[2] The Origin | NCT✔ [Open P...

De milyzaleaa

155K 25.3K 5.2K

Dark Web 2/2 [COMPLETED] Kisah Mark terus berlanjut, masih banyak misteri di dalam hidupnya yang tidak ia ke... Mai multe

WARNING!!! Baca Sampai Akhir!!
The Origin
The Origin (DW): 00
The Origin (DW): 01
The Origin (DW): 02
The Origin (DW): 03
The Origin (DW): 04
The Origin (DW): 05
The Origin (DW): 06
The Origin (DW): 07
The Origin (DW): 08
The Origin (DW): 09
The Origin (DW): 10
Question
The Origin (DW): 11
The Origin (DW): 12
The Origin (DW): 13
The Origin (DW): 14
The Origin (DW): 15
The Origin (DW): 16
The Origin (DW): 17
The Origin (DW): 18
The Origin (DW): 19
The Origin (DW): 20
The Origin (DW): 21
The Origin (DW): 22
The Origin (DW): 23
The Origin (DW): 24
The Origin (DW): 25
The Origin (DW): 26
The Origin (DW): 27
The Origin (DW): 28
The Origin (DW): 29
The Origin (DW): 30
The Origin (DW): 31
The Origin (DW): 32
The Origin (DW): 33
The Origin (DW): 34
The Origin (DW): 35
The Origin (DW): 36
The Origin (DW): 37
The Origin (DW): 38
The Origin (DW): 39
The Origin (DW): 41
The Origin (DW): 42
The Origin (DW): 43
The Origin (DW): 44
The Origin (DW): 45
The Origin (DW): 46
The Origin (DW): 47 [END]
The Origin (DW): EPILOG
Dark Web 3
Pre Order Dark Web
Trailer dan Spoiler
Promo 11.11
Open Early PO & Giveaway
Pemenang Giveaway
Finally! Pre-Order DW Universe

The Origin (DW): 40

2.2K 418 49
De milyzaleaa

Jaehyun mengecek ponsel setelah mendapat lokasi yang baru saja dibagikan oleh Chenle. Untung saja Jaehyun sempat meminta bantuan Chenle untuk mencari lokasi Jisung dengan bantuan teknologi milik perusahaannya.

Jaehyun merasa lega sekarang, akhirnya semua bisa terkendali. Lokasi Jisung disekap sudah ketemu, sekarang, mereka hanya tinggal menuju ke sana. Mark juga sudah lumayan tenang setelah meminum obat.

Tadi Mark sedikit kambuh, gejalanya selalu sama. Kepalanya sakit dan ia terus merasa bersalah atas hilangnya Jisung. Jaehyun jadi khawatir dengan keadaan Mark, apalagi anak itu kuliah di jurusan kedokteran. Bukankah akan jadi pertimbangan orang lain saat seorang dokter mengalami gangguan psikis?

Siapa orang yang mau berobat dengan dokter yang tidak sehat? Bahkan orang gila saja akan menolak.

"Tidurlah hyung, tubuhmu butuh istirahat." Jaemin membisiki Mark pelan, takut mengganggu orang lain di dalam mobil yang terlihat sedang memikirkan banyak hal.

"Kamu juga Jaem." Mata Mark mulai tertutup, kepala ia nyamankan di sandaran jok, mengatur posisi tubuh sebaik mungkin sebelum akhirnya jatuh terlelap.

Jaemin melirik Mark, terlihat begitu jelas raut wajah Mark yang kelelahan. Pasti rasanya berat sekali, melalui hal berat sendirian, harus kuliah, menangani gangguan psikis, dan mencari Jisung yang hilang. Jaemin merasa kasihan pada Mark, harusnya Mark istirahat saja, kalau perlu, Mark melakukan pengobatan lagi untuk traumanya.

Jaemin memilih memejamkan mata setelah mendengar dengkuran halus dari Mark, menyamankan posisi, Jaemin mulai masuk ke alam bawah sadarnya, istirahat sebentar selama perjalanan.

.
.
.

