Mylovelly

By chihamusen

503K 6.6K 189

Ini kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu h... More

Pacar lama?!
Mantan temannya
Berusaha buat Lo?!
Siapa itu cewek?!
Ingat dia gak?!
Rela kotor deminya
Sahabat cowok terbaiknya
Iseng Pembalasan
Kacamata Hitam
Bukan selera gue!
Perasaan lebih
Masih Kangen
Sama yang Baru
Niat busuknya?!
Mimpi mustahil
Berhati malaikat?!
Terbayang gemas
Ambigu aturannya?!
Latihan praktek anu?!
Dibuat tak betah?!
Si mesum gila?!
Takdir atau nasib?!
Guru Privatenya
Benci atau suka?
Simpanan temannya sendiri?!
Apa maunya?!
Perintah Tuan?!
Kena jebakannya
Benda terlarang
Merasa kehilangan?!
Kekasih sebenarnya?!
Menipu perasaannya
Teman masa kecilnya.
Terasingkan perasaan
Sentuh atau Injak?!
Teman barunya
Saingannya
Pindah sebangku
Hukuman bersamanya.
Jawaban Cinta!!
Mengejar hati?!
Mewujudkan buktinya!!
Gebetan Baru
Permainan gila!!
Pasangan Resmi!!
Calon Mertua Idaman
Tak mengakuinya
Kencan serius!?
Masa lalunya?!
Terasa Berat Baginya
Bahaya mengancam?!

Sekalian Kencan.

15.8K 341 28
By chihamusen

Happy reading!!

Alyra meringis tertahan merasa kesakitan yang mulai luar biasa perlahan menjalarinya dari dalam saat ujung belati tajam itu menancap lumayan cukup dalam lalu bergerak menggores kulitnya juga disekitaran bahu lengannya itu, membuat tubuh Alyra sempat terhuyung namun segera ditahan sigap oleh Ale yang masih berada dibelakangnya dan salah satu tangannya juga memegangi pinggang cewek itu sebentar, lalu menjauhkan tangannya langsung yang tak sengaja refleks menyentuh bagian itu. Alyra hanya menoleh sekilas ke arah samping pada wajah cowok dingin itu dengan mata sedikit terbelalak lebar begitu saat juga menyadari darah mulai bercucuran mengalir cukup banyak menodai seragam putih Alyra.

"Ri-rio sialan!!" umpat Alyra yang begitu mengenalinya dengan sedikit terbata sambil menyebut nama cowok itu. Ale meneguk ludahnya kasar. Bisa saja dia meninggalkan Alyra sekarang dalam kondisi seperti ini dan menyerahkannya langsung pada musuhnya itu, tapi kenapa malah ia melakukan hal sebaliknya, masih tetap bertahan seolah kakinya sendiri juga ikut seperti tertanam sebagai pohon tempat untuk cewek itu sejenak menyandarkan sedikit punggungnya kala itu.

"Oh Lo apa kabar, gimana heh rasanya? Seharusnya Lo serahin aja diri Lo sama gue daripada nyawa Lo yang gak berguna itu dibuat harus melindungi--?!" perkataan Rio harus terhenti di ujung rangakaian lidahnya, cowok bertindik itu terkejut saat Alyra langsung mengerahkan tinjuan kepalan dari tangannya yang kuat dengan sekuat penuh tenaga tepat mengenai ke wajah licik Rio sampai cowok itu terjatuh tak berdaya bersimpuh di bawah lututnya, tak sampai disitu kaki Alyra juga menambahkan tendangannya dengan sangat keras sehingga membuat tubuh Rio ikut terlempar menjauh darinya.

"Akh!! Ale cepat bukain seragam gue!!" desis Alyra dengan wajahnya yang setengah memucat disertai peluh menghiasi rautnya, darah semakin merembes deras keluar dari bahunya yang sekarang terluka cukup parah. Mata Ale langsung melotot.

