Simple Love (✔️)

By sacchi_ys

6.3K 619 22

Hwang Yunseong, seorang dancer pemalu dihadapan orang asing harus menghadapi salah satu gadis tercantik di ka... More

Part 0 - Introduction
Part 1 - Begin #1
Part 2 - Begin #2
Part 3 - Strawberry Smoothie
Part 4 - Chemistry
Part 6 - My Star
Part 7 - You Are Weird
Part 8 - Problem
Part 9 - Confess
Simple Love | Season 2

Part 5 - Sunday Morning

518 53 2
By sacchi_ys

Yunseong memasang earphone dan bersiap untuk kembali ke asrama. Ia cukup lelah setelah seharian berada di studio untuk melatih kemampuan menarinya. Oleh karena itu, ia membawa hoverboard agar tidak perlu berjalan kaki.

"Oh! Yunseong-ah!" Yunseong yang sedang menjalankan hoverboard dengan pelan segera berhenti ketika mendengar seseorang memanggilnya.

Chaewon, suara yang memanggil Yunseong, berlari kecil mendekat.

"Apa kamu melakukan ini setiap hari? Bukankah kamu terlalu keras pada dirimu sendiri?" Chaewon membulatkan matanya lebar sambil melihat jam tangannya.

Yunseong diam. Sebenarnya dia terlalu terkejut. Pertama, mengapa Chaewon ada disini? Kedua, mengapa dia bertingkah seperti ini?

"Lalu apa yang kau lakukan disini?" Akhirnya Yunseong hanya mampu bertanya.

"Aku baru selesai kelas." Chaewon menampilkan wajah sedihnya.

Imut.

"Ah! Hoverboard!" Jari Chaewon menunjuk hoverboard biru yang dikenakan Yunseong.

"Mau mencobanya?"

Chaewon menggeleng, "Tidak. Aku tidak tahu caranya."

"Aku akan mengajarimu."

"Kalau begitu... Bagaimana jika akhir pekan kita olahraga pagi sebelum latihan?" Chaewon menangkup kedua tangannya di depan dada dan meloncat kecil. Wajahnya terlihat ceria dari sebelumnya.

"Ini seperti ajakan kencan."

"Ha?" Wajah ceria Chaewon berubah menjadi terkejut dalam sepersekian detik. Yunseong tertawa melihatnya.

"Aku hanya bercanda."

Chaewon bersiap untuk memukul Yunseong. Namun, apa daya pria itu lebih dahulu peka dan segera kabur.

"YA! Ini curang! Bagaimana bisa kamu mengenakan hoverboard dan aku berlari?!"

Yunseong berbalik dan mengendarai hoverboard-nya mundur. Ia menjulurkan lidahnya, mengejek Chaewon yang berlari mengejarnya.

***

"Sesuatu terjadi?" Chaewon duduk di samping Yunseong setelah mengambil dua botol air mineral untuk dirinya dan pria itu. Yunseong menerima air mineral itu dan mengucapkan terimakasih.

"Yohan hyung memaksa kami bertiga untuk olahraga. Biasanya, setiap Minggu pagi kami berempat berolahraga bersama. Sepeti yang diharapkan dari atlet Taekwondo."

Chaewon tertawa kecil. "Kalau begitu lakukanlah. Kita bisa berlatih setelah kalian selesai."

"Tidak!" Yunseong menjawab cepat. Dia bahkan hampir berteriak.

"Maksudku, aku sudah berjanji denganmu kemarin dan aku tidak bisa mengingkarinya," ucap Yunseong dengan suara kecil. Ia menggaruk pelan tangannya, mencoba menghilangkan rasa gugup.

"Selama teman-temanmu tidak masalah, maka dengan senang hati."

Keduanya tersenyum dan menikmati waktu istirahat setelah berjam-jam berlatih.

"Kenapa memilih klub dance? Pasti klub vokal sedih kehilangan salah satu anak emasnya."

"Kamu pernah mendengarkanku bernyanyi?"

"Apa kamu bercanda?" Yunseong mengetuk kening lebar Chaewon membuat pemilik kening mengaduh tak terima, bukan karena sakit.

Pria itu tak mengerti. Ia merasa bersalah dan mengusap pelan di mana ia mengetuknya. "Maaf."

Chaewon membiarkannya meski tahu Yunseong telah salah memahami arti mengaduhnya. Rasanya nyaman. Tangan pria ini benar-benar hangat dan Chaewon menikmatinya.

"Maksudku, kamu pernah mewakili kampus. Tentu saja semua penghuni kampus ini pernah mendengarkan suaramu."

Yunseong menarik tangannya dan merubah posisi duduk dengan mendekap kedua lututnya yang tertekuk di depan dada.

"Hanya." Chaewon menunduk. Kehangatan yang sempat ia rasakan hilang seiring dengan tangan Yunseong yang menjauh darinya. "Ingin menggerakan tubuhku."

"Bergerak tidak perlu sampai pindah klub, kan?"

Chaewon terdiam. Ia menatap Yunseong cukup lama.

Pria itu tahu Chaewon tengah menatapnya. Karena Chaewon tak kunjung mengatakan sesuatu, Yunseong balik menatapnya. Pandangan mereka saling terkunci beberapa saat.

"Apa aku bisa mempercayaimu?"

"Apa aku terlihat mencurigakan?"

Chaewon menggembungkan kedua pipinya, memasang raut kesal. Tapi justru terlihat imut dimata Yunseong.

"Selalu memutarbalikan pertanyaan," gumam Chaewon sambil membenarkan duduknya, menyandarkan punggungnya di dinding, di samping Yunseong dan mengikuti cara duduk pria itu -memeluk kedua lututnya.

