Sweet Passionate Obsession [O...

By AlfNaNa13

58.9K 865 30

"Argghhhh, lepaskan aku" jerit Rose disertai deru napasnya yang memburu. " No, Rose you're Mine and always be... More

PROLOG
CAST 1
CAST 2
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 10
BUKAN UPDATEAN

CHAPTER 9

2.1K 40 1
By AlfNaNa13

Alvaro mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hatinya kalut melihat keadaan Rose secara langsung. Ada perasaan terluka yang menyusup di dalam dadanya. Kegundahan dan rasa tidak nyaman semakin bertambah.

Ia merutuki dirinya sendiri karena menyebabkan malapetaka itu.
"Dasar laki-laki bodoh, bagaimana bisa kau menyakiti gadismu? Apa kau gila? Damn it."

Alvaro menghentikan mobilnya dipinggir jalan menekan rem di kakinya cepat hingga menimbulkan bunyi decitan mobil meninggalkan bekas ban di jalanan.

Alvaro meremas rambut hitamnya, memukul setir mobil berkali-berkali untuk menumpahkan amarahnya. Ia merasa menjadi laki-laki tak berguna, pikiran dan hatinya sedang kalut.

Selang beberapa menit kemudian, ia mengendarai mobilnya melaju dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan yang dipadati oleh kendaraan menuju sebuah tempat untuk mendinginkan emosinya.

*****

At Gangbang Florista City 12 pm.

Alvaro memarkirkan mobilnya di garasi belakang penthousenya. Ia berjalan terhuyung-huyung menuju lift.

Di bar mini terdapat seorang pemuda yang sedang memutar gelas di genggaman tangannya. Mengaduk-ngaduk cairan ungu yang masih penuh di dalam gelas.

Alvaro masih sibuk dengan pikirannya. Mencoba menenangkan diri dari masalah yang menimpanya. Selintas terpikir ide untuk mencari solusi.

Alvaro menekan angka 1 yang langsung menyambungkan nomor disebrang sana.

"Dad aku akan pergi ke Jerman lusa, sepertinya aku akan menetap disana"

"Kenapa tiba-tiba? Apa kau berencana melarikan diri dariku?"

"No dad. Aku hanya ingin berkelana ke beberapa negara. Kau tenang saja bila tiba saatnya nanti aku akan meneruskan perusahaanmu. Untuk saat ini, aku butuh waktu untuk diriku"

"Baiklah jika itu keputusanmu. Pergilah, jaga dirimu baik-baik"

"Thanks dad"

"Sorry sweetheart aku harus meninggalkanmu. Mungkin dengan cara ini, aku bisa melupakanmu. Saat kau sadar nanti aku janji akan menerima hukumanku darimu"

Alvaro sudah bertekad untuk benar-benar menjauh dan takkan kembali mengusik hidup Rose.

*****

Sementara di lain tempat, gadis manis itu masih diam tak bergerak sama sekali dari ranjangnya. Rose masih betah bermimpi indah di dunia khayalannya tanpa peduli pada orang terdekat yang senantiasa menunggu dirinya membuka mata.

"Hey, Rose mau sampai kapan kau tidur terus? Apa kau benar-benar tidak ingin menemuiku lagi? Kau egois Rose. hiks hiks hiks" ucap Angel.

Angel mulai lelah menunggu Rose yang tak kunjung bangun dari komanya.

"Baiklah, jika itu maumu. Pergilah, tutup matamu dan tinggalkan kami semua" hiks hiks hiks

"Tidak, kau harus bangun Rose. Buka matamu. Kau tahu? aku tak pernah bosan mengunjungimu. Aku rindu kebersamaan kita. Aku rindu bermake up ria, becanda, dan jalan-jalan bersamamu. Chloe juga rindu padamu Rose. Ayolah buka matamu. Please Rose"

Angel memutuskan meninggalkan ruangan Rose karena tak sanggup membendung kesedihannya lagi.

Tanpa disadari dua tetes air mata mengalir di sudut kanan mata Rose.

*****


At Bandar udara Hacqueline 9 pm.

"Kau yakin dude ingin meninggalkan negara ini?" tanya Jaden.

"Ya begitulah"

"Kau berencana pergi berapa lama?"

