Sweet Passionate Obsession [O...

By AlfNaNa13

58.9K 865 30

"Argghhhh, lepaskan aku" jerit Rose disertai deru napasnya yang memburu. " No, Rose you're Mine and always be... More

PROLOG
CAST 1
CAST 2
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 9
CHAPTER 10
BUKAN UPDATEAN

CHAPTER 8

2.2K 38 1
By AlfNaNa13

Kehadiranmu tak pernah kuharapkan. Fikiranku hanya tertuju pada hal-hal fana, semu, dan suram. Hingga suatu hari kau tetiba hadir tanpa permisi.

Awalnya kuanggap kau angin lalu yang senantiasa menemani langkah ku. Hingga bayanganmu mengganggu akal sehatku. Tanpa kusadari kau menjadi bagian terindah untuk melengkapi kepingan ruang dalam lubuk hatiku.

Kau laksana embun di pagi hari, meneduhkan relung jiwaku, menyejukkan sanubariku, menambah keindahan dunia ini, mengisi sebagian pasokan udara dalam setiap nafasku.

Hanya dirimu seorang yang mampu mengukir senyum di bibir ini. Memporak-porandakan jalur kehidupanku yang sunyi, sepi, kelam dan mencekam.

Layaknya rembulan kau menyinari hari-hari kelamku. Senyumanmu terasa berkilau di pelupuk mataku. Gestur tubuhmu membuatku ingin menyentuhmu, memelukmu, terutama memilikimu.

Akankah kau mau menerima diriku yang hina dan kotor ini?
Ah entahlah, tapi kurasa aku tak butuh persetujuanmu.
Aku hanya ingin menggenggammu dalam pelukku setiap harinya.

(Alvaro Zachery)

*****

Sinar pagi menerobos jendela besar yang berada disisi kanan ranjang mewah sebuah kamar yang menggambarkan betapa maskulin pemiliknya. Tepatnya di hadapan meja belajar lelaki itu.

Alvaro yang masih berbaring di ranjang king sizenya hanya menggeliat kekanan tanpa berniat membuka matanya sedikitpun. Tapi karena terpaan sinar matahari yang sangat terang itu mengganggu tidur nyamannya, Alvaro menyipitkan matanya sambil menghadang sinar matahari dengan tangan kirinya.

"Arggghhhh sial. Siapa yang sudah membuka jendela kamarku sepagi ini?" Alvaro bergumam sembari memukul keras tepi kasur disebelahnya.

Dengan terpaksa ia bangkit dari tidurnya menarik tirai jendela kamarnya agar tertutup rapat lalu melanjutkan tidur nyenyaknya kembali.

Selang beberapa menit kemudian jam wekker di atas nakas berbunyi nyaring memekakkan telinga pendengarnya.

Alvaro menggeram kesal. Kemudian melemparkan jam wekker ke sembarang arah lalu mengepalkan tangannya keras.
"Argghhhh, cobaan apalagi ini. Kenapa hari ini sungguh sial sekali. Tidak bisakah benda-benda disekitarku membiarkan aku menikmati tidurku?"

Ia melirik handponenya sekedar mengecek jam berapa sekarang. Ternyata sudah pukul 9 siang. Dering handphonenya berbunyi menandakan ada panggilan masuk di sana. Ternyata Mario yang menghubungi Alvaro. Alvaro menekan tombol hijau yang tertera disana.

"Hey tukang tidur, aku yakin kau pasti masih tertidur di ranjang empukmu saat ini. Ayo cepat bangun, lihat pukul berapa sekarang! Kau mau mendapat omelan dari prof. Roland?. Kutunggu kau di kampus sekarang juga. Cepat mandi dan jangan sampai terlambat!" Mario bersuara keras sambil memerintah Alvaro seenaknya di ujung sana.

Alvaro merupakan mahasiswa cuek, sombong dan angkuh. Tapi dibalik sikapnya ia termasuk mahasiswa yang sangat cerdas, selalu menampilkan ide-ide briliannya tanpa belajar sekalipun. Ia juga termasuk seorang yang cerdik dalam menyusun taktik tanpa diketahui orang lain. Ia menguasai ilmu taekwondo dan boxing yang dulu sempat dipelajarinya saat kecil.

Alvaro yang kesal pagi ini langsung menutup panggilan telepon Mario. Ia melempar handphonenya ke arah ranjang di samping. Ia meremas rambut hitamnya meredakan amarahnya yang meletup sepagi ini. Setelah amarahnya mereda, ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar mandi.