"Aku ingin menghindari seseorang."

Tebakan Yunseong benar. Pria itu menolehkan kepalanya, menatap wajah Chaewon dari samping.

"Kamu pasti bisa menebak siapa orang itu."

"Apa... apa kamu belum bisa melupakannya?"

Chaewon menoleh, menatap tepat ke mata indah Yunseong. Ia tidak mengatakan apa pun, hanya menampilkan senyuman tipis.

***

Chaewon tertawa geli, namun tetap berhitung dalam hati. Hingga hitungan ke 50 ia bisa melihat Yunseong berlari melewati pintu.

"61! Ah, Hwang Yunseong gagal!" Chaewon menampilkan wajah sedih. Berakting mengusap sudut kedua matanya.

"Seperti yang diharapkan dari mahasiswi teather," ucap Yunseong disela-sela nafas pendeknya.

Chaewon tertawa pelan sebelum berpura-pura kecewa, "Bagaimana ini? Akan ada hukuman bukan?"

Yunseong menarik nafas panjang. "Aku akan membelikanmu minum."

Tepuk tangan dan suara tawa riang terdengar. Chaewon melompat-lompat kecil, tak sadar bahwa Yunseong menatapnya takjub. Jantungnya berdetak dengan cepat, membuatnya tidak nyaman namun ia menikmati. Baru kali ini Yunseong melihat wajah Chaewon yang seperti ini. Benar-benar terlihat tulus.

"Ayo! Ayo! Aku tidak sabar menaiki itu."

Untunglah Chaewon menyadarkannya. Mereka pun berjalan ke arah taman diiringi canda dan tawa.

Sesampainya di taman, hanya ada beberapa mahasiswa-mahasiswi yang melakukan jogging. Batin Yunseong lega karena sesungguhnya ia tidak suka orang-orang akan menatap mereka. Bukan karena dirinya, tapi karena gadis disampingnya ini.

"Cobalah menaikinya dulu," ucap Yunseong.

"Tapi terlihat menakutkan. Aku tidak bisa menyeimbangkan diriku."

"Aku akan menggenggam tanganmu."

Mereka berpegangan tangan dan Chaewon meremas kuat tangan Yunseong ketika kedua kakinya telah berada di atas hoverboard.

"Akh~ T-tunggu." Chaewon sedikit gemetaran karena takut. "A-apa... harus a-aku lakukan?"

"Tenanglah. Jangan takut." Yunseong menggunakan dua tangan untuk menggeggam tangan Chaewon. Satu saling bertautan dan satu lagi di punggung tangan Chaewon, mengusapnya perlahan.

"O-oh!"

Tautan tangan mereka terlepas perlahan, namun segera ditangkap cepat oleh Chaewon. "Museowo (takut)~"

"Bayangkan seperti berdiri di papan. Rileks, oke?"

"Tenang. Tenang," gumam Chaewon.

Perlahan Chaewon melepaskan genggaman tangannya. Ia mencoba untuk menyeimbangkan dirinya sendiri.

"Bagus. Tetap tenang dan rasakan."

"Bisa! Aku bi-"

Refleks Yunseong menahan tangan Chaewon agar tidak jatuh. "Ini sulit~"

Hampir satu jam hanya mereka gunakan agar Chaewon bisa seimbang. Beberapa kali Chaewon hampir terjatuh, jika Yunseong tidak segera menahannya. Meskipun Yunseong mulai merasa nyeri di telapak tangannya akibat remasan kuat Chaewon.

"T-tunggu! Aku bisa!"

Untuk kesekian kalinya, Chaewon melepaskan genggaman tangannya. Kini ia bisa menyeimbangkan dirinya walaupun dalam posisi kaku.

"Yunseong-ah! Aku bisa." Chaewon tertawa kecil. "Tolong fotokan kakiku."

Yunseong menghela nafas. Gadis ini benar-benar kecanduan media sosial.

***

Waktu telah menunjukkan pukul 10 pagi. Dua jam lebih mereka berlatih -lebih tepatnya Chaewon. Kini mereka duduk di bangku taman. Menikmati susu yang dibelikan oleh Yunseong.

"Kamu benar-benar kecanduan."

Chaewon menoleh, "Hm? Insta? Ini... daripada kecanduan, aku lebih berpikir ingin menyimpan kenangan." Matanya kembali menghadap depan, menerawang jauh.

"Aku tidak berharap akan banyak yang menyukai atau mengomentari fotoku. Mereka... hanya tiba-tiba datang."

Yunseong hanya diam mendengarkan sambil meminum susu strawberry-nya.

"Kamu tidak punya? Aku mencarinya dan tidak kutemukan."

"Ya. Terakhir kali aku hanya punya Twitter."

"Nah!" Chaewon menepuk lengan Yunseong. "Aku jadi semakin yakin. Sebenarnya kamu bukan anak pendiam, kan?"

Yunseong mengalihkan pandangan dan terus meminum susu miliknya hingga tandas. Membiarkan Chaewon meledeknya.

<To Be Continued>

Continue Reading

You'll Also Like

768K 17.4K 46
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
191M 4.5M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...
43.7M 1.3M 37
"You are mine," He murmured across my skin. He inhaled my scent deeply and kissed the mark he gave me. I shuddered as he lightly nipped it. "Danny, y...
22.8M 799K 69
"The Hacker and the Mob Boss" ❦ Reyna Fields seems to be an ordinary girl with her thick-framed glasses, baggy clothes, hair always up in a ponytail...