She is mine || SH ✔

By czcaax

125K 10.3K 390

a SasuHina fanfiction. More

One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Twelve
thirteen
fourteen
Fifteen
sixteen
Seventeen
eighteen
Nineteen
twenty
twenty-one (END)

Eleven

4.5K 440 5
By czcaax

Tokoh/karakter dalam cerita milik Masashi kishimoto
.
She is mine||SH
by: Czcaax
.
.
.
🍭Happy reading🍭

Hinata sudah siap di pagi hari minggu jam 9 dengan sweater berwarna ungu soft, celana jeans panjang, dan sneakers putih membalut kakinya.

Ia langsung turun saat mendengar suara motor besar milik Sasuke.

"Cantik," puji Sasuke tersenyum kecil, sangat berbeda dengan yang kemarin Hinata temui di starbucks, yang bersikap dingin di depan teman-temannya. Hinata jadi tidak yakin kalau Sasuke di depannya adalah Sasuke yang memiliki sifat dingin.

Hinata balas tersenyum, "Tumben memuji."

Dahi Sasuke sukses berkerut, "Aku selalu memujimu," kata Sasuke tidak terima.

Hinata menaikkan alisnya sebelah. "Benarkah?"

Sasuke mencubit hidung Hinata, "Aku masih berkuasa disini, Aku bisa melakukan sesuatu yang tidak kau duga jika terus begitu," kata Sasuke dengan smrik terpajang di wajah tampannya.

Hinata menghela nafas tidak suka. Ia hampir melupakan jika ia kalah permainan dengan Sasuke dan membuatnya harus menuruti semua keinginan Sasuke.

"Hufftt, sudahlah," Hinata naik ke motor Sasuke, Sasuke terkekeh pelan ia memberikan helm untuk Hinata.

"Pegangan," Kata Sasuke melirik Hinata lewat kaca spion.

"Iyaa," Hinata berpegangan pada bahu Sasuke, ia masih canggung. Masa iya, ia memeluk Sasuke?.

Sasuke terkekeh pelan lagi. Itu membuat Hinata bingung, apakah Sasuke memang suka merubah sifatnya?!!.

Sasuke menarik tangan Hinata yang ada di bahunya dan meletakkan tangan kecil dan lentik itu di pinggangnya. "Sas---"

"Jangan menolak! Kau masih harus menuruti kemauanku!" kata Sasuke dengan volume di tinggikan karena suara motor.

Hinata jadi mulai tidak suka dengan sifat Sasuke yang ini. Sedikit menyebalkan...

.
.
.

Hinata turun dari motor Sasuke, "Kenapa kita kesini? Yang lain dimana?" tanya Hinata bingung.

Mereka sekarang berada di taman yang cukup banyak di kunjungi.

"Belum datang mungkin," jawab Sasuke sembari duduk di salah satu kursi, ia menarik pergelangan tangan Hinata agar ikut duduk di sampingnya.

"Apa mungkin kita terlalu cepat yah?" tanya Hinata melirik jam tangan di tangannya. Sasuke tidak menjawab pertanyaan Hinata dan menyenderkan punggungnya di kursi taman.

"Paling terlambat," gumam Sasuke datar.

Hening beberapa detik.

Hingga Hinata memilih bertanya tentang ponselnya, "Kenapa kau menghapus semua kontak di ponselku?" tanya Hinata menangadah dan menatap Sasuke bertanya.

Sasuke menundukkan kembali kepala Hinata agar tidak memperlihatkan leher depan gadis itu. "Tidak sengaja, kupikir itu riwayat panggilan," Jawab Sasuke enteng.

"Ha? benarkah?" dengan polosnya Hinata bertanya seperti itu. Sasuke tersenyum kecil lalu mengangguk.

Jika itu orang lain pasti berpikir kenapa Sasuke mau menghapus riwayat panggilan, dan kenapa bisa sampai kesitu, tentu saja orang itu juga akan berpikir apa untungnya Sasuke menghapus riwayat panggilan itu.

