My Angel Is My Beautiful Devi...

By ratna_adjah

257K 16.4K 1K

HASIL IMAGINASi SENDIRI!! Bergendre Fiksi romance.. +17 tahun keatas!! Cerita dewasa yang di warnai bumbu bai... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Say Hai
18
19
20
21
22
23
25
cerita baru
SP? Dan berita penting.
Cast
UnPub
Terbit E-Book
SALE buku dan PDF
Po ke 2
Sale pdf
Flash Sale

24

6.1K 609 51
By ratna_adjah

"Ketiga kalinya. Sepertinya kita memang berjodoh."

Teguran dari arah belakang membuat gadis pemilik manik coklat itu menoleh sambil menghentikan langkahnya, begitu pula dengan pria sipit di sampingnya.

Seorang pria dengan setelan jas putih rapi berjalan lengkap dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Siapa saja yang memandangnya dengan sekilas akan tau jika pria ini adalah orang yang ramah. Namun Angella hanya tersenyum tipis layaknya menghadapi seorang klien. Karena ia tau, justru tipe pria seperti inilah yang paling gemar menyakiti hati wanita.

"Aku tidak menyangka jika pemilik saham terbesar kedua di perusahaan ini adalah dirimu. Kau memang selalu memberiku kejutan di setiap pertemuan kita."

"Maaf?" Angella sama sekali tidak mengerti apa yang di maksud pria dihadapannya.

Mikael menyentuh dadanya, memasang wajah seolah terluka. "Jangan bilang jika kamu melupakan pertemuan-pertemuan kita?"

Kening Angella berkerut berusaha menggali ingatannya sekiranya dimanakah ia pernah bertemu pria ini. Seingatnya hanya sekali di pesta waktu itu saat ia melihat pria ini bersama Rafael. Namun Mikael tadi berkata 'pertemuan-pertemuan mereka' yang artinya lebih dari sekali. Namun Angella benar-benar tak ingat dimanakah lagi ia pernah bertemu pria ini selain di pesta hari itu dan tentu hari ini. Seingatnya ini adalah pertemuan kedua mereka.

"Maaf, selain di pesta waktu itu dan hari ini saya tidak ingat."

Mikael menghela nafas tampak kecewa namun tak mengurangi sedikitpun ketampanannya.

"Sudahlah tak perlu difikirkan. Ah ya, kita belum berkenalan secara pribadi. Aku Mikael, kau bisa memanggilku baby, sweetheart, atau apapun yang kau suka."

Sudut bibir Angella berkedut mendengar perkenalan absrudnya. "Angella." Angella turut mengulurkan tangannya.

"A beautiful name."

"Thaks you."

Dengan gerakan ringan Mikael mengangkat tangan Angella dan mengecupnya.

Di samping Angella, Lee menggosok hidungnya tampak canggung menjadi obat nyamuk. Apalagi melihat Ceo Global group ini yang secara terang-terangan merayu Angella. (tolong koreksinya ya jika aku lupa nama perusahaannya).

"Jika tidak keberatan aku ingin mengundangmu makan siang." Ucap Mikael setelah melepas tangan Angella dengan ekspresi enggan.

"Maaf, tapi hari ini saya cukup sibuk. Mungkin lain kali." Tolak Angella yang semakin membuat wajah pria tampan di depannya memasang raut terluka.

"Baiklah. Lain kali! Dan aku akan menagihnya. Jangan ingkar janji!" Ucap Mikael yang hanya di tanggapi senyum tipis dari Angella.

"Kami permisi dulu." Pamit Angella dan juga Lee.

"Berhati-hatilah." Mikael melambaikan tangannya melihat kepergian keduanya. Senyum pun tak pernah luntur dari bibirnya.

❤ ❤

Angella dan Lee berjalan berdampingan menuju tempat mobil mereka terparkir. Keduanya tampak asyik membahas rencana-rencana untuk pembangunan restoran Angella selanjutnya.

Seorang pria bersandar di kap mobil depan memandangi keduanya dengan raut datar. Tak ada yang dapat menebak apa yang difikirkannya. Kemudian tubuh tegapnya berdiri tegak dan menghela langkah.

Sentakan serta tarikan di pergelangan tangannya membuat Angella terpekik saat tubuhnya membentur dada seseorang yang keras. Ia mendongak bertemu dengan sepasang mata tajam yang menatapnya dingin, membuat tubuhnya membeku serta kaku.

"Kamu.."

"Sudah ku katakan untuk memutuskan semua hubunganmu dengan pria manapun! Kenapa kau mengabaikan peringatanku?! Kau fikir ancamanku hanya bualan kosong?!" Suara dingin sarat akan kemarahan terdengar di telinganya membuat kening gadis itu berkerut.

"Apa maksudmu?" Angella menatapnya tak mengerti. Dimana letak kesalahannya? Kenapa tiba-tiba pria ini datang dan memarahinya.

