My Angel Is My Beautiful Devi...

Por ratna_adjah

257K 16.4K 1K

HASIL IMAGINASi SENDIRI!! Bergendre Fiksi romance.. +17 tahun keatas!! Cerita dewasa yang di warnai bumbu bai... Más

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Say Hai
18
19
20
21
23
24
25
cerita baru
SP? Dan berita penting.
Cast
UnPub
Terbit E-Book
SALE buku dan PDF
Po ke 2
Sale pdf
Flash Sale

22

6.4K 660 78
Por ratna_adjah

Aku tau kalian lelah menunggu kapan aku up cerita ini.. Sama. Aku pun sama lelahnya dengan kalian karena tulisan aku yang gak selesai2..
Waktu aku makin seret. Selain sibuk dengan urusan sendiri ada faktor utama lain yang menjadi penyebabnya. Yaitu bayi..
Bukan bayi aku tapi ponakan, hanya saja aku yang mengurus sekarang.
Ibunya kemanakah?
Gak ada. Dia ngejar-ngejar cowok lain. Cerita singkatnya aku punya adik cowok yang nikah muda (18) sekarang udah punya bayi, dan istrinya minta cerai karena suka lagi sama cowok lain. Sebagai orang tua dan kakak (aku) yang sekarang kena imbasnya. Yah beginilah.. mau gimana lagi. Kalo bukan kami yang merawat sebagai orang tua dan keluarga siapa lagi.
Ponakan lagi belajar lari. Lagi selusah-susahnya. Rambut aku sampai rontok, mungkin ya karena stres..

Bisa di bayangin ya.

Hm, minta doanya aja moga-moga aku gak hiatus dari dunia orange. Karena waktu benar-benar tersita. Ada waktu malam boro2 nulis, nempel di bantal langsung goodbye.. Apalagi aku juga sibuk kuliah.. Hadeuh..

❤Happy Reading❤

Siang ini Angella tengah bekerja di dalam kantornya yang ada di restorannya. Ia tengah memeriksa laporan anggaran dan pendapatan restoran-restorannya.

Meski baru berjalan satu bulan, restoran miliknya sudah cukup ramai oleh pengunjung. Bahkan ia sudah membuka dua cabang di wilayah Jakarta lainnya.

Pendapatan yang di dapatnya dari restorannya juga cukup lumayan. Di tambah dari saham yang dibelinya beberapa waktu lalu. Kini saatnya ia membayar hutang pada ayahnya sedikit demi sedikit.

Sesuai janji Angella pada Frans sebelumnya, ia akan mengembalikan uang Frans dalam waktu satu tahun. Dan tampaknya pengembalian uang bisa di lakukan mulai sekarang, meski dengan mencicil.

Ketukan terdengar, Angella mendongak dan mempersilahkan Ina meneger restorannya masuk. "Maaf bu. Pelanggan yang biasa datang lagi. Dan seperti biasanya, ia ingin bertemu dengan ibu."

"Baiklah. Kamu boleh kembali." Ina mengangguk dan keluar.

Angella menyandarkan punggungnya dengan pandangan menerawang ke depan. Sudut bibirnya tersenyum membentuk senyum yang menawan. Ia memutar-mutar pena di antara jari-jarinya. Beberapa saat kemudian ia bangkit dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangannya.

Dari kejauhan matanya menangkap siulet pria tinggi yang duduk bersandar sambil memainkan ponsel di tangannya. Matanya menyipit kemudian senyum manis terukir dibibirnya.

Perlahan ia berjalan mendekati sosok pria yang tampak kesepian itu. Pria itu mendongak menatapnya dengan mata sehitam tintanya.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?"

Suara manis terdengar, membuat beberapa pengunjung tidak mungkin menahan godaan untuk tidak mengalihkan perhatian pada seorang gadis cantik yang berdiri dengan senyum manis di bibirnya.

Gadis itu sangat cantik. Ia memiliki fiktur lembut apalagi dengan senyum indahnya. Di tambah daya tarik tak kasat mata yang memberikan kesan pada orang di sekitarnya bahwa ia memancarkan keanggunan yang tak dimiliki oleh setiap orang. Mereka mendesah kagum, bahkan ada beberapa pria yang secara terang-terangan menunjukkan ketertarikan padanya.

Rafael menatap wanita yang kini tersenyum padanya. Matanya dengan dingin mengukur penampilan wanita di depannya. Melihat senyum manis di bibir merahnya membuat matanya menyipit, seolah mencari sesuatu dalam mata coklatnya.

Angella melihat Rafael yang menilainya secara terang-terangan tak merasa marah sedikit pun. Senyum di bibirnya bertambah manis, matanya meredup menatap ke bawah sebelum berkedip dan kembali mendongak dengan cerah.