Hinata tiba-tiba berdiri. "Itu mereka!" tunjuknya ke arah segerombolan perempuan dan laki-laki yang datang menghampiri Mereka.

"Mana Kiba dan Tenten?" tanya Hinata saat menyadari tidak ada kehadiran perempuan bercepol dua dan laki-laki penyuka anjing.

"Mereka batal, katanya sih ada urusan," jawab Sakura memutar bola matanya malas mengingat pesan dari Tenten.

"Paling hanya alasan belaka, aku tauu mereka itu tidak mau ikut..." dengus Ino mencabikkan bibirnya kesal.

Hinata mengernyit bingung, "Terus kita bagaimana? lanjut tanpa mereka?" tanyanya menatap mereka bergantian.

Yang lain mengedikkan bahu acuh.

Sasuke yang sedari tadi masih senantiasa duduk langsung mengambil alih tempat di samping Hinata. "Begini saja, aku jalan dengan dia dan kalian terserah melakukan apapun, selesai," katanya datar lalu menarik tangan putih Hinata.

Yang lain kaget, "Loh, kenapa begitu?!!" tanya Sakura sedikit mengeraskan suaranya saat dua sejoli itu sudah berjalan menjauh.

Sasuke tidak merespon, Hinata juga masih kebingungan dan mengekor di belakang Sasuke.

"Aishh, sia-sia tadi bersiap selama sejam," kata Ino melihat pantulan mukanya di pantulan layar ponselnya.

"Kalau begitu, ikut denganku," kata Sai tiba-tiba menarik pergelangan tangan Ino yang pucat.

"Kemana?!"

Dan sekarang hanya tersisa Sakura dan Naruto yang sedang menghela nafas tidak percaya.

Sakura menggeram kesal dan duduk di kursi taman dengan malas. "Jadi bagaimana?" tanya Sakura menatap Naruto yang kaget dan menunjuk dirinya.

"Kalau tidak, antar aku pulang,"

'Aku harap saja dia peka kalau aku bosan di kamar,' batin Sakura.

"Timezone," tawar Naruto singkat sembari menunjuk mall besar konoha yang memang di dekat taman.

"Ya sudah ayo!!"

.
.
.

Kembali ke Sasuke dan Hinata yang tengah berada di atas motor hitam Sasuke.

Hinata tadi bertanya mereka akan kemana, tapi Sasuke tidak menjawab dan hanya bergumam. Sebenarnya itu jawaban atau apa?.

setelah beberapa menit mereka berangin di atas motor akhirnya sampai di tujuan dengan selamat.

Hinata melihat sekeliling, tepat mengamati tempat mereka berdiri sekarang, Lotte world. Hinata menatap Sasuke bingung.

"Kenapa kesini?" tanya Hinata bingung, Hinata jarang kesini, karena ia memang tidak bisa meluncur di atas es, paling hanya menemani Hanabi bermain bersama Neji.

Sasuke tersenyum tipis, "Aku ingin main kesini, kenapa?" tanya Sasuke setelah mereka selesai memesan tiket, tepatnya dua tiket.

"Aku tidak bisa bermain ice skating," jawab Hinata.

Sasuke memasang senyum jahil, "Tenang ada aku," katanya mengacak rambut Hinata dan mengambil sepatu lalu memakaikannya di kaki Hinata membuat Hinata kaget.

"Eh! aku bisa sendiri," katanya akan duduk dan melepaskan tangan Sasuke dari kakinya.

Tapi Sasuke lebih cepat, ia menatap tajam Hinata. "Biar aku saja, kau berdirilah dengan tenang," katanya membuat Hinata langsung diam dan berdiri tegak lagi.

Sasuke terkekeh pelan, ia menunduk untuk kembali memasang sepatu.

Selesai, Sasuke langsung menarik Hinata ke atas lantai es dengan hati-hati. Hinata bisa merasakan kakinya yang terasa seperti kram dan gemetaran.

