Valentine day [βœ…]

By xoo_49

188K 24.7K 1.4K

Haechan benci hari Valentine karna Valentine merupakan hari yang penuh cinta. Dan Haechan muak dengan cinta. ... More

prolog
part 1 (the bad day ever)
part 2 (Jaehyun hyung)
part 3 (Lee Jeno)
part 4 (Valentine day)
part 5 (Good morning, Sunshine!)
part 6 (Markhyuck's story)
part 7 (Perfect Mark Lee)
Highway to heaven
part 8 (like a real couple)
part 9 (Jealous)
part 10 (a gift)
part 12 (Realita)
part 13 (End)
epilog
Cupid
your wish

part 11 (Wrong request)

8.7K 1.2K 92
By xoo_49

Tuhan... Tolong kabulkan permintaanku ya...
Biarkan aku memiliki kekasih sebentaarrr... Saja.
Setidaknya seminggu.
Aku pasti akan bersyukur padamu. Janji.

***

Gerakan halus sedikit mengganggu tidur Haechan. Ia merasa rambutnya sedang dimainkan. Pipinya juga terasa ditusuk-tusuk, ditepuk-tepuk, dielus, bahkan dicubit.

Seperti de javu, Haechan membuka mata dan menemukan dada Mark tepat didepannya. Dengan sedikit malas, ia memundurkan wajah dan mendongak. Mark dengan rambut acak-acakannya tersenyum kearah Haechan. "Bangun Sunshine, kita harus sekolah"

Semuanya terasa persis seperti seminggu lalu. Mark yang mengganggu Haechan untuk bangun. Bedanya, sekarang Haechan justru menyamankan dirinya kembali dan memeluk Mark dengan erat meskipun tahu kalau itu bukan Taeyong. "Sebentar lagi Mark hyuuunnggg..." ucapnya dengan nada manja.

"Kita bisa terlambat nanti" ujar Mark. Berkebalikan dengan tangannya yang malah balas memeluk Haechan erat. Mambuat Haechan semakin nyaman dalam dekapannya.

"Ayo membolos sekolah lagi..." ucap Haechan sambil tersenyum memandang kearah Mark. "Ternyata, membolos sekolah itu menyenangkan juga"

"Hmm... Mulai nakal..." gumam Mark sambil mencubit keras hidung Haechan. Yang langsung dihadiahi cubitan balik pada perut ratanya. "Sakit hyuuunnggg..."

"Cubitanmu juga sakit sayang..." keduanya saling mengelus bekas cubitan dari pasangannya. Kemudian tertawa bersama.

"Ayo, kita harus sekolah" ajak Mark yang bangkit terlebih dahulu dari ranjang. Tangannya ia ulurkan untuk membantu Haechan berdiri dan disambut dengan suka rela.

"Hyung mandi, aku membuat sarapan, oke!"

"Oke" ucap Mark sambil mencuri satu kecupan di bibir Haechan dan melarikan diri memasuki kamar mandi. Membuat Haechan sedikit blank sebelum berteriak sangat keras di detik berikutnya.

"HYUUUNNGGG!!!"

Haechan malu. Wajahnya merah dan panas. Kenapa harus ada morning kiss? Seperti pasangan yang sudah menikah saja.

Aduh! Pikiran Haechan mulai melantur.

***

Hari ini, Haechan merasa seperti mengganti hari kemarin. Mark dan dirinya pergi ke sekolah bersama sebagai sepasang kekasih. Catat! Baru kemarin lusa ia mengakui hubungannya dengan Mark. Jadi pergi ke sekolah yang dulu-dulu tidak bisa dikategorikan sebagai pergi bersama bagi sepasang kekasih. Dan Haechan tidak bisa menyembunyikan senyumnya sekarang.

"Kau senang sekali?" tanya Mark. Ia ikut-ikutan tersenyum saat melihat Haechan yang dari tadi tersenyum.

"Karena kita pergi ke sekolah bersama..." jawab Haechan.

"Kita selalu pergi ke sekolah bersama..." Mark pura-pura memasang wajah datar.

"Kemarin tidak" jawaban Haechan langsung membuat Mark teringat kejadian kemarin. Saat ia yang bingung memberi alasan pada Haechan karena harus pergi bersama Kang Mina dan memilih untuk menghindari Haechan malah berakibat Haechan yang cemburu. Iya, memang Mark yang salah karena tidak jujur sejak awal.

"Aku minta maaf..." ucap Mark kembali merasa bersalah.

"Tidak apa hyung... Aku sudah tidak marah" jawab Haechan sambil tersenyum menyipitkan kedua matanya. Jangan lupakan dua gigi yang menyembul lucu diantara bibirnya. Andai Mark tidak berada di tempat umum, sudah pasti ia akan menghadiahi Haechan dengan ciuman. Kenapa Haechan bisa sangat pengertian dan semenggemaskan itu?