"Jangan minta yang aneh-aneh lo sama gue!!" delik Ale sedikit sengit enggan menuruti permintaan konyol dari cewek berkuncir merah gelap itu, ia sampai tidak habis pikir, namun Alyra masih dengan bersikukuh dan memelas padanya, entah mempermalukan dirinya sendiri atau memberikan Ale sebuah kesempatan langka terbaik yang diinginkan oleh semua para lelaki dari cewek itu.

Eboy dan Jastin dan lainnya juga sempat melihatnya ke arah Alyra yang disana sedang bersama Ale saat itu. Kebetulan jarak kedua cowok itu tersebut yang tak terlalu berjauhan juga ikut mendengarkannya yang entah bagaimana Alyra meminta Ale untuk melakukan hal itu. Tentu saja mereka yang sudah mulai terpikat jauh tidak terima dan ingin mendapatkan keuntungan lebih pada cewek itu juga.

Rasanya sungguh tidak adil jika mengingat Ale yang terkenal anti wanita itu dengan mudahnya harus bersentuhan kontak-fisik dengan seorang cewek sang idamannya para jantan tanpa Ale harus repot berbagi rasa sedikitpun dengan mereka yang tidak bisa dapat menikmatinya.

"Biar gue aja yang bukain Beb! Lo tunggu sedikit lebih sabar disana sebentar, gue akan datang pada lo dear!!" Eboy bersuara sedikit berteriak saat mengatakannya. Jastin menjadi agak keki.

"Bukannya ditolongin, malah Lo sikat habis tuh cewek!!" cecar Jastin tidak terima. Eboy tersenyum mengejeknya sebentar.

"Lo mah gak usah ikutan Jas! Cukup biar gue aja ngurusinnya,," balas Eboy menyengir lebar seakan dirinya yang lebih berhak atas sesuatu pada Alyra.

"Gak bisa! Keenakan banget Lo mau menangnya sendiri, gue aduin Lo sama kembarannya sibos besar Kevan curang nih gak bagi-bagi jatah dasar kampang!!" geram Jastin mulai emosi.

"Kek bayi kecil aja Lo pake mewek aduin ke Kevan segala, emang dia bapak yang lahirin gue apa hah?!" kesal Eboy tidak terima. Eboy pengikutnya Axel sedangkan Jastin satu kubunya Kevan yang lebih akrab dan sama-sama bastard.

"Biari mampus kepala songong Lo itu kena tebasan mautnya!!" ucap Jastin menjawab santai.

Eboy menjadi tersulut "Ayo gelut! Lo ngajakin ribut mulu dari tadi! Mari kita tuntaskan disini urusan yang kemarin gak kelar-kelar!!" gemas Eboy menggulung lengan bajunya hingga ke atas melebihi batas siku dan menunjukkan otot-ototnya. Jastin juga melakukan hal yang sama. Sampai mereka berdua saling menghajar satu sama lain dan melupakan musuh mereka yang menjadi dibuat kebingungan melihat pertengkaran ke dua cowok itu yang padahal satu komplotan yang sama.

Satria mengumpati kelakuan sableng teman-temannya begitu mengetahuinya mereka malah lebih asik saling memperebutkan hal posisi yang tidak jelas tentunya entah apa keinginannya para lelaki itu akan lakukan dari dalam bayangan isi pikirannya dari kepala mereka itu sendiri.

"Buset dah bujug Lo berdua pada malah jadi zombie sama kanibal segala dalam kadang sendiri woilah setan!!" sela Satrias agak histeris kewalahan berusaha untuk melerai kedua temannya itu yang masih saling baku hantam. Satria tak elaknya juga malah jadi sasaran empuk duo cecunguk itu yang sudah kesurupan dari batas level kesadarannya masing-masing. Sedangkan musuh mereka misuh misuh ditempatnya.

"Lidah Lo banyak bacot jing!!"

"Mulut gue emang berfungsi, suka-sukalah mau ngatain apaan, dari pada Lo cacat kena mental payah!!"

"Siniin bibir lo! Gue kasih makan dulu nih kaos kaki busuk super legenda biar sekalian Lo mati sana keracunan sama bau gasnya!!" ujar Eboy sambil sempat-sempatnya melepaskan kaos kaki dekil dari dalam sepatu jadulnya itu, yang siap akan ia layangkan pada muka campuran si Jastin. Satria benar-benar kena kesialannya hari ini, sampai babak belur juga ditangan mereka. Sedangkan Savero berdecih sinis. Ia juga sibuk menghadapi musuh-musuhnya tak punya alasan untuk membantu keributan hal kecil dalam pertemanannya itu.

Mau tidak mau Alyra pun membuka sendiri baju seragamnya mendengar tak ada respon dari cowok itu, sedangkan Ale masih berkutat dengan pikirannya yang mulai aneh membayangkan. Ale pun kembali tersadar saat begitu melihat Alyra bergerak membuka perlahan bajunya itu berada didepannya. Ale harus menahan malunya dan dan rasa memanas itu menjalar naik ke kupingnya yang terlihat agak memerah.  Alyra tidak terlalu memperhatikannya, cowok berwajah dingin itu hanya menundukkan pandangannya ke arah samping. Begitu bajunya terlepas Alyra ingin membalut luka di salah satu lengannya, namun sebelum itu, Ale lebih dulu bergerak cepat mulai membantunya mengikatkan dan menutupi luka itu agar menghentikan pendarahannya. Alyra mendongak pun menatap sejenak iris manik legam Ale yang tak seperti biasanya selalu menusuknya dengan begitu tajam setiap kali pandangan mereka bersirobok.

"Thank's." Alyra bergumam pelan merunduk. Cowok itu sedikit memundurkan langkahnya menjauh, dengan wajah datarnya yang tak berekspresi apapun.

Kini Alyra kembali beraksi ketika melihat Rio bangkit tiba-tiba menyerangnya lagi sambil terkekeh. Ale pun melawan sekawanan Rio dari arah belakangnya muncul sambil sesekali melirik ke arah cewek merah itu yang masih bertahan.

"Gue kesini kebetulan buat nyari perhitungan sama Lo yang udah berani nampar pacar gue!!" ucap Rio tajam menyeka darah kecil dari bibirnya akibat tonjokan Alyra sebelumnya tadi sempat menjatuhkannya.

"Perasaan gue gak ada balik ke sekolah Lo deh! Dan lagi, gue juga gak kenal sama pacar Lo yang mana!?" ketus Alyra. Ia berusaha menghindar dari Rio yang sedang membawa senjata tajam belati itu berada digenggam sisi bawah tangannya.

"Dia ada disekolah baru Lo itu! Dia bilang Lo yang udah bikin dia sakit dan terkunci semalaman! Lo harus terima pembalasan dari gue, dengan begitu Vallyin gak akan jadi mutusin gue!!" Detik berikutnya Alyra pun langsung teringat begitu nama cewek yang disebut oleh Rio itu ternyata dalang dibalik semua tawuran ini.

Valleyin tentu saja tidak terima ketika Alyra berani ikut campur tangan saat dia sedang ingin sepuasnya membully Mea saudaranya dari Kevan yang telah membuat hubungan Valleyin harus berakhir menjadi kandas ditengah jalan baru dua minggu karena kesalahan Kevan yang terang-terangan menyentuh Mea dihadapannya saat itu. Dengan dendamnya yang begitu membara besar Valleyin pun menyuruh Rio pacar barunya itu untuk melakukan sesuatu untuk dirinya menjadikan lelaki itu sebagai alat mainan untuk menghancurkan siapapun yang berani menghalanginya.