Alvaro berdiri di bawah guyuran shower sambil menikmati buliran-buliran air hangat yang menyegarkan tubuhnya. Mandi merupakan kegiatan favoritnya. Karena dengan mandi ia dapat merilekskan tubuh dan fikirannya. Tapi kali ini tidak, aktifitas mandinya terganggu karena sekelebat bayangan Rose hadir di benaknya. Ia membayangkan senyuman indah Rose, gelak tawanya disertai lesung pipinya, serta tingkah manja gadis itu. Ia merindukan semua yang ada di diri Rose.

Sebenarnya selama 1 tahun ini ia tidak berniat mengintai gadis itu. Tapi takdir lah yang selalu mempertemukan dirinya dengan Rose di beberapa kesempatan. Awalnya ia fikir itu hanya kebetulan yang tidak disengaja karena mereka satu kampus. Tapi karena terlalu sering bertemu menyebabkan gelisah hati Alvaro saat itu.

Setelah itu ia mulai mencari latar belakang Rose dan mengintai keseharian gadis itu. Mengingat beberapa minggu ini ia menghindar dari Rose. Ia berencana menelfon Eden untuk mencari tahu keadaan gadis itu.

Selesai mandi ia bergegas ke arah walk in closet memilih beberapa helai pakaian modis yaitu sweater hitam dipadu dengan celana jins abu-abu dan sepatu sport warna krem classic untuk melengkapi penampilannya ia memilih jam tangan merk fossil.

Alvaro meraih handphone yang sempat ia lempar di ranjangnya menekan nomor eden, pada dering pertama eden langsung mengangkat panggilannya.

"Bagaimana keadaan Rose?" Tuhan bagaimana bisa aku mengingkari keinginanku sendiri. Aku tak bisa membuang jauh-jauh dirinya dari pikiranku, Alvaro membatin sembari merasa frustasi akan hal aneh yang terjadi pada dirinya.

"Hingga saat ini belum ada kemajuan yang berarti tuan. Nona Rose masih terbaring koma di rumah sakit tapi syukurlah keadaannya masih dalam tahap normal.

"Aku akan kerumah sakit segera. Tapi pastikan dulu bahwa tidak ada siapapun di kamar Rose saat aku mengunjunginya. Ku tunggu kabar selanjutnya!"

"Baik tuan. Tapi tuan saya minta maaf jika tidak bisa memastikan kapan pastinya dalam waktu dekat ini karena nona Rose masih dijaga ketat oleh keluarganya"

Alvaro mengetatkan rahangnya, mengepal tangannya semakin kuat, menahan gemuru emosi dalam dadanya.

"Arrggghhh sial. Pastikan waktunya secepatnya. Aku tidak mentolerir alasan apapun. Ingat baik-baik tugasmu adalah memantau terus situasi disana."

"Ba- baik tuan"

Alvaro memutuskan sambungan teleponnya.

"Aku merindukanmu sayang. Maaf tak bisa mengunjungimu saat ini".

*****

At Ireland Bradson University 10.30 am.

Suasana di ruang kelas terasa sunyi, para mahasiswa maupun mahasiswi disana sibuk mendengarkan materi pagi ini yang disampaikan oleh prof. Laura.

Angel dan Chloe yang menempati tempat duduk di tengah menghadap ke dinding tidak mendengarkan materi yang disampaikan. Mereka sibuk mendiskusikan rencana apa yang akan mereka lakukan untuk Rose.

"Angel, aku sangat merindukan Rose. Kenapa hingga saat ini ia belum sadar juga? Aku takut kehilangan dia. Aku tidak siap Angel."

"Hey, kau ini bicara apa Chloe? Jangan berbicara sembarangan! Rose kita pasti akan segera sembuh. Kita hanya perlu berdoa saat ini semoga Tuhan cepat memberikan keajaiban-Nya pada Rose. Aku juga sangat merindukannya Chloe. Setelah kuliah hari ini aku akan mengunjunginya, kau juga mau ikut?"

"Tentu saja, tapi aku tidak bisa berlama-lama disana. Mommy menyuruhku ikut dengannya untuk dinner dengan kawan lamanya nanti malam."

"Oke setuju"

Angel dan Chloe bersalaman kemudian ber high five ria. Mereka tersadar bahwasanya mereka masih ada di dalam kelas. Sontak mereka langsung memelankan suaranya dan tertawa pelan bersama.

Alvaro, Jaden dan Mario sedang berjalan di halaman kampus menuju kantin. Mario yang tingkahnya seperti anak kecil menggoda Jaden menyebabkan Jaden kesal dan mengejarnya. Mereka berlarian kesana kemari mendahului Alvaro yang masih santai berjalan.

Tepat saat itu, Alvaro berpapasan dengan Angel dan Chloe yang berjalan terburu-buru menuju parkiran mobil.

