ARSENA -Sejauh Bumi dan Matah...

By wgulla_

12.5M 857K 48.8K

Warning ⚠⚠⚠!! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA PART DI PRIVATE] setiap orang yang baca cerita ini akan jadi S... More

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
Bab 48
Bab 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53
BAB 54
BAB 55
BAB 56
BAB 57
BAB 58
BAB 59
BAB 60
Bab 61
bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 65
Bab 66
BAB 67
Bab 68
Bab 69
Extra part Arsena 18+
Spesial part 21+
extra part Arsena 21+ karya karsa
Open PO
ARSENA 2
Ekstra Part Arsena

BAB 11

171K 15K 1.6K
By wgulla_

Love dulu buat part ini ♥️

Selamat membaca kesayanganku 🤗

****
Kasih dan sayang dalam sebuah keluarga adalah harta yang paling berharga. Sedikit saja kita kehilangan harta itu, mampu membuat diri kita terkurung dalam kesenduan yang tidak ada habisnya. Tak terlihat namun mengiris perih di relung hati, membuat hati dan jiwa kita mati.
.

.
.

Afiqah menatap sekeliling bingung. Andreas membawanya pergi ke sebuah markas yang tak jauh dari sekolah. Ia baru tahu jika ada tempat seperti ini. Bahkan bukan hanya ada Andreas tapi juga beberapa temannya.

Seharusnya mereka sudah sampai sekolah dan mengikuti upacara bendera hari Senin bukan berada disini. Afiqah masuk ke dalam markas itu ragu. Seperti markas pada umumnya namun lebih tertata rapi. Ada kulkas, sofa bahkan televisi serta play station 3 di sana.

"Wah liat Andreas Dateng bawa pacar baru.." ucapan itu membuat perhatian Afiqah teralihkan ke sumber suara. Afiqah menatap Andreas meminta penjelasan, namun Andreas seperti tidak ingin membicarakan hal itu.

"Bisa dijaga ngak sih mulut Lo!" Sela Andreas pada Andi. Sahabat Andreas Riski ikut mengikut si Andi agar diam. Kemudian Andreas melirik Afiqah yang nampak penasaran dengan ucapan Andi. Ia takut jika Afiqah cemburu.

"Hehehehe..." Andi hanya bisa nyengir sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal kemudian kembali melanjutkan main PS.

Andreas menarik tangan Afiqah untuk duduk di sofa yang jauh dari teman-temannya. Awalnya Afiqah agak sedikit risih. Tidak seharusnya ia berada disini. Ia merasa melakukan hal yang salah. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Andreas melihat raut wajah khawatir Afiqah.

"Kita kok kesini, sebentar lagi mau bel. Afiqah ngak mau bolos lagi kayak kemarin." Ujar Afiqah sambil menunduk.

"Hari ini ngak usah ikut upacara dulu ya. Nanti kalau upacara udah selesai baru kita ke sekolah."

"Memang bisa seperti itu?" Tanya Afiqah penasaran.

"Bisa, aku sama temen-temen sering kok ngelakuin itu."

"Kalian ngak di hukum?" Andreas menggeleng, kemudian tangannya memijat pelipisnya pelan.

"Tapi Afiqah takut..." Ujar Afiqah sambil mengigit bibirnya pelan.

"Tenang Afiqah... Aku janji tidak akan terjadi apa-apa. Kepalaku sedikit sakit jadi aku tidak kuat untuk ikut upacara." Afiqah yang tadinya khawatir akan sekolahnya jadi mengkhawatirkan Andreas. Bahkan tangannya tak segan untuk memegang kening laki-laki itu. Memeriksa apakah tubuh laki-laki itu panas atau tidak.

Andreas ikut memegang tangan itu. Menggenggam tangan Afiqah erat. Disaat itulah Afiqah sadar, ia melakukan hal yang intim dengan seorang laki-laki. Ia menelan ludah gugup apalagi tatapan Andreas yang menatapnya lekat-lekat. Ada sedikit rasa bersalah karena membiarkan pria yang bukan mahramnya menyentuh dirinya sedang Arsena yang berstatus suaminya ia larang untuk dekat-dekat dengannya.

