Grow Up [ โœ“ ]

By HwangLuv

547K 68K 18K

[ Telah dibukukan. ] โYou did well, Hyunjin-ah...โž Sepanjang Hyunjin melewati mereka, dia dihormati. Dia diha... More

01. Memory
03. I'm sorry, I can't..
04. Bleedin'
05. I'm Scared
06. Hematoma
07. Family Goals
08. Secret Untold
09. Hallway
10. Not that Easy
11. Going Over
12. Re-
13. DrUNk
14. Back To 2009
15. Tears
16. Selfish
17. So?
18. Again
19. The Final
20. Suicide?
21. Return
22. HAPPY BIRTHDAY HWANG JANIM! <3
23. The Bells of Happiness
24. Kang Sowoon
25. ACCIDENT!
26. End
27. Tears.2
28. Sweet Scars
29. After All
30. SINGLE CONCERT : HI HYUNJIN!
Last but not Least
31. A Second Chance
day by day:: 2021.
GROW UP COMPLETED, other works?
OTHER NOVEL?
RESTOCK SEKARANG!

02. Am i fine?

26.1K 3.6K 445
By HwangLuv

•••

"Gue ke belakang dulu." 

Kesembilan orang itu berdiri di tengah stadion yang kini terasa ramai, hangat. Orang-orang berteriak menebarkan kebahagiaan, begitupun dengan mereka yang menjadi penyebab dari bahagia; Stray Kids. Boygrup baru yang sukses melangsungkan tur dunia di tahun kedua setelah debutnya.

Laki-laki yang berambut pirang itu menoleh, lalu dengan sigap menahan pergelangan tangan Hyunjin, "Kemana?" Tanyanya sambil menjauhkan mic dari mulut.

Hyunjin membaca lewat gerak mulutnya, keadaan bising dan Jisung sedang bernyanyi di sana. 

"Telinga gue," ujar Hyunjin sambil menunjuk telinga kirinya. Chan mengerutkan dahi sesaat, tapi kemudian mengisyaratkan lewat gerakan tangannya; ia boleh pergi, asal segera kembali. 

Langkahnya terburu-buru, telinganya terasa tidak nyaman dan sedikit sakit. Rasanya seperti sehabis berenang dan telinga dipenuhi oleh air. Sedang kedua telinganya disumbat oleh earpiece selama berada di atas panggung.

"Ini telinga saya, nggak enak." Jelas Hyunjin ketika beberapa staf menghampirinya di belakang panggung.

Lalu ketika earpiece-nya dilepas, darah menetes mengenai pundaknya.

Hyunjin yang terkejut dengan cepat menutupnya menggunakan tangan. Staf panik, mereka bersegera mengambil beberapa helai tisu dan berusaha menghentikan pendarahan yang terjadi di telinga kiri Hyunjin.

Tapi ternyata itu tidak membantu, telinganya terus mengeluarkan darah meski terhitung sedikit. Backstage tidak terkondisikan, bagian kesehatan coba mencari cara dan obat yang tepat untuk menanganinya.

"Tuhan," cicit Hyunjin yang merasa tubuhnya melemas karena kejadian ini.

Merasa orang-orang terlalu lamban dan tidak banyak membantu, Hyunjin berjalan terburu-buru ke kamar mandi. Tidak peduli berapa banyak staf dan kru yang dia tabrak--bahkan sampai ada yang terjatuh karenanya. Ia harus lekas kembali ke atas panggung.

Ia terhenti di depan wastafel, sempat memandangi dirinya dari pantulan cermin; pundak dan sebagian lehernya terlihat kotor karena darah.

Takut.

Tangannya gemetar, dia memutar keran air dan dengan rusuhnya membersihkan telinga serta lehernya. Tak lama setelah itu, dua orang manager menghampirinya dengan membawa handuk dan kotak p3k.

"Ditutup aja pakai perban kalau masih--"

"Udah, udah berhenti." Ucap Hyunjin sesaat setelah selesai membersihkan semuanya. Pendarahan yang tiba-tiba terjadi itu terhenti. Ia membuang napas dengan lega sambil memegangi dadanya. Jantung yang tadinya berdegup dengan kencang mulai berdetak normal.

"Syukur, ayo."

Ketiganya kembali ke bagian tempat berganti pakaian. Hyunjin tidak mungkin mengenakan pakaian yang kotor dan basah-- karena terkena cipratan air. Tapi, semua kostum sudah dipakai untuk tampil sebelum-sebelumnya, tersisa beberapa kaus hitam berlogo Stray Kids.

"Ganti satu ganti semua." Pekik salah satu staf yang menjadi bagian dari tata rias.

Hyunjin memegangi dahinya, dia masih sedikit shock.

Terpaksa Hyunjin mengganti pakaiannya lebih dulu ketimbang member lain. Seharusnya kaus hitam polos itu digunakan di akhir, tapi tidak ada jalan lain. 

Member lain masih berada di atas panggung, mereka sedang berbincang tentang rencana tahun depan. Meski Chan dan Felix fasih dengan bahasa Inggris, kehadiran translator tetap dibutuhkan--karena tidak semua orang mengerti.

"Turun, turun dulu." Perintah salah satu manager dari balik panggung. Minho yang pertama melihatnya, dia lekas memberitahu Chan dan semua member izin turun sementara untuk beristirahat.

"Kenapa, kenapa?" Changbin terus menanyakan kalimat yang sama karena backstage terlihat berantakan, sebagian staf nampak kebingungan.

"Ganti dulu pakaian, ganti." Manager yang berbadan paling subur itu memberi arahan.

