My Perfect Luna (COMPLETE)

By fatifides2_

1.1M 66.5K 1K

Devanio Alexandro, putra mahkota dari Bluemon pack. Calon Alpha dari pack terbesar dan terkuat dari wilayah t... More

MPL-1
MPL-2
MPL-4
MPL-5
MPL-6
MPL-7
MPL-8
MPL-9
MPL-10
MPL-11
MPL-12
MPL-13
MPL-14
MPL-15
MPL-16
MPL-17
MPL-18
MPL-19
MPL-20
MPL-21
MPL-22
MPL-23
MPL-24
MPL-25
MPL-26
MPL-27
MPL-28
MPL-29
MPL-30
MPL-31
MPL-32
MPL-33
MPL-34
MPL-35
MPL-36
MPL-37
MPL-38
MPL-39
MPL-40
MPL-41
MPL-42
Cerita Baru

MPL-3

38.1K 2.8K 32
By fatifides2_

Pack house - mansion
-----------------------------------------------------------

Cewek itu adalah.... Mateku," air mata lagi-lagi lolos dari mataku begitu saja.

"Ra, gue minta tolong. Lo bisa kan ngertiin gue?" ucap cowok itu menggenggam kedua tanganku dan menatapku lakat.

"Yha, gue bisa kok ngertiin lo." ia bernapas laga. "Mungkin ini saatnya," lanjutku. Ku lihat ia mengerutkan dahinya, sedangkan aku hanya tersenyum labar.

"Saatnya?" tanya cowok itu polos.

"Saatnya untuk mengakhiri hubungan kita ini." dengan penuh keyakinan aku mengatakannya. Tak lupa memberi senyum lebarku kepadanya dan melepaskan tangannya yang masih menggegam tanganku.

"Tapi, kenapa?"

"Kau sedah menemukan matemu, Ren." Dari kedua matanya aku dapat melihat kekecewaan.

"Enggak. Bukan itu yang gue inginin," ucapnya dengan mengangkat salah satu sudut bibirnya.

"Lalu apa?"

"Lo," balasnya tenang. "Lo yang gue inginin."

"Lo cinta kan sama mate lo, Ren?" Entah mengapa pertanyaan itu keluar dari mulutku.

"Gu.. gue, mencintainya." balasnya singkat. Membuatku menjadi lebih tenang. Walaupun itu membuatku tidak dapat hidup dengannya, tapi setidaknya ia akan hidup bahagia bersama dengan Matenya.

"Tapi, rasa cinta gue ke dia tak sebesar rasa cinta gue ke lo." mendengar hal itu sontak membuatku terkejut. Aku tidak menyangka ia akan menjawab seperti itu.

"Enggak Ren," tolakku keras. "Gue nggak mau jadi orang ketiga dalam hubungan kalian." Ranghang cowok itu mengeras dan menatapku tajam.

Dahulu kami berjanji, jika salah satu dari kita sudah menemukan seorang Mate. Maka hubungan kami juga akan berakhir dan melanjutkan kehidupan dengan Mate masing-masing. Tapi kenapa sekarang ia seperti itu?

"Lepas Ren. Lepasin gue!" Cowok itu langsung mencengkram tanganku erat dan menarikku ke mobilnya.

"Cepat masuk!" Ia mendorong tubuhku ke dalam mobil.

"Lo mau bawa gue kemana?" Aku mencoba menahan tubuhku dengan memegang bagian luar mobil kuat-kuat.

"Cepat, lo masuk aja." Aku tau cepat atau lambat, mau tidak mau tubuhku ini terdorong masuk.

"Lo mau bawa gue kemana?" tanyaku sedikit berteriak saat aku melihat ia membawa mobil ini masuk ke dalam hutan.

"Gue nggak akan nglepasin lo, Ra. Lo cuma buat gue. Lo milik gue."

"Ren, sadar. Gue bukan mate lo. Gue bukan milik lo." Aku sedikit berfikir jika cowok ini sudah gila.

"Gue nggak peduli soal itu, Ra," jawabnya sangat tenang. "Yang gue mau cuma lo selalu ada di samping gue." Cowok tersebut tersenyum lebar disertai sorot mata yang tajam.

"Hentikan mobilnya!" Aku berteriak tepat di telinganya.

"Jangan harap," jawabnya tak kalah kencang.

"Hentikan mobilnya atau aku loncat." Dalam seketika mobil yang kami tumpangi langsung berhenti.

