Remember Us

By ideaFina

7.9M 315K 12.5K

Randi tidak bisa mempercayai penglihatannya saat ini. Perempuan yang 8 tahun lalu sempat menjadi pacarnya sel... More

Sinopsis
1. Wanna find you
2. Is That Her?
3. Grandmother and grandson (?)
4. Is That Her? (II)
6. Their Past
7. Afraid
8. The Allergies
9. His Sadness
10. Pinky Promise
10. Pinky Promise (double-lewatin aja)
11. Family
12. The Bonding Time
13. The Bonding Time (II)
14. In Our Time
15 In Our Time (II)
16 Matchmaking Plan
17 Sabotage
18 Picture of You
19 Of Hope and Denial
20 The Death
21. Meeting Her Parents
22 Fragment of The Past
23 Fragments of The Past
24 Hard to say the truth
25 She finally knows
26 The bitter truth
27 Not The Perfect Time to Say The Truth
28 The Misunderstanding
Bab 29 Reunion
30 Always Keep The Faith
31. Together Forever (Ending)
PENGUMUMAN PENERBITAN
[Pengumuman] Voting Cover
Pengumuman Penerbitan
[Pengumuman Penerbitan] TEASER
PENGUMUMAN PRE ORDER (Grab it fast!)
'Remember Us Fun Challenge' (Give Away)
RU on Goodreads (Beri rating yaaa^^)
How to buy RU?
Special Promo RU
E-book RU
Kuis HARBOLNAS
Promo Imlek (disk 35% all books)

5. The Meeting and The Letter

227K 14.1K 182
By ideaFina

The Meeting and The Letter.

Setelah mendapatkan telpon dari Micky yang menyebutkan dimana Cherisha, Randi langsung saja meninggalkan kantin dan melesat menuju lobi. Ia berhenti di tengah keramaian orang-orang di lobi, matanya mencari ke sekelilingnya dan... gotcha!

Randi terpaku sejenak melihat wajah cantik itu. Wajah cantik wanita yang selalu muncul di mimpi-mimpinya selama bertahun-tahun ini. Randi baru sadar dari keterpakuannya saat ia melihat Cherisha sudah keluar pintu rumah sakit. Ia kembali berlari keluar, sedikit kesusahan karena banyaknya orang yang lalu lalang di depan pintu masuk.

Randi semakin panik saat melihat Cherisha sudah berjalan hampir mencapai gerbang rumah sakit. Bagaimana kalau wanita itu pergi dengan naik kendaraan umum atau taksi yang lewat di depan? Randi sama sekali tidak mempedulikan orang-orang yang menatapnya penasaran dan kesal karena ia berlari dengan menabrak orang-orang dan tidak mengucapkan maaf.

Pada akhirnya Randi berhasil sampai di belakang Cherisha dan ia menangkap lengan kiri wanita itu.

“Cherisha!”

Cherisha berbalik dan menatapnya bingung. Keningnya mengernyit. Sementara Randi menatap intens wajah Cherisha dengan seksama. Ia begitu merindukan wanita ini, dan ia ingin sekali melihat wanita ini lama-lama untuk memenuhi rasa rindunya.

Tapi bagi Cherisha dan Rendi, pandangan intens itu terlalu aneh dan membuat mereka tidak nyaman.

“Kamu siapa? Apa kita saling mengenal?”tanya Cherisha ragu.

Mata Randi membelalak lebar mendengar pertanyaan itu. Bagaimana mungkin Cherisha bertanya seperti itu padanya? Rasa marah muncul dalam dirinya karena pertanyaan itu. Delapan tahun lalu wanita ini meminta Randi untuk menjadi pacarnya selama seminggu. Tapi di hari keempat, di saat Randi sadar jika dirinya tidak bisa melepaskan cintanya begitu saja, wanita ini malah menghilang. Tanpa kabar, membuatnya begitu khawatir. Dan sekarang ketika bertemu wanita ini malah berpura-pura tidak mengenalnya?

“Kamu...”ucap Randi kesal. Ia ingin sekali marah saat ini.

Insting melindungi Rendi muncul saat melihat ekspresi kesal Randi. Dengan berani ia melepaskan cengkeraman tangan Randi di lengan ibunya. “Jangan pegang-pegang Bunda!”serunya berani.