Tidak ada yang bertanya, apalagi protes. Mereka hanya mengikuti apa yang sudah direncanakan dan apa yang diperintahkan. Walau sebetulnya mereka bertanya-tanya; kenapa tiba-tiba? Padahal menurut jadwal yang ada, mereka baru boleh berganti pakaian sekitar tiga puluh menit lagi.

Hyunjin menghela panjang, dia menyentuh pundak Jeongin yang sekarang sedang membenarkan tatanan rambutnya, "Gue tremor." Katanya.

Sontak semua menengok bersamaan ke arah Hyunjin. Ia menunjukkan kedua tangannya yang gemetar hebat, disusul kaki yang juga terasa lemas--dia hampir terjatuh tanpa sebab. Tapi Woojin dengan sigap menahan tubuhnya.

"Ini kenapa, sih, Hyunjin kenapa?" Tanya Chan sambil mendekat ke arah Hyunjin. Perhatiannya seketika tertuju pada beberapa helai tisu yang berserakan di atas meja; semuanya terkena tetesan darah.

"Tadi ada kecelakaan sedikit, telinga dia berdarah." Terang salah satu managernya.

"Dia pake earpiece-nya nggak betul, jadi cedera di dalam." Lanjutnya, sambil memperhatikan Hyunjin dari jarak beberapa langkah.

Tatapan matanya terlihat seperti dia kebingungan; dia tidak bisa merasakan apa-apa yang terjadi pada tubuhnya. Pendarahan di telinga tadi tidak menimbulkan rasa sakit yang teramat, tapi sukses membuat Hyunjin mengalami kecemasan berlebih dan berujung tremor seperti ini.

"Dipaksain bisa?" Tanya manager pelan sambil menilik wajah Hyunjin.

Hyunjin hendak mengangguk, tapi bibirnya ikut gemetar dan dia tidak bisa menanganinya sendirian. Member lain ikut khawatir, mereka tidak mungkin kembali ke atas panggung sedang salah seorang di antaranya berusaha melawan gangguan kecemasan sendirian.

"Rileks, tenang dulu." Chan menuntun Hyunjin untuk menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Berulang kali, selama satu menit. Setelah semua member selesai berganti pakaian, Hyunjin masih tetap dengan kedua tangannya yang  bergetar.

Teriakan Stay menggema bahkan terdengar jelas sampai ke belakang panggung. Sedikitnya, Hyunjin menjadi lebih bersemangat untuk kembali ke atas. Ia coba melangkahkan kakinya, sambil mengepal kedua tangan dan mengatakan pada diri sendiri, bahwa semua akan dan harus berjalan dengan semestinya.

Terdengarnya seperti paksaan. Disaat tubuhnya tidak mau untuk bergerak dan bernyanyi, Hyunjin memaksanya. Tapi baginya, apa-apa yang dia berikan untuk Stay, tidak ada yang terasa seperti paksaan.

Dia menikmati bagaimana orang-orang berteriak histeris kala menonton tariannya. Hyunjin menyukai saat-saat di mana wajahnya disorot dan menjadi perhatian banyak orang. Dia mencintai bagaimana orang-orang mencintainya dengan sepenuh hati.

Penggemar tidak pernah tahu tentang banyak hal yang terjadi di belakang panggung. Mereka tidak diharuskan untuk mengerti tentang gangguan kecemasan yang datang mendadak dan cara menanganinya. Mereka tidak perlu mencari tahu lebih lanjut perihal banyaknya cedera yang disembunyikan menggunakan make-up, atau kostum.

Tugas penggemar adalah menikmati, menyemangati.

"Bisa." Katanya dengan mantap. 

"Dimatiin atau dikecilin aja mic-nya." Usul Minho. Karena dia tahu, tremor juga berpengaruh pada pita suara; kadang suaranya terdengar fals, atau nadanya berubah seketika.

"Bisa, kok, bisa." Hyunjin berkata sekaligus meyakinkan dirinya sendiri.

Mereka kembali tampil untuk menyanyikan beberapa lagu, konser di Manila terasa paling berat karena beberapa masalah; Seungmin sempat terkena demam sehari sebelumnya, lalu Felix juga terjatuh ketika melakukan latihan kemarin. Itu menyebabkan memar yang cukup besar di dekat lututnya, untung celana menutupinya.

"Kurang-kurangin minum kopi." Bisik Jisung pada Hyunjin ketika mereka berada dekat tangga, hendak naik ke atas panggung. Hyunjin cepat-cepat menggeleng sambil terkekeh, "Yang tiap hari minum kopi tuh lo." Tegasnya. 

Walau sebetulnya Hyunjin ragu tentang bisakah dia tampil secara sempurna? Hyunjin benar-benar takut kalau tiba-tiba  telinganya kembali berdarah, atau tremor kembali menyerangnya. Hyunjin salah dengan memikirkannya, karena lagi-lagi dia merasa tangannya gemetar di luar kendali.

"Aduh," Hyunjin mengulum bibir bawah, mengibas-ngibaskan kedua tangannya yang juga berkeringat.

Jeongin mengusap-usap punggung Hyunjin dari belakang. Sejurus kemudian, manager menyuruh semuanya untuk menaiki panggung dan melupakan apapun yang sudah terjadi di belakang.

Unveil tour : I Am akhirnya selesai.

•••

Tukang cilok keliling di District 9.

Continue Reading

You'll Also Like

63.9K 10.4K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
76.3K 3.5K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa๐Ÿ˜ธ (GirlxFuta)๐Ÿ”ž+++
212K 23.4K 16
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...
29.3K 2.8K 19
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...