Sangguni

By Rurui22

32.6K 2K 165

Sangguni terpesona pada manik mata sewarna emerald milik Nirva, pria yang ia temui di hutan. Tapi apakah Nir... More

Chapter 1 - Pertemuan
Chapter 2 - Tragedi
Chapter 3 - Kembali ke rumah
Chapter 4 - Asal-usul Sangguni
Chapter 5 - Meraga sukma
Chapter 6 - Alasan
Chapter 7 - Rival

Chapter 8 - Ayah

3.6K 306 57
By Rurui22



Chapter 8

Ayah

"Kau..." jin wanita itu terlihat menelisik ekor Sangguni, "...Sarka."

Sangguni terlihat kaget saat mendengar jin wanita itu mengucapkan sebuah nama, "Bagaimana kau tahu nama ayahku?"

Bukan hanya Sangguni, kini justru si jin wanita lah yang terlihat kaget, namun sedetik kemudian ia tertawa nyalang, "Jadi benar Sarka adalah ayahmu? Kalau begitu kau adalah si darah kotor itu!" cemoohnya dengan tatapan tajam penuh kebencian.

Mengabaikan kata-kata kasar jin wanita dihadapannya, Sangguni lebih penasaran soal apa yang jin wanita itu tahu tentang ayahnya, "Bagaimana kau tahu ayahku? Kau mengenalnya?"

Tawa jin wanita itu kembali menggelegar, jikalau saja manusia bisa mendengarnya sudah dipastikan mereka semua akan gemetar ketakutan, "Tentu saja aku mengenalnya, aku adalah Marja, kakak dari ayahmu. Cih! Mengakui dia sebagai adik saja sudah membuatku malu dan muak. Dia adalah jin yang menghinakan dirinya dengan cara mencintai makhluk hina seperti manusia."

Kali ini omongan Marja seperti telak memukulnya. Selama hidupnya, baru kali ini ia bertemu dengan keluarga ayahnya, namun pertemuan ini terasa sangat buruk dengan tatapan merendahkan dan kata-kata yang penuh dengan hinaan, bukan hanya menghina dirinya, tetapi juga ayah bahkan ibunya, "Jaga bicaramu!"

"Ck ck ck. Bukankah di dunia manusia ada yang namanya tata krama dan sopan santun? Kau seharusnya tidak meninggikan suaramu saat berbicara denganku yang adalah kakak dari ayahmu, dan..." gelak tawa yang terdengar merendahkan kembali terdengar dari mulut Marja, dengan sesekali lidah bercabangnya menjulur keluar dengan bunyi desisan, "aku tidak harus menjaga cara bicaraku dengan mahkluk kotor dan rendah, apalagi yang dibuang oleh ayahnya sendiri seperti dirimu."

"Ayah tidak membuangku!" Sangguni mengatupkan giginya menahan amarah. Ia sangat yakin ayahnya tidak membuangnya, suatu hari nanti ayahnya pasti akan kembali menemuinya.

"Oh ya?" Marja tersenyum licik, "Sarka sudah memiliki pendamping, dan sudah memiliki anak. Tentu saja kali ini istri dan anaknya juga murni dari bangsa jin. Sekarang mereka hidup bahagia. Sarka sudah melupakanmu, apalagi ibumu yang sudah mati. Dia hanya mencintai wanita itu, bukan kau."

"Diam!!!" Sangguni melemparkan sebuah bola api berwarna hijau dari genggaman tangannya kearah Marja dan berhasil Marja hindari dengan mudah, "aku tidak ingin mendengar apapun lagi darimu!"

"Beraninya cecunguk kecil sepertimu menyerangku?! Kau—" kata-kata Marja terhenti begitu saja begitu melihat Sangguni berbalik badan dan menghilang begitu saja dihadapannya. Beberapa detik kemudian wajah kesal Marja dihiasi sebuah senyuman licik meremehkan, "Ya. Lebih baik kau kabur saja begitu. Kalau kau tetap disini, bisa-bisa aku menghabisimu."

Tanpa orang-orang sadari, Sangguni muncul di toilet dengan wujud manusianya lalu gadis cantik itu masuk kedalam salah satu bilik toilet yang kosong, duduk diatasnya lalu kemudian seketika wajah cantiknya berurai air mata. Saat ini hatinya terasa sakit, setelah sekian lama ia tidak mendapat kabar tentang ayahnya, ia malah mengetahui kenyataan bahwa ayahnya sudah hidup bahagia dan melupakannya. Jadi selama ini harapannya adalah harapan kosong tanpa arti. Harapan jika suatu hari nanti ayahnya akan menemuinya dan hidup bersamanya seperti sebuah keluarga yang bahagia, setidaknya sisi manusianya masih mengharapkan itu sampai saat ini sebelum Marja mengatakan hal-hal menyakitkan tentang dirinya.

Saat ini ia ingin sekali pergi ke alam sarpa untuk memastikan sendiri apa perkataan Marja benar adanya ataukah jin wanita itu hanya membodohinya. Akan tetapi, kalau ia memaksakan diri masuk ke alam sarpa, bisa saja para jin penjaga mengetahui keberadaannya lalu menangkap Sangguni. Bagaimanapum dunia manusia lebih bersahabat untuk makhluk setengah jin dan setengah manusia sepertinya, selama Sangguni mampu menyembunyikan identitas sesungguhnya.