Sebuah gudang tua tak terpakai, lembab, jauh dari keramaian adalah tempat dimana Jisung katanya disekap. Kondisi gudang yang tak terawat membuat Jaehyun semakin yakin lagi kalau besar kemungkinan Jisung disekap di dalam.

"Melangkah pelan-pelan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara apapun." Jaehyun memberitahu lima orang lain yang mengikutinya di belakang.

Sebelum mereka masuk ke dalam, Jaehyun tiba-tiba membagi tugas dadakan kepada lima orang yang mengikutinya. "Johnny hyung, periksa apakah ada pintu masuk lain ke dalam gudang. Lucas, periksa sekitar, perhatikan orang yang kemungkinan bersembunyi di balik semak atau bangunan lain. Jeno, Jaemin, dan Mark, kalian ikut aku."

Semuanya mengikuti perkataan Jaehyun. Johnny dan Lucas berpisah untuk menjalankan tugas sendiri. Sementara Jaehyun mulai berjalan ke pintu masuk gudang, melangkah sepelan mungkin tanpa menimbulkan suara.

Mark di belakang sudah tidak sabar, tapi dia tetap mengikuti perintah Jaehyun yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam menyerbu penjahat di TKP.

Kriet.

Pintu gudang dibuka pelan oleh Jaehyun.

Gelap.

Tidak ada apapun yang terlihat di dalam gudang, Jaehyun langsung merogoh sakut jaket, mengeluarkan senter kecil, lalu menghidupkannya. Dengan langkah pelan, Jaehyun mulai memasuki gudang, memeriksa secara menyeluruh isi gudang.

Senter diarahkan ke segala arah, menyinari benda-benda tak terpakai yang berdebu.

"Sepi sekali." Jaehyun terus berjalan, memasuki gudang lebih jauh.

Mark, Jeno, dan Jaemin juga ikut masuk, mereka berjaga di posisi masing-masing. Mark membelakangi Jaehyun, berjalan mundur, Jaemin di tengah Jaehyun dan Mark, berjalan menyamping, saling mengadu punggung dengan Jeno di sisi lain.

"Kau yakin Jisung ada di sini, hyung?" Mark bertanya, ia mulai merasa tidak yakin dengan keberadaan Jisung di tempat ini. Pasalnya, tempat ini sangat sepi, tidak ada tanda-tanda orang atau apapun.

"Kita harus mencari lebih jauh Mark."

"Tapi tempat ini terlalu sepi."

"Ssshhh.."

Jaehyun menajamkan pendengaran, ia seperti mendengar suara lain setelah Mark menyelesaikan ucapannya.

"Ssshhh.."

"Hyung!" Mark berseru, tapi Jaehyun mengangkat tangan.

"Diamlah Mark!" Jaehyun berjalan ke sisi lain. "Kalian mendengar suara tidak?"

Jaemin, Jeno, dan Mark kini mengubah posisi mereka, berdiri saling menyamping memandangi Jaehyun.

"Suara?" Jeno juga mulai menajamkan pendengaran saat Jaehyun bilang ada suara di dalam gudang yang mereka masuki.

"Ssshhh.."

"Aku mendengarnya." Jaemin berseru, menunjuk bagian gelap gudang yang tidak disoroti senter. "Dari arah sana."

"Kita ke sana." Jaehyun memimpin, berjalan lebih dulu seraya mengarahkan senter untuk melihat sesuatu yang memiliki suara tadi.

"Tunggu!" Jaehyun berhenti, tangan ia angkat ke atas, menyuruh tiga orang di belakangnya berhenti juga.

Senter Jaehyun menyoroti dua pasang kaki yang berada dekat dengan kaki kursi, sepertinya orang itu tengah duduk. Ada tali juga di lantai sekitar dua pasang kaki, sepertinya tali itu sudah dilepas.

Jantung Jaehyun bergemuruh, perasaannya semakin tidak karuan. Ia takut kalau kaki yang terlihat olehnya itu adalah kaki Jisung.

"Kalian tunggu di sini." Jaehyun menyuruh tiga orang yang lebih muda menunggu di tempat semula, sedangkan ia berjalan menuju ke arah dua pasang kaki.

