Missing Between Us

By Kite_Nh

12.8K 1.9K 155

Sinopsis! Kalian percaya karma? Arvin Pradika Kusumawardana percaya, sangat percaya. Dia menyakini dia sed... More

Prolog & Cast
Bagian 1
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12

Bagian 2

1K 185 21
By Kite_Nh

"Rubi ..." 

"Anda mengenal  dengan saya?" tanya Rubi bingung.

"Arvin ...."

Wanita paruh baya dengan penampilan modis itu masuk ke dalam ruang rawat Arvin. Ya, pria yang ditolong oleh Rubi tak lain dan tak bukan adalah ArvinArvin Pradika Kusumawardana.

"Vin kok bisa gini sih?" tanya wanita itu panik.

"Kata dokter, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia hanya mengidap elergi," ujar Rubi menjelaskan.

"Tapi anak saya nggak punya elergi! Eh ngomong-ngomong kamu siapa? Setahu saya wajah Nanda tidak seperti ini."

Rubi berusaha tersenyum, dia meyakinkan dirinya jika ibu ini tidak ada niatan buruk mengatakan hal seperti itu.

"Saya yang tadi bicara dengan Ibu di telepon tadi."

"Oh kamu yang nolong anak saya!"

"Ya sudah Bu, saya pamit sudah malam," ucap Rubi sopan.

"Ah iya, terima kasih sudah menolong anak saya dan menjaga dia," ucap Ibu yang sekarang terdengar lebih ramah di telinga Rubi.

"Sama-sama, kalau begitu saya pamit!"

"Eh Nak, rumah kamu di mana, ini sudah malam lebih baik kamu di antar oleh supir kami."

"Tidak usah Bu, saya bisa sendiri!" tolak Rubi halus.

"Saya tidak terima penolakan, anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolong anak saya."

"Baiklah Bu, terima kasih."

Dalam hati Rubi berteriak bahagia. Sebenarnya dia hanya pura-pura menolak. Dia tidak harus mengeluarkan uang ratusan ribu untuk ongkos taksi. Ayolah, jarak rumah sakit ini dan apartemennya lumayan jauh. Karena prinsip hidup Rubi, jika bisa gratis kenapa harus bayar?

——Missing_Between_Us——

Dengan mobil Alphard berwarna hitam, Rubi sampai dengan selamat di depan gedung apartemennya. Lega rasanya, karena tidak lama lagi dia akan bertemu dengan Kucing dan juga ranjangnya tersayang.

Jam digital yang melingkar di pergelangan tangannya tertulis 02:30. Itu artinya Rubi mungkin hanya akan punya sekitar dua jam untuk tidur. Sampai di apartemen dia langsung merebahkan diri, tidak Menganti baju bahkan membersihkan wajahnya. Dia sudah terlalu lelah, lagi pula membersihkan diri hanya akan memotong waktu tidurnya yang sudah sangat minim. Akhirnya dia memilih langsung pergi alam mimpi. 

—Missing_Between_Us——

Arvin tidak bisa tidur hingga pagi datang, selain karena dia memang tidak betah berada di rumah sakit dia masih memikirkan wanita yang menolongnya tadi. Dia sangat yakin jika wanita itu adalah Rubi, mantan pacar yang dia cari-cari selama ini.  Mantan pacar yang mungkin saja menjadi penyebab dia mengidap alergi aneh.

Insiden semalam juga bagian dari elergi aneh yang dia idap. Wanita anak dari kenalan ibunya itu, dengan seenaknya menyentuh-nyentuhnya.  Meski Arvin sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghindar, tapi wanita itu terus berusaha menyentuhnya hingga akhirnya wanita itu berhasil dan membuat Arvin berakhir di rumah sakit.

Kembali lagi pada wanita itu, jika wanita itu benar-benar Rubi, Arvin penasaran kenapa wanita itu seolah tidak mengenalinya. Apa mungkin dia salah orang? Namun dia benar-benar mirip dengan Rubi. Apa mungkin Rubi begitu membencinya hingga pura-pura tidak mengenalnya? Namun jika dia memang membencinya, kenapa dia harus repot-repot menolongnya? Sungguh Arvin bingung dengan semua ini.

"Udah bangun kamu?" tanya Ibunya yang baru saja terjaga dari tidurnya.

"Udah Ma!"

"Vin, kok bisa kamu sampai begini? Katanya kamu alergi, rapi setahu mama dari kecil kamu nggak pernah punya alergi."

"Dari kecil memang nggak ada, tapi dari tujuh tahun yang lalu." Arvin menunjukan senyum termanisnya agar sang ibu tidak mengkhawatirkan dia dengan berlebihan. "Beberapa tahun ini aku alergi—wanita—see food Ma."

"Kok bisa?"

"Ya nggak tau, yang penting sekarang Arvin udah nggak apa-apa?"

"Oh ya Vin, gimana dinnernya bareng Nanda, dia cantik nggak? Cantik dong dia kan model. Pasti dong, Mama milihin kamu cewek pasti yang cantik." tanya Ibunya yang berujung di jawab sendiri.

Arvin hanya tersenyum masam, ibunya tidak tahu saja jika penyebab dia berbaring di ranjang rumah sakit saat ini adalah wanita cantik itu.

"Oh ya Ma, Mama tau nggak nama gadis yang nolongin aku?" pancing Arvin, dia berharap ibunya mengetahui namanya.

"Haduh Vin, Mama lupa nanya!"

"Yah Mama!" Arvin mendesah kecewa.

"Tapi Pak Ari pasti tahu alamatnya, karena kemarin dia yang nganterin gadis itu pulang!"

"Ya udah tanyain ke Pak Ari di mana alamatnya, Arvin mau ngucapin terima kasih!"

Arvin berharap jika wanita itu benar-benar Rubi. Jujur dia sudah sangat putus aja mencari keberadaan mantan kekasihnya itu yang hilang bak di telan bumi setelah mereka putus. Arvin sudah bertekad, jika dia bertemu Rubi dia akan melakukan apapun asalkan gadis itu bersedia mencabut kutukannya. Terdengar aneh memang, tapi Arvin percaya jika alergi yang diidapnya selama tujuh tahun terakhir adalah kutukan dari Rubi.

——Missing_Between_Us——

Arvin sudah pulih dan sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Setelah mengintrogasi supirnya dia yakin jika gadis itu benar-benar Rubi, karena nama mereka juga sama. Wajahnya, walaupun hanya sekilas Arvin yakin juga sama.

Sejak sore dia sudah menunggu di lobby apartemen Rubi. Ya, yang bisa dia lakukan hanya menunggu karena tidak mungkin dia menerobos masuk, bertemu dengan Rubi tidak masuk penjara iya.

Sepertinya keberuntungan berpihak pada Arvin. Rubi yang biasanya sangat betah di kantor pulang lebih awal. Matanya langsung tertuju pada sosok yang berdiri di depan pintu masuk lobi. Rubi mengenali wajah pria itu, orang yang dia tolong beberapa hari yang lalu.

"Kamu yang waktu itu, kan?" tanya Rubi memastikan.

"Bi, aku Arvin masa kamu lupa!"

"Akh iya saya ingat, nama kamu Arvin."

"Bi, kamu beneran nggak ingat aku?"

"Saya ingat, kamu yang kemarin pingsan!"

Arvin sedikit frustrasi, karena gadis terlihat benar-benar tidak mengenalinya, kecuali dia adalah orang yang ditolongnya.

"Bi, aku Arvin. Arvin Pradika Kusumawardana, mantan pacar kamu! Masa kamu lupa."

Rubi menatap laki-laki yang berdiri di depannya—yang mengaku sebagai mantan pacarnya. Sungguh Rubi tidak merasa mempunyai mantan sejenis ini.

"Maaf ya, tapi selain pertemuan kita kemarin, kita tidak pernah bertemu sebelumnya!" tegas Rubi sebelum akhirnya beranjak pergi, karena merasa jika laki-laki ini mungkin punya niatan tidak baik padanya.

"Bi!" Arvin menahan tangan Rubi.

"Maaf, lebih baik kamu pergi sebelum saya bertindak menyuruh security mengusir kamu!"

Rubi benar-benar meninggalkannya, tapi satu hal yang baru saja Arvin sadari alerginya tidak kambuh saat tadi tidak sengaja menyentuh Rubi. Mungkinkah?

🍂🍂🍂
TBC

Hello everyone

Ada orang di sini?

Nggak ada ya.

Ya udah, aku nitip sendal dulu ntar balik lagi kalau dah rame hehehe.

Happy reading 😘

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 301K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
605K 26.2K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
966K 145K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
515K 19.5K 45
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...