Sudah seminggu ini Rafael datang ke restorannya yang pada awalnya membuatnya bertanya-tanya apa tujuan pria itu datang menemuinya.

Namun seminggu telah berlalu, dan kini Angella mulai bisa menebak. Tampaknya pria dari masa lalunya ini mulai tertarik padanya tanpa ia harus bersusah payah menarik perhatiannya.

Di setiap kunjungannya ada saja keluhannya yang pada awalnya membuatnya mengerutkan kening. Dari mulai kurang garam, hingga kelebihan garam. Ada saja yang di permasalahkannya. Bahkan sampai membuat Angella berfikir seburuk itukah restorannya?

Rafael mununjuk minuman di depannya. Dengan suara yang dalam memerintah selayaknya memerintah karyawannya. "Cobalah!"

Tanpa banyak kata Angella mengambil minuman tersebut dan meminumnya. Itu adalah jus jeruk, rasa manis dan asam memenuhi mulutnya. Matanya berkedip saat ia menilai bahwa tak ada yang salah dengan minuman itu.

Angella meletakan kembali gelas di atas meja, kemudian mengambil selembar tisu dan menyeka bibirnya.

Tatapan Rafael dengan setia mengikuti semua gerak geriknya. Mulai dari jari-jari lentiknya yang mengambil gelas, kemudian bibir merahnya yang menyentuh tepi gelas dan meninum minumannya semua tak luput dari pandangannya. Kemudian pandangannya semakin dalam saat melihat bibir itu menempel pada gelas bekas minumnya!

Itu benar! Angella minum di tepi gelas yang sama dengan dirinya!

Angella tak menyadari perubahan ekspresi pria di hadapannya, setelah menyeka bibirnya ia memandang Rafael dengan mata yang antara tampak tak berdaya dan sedikit kebingungan.

"Bagiamana menurutmu?" Rafael bertanya dengan suaranya yang berat. Ia menatap lurus manik coklat Angella seolah mencari celah dari apa yang sebenarnya di fikirkan gadis di depannya.

"Menurut saya tidak ada yang salah. Tidak terlalu manis juga tidak terlalu asam." Jawab Angella yang di angguki Rafael.

Gadis itu mengerutkan kening, pasalnya tak mengerti dimanakah letak keluhan Rafael yang kali ini. Jika tidak ada yang salah dengan rasanya lalu apa?

Seolah mengetahui kebingungannya Rafael dengan baik hati memberi tahu Angella. "Rasanya memang pas. Namun.."

Namun??

Angella bertanya-tanya menanti kelanjutan perkataannya.

"Sayangnya saya tidak memesan itu."

Ternyata begitu. Angella mendesah dan menatap pria di depannya itu dengan tatapan minta maaf.

"Maaf, sepertinya pegawai saya salah mengantarkan pesanan. Jika boleh saya tau apa yang anda pesan?"

"Americano."

"Baiklah. Mohon tunggu sebentar. Sebentar lagi akan kami antarkan." Angella berbalik dan melangkah hendak pergi.

"Tidak perlu." Namun suara Rafael menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap pria yang kini telah berdiri dan merapikan ujung jasnya yang sama sekali tak kusut, kemudian mengeluarkan sebuah kartu.

"Anda tidak perlu membayar. Ini kesalahan kami karena tidak melayani tamu dengan baik. Saya benar-benar minta maaf."

"Tidak perlu. Lagi pula saya sudah minumannya." Setelah mengatakan hal itu Rafael berlalu meninggalkan Angella yang membeku di tempatnya.

Angella menoleh menatap sosok Rafael yang meninggalkannya. 'Tidak perlu. Lagi pula saya sudah meminumnya.' kata itu bergema bagai lonceng dihatinya. Jadi maksudnya tadi ia meminum minuman bekas miliknya?! Angella tak bisa berkata-kata. Matanya menatap dengan rumit pada sosok yang semakin menjauh.

❤ ❤


Sugiono, sang sutradara yang merupakan si pemeran utama pria sejak pagi terus menerus menerima berbagai panggilan dari para wartawan yang membuatnya pusing.

Pertanyaan dan sindiran yang mendesaknya untuk memberikan konspirmasi terus menghujaninya. Serta hujatan dan cercaan dari para netizen di forum-forum internet semakin hari semakin bertambah parah, membuat beberapa produser dan penulis naskah film yang menjalin kerja sama dengannya membatalkan kontrak kerja sama yang membuatnya nyaris frustasi.

Entah apa yang terjadi, namun saat ini seakan dunia mengutuknya. Kegagalan demi kegagalan silih berganti menghampirinya, membuatnya marah hingga hampir muntah darah. Apalagi di perparah dengan datangnya surat dari pengadilan agama dari istrinya yang menggugat cerai dirinya.