Bukannya menjawab Rafael malah menyeret Angella menuju sebuah mobil merah metalik tak jauh terparkir dari tempat mereka.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"

Angella mencoba melepaskan cengkraman yang menyakiti pergelangan tangannya. Kakinya terseok-seok mengikuti langkah panjang Rafael.

Rafael membuka pintu mobil dan mendorong Angella memasukinya, Angella jelas menolak namun tenaganya tak sebanding dengan pria yang tengah menahan amarah.

"Masuk jika kau tak ingin aku membuat pria itu berbaring di rumah sakit." Rafael berucap dengan suara rendah. Matanya menatap semakin tajam melihat kekeras kepalaan Angella.

Setelah memastikan Angella masuk pria itu membanting pintu mobilnya dengan cukup keras, membuat Angella yang berada dalam mobil terlonjak. "Dasar sakit jiwa!" Maki Angella.

Rafael yang dulu dan sekarang masih tidak berubah. Suka memerintah seenaknya dan pemaksa. Ia heran mengapa dulu ia bisa jatuh cinta pada pria seperti ini.

Lee berjalan mendekati pria yang tampak tengah menenangkan emosinya. Saat jarak sekitar 3 meter pria itu berbalik menatapnya dengan tatapan tajam. "Maaf, bisakah anda berprilaku lebih lembut.."

"Jangan ikut campur dan menjauhlah dari gadisku!"

Ucap Lee terpotong oleh geraman Rafael. Pria berperawakan tinggi tegap itu tampak siap untuk bertembur.

Sebetulnya Lee tak ingin ikut campur dalam urusan pribadi Angella. Namun melihat bagaimana pria ini memperlakukan anak bosnya dengan kasar mau tak mau ia angkat bicara. Walau bagaimana pun jika terjadi sesuatu pada anak bosnya ini ia akan turut kena masalah.

"Saya asisten nona Angella yang di tunjuk oleh ayahnya. Anda tidak perlu khawatir." Lee tau jika Rafael salah paham mengira dirinya meliki hubungan lebih dengan Angella.

Mendengar pernyataan Lee ekspresi kemarahan di wajah Rafael sedikit mereda. Namun matanya memindai pria depannya dari atas hingga ke bawah seolah menilai atau menelisik sesuatu. Lee tak terlalu memperhatikannya, raut wajahnya tetap tenang, pria sipit itu tak terusik oleh tatapan setajam pisau yang seolah ingin melubangi tubuhnya.

"Tolong antar nona Angella dengan aman dan selamat sampai rumahnya. Saya tidak ingin tuan Frans menyalahkan saya karena membiarakan anda membawa nona Angella. Pastikan untuk tak kekurangan apapun walau seujung rambutnya pun."

Rafael tak bereaksi apapun, tanpa sepatah katapun pemilik wajah kaku itu berbalik dan memasuki mobilnya kemudian mengendarainya meninggalkan parkiran.

Lee masih setia berdiri di tempatnya dengan tangan di masukan dalam saku celana. Ekspresinya terlihat rumit, ia memandangi kepergian mobil itu hingga siuletnya menghilang di balik belokan.

❤ ❤

Keheningan mengisi sepanjang pejalanan keduanya. Angella mengalihkan pandangannya keluar jendela, sedang Rafael tampak fokus menyetir dengan pandangan lurus kedepan.

"Aku akan mencarikan asisten baru untukmu." Tiba-tiba Rafael memecah keheningan.

"Tidak perlu. Tidak ada yang salah dengan Lee hingga ia harus di ganti." Jawab Angella dengan nada datar.

Sekarang ia mulai mengerti tampaknya Rafael cemburu terhadap Lee. Namun itu sama sekali tak mempengaruhinya, lagi pula siapa ia hingga harus mengatur siapa yang boleh dan tak boleh berada di dekatnya.

Jika itu dulu Angella akan dengan senang hati menerima prilaku Rafael yang seperti ini. Ia malah mungkin akan bertingkat-jingkat karena berhasil membuat pria dingin ini cemburu.

Tapi tidak untuk sekarang. Angella di kehidupan ini ingin mengendalikan hidupnya sesuai keinginannya sendiri. Tanpa di kendalikan oleh orang lain apalagi menjadi boneka orang-orang munafik seperti Mila dan Diana.

"Setuju atau tidak aku akan tetap mencarikanmu asisten baru!" Nada Rafael terdengar mutlak tanpa bisa di bantah.

"Turunkan aku!" Angella berucap dengan nada datar.

Cengkraman di kemudi semakin menguat. Mobil semakin berpacu dengan kecepatan tinggi.

"Turunkan aku sekarang juga!"

Seakan tak mendengar ucapan Angella ekspresi Rafael tak berubah sedikit pun.