Jaehyun menaiki senternya semakin ke atas, melihat dengan jelas kedua tungkai kaki, lalu naik lagi, separuh badan. Saat sudah dekat, Jaehyun menyorot bagian wajah dari orang yang duduk di kursi.

Wajah Jaehyun kaget setengah mati saat mendapati orang yang ia cari tidak ada di sini, tapi, Xiaojun yang malah duduk di sana dan terluka.

"Xiaojun!" Jaehyun tahu nama anak ini, sudah jelas. Karena anak ini adalah kakak Renjun, dan ia sempat bertemu dengan Xiaojun di rumah duka.

"Mark, Jeno, Jaemin, cepat ke sini." Jaehyun memasukan ujung senter ke dalam mulut, menyoroti wajah Xiaojun yang mulai membiru. Kedua tangan Jaehyun menepuk pelan pipi Xiaojun

"Kenapa?" Mark terburu-buru,l menghampiri Jaehyun, bahkan ia hampir tersandung sesuatu tadi. "Loh? Xiaojun?" Mark menyingkirkan tangan Jaehyun dari wajah Xiaojun, beralih membangunkan Xiaojun dengan tangannya sendiri.

Tak.

Lampu gudang menyala tiba-tiba. Suasana di dalam gedung tiba-tiba semakin tegang, mereka takut kalau yang menyalakan lampu adalah musuh, apalagi dengan posisi tidak siap begini.

Jaehyun dengan senter di mulutnya, Mark memegangi dua pipi Xiaojun, lalu Jeno dan Jaemin yang berada jauh dari Jaehyun padahal mereka tidak membawa senjata apapun.

Suasana masih tegang sampai Lucas masuk ke dalam gudang dengan berjalan santai. "Kalian kenapa?" tanya Lucas ketika melihat wajah tegang Jaehyun dan yang lain.

Jaehyun menarik kasar senter dari mulut, mendengus kesal. "Haish, ternyata kau."

"Kenapa aku?" Lucas menunjuk dirinya sendiri.

"Kau kan yang menyalakan lampu gudang?" tuduh Jaehyun.

Lucas menggeleng sambil melambaikan kedua tangan. "Tidak! Bukan aku kok. Serius." Lucas membuat tanda peace.

Suasana kembali tegang lagi, mereka mulai memikirkan kemungkinan lain. Jangan-jangan, mereka hanya dijebak dengan melakukan pengalihan perhatian. Contohnya, membuat Xiaojun terluka agar mereka fokus menyelamatkannya, lalu orang-orang yang sudah bersembunyi sejak awal akan mulai menyerang dari berbagai sisi.

Ahh, seperti film action saja.

Tap. Tap.

Terdengar langkah kaki mendekati gudang, sebuah bayangan terlihat di pintu masuk gudang.

Degup jantung empat orang di dalam gudang mulai bergemuruh, menanti siapa yang akan masuk ke dalam gudang.

"Loh? Kok pada tegang?" Muncul sosok Johnny dengan wajah tak bersalah.

Jaehyun mengelus dada, Mark menghela nafas, Jaemin, Jeno, dan Lucas ikut lega.

"Hyung, jangan suka ngagetin deh." Jaehyun mematikan senter, memasukan ke dalam saku jaket. "Yang nyalahin lampu gudang ini hyung kan?"

Johnny mengangguk. "Iya, tadi waktu cari pintu masuk gudang yang lain, aku malah liat kotak listrik. Tidak ada pintu lain yang bisa mengakses gudang ini."

"Baiklah, sekarang kita selamatkan Xiao.."

"Sshh.."

"Xiaojun." Mark mengecek keadaan Xiaojun, ia baru sadar kalau Xiaojun terluka.

Xiaojun membuka mata pelan, pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah khawatir Mark. "Mark."

"Kamu terluka? Bagaimana keadaanmu? Dimana Jisung?"

"Mark, kalau mau bertanya satu-satu." Jaehyun mengintrupsi, ia juga baru menyadari Xiaojun terluka. Tadi, Jaehyun hanya bisa melihat waja membiru Xiaojun, tapi sekarang ia tahu hal apa yang membuat wajah Xiaojun membiru. Xiaojun terkena tembakan di bagian dada.

