ARSEN (END)

By lcsv17

370K 26.3K 881

Kalau kata orang, cinta itu bagian dari hidup. Tapi, tidak bagi Arsen. Arsen Raditya Arkharega, hanya seoran... More

1 - Geng Murid Pindahan
2 - Anak Lainnya?
3 - Arsen Pintar!
4 - Hari Kesialan Arsen!
- CAST -
5 - Usaha
6 - Balas Dendam
7 - Dendam
8 - Ekskul
9 - 12 TKJ 3
10 - Sakit
11 - Malam itu
12 - Keluarga Baru?
13 - Teman Baru
14 - Adek
15 - Club Malam
16 - Elsa Ardavirisca
17 - Basket
18 - Pangeran?
19 - Telephonobia
21 - Masalah dengan Arsen
22 - Semua Tentang Ratu
23 - Suka
24 - Kecewa?
25 - Lupakan!
26 - Akhirnya!
27 - Kanaya
28 - Sayang Razel!
29 - Coklat untuk Verdo
30 - Sakit
31 - Jatuh, dan sakit
32 - Clubbing lagi
33 - Orang misterius
34 - Kejutan
35 - Kosan Narky
36 - Pembalasan
37 - Verdo Kadilon Bhaskara
38 - Rumah sakit lainnya
39 - Hari terakhir
40 - Mengenang Verdo
41 - Peninggalan
42 - Semua hanya masa lalu
43 - Tragedi tragis
44 - Setidaknya, bertahan
45. Lelah - End

20 - Arsen Benci Bawang!

5.9K 499 2
By lcsv17

Bel istirahat berbunyi sedikit terlambat. Arsen dan teman-temannya melesat dengan cepat menuju kantin dan berhasil mendapatkan tempat duduk terakhir yang hampir saja ditempati orang lain.

Mereka ber 8 duduk di 2 bangku yang ditengahi oleh sebuah meja lebar.

"Makan apa hari ini?" tanya Gazza, antusias. Sambil memukul-mukul meja itu.

"Hari ini jadwal siapa yang mesen?" tanya Arsen, menatap ke 7 teman-temannya itu satu-persatu.

"Hari ini jadwalnya Ganang sama Adit guys!" sahut Micho, ia menatap Ganang dan Adit sembari menaik turunkan alisnya.

Ganang mendesah lelah, ia mengusap wajahnya dengan kasar. "Mesen apaan lu pada?"

"Bubur ayam sama air mineral yang botol, 1." sahut Arsen, matanya masih fokus pada ponsel di hapenya.

"Samain aja ya semuanya?" tanya Aldo, laki-laki itu menatap teman-temannya satu persatu.

Akhirnya mereka hanya mengangguk pasrah dan memberikan uang mereka pada Ganang dan Adit yang langsung pergi memesan makanan dan minuman.

Tak lama kemudian, 2 laki-laki itu mulai mondar-mandir mengantarkan makanan dan minuman milik teman-temannya itu. Tak sampai 10 menit, mereka sudah duduk rapih ditempat duduk mereka dan memulai ritual makan mereka.

Arsen masih fokus pada ponselnya, dengan tangan kanannya yang perlahan menggapai sendok bubur kemudian menyuapi sesendok bubur itu kedalam mulutnya.

Ia mengunyahnya perlahan, hendak menelan namun tiba-tiba itu terdiam. Raut wajahnya berubah, dahinya berkerut kemudian ia memuntahkan seluruh isi makanan dimulutnya dan mulai batuk-batuk.

Keadaannya mulai kacau saat murid-murid dari meja lain mulai menatap mereka, berpikiran yang tidak-tidak.

Ditambah lagi dengan ke 7 temannya itu yang sedang panik dan tidak tau harus berbuat apa. Arsen tidak mengatakan apapun, ia hanya terus batuk-batuk dan bibirnya langsung tampak pucat.