Randi terkejut mendengar teriakan itu, dan lebih terkejut lagi saat melihat anak kecil yang dengan berani berdiri di depan Cherisha. Anak kecil itu berwajah yang sangat familiar untuknya. Versi mini dirinya.

“Bu... bunda?”ucap Randi terkejut.

“Aku memang anak kecil! Tapi aku nggak takut sama Om! Aku bisa karate! Awas kalo berani ganggu Bunda lagi!”seru Rendi lalu menarik tangan ibunya pergi. Cherisha yang masih terkejut karena melihat putranya yang begitu berani, hanya mengikuti saja.

Sementara Randi hanya bisa terpaku melihat kepergian keduanya. Ia tidak mempedulikan orang-orang yang melihatnya penasaran. Pikirannya masih berusaha mencerna ucapan Rendi tadi.

“Bun...da?”gumam Randi dengan perasaan campur aduk. Sampai-sampai ia sendiri tidak mengerti apa sebenarnya yang dirasakannya. “Dia... anak Cherisha, dan... anakku kah?”

Ketika kesadaran kembali menghampiri Randi, kedua orang itu sudah tidak terlihat lagi. Randi mengumpat kesal.

Satpam rumah sakit yang berjaga di gerbang menatapnya penasaran, lalu menghampirinya. Tapi sebelum satpam itu sempat bertanya, Randi lebih dulu melakukannya.

“Bapak tahu ibu dan anak tadi? Sering lihat?”tanya Randi menuntut.

“Oh yang tadi ribut sama dokter ya?”Randi melotot mendengar ucapan satpam itu, membuat satpam itu meringis takut. “Perempuan yang tadi itu kerja disini. Udah tiga hari ini bawa anaknya.”jelasnya.

“Kerja? Sebagai apa?”tanya Randi bingung. Kenapa ia sama sekali tidak menemukan nama Cherisha di daftar karyawan?

“Tukang masak di dapur rumah sakit. Kerjanya juga baru sekitar sebulan ini, dok.”

“Tukang masak?”

Setelah mengucapkan terima kasih kepada satpam, Randi kembali masuk ke rumah sakit. Ia tidak lagi merasa cemas akan kehilangan Cherisha. Setidaknya besok ia masih bisa melihat Cherisha disini. Ia akan mengajak wanita itu berbicara dan membereskan masalah mereka. Semua permasalahan mereka harus jelas dan ia akan memiliki wanita itu lagi.

Ah ya, anak itu. Randi mengernyit ketika kembali mengingatnya. Jika anak itu menyebut Cherisha dengan sebutan ‘Bunda’, lalu siapa ayah anak itu? dirinya kah? Tapi kenapa Cherisha berpura-pura tidak mengenalnya? Randi merasakan ketakutan di hatinya. Bagaimana jika Cherisha memang tidak pernah ingin bertemu dengannya lagi? Makanya ia bersikap seperti itu?

***

Mereka memang sudah cukup jauh dari rumah sakit, tapi Rendi terus saja berlari dengan menarik tangan ibunya. Tubuhnya yang kecil memang hanya sanggup membuatnya berlari-lari kecil apalagi dengan menarik tangan ibunya. Tapi Cherisha masih membiarkannya saja, sampai akhirnya mereka sampai di jalan sepi di belakang rumah sakit, ia melihat putranya mulai kelelahan.

“Rendi... sayang... berhenti nak.”kata Cherisha pelan. Rendi menggeleng sambil terus berlari kecil dan menarik tangan ibunya. Napasnya ngos-ngosan lalu keringat mengucur di wajahnya. Akhirnya karena tidak tega, Cherisha berhenti berlari, membuat Rendi terpaksa berhenti karena tidak kuat menarik tubuh ibunya yang jauh lebih besar darinya.

“Bunda nggak boleh berhenti! Nanti kalo Om serem itu dateng gimana?!”kata Rendi panik dengan menarik-narik tangan ibunya.

Cherisha berlutut di hadapan Rendi, mensejajarkan posisi wajah mereka. ia memegang kedua bahu putranya yang ngos-ngosan, dengan lembut. “Sayang... kita udah jauh dari rumah sakit. Dia nggak bakalan bisa ngejar kita lagi.”kata Cherisha lalu mengusap peluh di wajah putranya.