Nirva mulai merasa khawatir, sudah cukup lama Sangguni pergi, namun gadis cantik itu belum kunjung kembali. Nirva merasa ia harus mencari Sangguni meskipun ia sangat yakin Sangguni sangat mampu menjaga dirinya sendiri, "Saya permisi ke toilet sebentar," setelah berpamitan kepada para pengusaha yang semeja dengannya, Nirva segera pergi mencari keberadaan Sangguni. Menurut logika Nirva, ketika seorang wanita pamit diacara makan malam di restaurant sudah pasti tempat pertama yang mereka tuju adalah toilet, dan kebetulan tadi Sangguni juga menggunakan alasan ke toilet untuk pergi dari sana. Memang cukup naif sih pemikiran itu, mengingat Sangguni bukanlah seorang gadis biasa, namun Nirva merasa tidak ada salahnya mencoba.

Nirva cukup terkejut ketika melihat Sangguni benar-benar keluar dari toilet dan pria tampan bermanik mata emerald itu lebih terkejut begitu melihat mata indah Sangguni yang kini lembab. Tanpa sadar ia sudah berjalan mendekati Sangguni lalu menangkup kedua pipi gadis cantik itu sembari memandangnya khawatir, "Apa yang terjadi? Kau kenapa?"

Sangguni mendongak menatap Nirva, untuk beberapa saat ia terdiam sebelum kemudian berkata sambil menyingkirkan kedua tangan Nirva dari pipinya, "Aku ingin pulang sekarang."

Apa mungkin ini ada hubungannya dengan jin milik Gamal Ardiwinata? "Tapi..." Nirva menghela nafas, untuk sementara mungkin lebih baik kalau ia memilih untuk menyingkirkan rasa khawatiran dan rasa penasarannya terlebih dahulu. Saat ini Sangguni terlihat dalam keadaan yang tidak baik. Mungkin mereka lebih baik segera pulang, kalau Sangguni sudah tenang, mungkin ia akan mau menceritakan kejadian apa yang menimpanya hingga membuat gadis setengah siluman seperti Sangguni menangis. Nirva mengelus rambut Sangguni dengan lembut, "baiklah ayo kita pulang. Kau tunggulah aku di pintu depan, aku akan berpamitan dulu dengan yang lain."

Sesampainya dirumah, Sangguni langsung menuju kamarnya tanpa berkata apapun pada Nirva. Sekalipun masih merasa penasaran dan khawatir, Nirva mencoba mengerti, ia tahu mungkin Sangguni butuh waktu untuk menenangkan dirinya sendiri. Malam ini Nirva juga memutuskan untuk membiarkan Damian menginap dirumah Yama, karena ia belum mengetahui penyebab Sangguni bisa menangis jadi ia merasa khawatir akan ada bahaya yang datang. Ia bukannya mencurigai Sangguni, Nirva hanya waspada pada hal buruk yang mungkin datang tak terduga. Nirva pergi ke kamarnya sendiri, mandi untuk membersihkan diri dan mengganti jas yang ia kenakan dengan pakaian santai yang nyaman.

Sangguni menangis. Menangis identik dengan ekspresi kesedihan. Kalau saat ini Sangguni sedang sedih, mungkin gadis cantik itu butuh seseorang untuk menghiburnya atau hanya sekedar menemaninya saja, maka dari itu Nirva berinisiatif membawa segelas susu cokelat hangat untuk gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya itu.

Nirva mengetuk pintu kamar Sangguni yang tertutup, berharap gadis itu mau membukakan pintu, "Sangguni, apa kau sudah tidur? Apa aku boleh masuk?"

"Masuklah," ucap Sangguni pelan, sekalipun pelan, Nirva masih dapat mendengarnya. Nirva tersenyum, merasa sedikit lega karena Sangguni memperbolehkannya masuk walaupun tak membukakan pintu. Begitu ia membuka pintu kamar dan memasuki kamar Sangguni, Nirva melihat gadis cantik itu tengah terduduk diam di tepi ranjang. Nirva tidak bisa melihat dengan jelas seperti apa ekspresi wajah Sangguni karena saat ini gadis cantik itu tengah menunduk, "ada apa?"

Nirva terkesiap begitu mendengar Suara Sangguni yang bergetar, apakah gadis setengah siluman dihadapannya itu tengah menangis lagi? "Sangguni, apa kau baik-baik saja?"

Sangguni terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya kembali bersuara, "Jika tidak ada hal yang penting, lebih baik kau keluar," ia tahu memanglah sangat tidak pantas apabila dirinya yang hanya menumpang tempat tinggal mengusir pemilik rumah begitu saja, tapi ia tidak terlalu perduli toh dirinya bukan sepenuhnya seorang manusia yang harus memperhatikan tata krama dan citra diri di hadapan orang lain.