"Oh si valak lampir yang Lo maksud itu ya? Dia pantas nerima kesialannya! Beraninya main keroyokan duluan sih. Masih untung tuh cewek bisa napas, niatnya sih mau gue gantungin tuh anak pake rambutnya di depan toilet cowok!!" Alyra terkekeh saat membayangkannya sembari sengaja memancing kemarahan Rio agar impas! Karena cowok itu tadi terlalu licik dengan mencuranginya lebih dulu.

Rio sedikit tersentak mendengar penuturannya itu. Alyra memang bukan cewek sembarangan. Kalau saja dia benar-benar melakukannya sesuai omongan itu tadi, mungkin Rio harus hati-hati mengakui ancaman Alyra bisa saja menjadi kenyataan.

"Lo itu harusnya sadar jadi cowok yang bener! Malah ngebelain  salahnya dia! Palingan sih Lo cuma dimanfaatkan doang buat dijadiin kaki tangan robotnya. Kasihan deh ya Lo jadi budak pesuruhnya." Alyra berdecih sengit.

"Tutup mulut Lo sialan! Gak usah ikut campur Lo bicth urusan kita belum selesai!!" maki Rio mulai menggila maju hendak menumpasnya. Namun langkahnya tertahan saat Rendra lebih gesit menarik kerah leher bajunya dari belakang dengan keras hampir membuat Rio tercekik.

"Lembek banget lo!! Harusnya yang Lo basmi itu waria. Bukan dia!" cibir Rendra. Cowok sangar bertopi kebelakang itu tersenyum remeh sambil menghempaskan keras tubuh Rio.

"Biar gue yang ngatasinnya. Mending Lo mundur. Dia bukan lawan Lo,," ucap seorang lelaki yang entah sejak kapan berdiri didepan Alyra dengan sebelah lengan bertato yang terentang membelakanginya menghalangi Alyra yang ingin akan membalas Rio. Cewek itu langsung melototkan keras matanya saat menyadari tangan cowok itu telah hinggap berada dengan lancang menyentuh belahan dadanya. Alyra lantas melihat ke arah samping sisi wajahnya. Kevan, cowok itu tengah menampilkan smirk andalannya juga balas melirik padanya.

"Betah banget ya?! Singkirkan tuh tangan Lo! Gimana gue mau pindahnya kalau masih nempel mulu!!" gerutu Alyra. Kevan sedikit gemas seakan ingin sekali meremasnya saat Alyra semakin bertingkah galak, tapi Kevan harus menahannya kali ini. Ia pun segera menjauhkan tangannya. Baru Alyra mundur dibantu oleh Rendra yang memapahnya.

"Jangan geer ya Lo! Gue disuruh sama Mea." ucap Rendra mendengus sebelum Alyra akan salah paham, mereka masih belum berdamai satu sama lain. Ale kembali mendekat ke arah mereka. Rendra langsung melemparkan tatapan sengitnya pada Ale yang juga sama menatap tajam. Kedua lelaki yang saling bertolakbelakang itu selalu saja terjadi 'perselisihan' diantaranya. Entah itu hal yang tidak jelas saja bisa memicu keduanya untuk bentrok kapan pun.

"Sana Lo mending bantuin Axel!!" ucap Rendra seakan ingin mengusirnya. "Gak usah main perintah Lo!!" decak Ale kasar hendak menendang pantatnya namun tertahan tidak jadi saat mendengar suara Axel mengerang cukup keras dari arah sana. Ale pun segera menghampirinya dengan cepat.

Kevan terkesima sesaat terhenti dengan pertempurannya itu, begitu memperhatikannya cukup lama sebelum ia ikut bergabung membantunya ketika melihat sendiri bagaimana Alyra dengan tangguhnya masih berdiri dengan kuat dihadapan sang musuh untuk melindungi Ale teman sekelasnya, meski cewek itu sendiri akhirnya ikut terluka juga menahan rasa sakitnya tanpa ingin membagikannya kepada yang lain. Kevan juga sempat mendengarkan tadi bahwa nama Valleyin mantannya itu disebutkan juga yang ternyata ada sangkut pautnya dengan perkelahian antar mereka dengan sekolah lain. Hal itu membuat Kevan justru menaruh perhatiannya dengan simpati pada cewek merah itu.