Airmata Rendi menggenang di pelupuk matanya, lalu ia berkata dengan bergetar. “Rendi akan cepat besar biar bisa jagain Bunda. Rendi akan lebih rajin latihan karate di sekolah biar bisa ngelawan semua laki-laki yang mau jahatin Bunda. Pokoknya Rendi akan melindungi Bunda!”

Mata Cherisha berkaca-kaca mendengar ucapan Rendi, ia lalu merengkuh anak itu kepelukannya. "Iya... Makasih ya Nak...." Mereka menangis bersama-sama dengan berpelukan.

Cherisha merasa sangat bersalah pada putranya yang masih kecil ini. Sudah beberapa kali Rendi melihatnya hampir dipukuli orang dan dibentak-bentak karena ia tidak juga melunasi hutang kontrakan, membuat mereka harus diusir dan harus pindah mencari kontrakan baru. Anak itu juga sering melihatnya digoda laki-laki ketika berjalan melewati pos ronda yang menuju kontrakan mereka.

Sebenarnya Paman dan Bibinya menyuruhnya untuk tinggal bersama mereka, tapi Cherisha tidak mau. Ia sudah banyak merepotkan mereka dan membuat mereka malu. Selain itu, hubungannya dengan salah satu kakak sepupunya juga tidak baik. Lalu, apa yang harus dilakukannya agar Rendi bisa tumbuh dengan baik tanpa rasa takut?

‘Seandainya kamu punya ayah, nak.’

***

Kepada Ayah tersayang,

 

Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan ke kamu tentang hari ini. Mau dengar?

Pasti mau dong. Aku kan udah dua hari ini nggak cerita. Kamu pasti kangen deh dengar cerita tentang Rendi.^^

Hari ini aku kenalan sama teman barunya Rendi di rumah sakit. Kamu pasti ngira anak kecil ya? bukan lho. Ternyata  Rendi berteman dengan dua orang perempuan yang cocoknya jadi nenek dan tantenya. Hehe~ lucu ya? tapi, kedua orang itu terlihat sangat menyukai dan menyayangi Rendi. Aku jadi senang melihatnya. Rendi kita memang lucu dan menggemaskan sih. makanya banyak yang menyukainya. ^^

Lalu saat pulang, ada seorang laki-laki yang mengejarku. Aku tidak mengenalnya, dan sepertinya ia marah karena aku tidak mengenalinya. Ia membuat Rendi takut. Tapi putra kita itu begitu hebat! Dengan gagah beraninya ia berdiri di depanku lalu memarahi laki-laki itu, mengancamnya akan meng-karate-nya. Haha~ hebat kan? Dan Rendi bilang ia akan cepat besar  dan rajin latihan karate agar bisa melindungiku.

Airmata Cherisha menetes ke atas kertas, membuat beberapa huruf terlihat buram karena terkena basah. Ia mengusap wajahnya yang basah dengan tangan kirinya, lalu melanjutkan menulis.

Seandainya kamu berada di sini...

Ayah cepat kembali ya. kami menunggumu.

                                                                                                                                With love, Bunda.

TBC

Vote-nya kurang sih, tp gpp lah. (=,=)"

Part selanjutnya bru bisa diupload sekitar minggu depan, mudah2an seminggu bs update 2 part. Makasih yg udah vomment, follow, trus 'kepo to the max'. hihi~  Sekalian mau promosi, baca story-ku yg tntg Micky ya^^

Vomment-nya seperti biasa ditunggu yaaaa~ ^3^

Continue Reading

You'll Also Like

275K 26.7K 75
From: 0857331566xx Sejujurnya, gue nggak pernah ngelakuin hal yang se-gila ini. Cukup jadi orang yang sms lo setahun sekali itu udah cukup bagi gue...
2.3M 235K 39
Cerita sudah dihapus sebagian untuk kepentingan penerbitan meet Karenina, gadis 23 tahun dengan penampilan seperti anak remaja dan nggak bisa pasang...
24K 3.3K 36
Seseorang pernah berkata pada Luka, bahwa yang terpenting tentang mencintai adalah pengorbanannya. Tapi Luka kemudian jatuh cinta pada Tera, si ambis...
7.5M 154K 18
Sebagian sudah diunpublish Ebook : https://play.google.com/store/books/details?id=leQvDwAAQBAJ Berawal dari One Night Stand yang tidak Rere sadari...