Painful - YiZhan/WangXiao(Wan...

By Yi_Nao

91K 3.9K 1.9K

Sebagian cerita gak di publish demi kepentingan penjualan PDF-nya, jika ada yang berminat boleh hubungi akun... More

PROLOG
CHAPTER I : MENYATAKAN
CHAPTER II : MERELAKAN
CHAPTER IV : GUARDIAN EVIL
CHAPTER VI : MENYAKITKAN BAG. 2
CHAPTER XII : EGOIS DAN MELEPASKAN
PDF PAINFUL

CHAPTER XIV : ZHENGTING?

4.3K 468 292
By Yi_Nao

Xiao Zhan keluar dari kamar mandi dengan hanya selembar handuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

Hal itu membuat sang suami menelan ludahnya dan mengingat kejadian yang baru saja ia lakukan. Apa lagi ketika dirinya melihat bekas ciuman yang diberikannnya pada sekitar leher dan dada pemuda manis tersebut walaupun tak banyak.

Matanya meneliti tubuh indah Xiao Zhan dari bawah sampai atas. Dan hal itu membuat kedua pipi Xiao Zhan memerah.

Siapa yang tidak malu di tatap intens oleh suaminya sendiri?

Dengan segera dia memakai bajunya dan menatap pada Yibo.

“Bisakah kau berbalik dan tutup matamu?”

Yibo menyerngitkan alisnya. “Kenapa?”

“Aku ingin memakai celana.”

Pemuda tampan itu segera membalikkan tubuh dan menutup kedua bola matanya.

Entah apa yang Yibo fikirkan hingga membuat kedua pipinya memerah seperti tomat.

“Aku sudah selesai.”

Yibo mengusap wajahnya kasar dan menepuk kedua pipinya agar rasa panas yang menjalar diseluruh tubuhnya menghilang.

“Ayo! sebelum kita melihat matahari terbenam, sebaiknya kita jalan-jalan di tepi pantai.”

Berdiri dan menghampiri Xiao Zhan. Dia meraih tangan kecil istrinya untuk ia genggam dan menarik pemuda manis itu untuk keluar dari hotel.

~~~

Saat di tepi pantai, mereka berjalan beriringan saling bergandengan tangan tanpa mengeluarkan suara. Keduanya sibuk melihat ombak laut yang bergelombang indah di sore hari.

“Wangyi! Apa aku bisa meraih matahari yang berada di atas laut itu?” menunjuk matahari yang terlihat begitu jauh dari tepi pantai.

Yibo terkekeh dan menatap Xiao Zhan dengan gemas karena pemuda manis itu seperti bocah yang berusaha mengambil matahari seperti mengambil apel di pohon.

“Jika bisa diaraih, aku akan meraihnya untukmu.”

Menatap Yibo dan menyerngit. “Sejak kapan kau pintar menggombal?”

“Sejak aku tahu bahwa aku mencintaimu.”

Menepis tangan Yibo dan memberikan sentilan pada jidat lebarnya.

“Dasar budak cinta.” Terkekeh dan berjalan cepat meninggalkan Yibo yang tengah tersenyum menatap punggung sempitnya.

Jika dulu dia sadar dengan perasaannya, mungkin dia sudah bahagia dengan Xiao Zhan.

“Hei, Wangyi! Kau akan terus berdiri disitu?” teriak Xiao Zhan yang tengah melambaikan tangannya.

Tersadar dari lamunannya dan akhirnya berlari menyusul Xiao Zhan. Pemuda tampan itu langsung memeluk istrinya.

“Eh? Kau tidak bosan memelukku terus?” Menepuk-nepuk pantat Yibo seperti seorang ibu yang menepuk pantat amaknya.

“Aku tak akan bosan. Jika bisa, aku akan terus memelukmu agar kau tidak pergi dan selalu bersamaku sampai tuhan meminta kita untuk berpisah.” Mengeratkan pelukkannya dan membenamkan wajahnya di leher Xiao Zhan.

Pemuda manis itu terharu dengan kata-kata Yibo. Dia membalas pelukkan suaminya tak kalah erat.

“Kita tunggu takdir tuhan. Bisakah Dia mengembalikan rasa cintaku padamu?”

“Aku akan selalu memohon kepada-Nya agar dia mengembalikan cintamu padaku.”