Tak menyia- nyiakan kesempatan, aku langsung membuka pintu dan berlari ke dalam hutan yang tak ku ketahui namanya ataupun letak wilayahnya.

"Ra, tungguin gue! Jangan harap lo bisa lepas dari gue gitu aja," mendengar teriakkannya itu aku mempercepat langkah kakiku.

Dua puluh menit sudah aku berlari ke arah selatan. Kurasa aku sudah jauh dari cowok gila itu.

Dia adalah mantan kekasihku. Mantan, aku menganggap hubungan kami telah berakhir setelah ia bertemu dengan matenya.

Tersadar aku memasuki hutan terlalu dalam, aku langsung kehilangan arah. Belum lagi matahari telah terbenam dan digantikan oleh rembulan. Maka dari itu aku memutuskan untuk bermalam disini. Semoga saja tidak ada hewan buas atau hewan yang menjijikkan yang menggangguku.

"Berhenti di sana, penyusup." Aku tersentak kaget dan segera membalikkan tubuhku 180°.

Aku melihat para warior penjaga yang sedang menghampiriku dan sekarang mereka mengepungku dengan mengelilingiku. Ada sekitar 7-8 warior yang sedang mengepungku dengan tatapan tajam dan posisi siapa menyerang.

Aku tidak tau harus bagaimana. Aku seorang shewolf menyerang 8 warior sendirian? Yang benar saja. Jika aku menyerahkan diri? Aku juga masih mempunyai harga diri.

Melihatku tanpa memberikan serangan, salah satu warior itu mendekati secara waspada dan langsung menarik tanganku dan mengunci pergerakanku.

"Aku mohon lepaskan aku. Aku bukan penyusup, mata-mata, atau apapun itu yang merugikan pack kalian." Aku memohon dengan setulus hatiku.

"Shewolf," guman salah satu dari mereka yang sudah menghirup aroma tubuhku.

"Katakan dari pack mana kau berasal" salah satu Warrior itu berterian tepat di telingaku yang membuat telingaku berdengung.

"Aku tinggal di dunia manusia. Aku hanya tersesat disini. Aku mohon lepaskan aku." Jujur aku bingung harus menjawab apa. Pack? Sudah lama aku tidak tinggal di pack.

"Jangan berbohong kalau kau tidak mau hukuman yang lebih buruk." Warrior itu berbisik di telingaku dengan nada yang membuat rambut-rambut tangan dan kakiku berdiri.

"Aku tidak berbohong. Lepaskan aku!" Aku memohon dengan suara yang lebih pelan dan memelas. Tanpa sadar air mataku telah membasai kedua pipiku.

Salah seorang Warrior mendekatiku dan mencengkram rahangku. "Kami tidak akan terpengaruh dengan air matamu ini bodoh." Selesai mengucapkan itu, ia menghempaskan rahangku dengan kasar.

"Cepat bawa dia ke Pack House! Kita lihat saja bagaimana ia membuka mulutnya saat diintrogasi oleh beta nanti." mereka langsung menarik paksa tanganku. Membawaku ke Pack House mereka.

"Lepaskan aku. Lepaskan..!" Aku masih saja memberontak walaupun semua itu akan sia-sia. Aku tidak dapat mengimbangi kekeuatan mereka.

Semakin lama hutan semakin terasa gelap. Dengan demikian penglihatan pun sedikit berkurang.

Bruukk...

Tubuhku terjatuh karena tersandung batu yang lumayan besar. Membuat lututku berdarah karnanya.

"Jalan tuh lihat-lihat. Punya mata kan?" ucap Waroir itu keras.

"Jangan sampai kubuat kedua matamu tidak berfungsi lagi." Dengan kasar, kedua Warrior tersebut menarik kedua tanganku, berusaha membuat tubuhku ini berdiri kembali.

"Mata gadis itu atau mata kalian yang akan tidak berfungsi?" suara dingin tersebut terdengar dari balik semak-semak.

Dengan spontan kami semua mengalihkan pandangan ke arah sumber suara. Di sana aku dapat melihat tiga orang pria yang menatap kami tajam.

"Alpha." Kelima Warrior yang tersisa itu sontak langsung menunduk, memberikan hormat kapada mereka.