"Eh, Reg. Lo kenapa bego, jangan nakut-nakutin!" Ganang mengusap punggung Arsen dengan tidaa sabaran.

"Lu sakit, Reg? Lu kenapa anjir, ngomong dong!" tambah Bagas yang berdiri disisi kiri Ganang.

Sisanya hanya diam, menatap keadaan itu dengan takut-takut. Verdo berjongkok dihadapan Arsen, mengusap dada laki-laki itu dan bertanya dengan lembut, "Rega, kamu kenapa? Ga enak badan?"

"B-bawang.."

"Bawang?!" kaget mereka, bersamaan.

Ganang menoleh kearah Adit, "Dit, lo ga nyuruh abang-abangnya buat ga pakein bawang ke mangkoknya Arsen?"

"Gua udah bilang kok. Kayak biasa, kan? Ga pake daun bawang, ga pake seledri, dan ga pake bawang goreng?" sahutnya, panik juga.

Ganang berdecak kesal, tangannya masih tetap mengusap punggung Arsen.

"Aduh, cari mati dia. Dia bisa masukin bawang ke mangkok siapapun, tapi kenapa harus mangkok Arsen?" tanya Bagas, sebal.

Arsen tiba-tiba bangkit dan berlari pergi sambil sempoyongan, meninggalkan teman-temannya yang masih terpaku disana.

Verdo langsung berlari dan menyusul Arsen setelah ia menyadarkan ke 6 teman-temannya yang melamun karena keadaan itu.

"Do, bawain air putihnya si Rega." perintah Ganang, sambil menatap Aldo.

Aldo meraih botol air mineral Arsen kemudian berlari menyusul Arsen dan Verdo.

"Gazza, Micho. Lo urusin dulu deh urusan disini." perintah Ganang lagi.

Situasi yang kacau tak membuat mereka membantah. Mereka langsung menurut kemudian pergi melakukan apa yang harus mereka lakukan.

Ganang mengusap rambutnya dengan kasar sambil sesekali mengerang kesal, "Gimana nih? Lo pada tau ga sih kalau dia benci banget sama yang namanya bawang? Lo pada udah bosen hidup ya? Guae belom woy!"

"Terus gimana ini? Kita diem aja?" tanya Bagas, dengan tatapan khawatir.

"Lo sama Adit pergi ke UKS, ambil obat apapun yang bisa Arsen pake. Dan gue, bakal pergi keruang guru, bikinin teh anget."

