ini? Tamatlah riwayatku sekarang.'

Runa hanya bisa menundukkan kepalanya sembari menutupi wajahnya dengan rambut panjang sebahunya. Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk pergi dari rumah Saga, tetapi Sean berhasil mencengkeram tangannya untuk mencegahnya pergi.

"Kakak cantik mau ke mana? Sini aja main sama Sean."

"Sean! Jangan dekat-dekat dengan orang asing! Lebih baik sekarang kamu masuk ke dalam, atau abang akan marah!"

Runa berusaha membujuk Sean untuk masuk ke dalam rumah sembari berusaha melepaskan tangannya yang masih dicengkeram, tetapi usahanya itu sia-sia. Sean terlanjur menangis karena dimarahi oleh Saga, dan Runa pun menjadi merasa bersalah. Evan yang sudah paham akan situasi, segera menenangkan Sean dan membujuknya untuk masuk ke dalam rumah, lalu disusul oleh Wira. Menyisakan Radit, Runa dan Saga yang belum beranjak dari tempat mereka.

"Kenapa kamu masih berada di sini? Tidak perlu mengemis minta maaf padaku. Aku tidak akan luluh!"

"In your dream!"

Runa berlari menuju rumahnya setelah mengatakan kalimat tersebut pada Saga, membuat Radit hanya bisa tersenyum tipis karena melihat keberanian Runa. Baru kali ini ia melihat ada seorang wanita yang begitu berani kepada Saga, dan jelas ia tahu jika Runa berbeda dengan wanita lainnya.

"Bang?"

"Siapa? Ke mana wanita itu? Pergi? Dasar tidak tahu diri!"

"Ini aku bang, Radit. Wanita yang bernama Aruna itu sudah berlari menuju rumahnya. Ah, maksudku rumah bang Saga yang saat ini tengah ditempatinya. Lucunya, Runa bahkan tidak memakai alas kaki dan berlari begitu saja. Dia berani sekali pada abang, haha."

Radit langsung menutup mulutnya ketika ia merasa jika leluconnya itu sama sekali tidak lucu, melihat reaksi Saga yang masih tetap memasang wajah datarnya yang terlihat menyeramkan. Ia lalu mengutuk dirinya sendiri karena seharusnya ia langsung meminta maaf, bukannya membuat lelucon gila itu.

"Maaf, bang. Seharusnya aku meminta izin langsung pada abang ketika itu, tetapi aku tidak punya waktu karena kesibukanku. Kalau abang tetap merasa keberatan, aku akan berusaha mencarikan tempat lain untuk Runa, tetapi aku butuh waktuㅡ"

"Sudahlah. Aku sudah tidak ingin mempermasalahkannya. Lebih baik sekarang kamu urus wanita itu. Aku masuk dulu."

Radit bersorak senang dalam hati karena ternyata Saga tidak memarahinya. Segera ia membungkuk dan berterima kasih kepada Saga yang sudah berbalik badan dan masuk perlahan ke dalam rumahnya, lalu ia segera berlari ke rumah sebelah untuk menjemput Runa yang harus segera menghadiri pembukaan acara kursus musim panasnya.

"Bang, abang benar-benar ikhlas jika wanita itu menempati rumah abang?"

"Hmm." Jawab Saga malas.

Evan pun tersenyum sembari menggoda Saga. "Cieee..."

"Evan, kamu tidak boleh pergi ke klub selama sebulan. Aku benar-benar akan mengusirmu dari rumah jika kamu melanggarnya."

Wira yang mendengarnya pun langsung tertawa terbahak-bahak, menertawakan sang kakak yang hanya bisa cemberut sambil memandang kesal ke arahnya. Namun, Evan tetap tidak terpengaruh dengan ancaman itu. Terlihat sekali jika ada sebuah ide yang muncul dari dalam benaknya. Ide yang benar-benar gila dan sepertinya akan membuat Saga berubah.

'Oke, fine! Lihat saja pembalasanku, aku akan membuat abang jatuh cinta kepada wanita itu.'

***

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 162K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
881K 94.8K 46
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
20.9K 2.4K 60
Antara fajar dan senja, aku tidak tahu siapa yang meninggalkan malam. Teruntuk lelaki yang detakan jantungnya abadi sekalipun dia pergi, demi membukt...
5K 983 33
- MASIH LENGKAP - [Diikutsertakan dalam event Pensi Volume 8 oleh Teori Kata Publishing] Kehadirannya sangat amat tidak disangka. Cowok ini bisa munc...