Valentine day [βœ…]

By xoo_49

188K 24.7K 1.4K

Haechan benci hari Valentine karna Valentine merupakan hari yang penuh cinta. Dan Haechan muak dengan cinta. ... More

prolog
part 1 (the bad day ever)
part 2 (Jaehyun hyung)
part 3 (Lee Jeno)
part 4 (Valentine day)
part 5 (Good morning, Sunshine!)
part 6 (Markhyuck's story)
Highway to heaven
part 8 (like a real couple)
part 9 (Jealous)
part 10 (a gift)
part 11 (Wrong request)
part 12 (Realita)
part 13 (End)
epilog
Cupid
your wish

part 7 (Perfect Mark Lee)

10.2K 1.4K 119
By xoo_49

Hallo Tuhan... Ini Haechan.
Aku ingin memiliki kisah cinta yang bahagia seperti orang lain...
Tolong beri aku kekasih yang sempurna,
Yang baik dan sopan seperti Jaehyun hyung...
Yang pintar dalam segala hal seperti Lee Jeno...
Dan jangan lupa, yang tampan juga... Hihihi...

***

Pagi ini, Haechan berangkat sekolah bersama Mark lagi. Mereka berdua bangun tepat waktu. Jadi, tidak kehabisan kursi bus seperti dua hari yang lalu. Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, mereka tidak banyak berbicara. Mark hanya berbagi headset bersama Haechan. Mereka menikmati lagu yang dipilih oleh Haechan sambil menutup mata. Manis bukan?

Saat pemberhentian di halte ketiga, Mark tiba-tiba berdiri. Haechan merasa heran. Tapi, pertanyaannya terjawab saat seorang ibu hamil duduk disampingnya menggantikan Mark.

"Anak muda itu baik sekali ya..." ibu hamil itu berbisik pada Haechan sambil tersenyum. Haechan hanya membalas dengan anggukan sambil tersenyum pula. Hatinya menghangat saat memandang Mark yang tengah berdiri sambil berpegangan dengan sebelah tangan. Dia, baik hati dan sopan... Seperti Jaehyun hyung... Sepertinya Haechan harus mempertimbangkan lagi, mungkin jatuh cinta lagi tidak ada salahnya. Toh, cintanya yang sekarang tidak bertepuk sebelah tangan.

***

Haechan kembali dipanggil kepala sekolah. Sekedar mengingatkan Haechan bahwa waktu olimpiade matematika tinggal sebulan lagi. Haechan diminta berhenti mengikuti kelas Dance dan club memanah untuk sementara waktu. Haechan hanya bisa mengangguk pasrah. Padahal, Haechan sangat tidak ingin berhenti dari kedua hal itu. Meski sementara, Haechan tetap merasa sedih. Beginilah tidak enaknya menjadi pintar dalam hal akademik.

Haechan memilih pergi ke perpustakaan untuk membaca beberapa buku. Sekalian latihan menjawab beberapa soal. Sebenarnya, perpustakaan itu bukan gaya Haechan sekali. Tapi, mau bagaimana lagi, Haechan tidak ingin malu kalau kalah. Karena kepala sekolah sudah lebih memilihnya daripada Jeno.

Haechan sangat sibuk belajar, ia bahkan mengabaikan Jaemin yang mengajaknya makan siang di kantin seperti biasa. Beginilah Haechan saat fokus mengejar sesuatu yang ia inginkan. Lupa dengan segala hal. Ia bahkan tidak sadar kalau sedari tadi Mark duduk disampingnya sambil membaca buku.

"Yang itu salah" tunjuk Mark pada soal yang tengah diisi Haechan. Wajahnya terlampau dekat saat Haechan menoleh. Bahkan hidung Haechan membentur pipi Mark. Membuat wajah Haechan memanas seketika.

"H-hyung.. kenapa berada disini?" Haechan bertanya dengan suara yang tergagap.