Bagas dan Adit langsung mengangguk dan pergi, begitu juga dengan Ganang. Kepanikan mereka membuat mereka tak menyadari keadaan sekeliling mereka yang ricuh hanya karena seorang Arsen.

~~~

Arsen melepas bajunya, memperlihatkan postur tubuhnya yang ideal. Ia berdiri didepan wastafel toilet laki-laki yang kala itu sedang sepi. Ia hanya bersama Verdo disana.

Wajah laki-laki itu benar-benar pucat. Verdo menatap laki-laki itu dengan khawatir, "Kita ga ke UKS aja?"

Arsen menggeleng lemah, ia menatap pantulan dirinya sendiri di cermin.

Verdo tengah memegang baju Arsen dengan erat digenggamannya. Arsen memegang dadanya, kemudian ia membasuh wajahnya dan berkumur-kumur. "Gila, bawangnya masih kerasa dimulut gua." keluhnya.

Verdo menyodorkan baju ditangannya. Arsen mengambil bajunya itu kemudian kembali memakainya. Yang ia rasakan hanyalah mual dan panas.

"Woy, Reg! Lu disini?"

Verdo dan Arsen sontak menoleh dan mendapati sosok Aldo yang tengah berdiri diambang pintu toilet sembari memegang sebuah botol air mineral.

"Minum dulu, Reg. Abis ini ke UKS. Tadi Ganang ngechat gua, nyuruh gua bawa lu kesana." ucap Aldo, ia menyodorkan botol itu kepada Arsen.

Arsen mengambil botol air mineralnya dengan tampang datar dan dingin. Ia meminum setengah botol air mineral itu, kemudian kembali menatap pantulan dirinya sendiri dicermin.

"Sorry, Reg."

"Bukan salah lu." sahut Arsen dengan nada dingin tanpa menoleh kearah Aldo.

"Ayo ke UKS."

Arsen menoleh kearah Verdo, "Lu ikut? Atau ada keperluan osis?"

Verdo menggeleng kemudian memapah laki-laki itu ke UKS bersama dengan Aldo.

Disana sudah ada Bagas dan Adit yang sedang mengacak-acak lemari obat, berusaha mencari obat dan menyiapkan tempat tidur untuk Arsen. Sedangkan Ganang datang sambil membawa segelas teh hangat.

"Gazza sama Micho dimana?" tanya Arsen, suaranya menjadi agak serak.

"Dia masih dikantin, ngurusin soal tadi. Sorry ya, Reg. Adit bilang, dia udah minta buat ga dipakein semua yang lo ga suka. Tapi ternyata masih ada bawangnya. Lo gapapa?" tanya Ganang dengan nada pelan sembari menyiapkan obat-obatan yang sudah disediakan oleh Bagas dan Adit.

Arsen hanya mengangguk kemudian berbaring. Arsen menatap Ganang dan mencekal tangan laki-laki itu saat ia hendak memakaikan minyak kayu putih dilehernya.

Ganang menatap Arsen dengan tatapan tak paham.

"Gua alergi minyak kayu putih. Lu mau bunuh gua?"

Ganang terdiam kemudian terkekeh, "Sorry-sorry, gue lupa." ucapnya sambil menyengir tanpa dosa.

Arsen mendengus kesal kemudian memejamkan matanya. Ia meminum teh hangat dan obat yang Ganang berikan walau ia tidak tau obat apa itu.

~~~

Arsen terbangun di kasur UKS. Ternyata, ia ketiduran sejak tadi. Laki-laki itu langsung bangkit dan menatap jam tangannya, sudah pukul 11.46 WIB.

Apa ia harus menunggu bel pulang berbunyi? Atau dia harus pulang duluan? Laki-laki itu meraih tasnya yang tergeletak didekat kasur. Pasti temannya yang mengambilkan tasnya.

Arsen merogoh sakunya, mengeluarkan ponselnya yang tak berhenti bergetar sedari tadi.

Ganang
Eh
Kalau lo udah bangun, langsung pulang aja
Gazza udah ijin sama guru piket
Gws, wkwk

Laki-laki itu mendengus kesal, bukan hanya notif chat dari Ganang saja yang muncul, tapi notif chat dari orang yang bahkan tak ia kenali juga kerap muncul. Entah orang-orang itu mendapatkan nomor Whatsapp Arsen darimana.

Arsen melangkah keluar ruangan itu dan pergi kehalaman sekolahnya. Beberapa murid tampaknya sudah pulang. Karena memang sekolahan Kusuma terdiri dari SMA, SMK, Dan SMP Kusuma. Anak SMP Kusuma biasanya pulang jam 11 WIB. Jadi mungkin, itu anak SMP.


Continue Reading

You'll Also Like

1M 32.1K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
73.1K 3.4K 29
Di hari penuh patah hati itu, Ada aku yang merayakan kehilangan. Di hari penuh patah hati itu, Kau tetap tokoh idaman paling kuabadikan. Selamat...
4.8K 708 54
[Tersedia di Shopee dan Tokopedia] "Tidak ada orang yang akan baik-baik saja setelah ditinggal orang yang disayanginya, begitu juga denganku." Farikh...
3.1K 359 31
ft. Seo Changbin Straykids Haloo selamat datang dikarangan saya tentang seorang Calvin Antares, Adam pemanis selama setahun di masa SMA saya... Cr na...