"Ngak panas kok badan kamu." Afiqah berusaha mencairkan suasana. Andreas yang tahu kecanggungan Afiqah ia melepaskan genggaman tangan itu.

"Aku ngak sakit kok sayang. Cuma lagi banyak pikiran aja." Tanpa aba-aba Andreas menyenderkan kepalanya di pangkuan Afiqah. Tentu hal itu membuat Afiqah terkejut mendapat perlakuan Andreas yang tidak terduga. Ia bingung harus apa, bahkan ia hanya menurut ketika tangan Andreas menarik tangannya untuk mengusap rambut laki-laki itu. Awalnya tangan Afiqah bergetar namun menjadi rileks ketika Andreas menceritakan masalahnya. Ternyata ayah Andreas selingkuh dengan wanita lain. Afiqah jadi kasihan terhadap laki-laki itu. Rasanya pasti menyakitkan sekali. Ia tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi padanya. Ia tidak bisa membayangkan jika ayahnya meninggalkan ibunya demi wanita lain.

"Kadang aku tidak ingin pulang ke rumah."

"Kenapa?"

"Semuanya tidak lagi sama seperti dulu. Tidak ada lagi kehangatan disana. Ayah tidak menyayangi ibu lagi. Mereka sering bertengkar di rumah tanpa memperhatikan keberadaanku. Ibu jadi sering menangis menyendiri di kamar. Setiap kali aku mendekatinya, ibu pasti akan mengusirku dan menyuruhku pergi. Rasanya aku ingin mati saja."

"Jangan berkata seperti itu And, mati itu ada ditangan Tuhan. Kita harus kuat, Allah tidak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambanya."

"Kamu benar buktinya, setelah bertemu denganmu aku merasa punya tujuan hidup lagi."

"Sabar ya An, aku yakin kamu kuat kok ngejalanin semua ini." Andreas mengangguk lalu tersenyum bahagia. Tangannya menarik tangan Afiqah membawanya mendekat ke mulutnya, dengan lembut mengecupi tangan gadis itu.

"Kamu tahu apa tujuan hidupku sekarang?" Tanya Andreas. Afiqah menggeleng tidak tahu, tangannya masih bergerak mengelus rambut Andreas sayang.

"Hidup bahagia bersama kamu." Hal itu membuat Afiqah tersipu mendengarnya. Tanpa sadar rona merah itu tercipta.

"Kalau kita menikah nanti. Aku berjanji akan jadi suami yang baik untuk kamu. Aku tidak akan selingkuh dengan wanita lain. Aku akan mencintai kamu selamanya. Kamu jugakan?" Ucapan Andreas membuat Afiqah tersadar dengan apa yang ia lakukan saat ini. Jantungnya bergemuruh menahan sesak, bukankah yang ia lakukan saat ini sama saja dengan apa yang dilakukan ayah Andreas. Ia berselingkuh di belakang Arsena yang notabennya suaminya. Namun suara hati Afiqah yang lain mengatakan jika yang ia lakukan ini tidak salah. Ia tidak perlu merasa berdosa kepada Tuhan karena telah berbuat seperti ini di belakang Arsena. Mereka tidak saling mencintai. Tuhan pasti akan mengerti posisinya. Ia yang di jebak disini. Andai saja ia tidak menikah dengan Arsena pasti rasa bersalah ini tidak akan muncul.

"Sayang... Kok melamun?" Afiqah tersadar kemudian dia mengangguk sambil mengatakan ya akan pertanyaan Andreas tadi. Seandainya Andreas tahu ia sudah menikah apakah ia akan meninggalkannya? Afiqah terdiam kembali, ia merasa menjadi perempuan yang jahat karena telah mempermainkan hati orang sebaik Andreas. Laki-laki itu pasti akan membencinya, mengingat Andreas terluka oleh ayahnya sendiri.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Ngak ada kok." Andreas yang awalnya tertidur di pangkuan Afiqah bangkit dan menghadap Afiqah.

"Lain kali jangan melamun saat bersama aku. Jangan memikirkan apapun selain aku. Kamu mengerti?" Afiqah mengangguk, dengan senyum penuh kemenangan Andreas mendekatkan diri ke arah Afiqah. Laki-laki itu mencium kening gadis itu. Afiqah terkejut ini kali pertamanya ia dicium oleh pria. Ia mengerjakan mata tidak percaya dengan apa yang Andreas lakukan.

"Sudah ayo kita ke sekolah. Kamu tenang aja kita ngak akan di hukum. Aku tahu kok jalan yang aman buat kita masuk."

Afiqah masih terdiam. Ia hanya menanggapi Andreas sekenanya, ia masih terkejut dengan sentuhan Andreas yang tiba-tiba. Ada sedikit rasa bersalah di hatinya. Ini tidak benar seharusnya ia tidak melakukan ini. Ini melebihi batas kewajaran, ayahnya selalu mengajarkannya  untuk menjaga izzahnya (kehormatannya) sebagai wanita terhadap laki-laki yang bukan mahramnya. Namun sekarang ia membiarkan laki-laki di hadapannya ini menyentuhnya. Hati Afiqah dilema dilain sisi ia senang karena diperlakukan romantis seperti film-film yang ditontonnya tapi disatu sisi ia merasa berdosa.

Ia jadi teringat wajah sendu Arsena tadi pagi. Ia tidak sengaja melihat Arsena yang mengintip dirinya ketika Andreas menjemputnya di depan gerbang. Apa yang akan pria itu lakukan jika dia tahu hal ini? Afiqah menggelengkan kepalanya untuk apa ia peduli dengan perasaan Arsena. Ia tidak mencintai pria itu. Jadi biar saja pria itu menderita, lagi pula bukannya itu tujuannya agar Arsena membencinya lalu menceraikannya sehingga ia bisa bersama dengan Andreas.

"Kamu masih belum terbiasa ya sama aku." Ujar Andreas, ia bisa melihat dengan jelas kecanggungan Afiqah ketika ia menyentuh gadis itu.

"Iya, aku belum pernah melakukan itu."

"Berarti aku yang pertama bukan?" Afiqah tersenyum malu-malu.

"Aku pastikan akan selalu menjadi yang pertama di hidupmu untukmu sayang, Andreas hanya untuk Afiqah seorang. " namun sepertinya Afiqah lupa jika tadi pagi Arsena menciumi gadis itu. Afiqah yang awalnya tersenyum langsung cemberut disaat kilasan kejadian Arsena yang membangunkannya tadi pagi muncul. Bukan Andreas yang pertama tapi Arsena. Sepertinya ini sudah menjadi takdir untuknya. Dihadapkan dengan hidup yang sedemikian rupa. Hancur sudah kisah cinta pertamanya.

****
Jangan lupa follow Instagram @wgulla_

Gimana stop atau lanjut?

Jangan lupa Vote and Coment cerita ini..

Gratis kok!!

Love you ♥️️

Continue Reading

You'll Also Like

479K 6.5K 7
Follow dulu sebelum membaca 🙏 Nadya Larasati Adara atau biasa dipanggil Laras merupakan salahsatu murid SMA 21 yang cukup terkenal sekaligus banyak...
10.8M 975K 58
FOLLOW DULU SEBELUM BACA, Privat!! Spin off Arsena Cover by @putri_graphic Jangan baca kalau nggak mau jadi Sarjana Bucin 😜 Mengabdi adalah bukti ci...
5.4M 187K 52
Bagi Kalila yang selalu dibanding-bandingkan dengan saudari kembarnya adalah hal yang paling menyebalkan. Di keluarganya, karir lebih penting dibandi...
2.4M 30.3K 29
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...