"Aku tidak bisa main ini," katanya seperti rengekan, tangannya menggenggam erat tangan besar Sasuke.

"Tenang saja," Sasuke terus menarik Hinata pelan.

Hinata mendongak, "Kau tidak akan melepaskanku kan?!" tanya Hinata menatap tajam Sasuke.

Sasuke mengangguk, "Tidak,"

"kau berjanji?" tanya Hinata sembari memperhatikan kedua kakinya.

Sasuke menggeleng kali ini, "Tidak," jawabnya sembari melepaskan tangannya dari tangan Hinata membuat Hinata memekik pelan dan langsung fokus mempertahankan tubuhnya agar tidak jatuh.

"He-Heii!!!" teriak Hinata menatap Sasuke yang menjauh, lututnya terasa pegal karena terus tegang dan gemetaran.

Sasuke kembali meluncur ke depan Hinata, "Apa?" tanyanya, Hinata langsung mencoba menggapai tangan Sasuke agar tidak jatuh tapi Sasuke juga langsung menjauh.

"Ayolahh, aku tidak mau sakit karena terjatuh," rengek Hinata.

Sasuke terkekeh, "Coba saja tangkap aku, " katanya seperti anak kecil yang tengah bermain kejar-kejarran.

Hinata mendengus, ia menatap kembali kedua kakinya dan mencoba menggerakannya tapi ia oleng duluan ke depan. Untungnya dengan sigap Sasuke menangkapnya, dengan kedua lengan kekarnya. Yap, kepelukannya lebih tepatnya!.

"Hati-hati," bisik Sasuke di telinga Hinata lalu mulai membawa mereka meluncur di atas es dengan Hinata berada di pelukannya.

Hinata diam, antara takut, kaget dan malu karena tubuhnya meremang saat Sasuke berbisik di telinganya. Padahal hanya dua kata.

.
.
.

Selesai bermain ice skating dengan Hinata yang membawa sekotak macaron atas tanggung jawab Sasuke karena membuat Hinata ketakutan.

"Jadi bagaimana?" tanya Sasuke menatap Hinata uang tengah memperhatikan kantong di tangannya.

Hinata mendongak, "Apanya? "

"Kau senang? "

"70% kuanggap senang karena macaron ini, kalau sisanya aku kesal," jawab Hinata diakhiri dengan dengusan kecil.

Sasuke tertawa, "Kenapa? Aku sudah rela memelukmu selama bermain disana tadi?" protesnya.

"Itu karena aku takut, kalaupun tidak, aku pasti tidak mau," kata Hinata membela dirinya sendiri.

"Benarkah?" tanya Sasuke menyipitkan matanya dan memabukkan wajahnya lebih dekat ke arah wajah Hinata membuat semburat merah di pipi gadis itu.

"Ya," jawab Hinata singkat dengan nada rendah.

"Ya sudah, hari ini aku mengalah. Selanjutnya kau benar-benar tidak akan melupakan pelukanku,"

"Apaan sih?!"

Selanjutnya Sasuke tidak menjawab dan memberikan Hinata helm.

.
.
.

tbc

Part 11🍁

Typo bertebaran maaf yahh

Author jarang update karena lagi memasuki fase bosen hidup tapi gak mau mati, apalagi udah mulai aktip belajar kann:"(😒

and, ini wattpad yang new kenapa si?  :(

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 165 25
"Kamu tau. Kata orang, siapapun yang berdoa ketika salju pertama turun, maka harapannya akan terkabul." c.2023
56.7K 4.9K 23
Kisah SMA Hinata bersama enam pangeran sekolah berwajah tampan, bermulut pedas, berperilaku kejam, dan berhati dingin.
6.5K 698 12
Keluarga Nara dan Keluarga Uchiha tiba-tiba menjodohkan Shikadai dan Sarada. Mereka terjebak pernikahan tanpa cinta, Shikadai yang malas menentang pe...
3M 49.5K 35
⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️ Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah i...