~~~

“Wangyi, lihat mataharinya terbenam!” pekik Xiao Zhan.

“Iya terbenam.” Ucapnya tanpa memandang matahari yang terbenam. Dia malah betah menatap wajah istrinya yang tengah memekik bahagia.

“Huwaa indah sekali!”

Yibo tersenyum dan mendekatkan diri pada Xiao Zhan. Lagi-lagi pemuda tampan itu memeluk Xiao Zhan dan menarik wajah manis istrinya untuk ia cium. Awalnya hanya kecupan. Namun kecupan itu menjadi lumatan penuh dengan pesan cinta dari Yibo.

Pemuda itu menarik tubuh sang istri untuk duduk di pangkuannya agar ia leluasa untuk mencium sang istri. Bahkan dia mengabaikan orang-orang yang mungkin menonton adegan ciuman mereka.

Pada awalnya Xiao Zhan terkejut. Namun ia terbawa suasana dengan ciuman manis yang diberikan oleh Yibo. Sehingga dia membalas lumatan suaminya dengan mengalungkan kedua tangan kurusnya di leher Yibo.

Matahari terbenam pun menjadi saksi romantisme antara Yibo dan Xiao Zhan.

Setelah hari berubah menjadi gelap, keduanya melepas tautan bibir itu dan saling memandang satu sama lain.

“Yibo~ maafkan aku.”
Kembali air matanya mengalir.
Dia memeluk suaminya dengan erat. “Maafkan aku karena belum membalas perasaanmu Wangyi.”

“Tidak apa-apa. Aku akan menunggumu sampai kau kembali padaku."
Pemuda manis itu melepaskan pelukkannya dan menatap Yibo.

“Tunggu aku kembali dengan perasaan cinta yang begitu besar untukmu.”

Yibo menganggukkan kepalanya dan mengusap rambut Xiao Zhan. Dia mengangkat tubuh istrinya agar berdiri tegak dan memeluk pinggang ramping pemuda manisnya. “Manis sekali istriku ini.”

Xiao Zhan terkekeh.

“Kembali ke hotel?” Melepaskan pelukkannya dan menghapus air mata Xiao Zhan.

“Aku tidak mau.”

Yibo terkejut, namun ia melihat pemuda manis itu menyentuh perutnya dan tersenyum polos seperti bocah.

“Aku lapar.”

Terkekeh dan menggendong Xiao Zhan di punggungnya.

“Hei, aku bisa berjalan sendiri tuan Wang.”

“Tidak, aku akan menggendongmu sampai ke restoran terdekat disini.” Berjalan menjauhi tepi pantai.

“Tubuhku berat tahu.”

Mengangkat alisnya dan malah berlari cepat menuju restoran terdekat lalu menurunkan badan kurus istrinya.

“Kau sama sekali tidak berat malah lebih ringan. Aneh sekali, padahal kau lebih tinggi dibanding denganku.”

Pemuda manis itu mendelik pada Yibo sementara yang di beri delikkan hanya tersenyum polos dan menarik lengan istrinya untuk memasuki restoran.

“Ayo kita makan!”

“Hmm” menganggukkan kepalanya dan mengikuti Yibo masuk ke dalam restoran.

~~~

Dua minggu mereka lewatkan bersama di pulan Jeju Korea Selatan.

Keduanya semakin dekat layaknya seperti sepasang suami istri.

Namun Xiao Zhan masih belum bisa menerima Yibo sebagai suaminya entah kenapa jika dirinya masih ragu dengan pemuda tampan itu.

“Zhan Zhan~” Mengusap pipi istrinya lembut untuk membangunkannya.

“hmm~” Hanya menggeliat dan mencari posisi ternyaman di pelukkan Yibo.

“Hei, Kau bilang ingin pergi Gunung Hallsan.” Mengecup bibir Xiao Zhan.

“Eung!” Menganggukkan kepalanya dengan menggeliatkan tubuhnya.

“Ayo bangun. Kita harus pergi kesana pagi-pagi, agar udara sehatnya masih terasa. Mandilah terlbih dahulu. Aku akan membeli sarapan untuk kita.”

Membuka matanya dan tersenyum pada Yibo. “Baiklah, aku akan mandi.” Ucapnya dengan suara serak.