"Melihatmu belajar" jawab Mark singkat seperti biasa. Ia tidak terlalu memperhatikan wajah Haechan yang memerah. "Bagian ini, seharusnya memakai rumus yang ini" tunjuk Mark pada salah satu soal yang sudah dikerjakan Haechan.

Haechan kembali menoleh kearah soal-soalnya. Mencoba membenarkan sesuai arahan Mark.

"Bukan begitu..." ujar Mark. Ia meraih bolpoin di tangan Haechan dan mencoret-coret pekerjaan Haechan. "Lihat ini, seharusnya seperti ini. Lalu, yang ini, pakai rumus ini. Kemudian... Saat dihitung lagi akan menjadi seperti ini. Paham?" Mark menoleh kearah Haechan. Sekarang ia baru sadar, wajah Haechan terlihat memerah. Haechan balas menoleh kearah Mark, dan wajahnya menjadi semakin merah.

Mark terkekeh sambil menggusak rambut Haechan gemas. "Sudah makan siang?" tanyanya.

Haechan menggeleng. Raut wajah Mark seketika menjadi gelap. Ia tidak suka saat Haechan mengabaikan makan siang karena belajar terlalu keras. "Ayo makan dulu" kemudian Mark menarik Haechan keluar dari perpustakaan tanpa menghiraukan segala alasan dan rontaan Haechan.

Sesampainya di kantin, Mark segera mendudukkan Haechan di salah satu meja dan pergi membeli beberapa makanan yang menurut Haechan terlalu banyak. "Makan" ujar Mark sambil menyodorkan seluruh makanan.

"Hyung, ini semua terlalu banyak" keluh Haechan. "Aku tidak akan bisa menghabiskan semuanya" Haechan menjauhkan beberapa makanan di depannya.

Mark kembali mendekatkan makanan yang dijauhkan Haechan. "Tidak baik, memilih-milih makanan. Habiskan semuanya"

Haechan memelototkan matanya. "Hyung pikir aku babi?!" teriaknya kesal.

Mark hanya mengendikkan bahu menyebalkan. "Habiskan" ujarnya sebagai perintah mutlak. Huh, Haechan benci memiliki kekasih seperti Mark. Sepertinya Haechan harus menarik kata-katanya kembali tadi pagi. Kata-katanya yang ingin mempertimbangkan untuk jatuh cinta dengan Mark.

"Menghabiskan waktu belajar saja" lirih Haechan. Tapi, Mark masih bisa mendengarnya. "Mulai hari ini... Tidak ada waktu belajar pagi hari... Tapi, setiap malam, aku akan menjadi tutor untukmu. Jadi, kau tidak perlu khawatir"

Haechan berpikir sebentar kemudian mengangguk. "Oke" tapi, sedetik setelahnya, sebuah pemikiran langsung menghantamnya. "Berarti Hyung setiap hari menginap di rumahku?!"

Mark menggeleng. " Kau yang menginap di rumahku"

Apa?! Haechan langsung tersedak makanannya.

***

Sekarang, Haechan sedang berada dalam ruang club memanah. Ia sedang meminta izin pada Johnny hyung —pelatih memanahnya— untuk istirahat selama beberapa minggu selagi ia fokus belajar untuk olimpiade matematika. Johnny sih, tidak akan keberatan selama izin dengan alasan yang jelas. Haechan bersyukur memiliki pelatih pengertian seperti Johnny hyung. Johnny hyung juga orang yang asik diajak bicara, Haechan jadi sering lupa waktu jika mengobrol dengannya. Yah... Contohnya seperti saat ini. Mungkin Haechan masih terus bercerita panjang lebar andai Mark tidak muncul dan memanggil namanya.

"Haechan-ah... Masih lama? Hyung, jangan tahan kekasihku terlalu lama" ujarnya mengingatkan Johnny.