"Bukankah mereka sahabatnya Rose? Kenapa mereka terlihat terburu-buru sekali?" Alvaro memandang Chloe dan Angel sambil menyipitkan mata.

Tanpa fikir panjang, Alvaro mengikuti mereka dan bergegas menuju mobilnya. Diam-diam Alvaro mengikuti mobil Angel dan sampailah mereka di rumah sakit.

Sesampainya di ruang rawat inap Rose, Chloe dan Angel langsung memasuki ruangan. Sementara Alvaro bersembunyi di balik dinding agar dirinya tak terlihat oleh orang terdekat Rose.

2 jam kemudian Chloe terlihat keluar dari ruangan Rose.

kriukk.... kriukk.. kriuk..

"Haduh aku lapar. Aku baru ingat ternyata aku belum makan siang tadi. Sebaiknya aku ke kantin rumah sakit saja."

Tak lama dering handphone Angel berbunyi tertera nama mommy Anne disana.

"Halo Angel."

"Yea Halo mommy Anne. Ada apa menghubungiku saat ini?"

"Saat ini kau masih di rumah sakit kan sayang? Bisakah mommy meminta tolong padamu?"

"Tentu saja mommy. Aku siap membantu."

"Begini, karena ada urusan bisnis penting di kantor hari ini mommy tidak bisa menemani Rose di rumah sakit. Dan Zayn juga ada acara kampus yang tidak bisa ditinggal. Bagaimana kalau kamu membantu mommy menjaga Rose untuk malam ini saja? Maukah kau menerima permintaanku sayang?"

"Tentu saja mommy Anne. Aku akan menemani Rose malam ini. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Rose dengan baik."

"Thanks a lot sayang. Mommy titip Rose kalau begitu."

"Sama-sama mommy kau tidak perlu sungkan denganku. Hati-hati di jalan. Semoga urusanmu cepat selesai." Angel kemudian mematikan panggilan teleponnya.

"Rose aku ke kantin dulu yaa. Tidak apa kan kalau kau ku tinggal sebentar?. Jaga dirimu baik-baik. Oke!" Angel berbicara seakan-akan sedang berbincang dengan Rose saat ini.

Tak berselang lama setelah Angel meninggalkan ruangan Rose. Alvaro masuk ke dalam ruangan. Ia mengamati tubuh Rose yang tergeletak lemah di atas ranjang dengan irama nafas yang teratur. Perlahan Alvaro mendekati bibir ranjang Rose. Mengusap pipi tirus gadis cantik itu lalu duduk di bangku yang disediakan dan menggenggam erat jemari Rose.

"Hey sayang. Bagaimana kabarmu? Kuharap kau segera sadar sekarang juga. Aku merindukanmu. Entahlah kau berhasil mengobrak abrik fikiranku. Segala bayanganmu tak bisa lepas dari benakku. Jadi seperti ini rasanya mencintai seseorang? Ternyata rasanya tidak nyaman. Apa mungkin karena keadaanmu saat ini yang membuat perasaanku gelisah?
Cepatlah bangun sayang! I miss you every time. Sayang datanglah ke mimpiku, setidaknya itu bisa mengobati rasa rinduku."

Kemudian Alvaro mengecup telapak tangan Rose dengan lembut lalu meninggalkan ruangan itu.

*****

19 Juli 2019

Cukup cukup sudah, cukup sampai disini saja🎵🎶🎵

Hey, teman-teman semua. Apa kabar nih?
Maaf ya aku baru update lagi mantemans.

Doakan saja yaa teman-teman yang baik hati, berbudi luhur, dan tidak sombong. Semoga aja dalam otakku selalu muncul ide yang mengalir deras kayak hujan. Amiiinnnn

Bentar-bentar aku mau liat sekitar dulu, sepertinya ada udang di balik wajan nih.👀👀
(Sepertinya aku pengen makan udang crispy nih sampe kebawa mimpi) hehehe ☺☺

Continue Reading

You'll Also Like

165K 7.1K 14
(Cerita sudah dicetak, bagian yg sudah ditarik tidak akan dipost ulang) Part yg asalnya private juga tidak di post kembali. Akulah dewa kematianmu ya...
46.1K 2.4K 22
-Selengkapnya on KBMapp/Goodnovel/Novelah/StoryOn/FameInk. WARNING 21+ Apa kah menurutmu seorang Pscyo mempunyai hati tulus untuk mencintai? Johan de...
23K 21 1
WARNING 21 +++ I always want to lie down on your divinely beating heart every time my eyes get sleepy. Dalam dunianya kisah itu datang dengan sederet...
190K 18.6K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...