~~~

“Huwaaa aku lelah!” Ucap seorang pemuda berwajah cantik dan mendudukan tubuhnya di sofa.

“Calon istriku ini kelelahan hmm?” ikut duduk di sampingnya dan memeluk sang kekasih ke dalam pelukkannya.

Pemuda berwajah cantik itu menganggukkan kepalanya. Dia menatap sang kekasih yang tengah tersenyum tampan.

“Wenjun! padahal baru saja kemarin kita saling mengenal dan sekarang kita akan menikah besok, disini. Tempat yang ingin dikunjungi adikku.”

“Iya.. Aku sungguh berterimakasih pada Zhengting karena telah mengirimmu untuk menjadi seseorang yang menemani hidupku sampai tua nanti.” Mengeratkan pelukkannya.

“Aku juga ingin berterimakasih kepada adikku. Dia telah mengirimmu kedalam hidupku untuk menjadi teman masa depanku sampai tuhan meminta kita untuk berpisah.” Mengecup dagu kekasihnya.

“Jung Jung!”

“hmm~”
“Aku mencintaimu.”

Pemuda cantik itu melepaskan pelukkannya dan menatap Wenjun dengan tersenyum hangat.

“Aku juga mencintaimu.”

“Cepat mandi! Kau bau.” Menutup hidungnya dan memasang wajah masam.

Wenjun menyerngitkan dahinya. Dia mencium harum tubuhnya dan menatap Jung Jung dengan tatapan nakalnya.

“Memang iya aku bau?”Mendekatkan tubuhnya pada Jung Jung yang sekarang tengah berwaspada pada calon suaminya.

“Hei... hei... jangan mendekat.” Dia memundurkan tubuhnya untuk siap-siap kabur.

“Kyaaaa!!!” Berteriak ketika tubuh Wenjun menindihnya.

Dia merasakan bibirnya di kecup oleh Wenjun.

“Jangan berteriak. Nanti keluarga kita mendengarnya.”

“Biarkan mereka mendengar agar bisa merantaimu. Dasar Bi Mesum.” Mendorong tubuh pria jangkung itu dan merapihkan bajunya.

“Cepatlah mandi. Aku mau mencari makanan.”
Wenjun terkekeh saat melihat Jung Jung langsung keluar dari kamar dengan wajah yang memerah.

~~~

Yibo berjalan menuju lift untuk turun menuju lantai dasar dan keluar dari kawasan hotel untuk membeli makanan.

Ketika ia memasuki lift, tak segaja seorang pemuda bertubuh kurus yang lebih tinggi darinya menabrak tubuhnya.

“Ahh I’m Sorry.” Ucap pemuda tinggi itu.

“Oh. It’s Okay.”

Entah kenapa Yibo penasaran dengan wajah pemuda yang tak sengaja menabrak tubuhnya itu.

Namun ia tak sempat melihatnya karena banyak orang yang masuk ke dalam lift tersebut hingga jaraknya dengan pemuda tersebut berjauhan.

Yibo pun akhirnya mengedikkan bahunya dan tak peduli dengan pemuda bertubuh tinggi itu.

Saat ia telah selesai membeli makanan untuk dirinya dan untuk istrinya, dia tak sengajan mendengar suara keributan dari arah berlawanannya.

Bukan keributan seperti berkelahi atau yang berbau hal negatif.

Tetapi, ini seperti suara riuhan penuh kekaguman. Dengan penasaran, Yibo menghampiri suara keributan itu dan melihat apa yang terjadi.

Ternyata Yibo melihat seorang pemuda tengah menari dengan penuh enerjik dan ekspresif. Kaca mata yang bertengger di wajah pemuda itu tak lepas dari kuping mungilnya.

Pemuda tampan itu ingat, bukankah pumuda yang sedang menari itu adalah pemuda yang menabraknya tadi di lift?

Dia semakin penasaran dan melangkah semakin mendekat. Dia menerobos kerumunan orang yang membentuk lingkarang seperti mengurung pemuda bertubuh tinggi itu.

Semakin dekat, Yibo merasa kenal dengan pemuda yang tengah menari itu. Tepat di barisan paling depan, tubuhnya membeku.

Pemuda tampan itu mematung ketika dirinya dengan jelas melihat wajah pemuda tinggi itu.

Wajahnya persis seperti...















Zhu Zhengting












Tarian itu diakhiri dengan membungkukkan tubuhnya.

Pemuda tinggi itu mengambil dus dan berjalan menghampiri para penonton untuk diminta uang kareena telah melihat pertunjukkan tariannya.

Tepat di depan Yibo, pemuda manis bertubuh tinggi itu menyodorkan (?) dus yang ia bawa.

“Tuan! Kau ingin memberi ku uang atau tidak?” Ucapnya dengan manatap Yibo.

Karena kesal Yibo tak memberinya uang, dia pun mengedikkan bahunya dan berjalan menjauhi Yibo.

Namun ketika ia akan melangkah untuk kedua kalinya, pemuda manis itu mendengar saat Yibo menyebutkan satu nama yang begitu familiar baginya.

“Zhengting?”

Dia menoleh dan menatap Yibo dengan tatapan tanda tanya.

Bagaimana pemuda tampan itu bisa mengenal adiknya yaitu Zhengting?