Pria berusia empat puluhan itu meremas rambutnya sambil mengeram, matanya memerah dengan tatapan setajam pisau. Lingkaran hitam membayang di bawah matanya. Tampilan wajahnya begitu kuyu, rambut yang mencuat kesana kemari memperparah tampilan berantakannya di tambah dengan jambang yang menghiasi rahangnya, membuatnya tampak semakin menyeramkan.

'Ini karena pelacur itu!'

Jika bukan karena pelacur Sarah yang menggodanya waktu itu semua ini pasti tidak akan tejadi. Demi mendapat peran utama wanita dalam drama yang di sutradarainya, Sarah beberapa kali mengundangnya makan malam, hingga ia tak tahan menahan godaan melangkah teralalu jauh menjalin hubungan gelap dengan wanita itu.

Sugiono menghempaskan semua barang yang ada di ruangannya. Ia sungguh menyesal. Sekarang bukan hanya karirnya yang hancur, tapi rumah tangganya pun berantakan. Semua ini karena pelacur itu! Dalam hati ia berjanji akan membalas pelacur Sarah lebih dari yang wanita itu lakukan padanya. Hidupnya sekarang benar-benar hancur. Dan biang dari semua ini sekarang dengan seenaknya menikmati popularitas yang baru di dapatnya. Bertingkah layaknya dewi yang tertindas. Benar-benar memuakan.

Seringai dingin menyungging di sudut bibirnya saat matanya menatap pembawa acara di televisi yang memberitahukan bahwa besok pagi Sarah akan mengadakan konsfersipers.

"Baiklah sayang. Karena kau suka dengan pertunjukan mari kita buat pertunjukan besar! Kita lihat pada akhirnya siapa yang akan menangis!" Tawa pun menggema di rengah puing-puing kekacauan ruangan itu.

❤ ❤

Sarah saat ini tengah menikati popularitasnya yang melonjak dalam semalam. Ia memilah-milah hadiah-hadiah yang di kirimkan para penggemarnya, baik itu pengemar baru atau yang lama. Senyum puas tak pernah luntur dari bibir merahnya.

"Sarah, agensi menginginkan dirimu memberikan beberapa kata konspirmasi atas pertanyaan beberapa netizen yang menyudutkanmu." Maneger Sarah memberitahunya sesaat setelah mendapatkan telepon dari perusahaan.

"Mm, kamu siapkan saja naskahnya. Nanti aku hapalkan." Sarah menjawab tak acuh sambil melambaikan tangannya.

Keesokan harinya konsfersipers kembali di gelar. Sarah yang kini terlihat lebih hidup tampil kembali di layar kaca. Ia melambaikan tangan sebagai respon dari dukungan beberapa penggemarnya yang hadir demi memberi dukungan untuknya. Senyum lemah terukir dibibirnya membuat orang-orang yang menatapnya merasa kasihan, teringat kembali insiden beberapa waktu lalu yang menimpanya.

Pertama ia mengucapkan terimakasihnya pada penggemarnya karena dengan setia telah mendukungnya, kemudian menyeka sudut matanya saat mengucapkan bahwa ia meminta maaf pada beberapa pihak yang merasa terganggu dengan insiden yang pernah menimpanya.

Orang-orang di ruangan itu mengutuk siapa saja orang yang masih menghujat wanita menyedihkan seperti Sarah. Dukungan dan suport mengalir baik secara langsung maupun media membuat Sarah meneteskan air mata bahagia. Ia membungkuk sambil mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Dalam hati ia merasa puas.

Tiba-tiba layar proyektor di belakangnya berubah menampilkan beberapa gambar yang membuat semua orang diam terpana.

Sarah tak menyadari hal itu, ia masih berdiri dengan senyum yang menyungging di bibirnya tanpa menyadari pergantian peristiwa.

Ia pun kembali melanjutkan membacakan beberapa kata-kata yang telah di hapalnya. Namun tak ada tanggapan seperti yang di harapnya membuatnya bingung, yang di dapatnya malah tatapan aneh mereka semua memandangnya.

Manajer Sarah memberi isyarat pada wanita itu untuk berhenti. Namun Sarah tampaknya tak mengerti isyaratnya, malah dengan bodohnya kembali melanjutkan pidatonya sambil terisak-isak. Membuat manajer dan sang pengacara tersenyum kaku tak dapat bersuara.

Masih tak mendapat tanggapan seperti yang diharapkannya akhirnya membuat Sarah tersadar, jika perhatian semua orang tak tertuju padanya. Mungkin semua mata memang tertuju kearahnya, namun tak mengarah padanya. Melainkan ke belakangnya. Ia pun memutar kepalanya dan matanya hampir menonjol keluar.