Begitu juga dengan Axel yang menolehkan pandangan matanya sempat lebih tertarik ke arah sana tadi, dengan tatapan tak percayanya pada cewek merah itu saat tak sengaja memutarkan kepalanya.

Sungguh lelaki gondrong itu dibuat tercengang hebat tatkala melihat Alyra sudah menanggalkan seragam bagian atasnya dengan hanya memakai mini crop yang menutupi bagian menonjol depan dadanya yang padat berisi itu. Lalu tatapan Axel perlahan turun ke arah bawah bagian perutnya yang ramping dengan tubuh indah seksi yang langsing ideal menggoda. Axel menelan air liurnya membuat jakunnya tergerak perlahan naik turun.

Sampai Axel pun tanpa sadar dirinya menjadi sedikit lengah, memberikan peluang untuk musuhnya bergerak cepat dengan memanfaatkan waktu singkatnya. Ini kali pertamanya Axel mendapatkan rasa bogeman mentah tepat di air mukanya hingga membuat Axel harus mimisan di tempatnya.

Alyra melongo memperhatikan Axel yang salah tingkah. Hal itu membuat Alyra tersadar kembali melihat ke arah dirinya sendiri. Alyra sontak menutupinya dengan memeluk dirinya sendiri lalu merebut jaket yang Rendra kenakan.

Axel pun langsung beranjak mengambil cermin ajaibnya entah dari mana mendapatkannya, mungkin sempat mencabutnya dengan paksa dari spion truck sebelumnya yang kebetulan ada dihadapannya, ketika ia berlari kalang kabut langsung mencari benda itu dan ingin memastikan bahwa dirinya akan baik-baik saja setelah ini.

"Gue masih ganteng 'kan min?" tanya Axel heboh pada dirinya sendiri, sambil meraba-raba bentuk wajahnya yang terlihat samar agak bonyok itu.

"Jelaslah! Gak usah ditanya lagi entar si kingkong malah iri liatnya!!" jawab Axel kemudian sedikit narsis dengan tingkat rasa penuh percaya dirinya sambil menyengir lebar tidak jelas pada pantulan bayangannya dalam cermin itu.

Entah seolah menertawakan kebodohannya atau ingin pura-pura menghiburnya. Hanya batin Axel seorang yang lebih mengetahui perasaannya saat ini, yang ingin sekali melahap habis para human sialan itu telah berani menyentuhnya.

"Udah jadi jelek stress lagi!!" sahut Ale mendengus kasar saat Axel melemparkan kaca spion itu sembarangan ke arahnya hampir saja Ale kena timpuk oleh tingkah Axel yang kekanakan itu sambil menatap penuh prihatin pada cowok gondrong itu.

Ale juga sudah mengambil alih membalaskan orang itu yang sempat menonjok Axel tadi hingga dia pun harus sekaratul maut di bawah tanah sana.

Tak berselang lama kemudian, perseteruan mereka pun berakhir dengan unggul, siapalagi kalau bukan gengnya Axel. Meski tak seberapa jumlahnya dibandingkan lawan sang musuh begitu banyak tak akan membuat mereka kalah dengan mudahnya. Kalau saja Ale lebih awal ikut bersama mungkin tidak akan membuang waktu cukup lama. Tapi Ale mempunyai tugasnya yang lain sebagai ketua OSIS. Dia harus menyelesaikan rapat pentingnya baru akan menyusul dengan Axel.  Hingga ia tak sempat memperhatikan arah sekitarnya membuat Ale hampir saja tertusuk, jika Alyra tak membentengi dirinya. Mungkin Ale akan mati dalam sekejap mata.