"Pulang sekolah nanti, ayo berkencan" ajak Mark. Ia ingin memberi kekasihnya hadiah karena sudah menjadi kekasih yang sangat baik.

Tanpa berpikir dua kali, Haechan langsung mengiyakan ajakan kencan Mark. Ia semakin menyamankan diri bersandar ke tubuh Mark yang berada di belakangnya —karena tidak mendapat kursi bus—. Menghabiskan sisa perjalanan ke sekolah dalam diam sambil berbagi earphone dengan lagu yang lagi-lagi dipilihkan Haechan.

***

"Jadi, kenapa kemarin kau tidak masuk sekolah?" tanya Jaemin mengintrogasi. Kemarin Jaemin mencari-cari Haechan seharian karena ia ingin memamerkan ponsel barunya. Tapi ia tidak menemukan Haechan dimanapun sampai Jeno mengatakan kalau Haechan tidak masuk sekolah. Bahkan Jeno yang teman sekelas Haechan juga tidak tahu kenapa Haechan tidak masuk sekolah.

"A-ku... Eung..." Haechan mencoba mencari alasan. Ia tidak ingin terlihat kekanakan di depan Jaemin. Tidak mungkin kan ia mengatakan bahwa ia membolos sekolah karena cemburu melihat Mark datang ke sekolah bersama Kang Mina, bukan dengan dirinya. Meskipun kenyataannya memang demikian.

"A-aku harus pergi ke perusahaan Taeyong hyung. Ya, pergi ke perusahaan" jawab Haechan tidak meyakinkan.

"Untuk apa? Kau kan masih sekolah..." Jaemin tidak yakin.

"Ya!! Aku ini juga mendapat bagian di perusahaan keluarga ku ya... Jadi tidak ada salahnya untuk mengeceknya sesekali" Haechan mencoba berkelit.

"Dan kenapa harus mengecek disaat hari masuk sekolah? Kenapa tidak akhir pekan saja?" Jaemin dan keingintahuannya yang tidak bisa dipisahkan.

"Cerewet! Akhir pekan aku berkencan dengan Mark hyung. Lagi pula, itu perusahaan keluargaku terserah aku ingin mengunjunginya kapanpun"

"Eih... Berkencan... Memangnya kau sudah ingat Mark hyung? Seminggu yang lalu kau masih bertingkah amnesia, sekarang kenapa sudah berkencan? Amnesiamu sudah sembuh?"

Haechan terdiam. Kenapa Jaemin harus mengingatkannya sih? Haechan kan kembali bimbang antara mimpi atau amnesia.

Melihat raut wajah Haechan yang menyendu, Jaemin menepuk pundak Haechan pelan. "Belum ingat ya? Tidak apa... Jangan sedih, nanti juga teringat sendiri"

"Aku tidak sedih... Aku bahagia seperti ini. Tidak apa aku tidak mengingat apapun. Yang penting sekarang aku masih bersama Mark hyung" jawab Haechan. Ia hanya takut kalau ia mengingat kenyataan malah membuatnya berpisah dengan Mark. Haechan sudah terlalu menyukai perannya sebagai kekasih Mark.

Jangan sampai apa yang dipikirkannya selama ini menjadi kenyataan.

Semoga ini bukan mimpi...

Semoga aku memang amnesia...

***

Hiruk pikuk pejalan kaki menjadi teman kencan Mark dan Haechan. Kalau kemarin mereka memilih taman hiburan sebagai tempat kencan, maka kali ini mereka berdua memilih Hongdae untuk berkencan dan menghabiskan sisa hari. Mereka bahkan tidak berganti pakaian dan hanya melapisi seragamnya dengan hoodie.

Haechan tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dengan Mark. Mereka mencoba setiap makanan dan melihat setiap pertunjukan yang disuguhkan oleh beberapa anak muda yang masih berseragam seperti mereka.

"Hyung, coba menari seperti mereka... Pasti terlihat keren!!" Haechan menunjuk sekumpulan remaja yang sedang mengcover dance salah satu grup boyband.

"Aku bahkan bisa menjadi member boyband kalau menari seperti mereka" jawab Mark narsis dan langsung dihadiahi tawa Haechan.

"Kalau hyung jadi member boyband, aku akan menjadi fanboy hyung"

"Dan aku akan selalu menoticemu" ucapan Mark langsung membuat Haechan sedikit memerah. Uh, sempat-sempatnya Mark menggombali Haechan.

"Tidak jadi, aku tidak ingin menjadi fanboy hyung. Aku ingin menjadi member boyband seperti hyung saja"

"Kenapa?" tanya Mark heran.

"Supaya kita bisa menjalin hubungan diam-diam. Kalau aku menjadi fanboy hyung, kita tidak bisa menjadi sepasang kekasih"

Mark tersenyum sambil mengusak rambut Haechan. "Kalau begitu, kita jadi orang biasa saja supaya bisa berhubungan tanpa diam-diam"

Haechan balas tersenyum.