"Jika tidak aku akan loncat sekarang juga!"

Melihat tak ada tanda-tanda Rafael menuruti perintahnya tanpa banyak kata Angella memutar kenop pintu dan hendak melompat.

"Shit!"

Rafael memutar kemudi hingga ban derdecit dengan keras beradu dengan aspal. Dengan hentakan keras pada tubuh keduanya mobil pun berhenti menyilang di tengah jalan.

"Apa kau gila!" Begitu kesadaran ia dapatkan Rafael berteriak dengan keras pada gadis di sampingnya yang kesadarannya masih tampak melayang.

Sejujurnya Angella hanya menggertak, tak mungkin ia sebodoh itu melompat dari mobil hanya karena kesal dengan Rafael. Ingatan tentang kejadian di kehidupannya yang dulu seakan menyeruak kepermukaan, dimana ia berjuang keras saat tubuhnya terikat dalam mobil yang di dorong ke tepi jurang. Tubuh Angella bergetar keras, bibirnya pun kini berubah pucat pasi.

Melihat tak ada tanggapan dari gadis di sampingnya Rafael pun mencengkram kedua bahu Angella hingga menghadap dirinya. Namun kemarahannya surut seketika saat melihat wajah Angella yang tampak ketakutan.

"Tidak! Aku tidak ingin mati!"

"Tidak!"

"Aku.. Aku tidak ingin mati!"

Angella berteriak histeris membuat Rafael mengerutkan kening merasa heran. Namun ia segera teringat data pribadi Angella yang mengatakan jika gadis ini beberapa bulan lalu baru saja mengalami kecelakaan dan lolos dari kematian. Ia mencoba menenangkan emosinya sebelum berusaha menenangkan gadis yang kini berada dalam pelukannya.

"Tidak! Aku tidak ingin mati!" Angella terus menggumamkan kata itu. Ia mencengkram keras kemeja pria yang memeluknya berusaha menengkannya.

"Tidak apa-apa. Kau aman bersamaku." Tenang Rafael.

Rafael nengeratkan pelukannya berharap menyalurkan rasa aman pada tubuh rapuh dalam pelukannya.

"Aku.. Aku harus hidup!" Suara Angella semakin lemah.

Entah kenapa rasanya ada rasa asing yang menyeruak dalam hati yang Rafael rasakan melihat Angella seperti ini. Rasa yang sebelumnya tak pernah ia rasakan terutama dari seorang wanita.

Awalnya ia mengira bahwa perasaannya hanya sekedar ketertarikan semata. Namun entah mengapa bayangan seorang gadis cantik yang tampak tenang memandangi bulan selalu muncul di pelupuk matanya.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menulang pertemuan mereka dengan mendatangi restorannya, dan mencari-cari alasan agar dapat bertemu dengan pemilik manik coklat ini.

Bayangan Angella tak berada lagi dalam jangkauannya menghadirkan rasa resah dalam diri Rafael. Ini bukanlah sekedar rasa ketertarikan, mungkinkah ia menyukai gadis ini? Apapun itu, yang jelas ia takkan membiarkan Angella pergi darinya.

"Aku.. Aku ingin hidup. Tolong aku." Bisik Angella..

"Aku.. Tidak ingin mati."

"Tidak lagi..."

"Tenanglah, aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilmu dariku. Meski Tuhan sekalipun."

Kecupan hangat Angella rasakan di puncak kepalanya yang entah mengapa membuatnya merasakan perasaan nyaman dan terlindungi. Ia bersandar dengan nyaman hingga matanya mulai terasa berat.

Rafael memandangi sosok yang kini tertidur lelap dalam pelukannya. Ia menyelipkan helaian rambut yang berserakan di kening Angella, tanpa sadar sudut bibir tertarik ke atas saat melihat pemilik bulu mata lentik lentik itu merasa terganggu dalam tidurnya.





Tbc..

***

Mudah-mudahan nyambung. Soalnya udah lama aku hiatus gak nulis-nulis lagi. Tolong bantuan koreksinya ya.
Oh ya, gimana kabar kalian? Aku harap baik. Maaf baru sempet up lagi. Hp error, buka watty susah banget. Mungkin pengen di lem biru.

27 Oktober 2019

Continue Reading

You'll Also Like

831K 41K 38
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
960K 57.5K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
7.4M 152K 14
Gimana jadinya kalau kalian menjadi Hana yang tiba-tiba menjadi istri yang akan diceraikan dan bukan itu aja tapi Hana juga tiba-tiba memiliki anak k...
594K 64.1K 66
WARNING!! BXB AREA. MOHON MENJAUH JIKA ANDA HOMOPHOBIA! CERITA INI 100% KARANGAN SEMATA. HANYA FANTASI. TOLONG BEDAKAN MANA YANG FAKE DAN REAL. WARN...