"Tidak apa hyung." Xiaojun mencoba bersuara walau sangat pelan, setiap kali ia berbicara, dadanya terasa sakit. "Mark, maaf aku tidak bisa menyelamatkan Jisung."

"Maksudmu?"

Xiaojun ingin menggerakan menggerakan tangan, menekan dada yang terasa sangat sakit, namun efek suntikan saraf itu belum menghilang dari tubuhnya, ia masih tidak bisa bergerak. "Jisung dibawa."

"Dibawa? Oleh siapa?"

"Taeyong hyung."

"HAH?"

Lima orang yang menjadi saksi atas kalimat Xiaojun kaget bersamaan.

Mark mengacak rambut frustasi. "Kenapa sekarang malah begini sih? Aku tambah khawatir kalau Jisung sama Taeyong hyung."

"Iya, kamu harus khawatir Mark. Sebab, Jisung akan lebih terancam jika bersama Taeyong hyung." Xiaojun berusaha menjelaskan di tengah rasa sakitnya.

"Maksudmu?"

"Aku dengar pembicaraan Winwin gege dan Kun gege sebelum Taeyong hyung datang membawa Jisung."

"Apa? Apa yang mereka bilang?" Mark bertanya tidak sabaran.

"Mereka bilang, alasan Jisung diculik oleh Tuan Zhong adalah karena Jisung sangat penting bagi Tuan Lee. Karena waktu pertama kali Tuan Zhong merencakan penyerangan ke markas Tuan Lee, Tuan Zhong memang berniat menculik salah satu anak Tuan Lee. Antara kamu, dan Jisung." Xiaojun terus menjelaskan. "Mark, bisa menekan dadaku? Rasanya sakit sekali setiap aku berbicara. Tanganku tidak bisa digerakan karena mereka menyuntikan cairan penghenti kerja saraf."

Mark kaget luar biasa. Xiaojun juga dibuat lumpuh sementara? Padahal mau bagaimanapun, Xiaojun ini pernah menjadi bagian dari mereka kan? Kenapa mereka sejahat itu?

"Tolong Mark, aku akan menjelaskan semuanya sebelum aku pergi."

Mark menggeleng. "Tidak! Jangan berbicara yang aneh-aneh. Kamu pasti selamat, aku yakin."

"Tidak ada waktu untuk memikirkan keselamatanku, Mark. Aku harus menjelaskan semuanya." Xiaojun memejamkan mata saat tangan Mark menekan dadanya seperti yang ia minta.

Sakit sekali rasanya, tapi ini juga demi kelancaran pembicaraan yang sedang mereka bahas. "Mark, Tuan Zhong sudah tahu satu rahasia tentang Tuan Lee, apa yang sangat dibutuhkan Tuan Lee saat ini. Kamu tahu kan? Apa yang Tuan Lee sedang cari selama bertahun-tahun?"

Mark terpaku, mendengar pertanyaan itu dari Xiaojun. Ia sudah tahu apa jawabannya, jantung. Anggukan kepala Mark lakukan sebagai jawaban.

"Sebenarnya, Tuan Lee sudah mendapat jantung yang sangat cocok untuk Matthew."

Empat orang yang mendengarkan pembicaraan Mark dan Xiaojun berusaha mencerna. Walaupun Lucas terlihat sangat panim dengan keadaan Xiaojun, tapi dia tetap menghormati keinginan Xiaojun yang mau menceritakan segalanya.

"Siapa? Jantung siapa?"

"Jantungmu Mark, atau jantung milik Jisung."

Tubuh Mark melemas, tekanan tangannya di dada Xiaojun melonggar, membuat Xiaojun terbatuk-batuk.

"Uhuk. Uhuk." Darah mengalir keluar dari mulut Xiaojun.

"Xiaojun!" Mark panik, kembali menekan kuat dada Xiaojun.

