Luke mengamati cewe yang lagi duduk di sebelahnya ini. rambut coklatnya digerai panjang. kepalanya mendongak, matanya terpaku pada langit-langit kamar. tangannya memegang botol obat.
"apa luke? risih gue diliatin gitu" matanya menatap luke tajam, melotot. Luke tertawa hambar. "lo cantik sih" "udah tau ew" kini cewe itu yang tersenyum.
"muka lo pucet. sakit ya mags?" tanya luke pelan. cewe itu terdiam.
"jantung kumat itu tiba-tiba, gaada yang tau. bisa aja detik itu juga, orang yang ngalamin langsung meninggal. nah. kalo detik ini tiba-tiba gue berhenti nafas gimana?"
"gue minum pil sebanyak-banyaknya dan nitip surat bilang ke nyokap biar dia ambil jantung gue terus jantungnya buat lo. kita bakalan immortal. gue janji"