"Aku...aku ingin tahu apa yang terjadi denganmu, dan..." Nirva menganggkat gelas berisi susu cokelat hangat yang ia bawa sekalipun kini Sangguni bahkan tidak tengah melihatnya, "...aku membawakan segelas susu cokelat hangat untukmu. Ini bisa membuatmu lebih merasa nyaman."

"Kau..." Sangguni mengepalkan tangannya, entah kenapa dadanya semakin terasa sesak seolah dihimpit batu besar, "kau bertanya karena kau peduli atau hanya sekedar penasaran dan ingin tahu?"

"Aku mengkhawatirkanmu. Aku peduli."

Napas Sangguni sempat tercekat saat mendengar jawaban Nirva, entah apa ia harus percaya pada perkataan pria itu atau tidak. Sangguni menganggakat kepalanya, menatap Nirva dengan mata yang berkaca-kaca, "Jin wanita yang bersama Gamal Ardiwinata ternyata adalah kakak dari ayahku."

"Apa?!" Nirva sama sekali tidak mendramatisir nada bicaranya, ia benar-benar merasa terkejut. Bagaimana mungkin mereka semua saling berkaitan? Ia yang menjadi lawan bisnis Gamal Ardiwinata yang berujung dengan Gamal yang ingin membunuhnya, lalu dirinya bisa selamat karena Sangguni yang menolongnya, dan Sangguni ternyata punya hubungan dengan jin wanita yang memiliki perjanjian dengan Gamal. Apakah benar semua hal ini hanyalah kebetulan ataukah takdir yang akhirnya mempertemukan mereka semua?

"Dia bilang...dia bilang..." gigi Sangguni saling gemertak dan Nirva yang berdiri beberapa langkah dihadapannya pun bisa mendengar suara itu dengan jelas. Rasa sedih, marah dan kecewa semakin berkecamuk di hatinya saat kembali mengingat kata-kata Marja hingga tanpa sadar mengubah sosoknya menjadi manusia setengah ular, sosok warisan dari Sang Ayah., "...dia bilang ayahku hidup bahagia tanpaku. Ayah sudah tak mengingikanku lagi!"

Nirva melangkah pelan dan meletakan gelas berisi susu cokelat hangat yang ia bawa diatas meja yang ada dikamar itu lalu mendekati Sangguni dengan hati-hati saat melihat mata gadis itu berubah merah darah dan taring-taring serta kuku Sangguni memanjang, serta sisik-sisik di ekor ular Sangguni terlihat meruncing dan menjadi sangat tajam, sungguh penampilan yang sebenarnya membuat Nirva takut. Ia tentu pernah melihat Sangguni dalam wujud setengah ularnya, namun berbeda tidak semengerikan seperti saat ini, "Sangguni tenanglah..."

"Tidak ada yang menginginkan keberadaanku...AKU SUDAH DIBUANG!" Sangguni mendesis kearah Nirva hingga menunjukan taring-taring panjangnya, suara gadis itu berubah menjadi serak dan berat sarat akan rasa marah. Mata merahnya menatap nyalang pada Nirva, seolah pria yang berdiri dihadapannya itu adalah mangsa buruannya, "KALIAN SEMUA BRENGSEK!"

Apa yang baru saja ia lihat dan dengar berhasil membuat bulu kuduk Nirva meremang dan membuat tubuhnya tanpa sadar gemetar ketakutan, meskipun begitu ia tidak bisa lari meninggalkan Sangguni begitu saja. Toh kalau ia lari pun tak akan sanggup lolos dari kejaran Sangguni. Namun saat ini yang paling penting yang terpikirkan oleh Nirva adalah bahwa gadis setengah siluman itu juga memiliki sisi manusia, oleh karena itu pasti saat ini yang membuat wujud Sangguni berubah mengerikan seperti itu adalah rasa sedih dan kecewa yang dalam. Terlepas dari wujudnya saat ini, apa yang Sangguni rasakan sangatlah manusiawi. Sangguni hanya seorang gadis yang tengah bersedih, "Tidak. Tidak. Sangguni dengarkan aku," Nirva kembali memberanikan dirinya untuk melangkah lebih dekat pada Sangguni yang terlihat waspada, "ada aku disini, aku tidak akan membuangmu."

"PERSETAN!"

Hallooo...Rui kembali dengan Sangguni. Pasti banyak dari kalian yang sudah mengeluhkan dengan lamanya novel ini update jadi maafkan hehe.. alasan (kenyataan) pertama adalah karena aku mengalami writer's block dalam cerita ini jadi hilang mood untuk melanjutkannya saat itu, alasan yang kedua adalah banyak kondisi yang ga memungkinkan. Ya semoga chapter ini membuat kalian kembali suka membaca Sangguni. Jangan lupa vote, comment dan share ya :D

Continue Reading

You'll Also Like

123K 13.8K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
247K 754 11
CERITA DEWASA KARANGAN AUTHOR ❗ PLIS STOP REPORT KARENA INI BUKAN BUAT BACAAN KAMU 🤡 SEKALI LAGI INI PERINGATAN CERITA DEWASA 🔞
138K 12.8K 37
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
1.1M 85.3K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...