Di layar adegan seorang wanita bergaun minim tengah bergelayut manja pada leher pria berusia empat puluh tahuanan tengah dimainkan. Adegan berlanjut hingga suara decapan dari dua orang yang tengah berciuman memenuhi pendengaran setiap orang.

Sarah terpaku layaknya orang bodoh di tempatnya. Kemudian dari arah pintu masuk muncul kedatangan seorang pria yang tak pernah di harapankan kemunculannya di acara tersebut.

Orang-orang menyingkir membelah kerumunan menciptakan kedua sisi membentuk jalan yang mengarah pada Sarah. Aroma alkohol menguar seiring setiap langkah goyah yang di ambil pria itu. Seringai dingin menghiasi bibirnya yang dipenuhi jambang, membuat orang-orang bergerak mundur saat ia berjalan mendekat.

"Ka-kamu.. Kenapa kamu ada disini?!" Rasa panik Sarah rasakan saat tatapan setajam elang mengawasi mangsanya tertuju padanya.

Sugiono, di tengah kesadarannya yang kian menipis berusaha keras menyeret langkahnya menuju wanita yang berdiri terpaku di atas panggung. Mata merahnya dengan setia memindai setiap lekuk tubuhnya membuat tubuh Sarah bergetar.

Dari lantai dua seorang gadis cantik menikmati tontonan dari lantai bawah dengan ekspresi tertarik. Apalagi saat adegan si pemeran utama pria menerkam si pemeran utama wanita terjadi yang membuat seisi ruang konsersipers riuh.

Namun tampaknya tak ada yang berniat memisahkan kisah keduanya, meski si pemeran utama wanita berteriak meminta pertolongan tak ada yang bernait mengangkat satu jari pun.

Melihat hal itu membuat senyum manis menghiasi bibir gadis cantik itu. Ia menyesap espresso di gelasnya dengan tenang saat jeritan putus asa terdengar. Rasa pahit memenuhi mulutnya namun senyum di bibirnya bertambah indah.

Suara robekan kain yang satu-satunya terdengar selain ratapan putus asa meminta pertolongan bagai melody indah di telinganya.

Lee, pria blasteran korea yang dengan setia berdiri di belakang gadis cantik itu tak dapat menahan rasa dingin merayap di tulang punggungnya. Gadis di depannya bukanlah gadis manis seperti yang terlihat di permukaan. Gadis ini bahkan lebih cocok dengan julukan penyihir.

"Kita pergi." Kata bernada ringan yang entah kenapa terdengar lebih menakutkan dari teriakan bernada amarah di telinga Lee.

Pria korea itu tak dapat menahan diri untuk menatap diam-diam punggung sosok yang tampak rapuh di depannya namun dalam kenyataannya lebih tangguh dari pada baja.

Gadis ini yang terlihat rapuh namun ternyata mampu membebaskan dirinya dari skema-skema yang di persiapkan untuk melawannya, bahkan membalas perbuatan orang-orang itu berkali-kali lipat lebih ngengejutkan! Ia bahkan mempermainkan korbannya dengan memainkan permainan tarik ulur kemudian hempaskan. Membalas, menyanjung dan bom! Hancurkan hingga tak bersisa.

Lee pun mengukir kata dalam hatinya, untuk tak pernah menjadikan gadis ini sebagai musuhnya.




Tbc..

❤ ❤

Entah nyambung atau tidak.. Karena kelamaan di simpan di daft dan sambung nulisnya dikit-dikit jadi gak tau ini cerita dapat fellnya buat kalian apa enggak. Apalagi mata aku udah berair dari tadi. Ngantuk banget, banget, banget! Tapi aku ingat kalian jadi maksain mata buat gadang malam ini aja.
Pease tinggalkan vote dan coment-nya ya.
Doain aja mudah2n gak hiatus.
See you..
21 Agustus 2019
23.00 Wib.

Seguir leyendo

También te gustarán

354K 13.7K 13
UNPUBLISH DAN REVISI. 𝐵𝑎𝑤𝑎 𝑑𝑖𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖, 𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑛𝑦𝑎. -𝑨𝒏𝒊𝒏𝒅𝒊𝒓𝒂 Ini t...
1.9M 130K 70
Seorang dokter yang mencintai tenang dan senyap, juga tidak banyak bersuara, berbanding terbalik dengan apa yang harus dihadapinya. Flora Ivyolin yan...
7.5M 192K 18
Gimana jadinya kalau kalian menjadi Hana yang tiba-tiba menjadi istri yang akan diceraikan dan bukan itu aja tapi Hana juga tiba-tiba memiliki anak k...
267K 22.4K 27
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana memiliki sifat rendah hati dan ramah. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki...