Rombongan Zhuoyue sampai di ibu kota. Mereka segera pergi ke kediaman suku serigala merah. Halaman suku serigala merah tidaklah terlalu besar. Tidak ada halaman pribadi yang terpisah kecuali milik kepala suku dan aula untuk tamu. Halamannya pun relatif sederhana. Tak ada bunga, hanya beberapa pohon hijau dan kolan ikan kecil yang menghiasi kediaman itu.
Zhuoyue Tinggal di kamar Zhi Yu yang terletak si sebelah barat. Kamar itu cukup luas untuk mereka berdua. Zhuoyue menyimpan barang bawaan mereka dekat dengan lemari pakaian.
"Akhirnya kita sampai. Aku sudah lelah duduk lama di kereta." ucap Zhi Yu.
"Kalau begitu beristirahat lah. Aku akan pergi ke dapur untuk membawakanmu air dan makanan."
"Terima kasih. Aku sangat beruntung menikah dengan mu."
"Aku senang jika kau berpikir begitu."
Zhuoyue keluar dari kamarnya dan meminta pelayan untuk membawakan makanan ringan. Dia kemudian pergi untuk membawa sebaskom air dan handuk kecil.
"Adik ipar, kau au kemana?"
"Aku akan membawakan Zhi Yu air."
"Kenapa tidak meminta pelayan?"
"Aku sudah meminta pelayan membawakan makanan."
"Begitu. Zhi Yu memang tidak terbiasa perjalanan jauh."
"Apakah Zhi Yu pernah tinggal di ibu kota?"
"Pernah. Sekitar tiga tahun."
"Oh."
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Tidak. Hanya ingin tahu."
"Mungkin baik untuk membawanya beralan-jalan. Tapi kau harus ingat, dia adalah wanita yang sudah menikah. Tak bisa sembarangan keluar atau pun menampakkan wajah terlalu sering."
"Baiklah."
Zhuoyue kembali ke kamarnya dngan baskom dan air.
"Pelayan sudah membawakan makanan?"
"Belum. Aku kira kau yang akan membawakannya."
"Aku membawakan air."
"Untuk apa air itu?"
"Untuk membasuh wajah, leher, kemudian kaki mu."
"Eh?"
"Perjalanan ini melelahkan. Air ini akan membuatmu lebih baik."
"Terima kasih."
Zhuoyue membasahi handuk kemudian meremasnya. Dia memberikan handuk itu pada Zhi Yu.
"Nanti malam aku akan pergi ke suatu tempat."
"Kemana?"
"......"
"Apa itu rahasia?"
"Ya. Aku ingin mengirimakn kabar pada seseorang."
"Oh."
Zhuoyue mengambil handuk basah lagi. Dia berlutut dan melepaskan kaos kaki Zhi Yu.
"A-apa yang kau lakukan?"
"Aku ingin memijat kaki mu."
"Ti-tidak usah!"
"....."
"A-aku tak terlalu lelah."
"Oh."
Zhuoyue meletakkan Handuk kedalam baskom. Tak lama kemudian seorang pelayan datang membawa makanan. Kemudian pelayan itu pergi membawa baskom kembali.
"Makanlah sedikit sebelum tidur."
"Bagaimana dengan mu?"
"Aku akan pergi sekarang."
Zhi Yu tiba-tiba menarik lengan bajunya.
"Aku tak akan lama. Kalau semuanya lancar, sebelum pagi aku sudah kembali."
".....Kalau begitu hati-hati."
"Aku tidak akan melakukan hal-hal berbahaya."
"......."
"Baiklah. Aku pergi dulu."
Zhuoyue pergi keluar dari rumah secara diam-diam. Di balik bayang-bayang Zhi Yin melihat saudara iparnya pergi.
.
.
Zhuoyue pergi melalui bayang-bayang. Karena merubah penampilannya, dia sama sekali tak mencolok dan membaur dengan orang-orang di jalan. Langkahnya tak cepat maupun lambat, namun dengan pasti dia pergi menuju kediaman kaisar Barat.
Zhuoyue melangkah dengan hati-hati. Dia dengan bebas dapat masuk keistana. Tapi yang menjadi penghalang adalah jika dia bertemu dengan penjaga bayangan. Zhuoyue tidak pernah tahu bagaimana kemampuan mereka. Tapi mereka sangat kuat.
Sekarang Zhuoyue sedang berjongkok di atap. Waktunya datang benar-benar buruk. Saat ini kaisar sedang bermalam dengan salah satu selirnya.
Tiba-tiba dia dikelilingi oleh lima orang berpakaian hitam.
"Kau siapa?"
Zhuoyue menyerahkan surat pada mereka.
"Serahkan ini pada kaisar."
"Siapa kau?"
"Aku? Aku pangeran kelima dari kerajaan tengah."
"Pangeran?"
"Sudahlah. Aku akan berkunjung lain kali."
Zhuoyue bangkit dan hendak pergi.
"Kau tak bisa pergi."
"Kenapa?"
"Kami tak bisa membiarkan orang mencurigakan masuk dan keluar istana."
"Untuk apa kalian menahan ku. Aku belum melakukan perbuatan tercela. Yang aku lakukan adalah berjongkok diatap. Siapa tahu kaisar tidak akan keluar saat ini."
"...."
"Aku harus pulang sekarang. Aku belum beristirahat saat tiba di sini."
"Jika kau ingin bertemu kaisar. Kau bisa tinggal di sini."
"Tidak. Aku harus pulang sebelum fajar. Lagipula hal-hal yang ingin aku katakan ada pada surat itu. Sebaiknya kalian menyerahkan surat itu dengan aman."
"Dimana kiranya kaisar dapat menemui mu."
"Apakah aku cukup bodoh untuk harus menyebutkan lokasi ku?"
"....."
"Lihatlah tangan kurusku. Bisakah aku menyakiti kaisar kalian?"
"......"
"Setelah membaca surat itu, kaisar akan merespon. Jika dia tidak merespon, aku akan pulang dengan damai kembali ke kerajan Tengah."
Tanpa dihalangi lagi, Zhuoyue kembali ke kediaman Suku Serigala Merah.