Tiba-tiba saja pandanganku pudar. Tubuhku mulai lemas dan kehilangan keseimbangan. Kepalaku terasa sangat berat, dan perlahan kesadaranku mulai menghilang. Mataku mulai tertutup. Tak lama kemudian, tubuhku terjatuh di atas tanah.

Devanio POV

Hari sudah malam. Matahari sudah tenggelam. Cahaya bulan menerangi kaum warewolf dengan cahaya indahnya.

Saat ini Aku, Beta, Gamaku serta beberapa Warrior telah selesai menghabisi para rogue yang menyusup daerah barat packku. Kami langsung kembali ke Pack Hous.

Dalam perjalanan tiba-tiba aku mencuim aroma yang sangat aku rindukan. Lavender mint, itu aroma yang mencuri perhatianku saat ini.

"Mate... mate. Akhirnya kita dapat bertemu dengannya lagi. Dev cepat cari dia dan jangan biarkan dia lepas!" guman Eright melalui mindlink dan aku pun menyetujuinya.

"Alpha, apakah ada ada sesuatu yang mencurigakan?" Fano, Betaku bertanya. Ia melihatku berhenti secara tiba-tiba.

Aku tidak menjawab ataupun menanggapinya. Aku langsung mencari asal aroma yang membuatku candu tersebut. Tanpa perintah dariku mereka mengikutiku dari belakang.

Langkahku langsung terhenti ketika melihat pemilik aroma tersebut di depan mataku. Tepatnya di sebalik semak-semak yang tinggi di hadapanku. Aku dapat melihatnya dari lubang-lubang kecil di balik semak-semak ini.

Aku melihatnya. Seorang gadis dengan penampilan sangat kacau. Matanya bengkak, kedua tangannya lebam dan rambut yang berantakan, menutupi wajah cantiknya. Serta lututnya yang terluka.

"Jalan tuh lihat-lihat, kau punya mata kan?"

"Jangan sampai kubuat kadua matamu tidak berfungsi." salah satu warriorku berteriak kepadanya.

"Berani-beraninya mereka menyentuh mateku. Sipapun yang berani menyentuhnya apalagi melukainya tanpa seizinku akan kuhancurkan semua tulang-tulang yang ada di tubuhnya," Eright menggeram di dalam sana.

"Mata gadis itu yang akan tidak berfungsi atau mata kalian," ucapku yang sedari tadi kutahan.

Mereka semua sontak melihat ke arahku. Lebih tepatnya ke semak-semak yang menutupiku. Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku langsung menebas semak-semak tersebut sehingga memperlihatkanku, Beta, dan Gamaku.

"Alpha." kelima Warrior tersebut membungkuk, memberiku hormat. Namun tidak mate-ku. Ia menunduk ketakutan melihatku beserta kedua orang di belakangku.

Beberapa detik kemudian mate-ku ambruk, jatuh di atas tanah. Ia pingsan. Melihatnya pingsan aku langsung berlari ke arahnya dan memaruh kapalanya di pangkuanku.

"Aku mohon, bangunlah." tanganku menyingkirkan helai-helai rambut yang menutupi wajahnya dan kemudian mengelus pipinya.

"Alpha mengenal gadia itu?" tanya Gamaku yang merasa heran dengan sedikit rasa takut, memberanikan dirinya untuk membuka suara. Bukan dia saja yang merasa heran, semua yang berada di sini dibuat heran melihatnya.

"Dia Luna kita," jawabku datar.

.

.

.

.

.

.

.

Maaf jika masih ada typo yang betebaran.
Jangan lupa vote dan komennya.
Tungguin terus kelanjutannya.
Semoga kalian suka.


Terima kasih
🙏🙏🙏😊😊😊♥️♥️♥️

Continue Reading

You'll Also Like

130K 6K 39
Tamat!! Sebelum baca wajib vote, comen, share, dan fallow Seorang wanita yang lelah akan hidupnya didunia yang kejam pada dirinya, tapi malah dipe...
809K 82.7K 48
PINDAH KE APK KUBACA Aku hanya berlari dan berlari terus hingga aku memasuki hutan. Dan sampai aku melihat semua makhluk yang dipercayai oleh manusia...
926K 83K 47
Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang tuanya, karena sejak kecil ia sudah bersa...
758K 57.1K 90
Update setiap hari - RANDOM- ON REVISI! Alex adalah seorang werewolf, dan Alpha adalah nama panggilan dari gelarnya. Memiliki kehidupan yang dipenuhi...