~~~

Xiao Zhan yang baru saja selesai mandi, langsung mendudukkan tubuhnya di sofa menanti kedatangan Yibo yang tengah membeli sarapan pagi.

Namun ketika melihat ke arah jam, pemuda manis itu mengerutkan keningnya.

Selama ia mandi sekitar 20 menit, kenapa Yibo belum juga kembali?

Apa pemuda tampan berstatuskan suaminya itu tersesat saat akan kembali menuju hotel?

Tapi mana mungkin suaminya tersesat?

Karena merasa khawatir, Xiao Zhan segera keluar dari hotelnya dan tak sengaja berpas-pasan dengan Wenjun.

“Wenjun?” terkejut.

“Zhan ge?” Sama terkejut.

“Kenapa kau bisa berada disini?” Ucap Xiao Zhan penasaran.

Wenjun bingung, apa yang harus ia jawab. Sedangkan keluarga Zhu meminta ia untuk menutup mulut mengenai saudara kembar Zhengting pada Xiao Zhan dan keluarga Wang.

“Ak-aku...”

Tiba-tiba pemuda bertubuh tinggi itu ingat pada Jung Jung.

Perasaanya tak enak sekarang. Jika dia bisa bertemu dengan Xiao Zhan, ada kemungkinan Yibo bertemu dengan Jung Jung.

Tanpa mengindahkan pertanyaan Xiao Zhan, Wenjun segera berlari menuju lift.

Xiao Zhan melihat wajah Wenjun yang menunjukkan rasa khawatir.
Dia melihat Pemusa tinggi itu memasuki lift. Xiao Zhan pun  mengikutinya dan masuk ke pintu lift yang selanjutnya.

“Wenjun-ah~ Tunggu aku!”

~~~

Jung Jung mengglengkan kepalanya, kemungkinan dia salah mendengar.

Mana mungkin pria yang tidak ia kenal mengenal adiknya Zhengting?

Tetapi pergelangan tangannya di cekal. Dia merasa tubuhnya di tarik dan masuk ke dalam pelukkan seorang pemuda yang memanggilnya Zhengting tadi.

“Zhengting! Kau masih hidup? Ap-apa kau berpura-pura mati agar pernikahan kita batal? Kenapa Zhengting? Kenapa?”

Dus yang Jung Jung pegang terjatuh.

Orang-oran yang memperhatikan mereka pun langsung membubarkan diri karena mereka tak ingin ikut campur dalam masalah pribadi keduanya.

Seorang bocah kecil menghampiri keduanya dan mengambil dus berisikan uang di dalamnya.

“Hyung, Kamsahamnida. Kau sudah membantuku untuk mendapatkan uang. Semoga permasalahan yang kau alami bersama pacar hyung segera selesai. Aku pamit!”

“Eh? Bocah!” Teriak Jung Jung yang melihat bocah itu pergi menjauh meninggalkannya dalam keadaan rasa takut kepada pemuda yang tiba-tiba memeluknya.

Jung Jung berusaha memberontak di pelukkan Yibo.

“Tuan! Lepaskan pelukkannya. Astaga apa kau sedang stress karena kehilangan kekasihmu?”

Yibo mengglengkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukkannya.

“Tidak, aku tidak akan melepaskanmu. Jangan pergi lagi Zhengting!”

Jung Jung benar-benar kesal. Hingga akhirnya dia merasa seseorang menarik tubuhnya dan ternyata itu adalah Wenjun, kekasihnya.

Wenjun mendorong tubuh Yibo untuk menjauh dari kekasihnya.

“Jauhi dia! Dia bukan Zhengting ge!”

Yibo menatap Wenjun dan membolakan matanya terkejut. Seketika matanya menyiratkan amarah ketika melihat Wenjun menyembunyikan Zhengting menurutnya, di balik punggung pemuda bertubuh tinggi itu.

"Jadi kau yang menyembunyikannya. Kembalikan dia padaku. Dia Zhengtingku.”

Berjalan menghampirinya dan akan meraih Jung Jung di balik tubuh pemuda tinggi itu.

“Dia bukan Zhengting ge!”

“Kau bohong Wenjun. Dia Zhengtingku!”

Wenjun yang jengah segera memukul wajah Yibo dan menarik kerahnya.

“sadarlah ge, dia bukan Zhu Zhengting. Dia Jung Jung kekasihku. Sebaiknya kau menjauh dan ingat kau sudah memiliki istri.” Teriaknya tepat di wajah Yibo.

“Zhengting?” lirih Xiao Zhan.

Wenjun terkejut, ia kira Xiao Zhan tak mengikutinya. Dia melepas cengkramannya di kerah Yibo dan memundurkan tubuhnya. Tangan besarnya menggenggam tangan Jung Jung.

Pemuda manis itu melihat semua kejadiannya. Hatinya merasa sakit ketika Yibo mencoba berusaha meraih pemuda yang dilindungi oleh Wenjun.

Inilah, kenapa dia masih ragu dengan perasaan Yibo padanya. Suaminya itu masih terbayang-bayang oleh Zhengting.

Pemuda manis itu menatap pemuda yang memiliki wajah sama persis dengan adik kesayangannya itu. Ia terkejut hatinya merasa sesak.

Lalu tatapannya ia alihkan pada Yibo yang masih memandang Wenjun dengan tatapan sengit.

Awalnya ia ingin mencoba menerima Yibo kembali dalam hatinya. Tapi ternyata Yibo masih belum mencintainya.

“Karena inilah aku ragu pada perasaanmu Yibo. Kau masih belum mencintaiku.”

Yibo mendengar suara Xiao Zhan, suaranya begitu pedih dan itu membuatnya merasa bersalah.

Ia menatap Xiao Zhan yang kini tengah menangis.

Dan untuk kesekian kalinya pemuda tampan itu menyakiti istrinya yaitu Xiao Zhan.

Xiao Zhan berlari meninggalkan ketiganya untuk kembali ke hotel.

Dia bahkan menghiraukan pandangan orang-orang yang menatap iba padanya atau manatapnya aneh. Yang jelas ia ingin segera kembali ke hotel dan pulang ke china.

Yibo melihat Xiao Zhan pergi dengan menangis. Rasanya begitu sakit.

Seharusnya dia mengejar pemuda manis itu dan meminta maaf. Tapi tubuhnya tak bisa di gerakan seolah-olah ada yang menahannya untuk tidak menghampiri istrinya. Dan akhirmya dia hanya bisa menatap istrinya yang pergi menjauh.

"Ayo kita kembali ke hotel." Ucap Wenjun dan menarik Jung Jung kembali ke hotel.

Kini Yibo sendiri dengan rasa bersalahnya kepasa sang istri







TBC




Cukup sekian. aku mau kepoin FM nya Yibo sama Zha ge byeeee 🤣🤣🤣🤣🤣

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

300K 1.7K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
2.4K 236 3
Wang Yibo, Xiao Zhan, dan semua tentang mereka. Singkatnya, hanya ada keduanya di dunia multi-verse mereka. [YIZHAN ONESHOT COLLECTION]
81.4K 8.2K 35
FIKSI