.

Setelah berkeliling sambil melihat beberapa pertunjukan tari, Mark membawa Haechan menuju salah satu penyanyi jalanan. Mark dengan tanpa malu meminjam gitar dari salah satu penyanyi tersebut.

I can't write one song that's not about you
Can't drink without thinkin' about you
Is it too late to tell you that
Everything means nothing if I can't have you?

Mark mulai menyanyikan lagu sambil memetik gitar hasil pinjaman dari penyanyi jalanan tersebut.

I'm in Toronto and I got this view
But I might as well be in a hotel room, yeah
It doesn't matter 'cause I'm so consumed
Spending all my nights reading texts from you

Jangan tanya bagaimana kondisi Haechan, jawabannya sudah pasti meleleh. Mark menyanyikan lagu if I can't have you tanpa mengalihkan pandangannya dari Haechan.

Oh, I'm good at keepin' my distance
I know that you're the feelin' I'm missing
You know that I hate to admit it
But everything means nothin' if I can't have you

Bagaimana ini? Haechan jadi semakin mencintai Mark.

I can't write one song that's not about you
Can't drink without thinkin' about you
Is it too late to tell you that
Everything means nothing if I can't have you?

I can't write one song that's not about you
Can't drink without thinkin' about you
Is it too late to tell you that
Everything means nothing if I can't have you?

"Haechan-ah... Saranghae..." ucap Mark di akhir nyanyiannya. Membuat semua orang yang berada disana langsung bersorak menggoda Haechan. Haechan kan jadi malu...

Kenapa Mark—cheesy—Lee itu memalukan sekali?

***

Haechan dan Mark memutuskan untuk pulang saat gerimis mulai berjatuhan meskipun belum terlalu larut malam. Mereka tidak mau sakit karena kehujanan dan kembali tidak masuk sekolah lagi.

Benar saja, tak lama setelah mereka berdua memasuki bus, gerimis itu berubah menjadi hujan yang sangat lebat. Haechan bahkan tidak bisa melihat keluar jendela bus.

"Hyung... Hujannya lebat" gumam Haechan.

"Kau kedinginan?" tanya Mark sedikit khawatir. Ia mulai menggosok-gosok kedua tangannya lalu menangkup pipi Haechan.

"Tidak hyung..." Haechan berkata jujur. Ia memang tidak kedinginan. Hanya saja, ia merasa sedikit tidak nyaman. Perasaannya terasa sangat tidak enak.

Haechan mengambil kedua tangan Mark yang berada di pipinya. Berganti menjadi genggaman tangan yang sangat erat. Perasaan takut tiba-tiba muncul di hatinya. "Hyung... Aku... Takut" Haechan rasa dirinya ingin menangis. Entahlah... Ia tidak bisa mengungkapkan perasaan resah di hatinya.

Mark berganti memeluk Haechan. Mengelus punggung sempitnya. Mencoba menenangkan. "Tenanglah... Hyung disini"

Haechan mengangguk, membenarkan ucapan Mark. Juga menenangkan hatinya. Ia memejamkan mata dan bersandar pada pundak Mark. Menikmati keheningan diiringi suara air hujan yang jatuh sebelum suara benturan yang sangat keras di sertai pekikan penumpang bus memenuhi pendengarannya.

Haechan tidak tahu apa yang terjadi, ia hanya merasa dunianya seakan berputar dan pandangannya yang semula gelap menjadi semakin gelap. Sesuatu yang basah dan panas serta sedikit lengket mengalir di wajahnya.

Ini bukan mimpi kan?

Tbc

Haloo... Ada yang nunggu? Gak ada?  Oh...

Maaf ya... Aku kelamaan gak update... 😅 abisnya terkena penyakit malas sih... Hehe.

Semoga suka deh sama part ini. Ini bikinnya belum baca ulang... Jadi harap maklum kalo ada typo banyak.

Udah gitu aja...

Beberapa part lagi kayaknya end. Makasih banyak udah baca cerita ini sampe sekarang. I love you... 😘😘😘

Satu lagi. Pinginnya sih ngucapin selamat ulang tahun buat Jaemin... Tapi kayaknya kelewatan. Hehe... 😅

Happy b'day nana... Maaf ya telat... Haha...

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 32.8K 30
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
3M 148K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
71.7K 8.3K 35
Mark sudah pergi untuk selama-lamanya. Itu adalah kenyataan pahit yang harus ku telan bulat-bulat. Demi menyambung kehidupanku yang sempat terdampak...
171K 20.8K 15
haechan officially the cutest baby to ever exist : : πŸ’Œ : : β†· click : 𝐰𝐰𝐰.#βƒžΠΌΞ±rΠΊΠ½yΟ…cΠΊ .𝐜𝐨.𝐒𝐝