"Entahlah. Aku tidak bisa memperkirakan"

"Jaga dirimu. Aku akan menghubungimu sesekali. Kuharap kepergianmu kali ini benar-benar bisa membuatmu melupakannya"

"Ohh sahabatku satu ini benar-benar sudah menjadi budak cinta" ledek Mario.

"Terserah kau saja" Alvaro menghardik sambil matanya menatap sinis ke arah Mario.

"Apa aku perlu memberitahumu jika gadis itu sudah sadar nanti?"

"Tidak. Aku tidak ingin dengar! Aku takut kabar itu membuatku menemuinya dan membawa malapetaka lagi untuknya"

"Baiklah jika itu maumu"

"Hey jangan lupa dapatkan gadis cantik disana. Mungkin dengan itu kau bisa melupakannya" ejek Mario.

Alvaro yang sebal mendengar ledekan sahabatnya yang satu itu langsung memelintir tangan Mario yang dibalas dengan rintihannya.

"Masih mau bicara lagi?"

"Aduh aw aw. Sakit. Hey dude come on, kau mau pergi jauh tapi malah menyakitiku. Aku yakin setelah ini gadis-gadis akan berlari jika melihatmu seperti ini. Jaden please help me"

Jaden menggelengkan kepalanya.

Alvaro menyeringai tipis menanggapi Mario.

"Aku tidak peduli"

"Hey, aku yakin setelah beberapa hari disana kau pasti akan merindukanku Al"

"Jangan terlalu percaya diri dude"

"Sudahlah Al, pesawatmu sebentar lagi take off"

Alvaro melepaskan tangan Mario, lalu menyampirkan tasnya dan meninju tangannya ke arah Mario dan Jaden sebagai simbol perpisahan.

"Hati-hati di jalan Al, jangan lupa rindukan aku" teriak Mario.

Alvaro hanya menggelengkan kepalanya dan melambai ke arah mereka.

Setelah kepergian Mario dan Jaden, Alvaro membalikkan tubuhnya.

"Selamat tinggal Rose. Hiduplah bahagia. Aku mencintaimu" batin Alvaro.

*****

At Frankfurt 2 am.

Alvaro menjejakkan kakinya di mansion berukuran mewah yang ia beli sebelumnya. Ia memasuki kawasan mansion itu, mengamati sekeliling melihat-lihat suasana ruang tamu mansion tersebut bergumam seakan puas dengan desain mansionnya barunya.

Karena lelah ia menaiki tangga menuju kamarnya yang berwarna dark black untuk mengistirahatkan tubuhnya. Karena tertarik dengan suasana di luar mansion, kakinya melangkah ke balkon menghirup udara dan memandang kagum akan pemandangan yang terpampang di hadapannya.

"Semoga aku bisa memulai awal yang baru disini"

Setelah cukup memandangi kota dibawah sana. Alvaro mandi kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang melepas rasa penat menanti pagi yang baru.

*****

At Russel University yard 10 am.

Ditengah teriknya matahari yang kian menyengat, ada seorang pemuda yang sibuk bermain basket di tengah lapangan.

Pemuda itu masih serius mendribel bola dan memasukkan bola ke dalam ring berkali-kali. Peluh keringat tampak membanjiri tubuh berototnya, tapi ia seakan tak kenal lelah dan masih terus fokus terhadap bolanya.

1 jam kemudian, ia menghela napasnya yang berat. Berjalan ke samping lapangan menyambar tas nya dan langsung menenggak minuman botol hingga tandas.

Zayn mengusap keringat di wajahnya. Lalu mendudukkan diri kursi sambil berpikir.

"Sudah beberapa bulan ini Rose tak kunjung sadar, sebenarnya apa yang terjadi padanya hingga dia enggan membuka matanya? Aku harus bagaimana Tuhan? Argghhhh"

Saat ini dibenaknya adalah bagaimana caranya agar Rose segera sadar dari komanya. Ia tak tega melihat keadaan mommynya yang selalu menangisi keadaan adik kecilnya itu.

Walaupun selama ini ia selalu usil dengan Rose tapi sesungguhnya rasa sayangnya sangat besar untuk adik kecilnya itu.

Setelah berpikir cukup lama dan tak menemukan solusi sedikitpun, Zayn memutuskan untuk berganti baju dan pulang.