Johnny sendiri hanya tertawa kecil. "Jangan gampang cemburu, dude"

"I'm not! You just waste my time with your bullshit"

"Uh, you're lil bastard... Tetap tidak sopan seperti biasa" Johnny menepuk-nepuk pundak Mark gemas. "Haechan-ie... Aku tidak menyangka kau bisa bertahan dengan kekasih pencemburu semacam dia. Tapi, semangat ya... Aku tetap akan mendukung hubungan kalian" Johnny berlalu sambil tertawa terbahak-bahak.

Haechan jadi heran, seterkenal itu kah hubungannya dengan Mark? Sampai pelatih panahnya juga mengetahuinya. Atau Johnny hyung memang sudah mengenal Mark terlebih dahulu? Melihat percakapan keduanya yang tampak akrab.

"Jangan dengarkan dia" ujar Mark yang masih terlihat kesal.

"Hyung, kenal Johnny hyung?" tanya Haechan.

Mark mengangguk. "Aku pernah menjadi murid favoritnya. Tapi, aku bosan dengan semua omong kosongnya. Dia sangat banyak bicara. Jadi, aku pindah ke club basket" jelas Mark.

Haechan hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Kalau Mark hyung sampai menjadi murid kesayangan... Berarti Mark hyung sangat berbakat. Huh... Sudah pintar dalam akademik... Pintar olahraga pula... Seperti Lee Jeno. Inner Haechan. Tapi, sedetik kemudian ia menggeleng cepat. Kenapa dari tadi pagi Haechan membandingkan Mark dengan Jaehyun hyung juga Jeno?

***

Malam ini, Haechan benar-benar menginap di tempat Mark. Well, Haechan tidak menyangka jika Taeyong hyung dengan mudah mengizinkannya. Sepertinya Taeyong hyung sudah tidak khawatir lagi dengan hidup Haechan. Bahkan Taeyong hyung menawarkan diri untuk mengantar Haechan ke apartemen Mark —yang langsung diiyakan saja oleh Haechan karena Haechan tentu tidak tahu dimana letak apartemen Mark—.

Haechan setengah bersandar di dinding sebelah pintu setelah menekan bel apartemen Mark. Ini pertama kalinya bagi Haechan menginap di tempat orang asing selain keluarganya. Bahkan Haechan belum pernah menginap di rumah Jaemin.

Suara pintu yang terbuka langsung membuat Haechan kembali berdiri tegak. Mark sedang memakai kaos santai berwarna hitam dan kacamata minus bulat. Sepertinya, Haechan akan hafal penampilan santai Mark.

"Ayo masuk" ajak Mark sambil menarik tangan Haechan kemudian mendudukkannya di sofa.

"Belajar dulu atau makan dulu?" tanya Mark.

"Belajar saja..." jawab Haechan. Ia tidak ingin kembali lapar setelah belajar. Bisa-bisa ia menjadi gendut kalau makan sebelum dan setelah belajar.

"Baiklah" Mark kembali menarik tangan Haechan. Kali ini mereka masuk kedalam kamar Mark.

Dan, entah kenapa Haechan menjadi gugup tiba-tiba. "H-hyung.. Kenapa.. m-masuk kesini?" meski ia sudah dua kali tidur bersama Mark, ia tetap gugup. Yah, bagaimanapun, mereka adalah sepasang kekasih —kata orang— jadi masih ada kemungkinan terjadi sesuatu.

"Belajar" jawab Mark singkat. Ia mendudukkan Haechan di karpet tebal disamping ranjang. Ia juga langsung memberi Haechan beberapa tumpukan bukunya. "Baca ini semua" ujar Mark singkat sebelum keluar kamar kembali.

Haechan memukul kepalanya gemas "otak... Jangan berpikir aneh-aneh!" rutuknya pelan.

Melihat Mark yang tak kunjung kembali, Haechan jadi bosan. Masalahnya, ini sudah hampir dua jam lebih. Haechan juga sudah menyelesaikan membaca semua buku seperti perintah Mark. Mau memanggil Mark juga Haechan malu. Hmmm... Serba salah.