Rendra sebenarnya tidak diharuskan untuk ikut datang karena Kevan berpesan lebih dulu menyuruhnya untuk melindungi Mea dari segala bahaya yang mengancam, yang sekarang bersama Molly ditempat lain. Sedangkan Syella menuju arah kemari dengan rasa khawatirnya yang besar begitu karena Alyra yang keras kepala membuatnya tidak tega membiarkan cewek itu akan sendirian disana tanpa ada yang menemaninya.

Seperti biasanya yang saat ini, sisanya Ale yang akan membersihkan semua jejak mereka tanpa bukti tertinggal dan mengurusnya agar tidak terlibat dalam kasus masalah besar nantinya saat dipertanyakan oleh pihak berwajib yang ingin mengoreksi kesalahan mereka.

Syella datang begitu keadaan mulai tenang, walau tidak separah tadi sebelum usai kekacauan yang mereka lakukan saat bertempur dengan hebatnya satu sama lain. Niatnya Syella juga ingin sekali membantu Kevan dan mengobati luka-luka cowok itu namun Kevan malah berpaling menjauhinya. Hingga Axel memanggilnya, Syella pun bergerak cepat sambil mengalungkan lengan Axel ke lehernya membantu cowok gondrong itu berjalan dengan benar.

"Axel kamu baik-baik aja kan? Syukurlah kalau kamu masih aman." ucap Alyra saat mereka saling berhadapan. Dibantu oleh Kevan disisinya ketika cewek merah itu mendekatinya.

Axel hanya terdiam saja sesekali meringis pelan dirangkul oleh Syella. Ia tak tahu harus menjawab apa saat ini, kembali melihat Alyra yang sudah memakai jaket hitam itu dengan merapatkan ke tubuhnya. Ale juga berdiri disamping Alyra tanpa bersuara banyak, lebih memilih untuk diam.

"Gue anter ya Lo berobat." tawar Kevan sedikit mulai perhatian pada cewek merah itu.

"Lo urus diri sendiri aja belum mau jadi sok-sokan!!" cibir Axel agak panas.

"Gak usah gue sama dia aja." Alyra tersenyum kecil pada Kevan, sambil menyelipkan tangannya ke lengan Ale. Cowok itu hendak menolaknya namun tidak bisa, saat teringat kali ini Alyra lebih membutuhkannya. Kevan pun mengendikan bahunya acuh.

"Honey aku pergi dulu, kamu jangan cemburu ya aku sekalian mau kencan sama dia nih." kekeh Alyra lalu sekilas mengecup pipi Axel lebih dulu sebelum Axel akan marah padanya. Alyra pun langsung melompat naik ke punggung Ale.

"Lele buruan gue mau pingsan nih!!" bisiknya mulai sedikit melemah, padahal ia ingin berlari menghindari amukan dari Axel dengan memaksa Ale untuk bergerak cepat. Ale hendak protes tapi ia urungkan lagi, ketika melirik ke arah belakang cewek itu yang terlihat semakin memucat wajahnya dari dekat, dengan bulir keringat yang terus membasahinya, bahkan Ale juga bisa dapat merasakan hembusan napas hangat Alyra yang menerpa lehernya.

Tanpa banyak bicara Ale segera membawa Alyra ke klinik dan meninggalkan teman-temannya yang lain. "Le tunggu Lo mau kemana?" Axel ingin mengejarnya, namun Kevan tak akan membiarkannya.

"Gak usah ganggu Lo! Biarin mereka berdua asik sepuasnya, dari pada ada lo bisanya cuma ngerusak doang!!" sela Kevan mencibir pedas sambil berlalu pergi begitu saja, saat sekilas sempat menatap Syella juga dengan lebih tajamnya.

TBC....

Continue Reading

You'll Also Like

250K 15.2K 34
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
3.4M 275K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
905K 47.2K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
2.6M 263K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?