"Mark, aku mungkin tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Tapi, aku berharap semua rencanamu berhasil. Tolong tangkap mereka semua yang telah mengganggu kehidupanmu. Aku minta maaf karena belum bisa memenuhi permintaanmu untuk bertahan sampai akhir." Xiaojun menarik nafas dalam, lantas menghembuskannya. "Mark, aku tahu adikmu yang sudah membunuh Renjun. Aku hanya ingin dengar jawaban iya atau tidak darimu, sebelum aku pergi. Aku mohon, Mark."

Air mata mengalir dari sudut mata Mark. Berat sekali menjawab pertanyaan Xiaojun yang satu ini, tapi ia akan tetap menjawabnya karena mungkin, ini adalah pertanyaan terakhir Xiaojun. "Ya, iya kamu benar. Jisung yang membunuh Renjun, atas permintaan Taeyong hyung."

Xiaojun tersenyum tipis, masih kesulitan menggerakan bibirnya, berbicara saja kurang jelas. Beruntung Mark dan yang lain masih bisa mengerti perkataan Xiaojun.

"Makasih Mark, sudah memberitahu yang sebenarnya. Ah iya, aku lupa satu hal. Kamu bisa merogoh saku celanaku? Disana ada memori card yang berisi rekaman penjelasan Kun tentang Tuan Zhong, Culture, dan Tuan Lee. Sebelumnya rekaman itu sudah dihapus dari ponselku oleh Haechan, tapi aku bersyukur karena sudah mengira hal ini akan terjadi. Aku jadi mengcopy rekaman itu lebih dulu ke memori card dan membawanya terpisah dari ponsel."

Mark tidak tahu harus berterima kasih dengan cara apa pada Xiaojun. Semua hal yang Xiaojun lakukan sangat berarti baginya. "Terima kasih Xiaojun, terima kasih."

"Yeah, tidak perlu berterima kasih. Aku juga merasa senang sudah membantumu. Mungkin ini pertemuan terakhir kita, setelah ini, aku akan menyusul Renjun." Xiaojun mengalihkan pandangan, memandang Lucas yang berdiri tak jauh di depannya.

"Lucas, maaf ya tidak bisa menemanimu sampai akhir."

Lucas menutup hidung dan mulut dengan telapak tangan, berusaha keras menahan tangisan.

"Mark, tolong jaga Lucas baik-baik. Aku akan sangat berterima kasih padamu kalau Lucas bisa bertahan dan hidup bahagia sampai akhir." Xiaojun memejamkan mata, air mata menetes dari sudut matanya.

"Xiaojun, kamu harus bertahan."

"Tidak Mark, aku harus pergi sekarang." Mata Xiaojun mulai terpejam.

"Xiaojun! Jun!" Mark berteriak frustasi, apalagi saat ia merasa jantung Xiaojun tidak lagi berdetak, nafas Xiaojun mulai berhenti.

Mark panik, ia tidak bisa melakukan apapun. Dokter macam apa dia ini. Ahh Mark benar-benar merasa dirinya tidak bisa diandalkan.

Di dalam gudang, terjadi keheningan panjang setelah Xiaojun menghembuskan nafas terakhirnya. Semua orang hanya bisa menunduk dalam, menghormati keputusan Xiaojun sekaligus mendoakan yang terbaik untuknya.

Tbc.

Maaf baru bisa update.

Chapter ini paling panjang deh😂😂 hampir 2000 kata soalnya wkwk..

Ini bonus yaa karena semalem aku gak update😅

Continuă lectura

O să-ți placă și

S E L E C T E D De mongmong09

Polițiste / Thriller

312K 16.5K 30
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
672 99 17
"Nih, ada agensi open audisi nih!" Mimpi yang seharusnya dapat mereka capai dalam beberapa langkah lagi menjadi sirna begitu saja. Agensi itu bukan a...
1.8K 145 18
Mengisahkan 7 pemuda yang terjebak diruangan tak berujung. 🎸 Separuh Nafas - Dewa 19 • • • WARNING‼️ Typo bertebaran 🏆 #1 escape #2 escape #3 esca...
67.9K 14.4K 15
hwang hyunjin, baru saja pindah ke apartemen mewah. namun, baru sehari disana, ia sudah ingin pindah kembali ke apartemen lamanya. "percuma, aparteme...