Karena sudah sangat terlampau bosan, Haechan akhirnya memilih melihat-lihat kamar Mark. Ia berjalan menyusuri dinding yang dipenuhi oleh fotonya juga foto berdua dengan Mark. Banyak sekali... Kapan mengambilnya?

Haechan juga menemukan beberapa sticky note warna-warni berisi motivasi di dinding samping meja belajar Mark.

Setelah selesai membaca seluruh tulisan dalam sticky note itu, Haechan beralih membaca beberapa tulisan dalam buku catatan di meja Mark. Haechan bisa menyimpulkan kalau Mark adalah orang yang romantis setelah membaca beberapa puisi di buku tersebut.

Salah satu yang paling Haechan sukai adalah ini.

Baby, is it me or are you
Doing something to me?
When you smile, it’s shining
But for some reason, you’re lying inside
Dangerously, you’re beautiful
You slowly came to me, my dilemma
Like a habit,
I’m already looking for your hand that’s not there
What’s scary is the way you talk
What gives me goosebumps is when you smile
My focus, my control is all you,
But the problem is, I don’t hate it,
I like it when we get closer, when it gets risky
Only when you hold my hand, it feels like I have started
When I’m with you,
Danger seems like a good thing
Whether it’s the wrong or right answer
You decide for me

Haechan bahkan tersenyum sangat lebar. Ia membayangkan menjadi objek yang sedang digilai oleh si penulis. Pasti sangat beruntung.

"Kenapa tersenyum?" tanya Mark yang tiba-tiba saja sudah ada dibelakang Haechan sambil menjulurkan kepalanya melewati pundak Haechan.

"Ini, hyung yang membuatnya sendiri?" tanya Haechan masih sambil tersenyum.

Mark mengangguk kemudian meletakkan dagunya di pundak Haechan. "Kau inspirasinya"

Haechan tidak bisa mencegah wajahnya berubah menjadi merah dan panas. Ia mengalihkan perhatiannya dengan membaca beberapa tulisan di buku lain. Tapi, ia malah menemukan buku curhatan Mark. Seketika ia ingin menyemburkan tawa. "Pft... Hyung, menulis curhatan?! Seperti perempuan saja"

"Tidak harus perempuan... Curhatan itu seperti mengirim surat kepada Tuhan" jawab Mark santai.

Haechan seperti pernah mendengar ungkapan itu? Tapi, dimana ya? Haechan mencoba mengingat. Ah... Chenle! Ia ingat, ia pernah menulis curhatan yang kata Chenle adalah surat untuk Tuhan. Haechan jadi merasa geli, waktu itu ia meminta seorang kekasih pada Tuhan. Lucu bukan?

Tunggu, aku meminta kekasih?! Kepalanya menoleh kearah Mark dengan takut-takut.

Jangan bilang...

Kalau...

Tulisan Haechan menjadi kenyataan?!

Oh, tidak...

Haechan yakin sekarang ia masih bermimpi.

Siapapun...

Tolong bangunkan Haechan dari mimpi buruk ini!!!

Tbc

Huft... 😌 gak yakin ini beneran mimpi buruk... 😋

Jangan bosen baca ya... Makasih udah vote... 😄

Continue Reading

You'll Also Like

52.3K 2.9K 38
Kalian bisa membaca cerita kisah seseorang bernama Mark Lee yang sangat ketakutan ketika suami pria-nya sedang berjuang bertaruh nyawa demi sang anak...
2.9M 147K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
74.4K 5.9K 10
Haechan adalah anak yang berisik. Mark tidak suka anak yang berisik. Mereka menyebalkan. Itu yang ada di pikiran Mark yang berusia 10 tahun. Atau Se...
85.9K 10.6K 41
[TERJEMAH] Kisah tentang perjuangan Donghyuck untuk melupakan sosok mate yang menolaknya, mengembalikan jalan hidup seperti sebelumnya, dan kekhawati...