Ditengah perjalanan ia menabrak seorang gadis yang berjalan berlawanan arah dengannya. Gadis itu menjatuhkan buku yang dipegangnya. Zayn yang kaget spontan membantu membereskan beberapa buku yang berantakan di lantai.

"Maaf aku tidak sengaja menabrakmu. Kau baik-baik saja?" tanya Zayn pada gadis itu.

Selang beberapa detik gadis itu menatap iris mata Zayn, mereka bertatapan sejenak.

"Kak Zayn"

"Angel" ucap mereka bersamaan.

"Kenapa kau bisa ada disini?"

"Aku ada janji temu dengan seseorang disini. Aku butuh beberapa buku untuk referensi tugasku dan buku itu hanya ada disini karena bukunya sangat langka. Kak Zayn abis darimana? Pasti abis main basket ya?"

"Ya begitulah. Oh ternyata kau ada urusan disini. Kukira kau kesasar. haha. Btw kau tidak kerumah sakit hari ini?"

"Sebelum kesini aku sudah kesana kak. Aku sedih Rose belum sadar hingga saat ini. Apa yang harus kulakukan kak?"

Mengingat sahabat terkasihnya, mata Angel berkaca-kaca. Ia menangis di hadapan Zayn.

Melihat itu Zayn sontak memeluk Angel sambil menepuk-nepuk punggungnya. Menenangkan gadis itu.

"Kita hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Rose. Semoga Tuhan masih berkenan mempertemukan Rose dengan kita Angel"

Mendengar hal itu Angel malah menangis terisak. Angel membalas pelukan Zayn semakin erat.

"Aku tidak siap kehilangan Rose kak. Dia sahabat terbaikku, bagaimana nanti jika Rose meninggalkanku dan Chloe? Apa jadinya kita tanpa Rose?"

Angel menangis sesenggukan membuat Zayn merasa bersalah mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.

"Tenanglah. Sudahlah Angel jangan ditangisi. Yang terpenting sekarang kau jangan putus asa menyemangati Rose. Mungkin dengan begitu ia akan bangun nantinya."

Setelah beberapa menit mereka berpelukan, akhirnya Angel menguraikan pelukan mereka.

"Terimakasih kak atas pelukannya."

"Tentu saja. Jika kau ada masalah lagi aku siap menyodorkan bahuku untuk bersandar"

"Hahaha baiklah, aku akan meminjam bahumu lain kali kak" Angel tertawa samar menyambut candaan Zayn.

"Bagaimana kalau kau kuantar pulang kerumah?"

"Baiklah, aku tidak akan menyia-nyiakan tumpangan gratis ini"

Mereka tertawa bersamaan. Kemudian mereka berjalan beriringan sambil melemparkan candaan satu sama lain.

*****

Sejujurnya aku lagi sibuk dengan dunia nyata dan terlalu lama mengabaikan cerita ini. Sorry.

Tetapi seiring berjalannya waktu aku senang karena reader cerita ini semakin bertambah. Jadi aku memutuskan untuk up deh, Yeeeee 🤗🤗.

Untuk menghargai karyaku dan jerih payah karena ide iseng-iseng ini tolong vote dan komentarnya ya. Dengan komentar dan vote dari kalian bisa menambah semangat aku untuk segera up.

Thank you All ❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

146K 9.7K 14
katanya musuh tapi kok posesif? -- ya, ini yang sedang dialami oleh 𝗥𝗶𝗰𝗸𝘆 𝗱𝗶𝗽𝘁𝗮 𝗮𝗱𝗵𝗶𝘁𝗮𝗺𝗮 yang harus berurusan dengan musuh sejatin...
442K 11.9K 144
Di bawah umur tolong jangan ya, ini adalah area dewasa 🔞.... Dan untuk yang sudah dewasa dan cukup umur baca aja ya ... kalau suka kasih vote ok, ma...
144K 9.6K 39
UPDATE SESUAI MOOD. Ini cerita humor pertama saya, buatnya susah ternyata [Cry] Jadi mohon dukungannya berupa follow dan vote setiap chapter. Thank...
38.5K 2.1K 24
18+ Bijaklah dalam membaca BRIANNA CAITLYN wanita yang memiliki senyum manis itu menyukai CEO tampan tempat ia bekerja. Walau ia tau bahwa ALEXANDER...