My Angel Is My Beautiful Devi...

By ratna_adjah

257K 16.4K 1K

HASIL IMAGINASi SENDIRI!! Bergendre Fiksi romance.. +17 tahun keatas!! Cerita dewasa yang di warnai bumbu bai... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Say Hai
18
19
21
22
23
24
25
cerita baru
SP? Dan berita penting.
Cast
UnPub
Terbit E-Book
SALE buku dan PDF
Po ke 2
Sale pdf
Flash Sale

20

6.7K 633 70
By ratna_adjah

Tolong bantuannya dalam mengoreksi typo atau kata rancu.

❤ Hapyy Reading ❤


Di lindungi oleh asisten dan menejernya, dan beberapa orang pengawal, Sarah berusaha menutupi dirinya dengan jaket yang bersandar di kepalanya dari kilatan cahaya kamera para wartawan yang mengepungnya.

Dengan susah payah akhirnya ia dapat melarikan diri dari kepungan para pemburu berita. Duduk di mobil yang perusahaan agensi berikan, Sarah melempar jaket yang menutupi kepalanya.

Berbagai emosi dapat di temukan di wajah cantiknya. Kemarahan, rasa malu dan yang lebih mendominasi adalah kebingungan memenuhi seluruh wajahnya!

Bagimana mungkin semua bisa jadi seperti ini?!

Sampai sekarang ia masih belum mengerti. Yang ia tau saat ini adalah bahwa karirnya telah hancur!

Sang menejer dan asisten terus mengajukan pertanyaan yang hanya di jawab kebisuan oleh Sarah. Wanita itu hanya terus terdiam tak perduli seberapa banyak mereka mengajukan pertanyaan, membuat mereka yang sudah kesal karena kekacauan ini semakin kesal karena kebungkaman Sarah.

Sarah mengacuhkan kekesalan di kedua wajah di depannya. Fikirannya berkeliran pada ingatan terakhir kali saat ia berada di pesta.

Setelah menderita rasa malu akibat hinaan dari nyonya Abass, dan kekesalannya karena Angella yang merebut pusat perhatiannya, ia bergegas mencari seorang pelayan untuk mempercepat rencana yang di diskusikannya dengan Diana waktu itu.

Ia memasukan sebuah bubuk dari bungkusan yang Diana berikan sebelumnya. Dan untuk memuluskan rencananya, sang pelayan tersebut ia bayar dengan harga yang cukup pantas dengan syarat menuruti intruksinya.

Sebenarnya Sarah sendiri tidak tau bubuk apa itu. Entah itu racun atau bius ia tak terlalu memperdulikannya, toh bukan ia yang akan meminumnya. Yang ia pedulikan hanyalah hasilnya, dengan begitu ia akan dapat melampiaskan sedikit dendamnya pada Angella.

Setelah itu karena merasa bosan ia mulai berkeliling mencari beberapa teman yang dikenalnya. Namun entah kenapa beberapa saat kemudian tubuhnya mulai merasakan panas padahal sebelumnya ia merasa baik-baik saja.

Semakin lama ia merasa tubuhnya semakin tak nyaman. Keringat mulai membasahi dari kening ke punggung, padahal Sarah yakin suhu di ballroom hotel itu cukup dingin.

Ia pun pamit pada salah satu temannya pergi ke toilet untuk memperbaiki riasannya yang ia rasa mulai berantakan. Namun saat sampai di sana tiba-tiba ia merasakan dorongan kuat yang membuat tubuhnya menabrak washtafel.

Saat akan berontak sebuah tangan meremas pantatnya yang membuat tubuhnya bergetar. Akal sehatnya mulai tak bekerja apalagi saat tangan tersebut pindah pada kedua gundukan kenyal miliknya dan memelintir puncaknya membuat desahan lolos dari bibir tipisnya yang pada akhirnya membawanya pada bilik paling ujung. Kesenangan mengaburkan akal sehat hingga Sarah tak menyadari jika semuanya telah di atur oleh seseorang.

Dan saat kedatangan orang-oranglah ia mulai menyadari jika saat itu karir yang selama ini dengan susah payah di rintisnya dari bawah hancur hingga ke dasar oleh perbuatan tak berotaknya.

Mobil melaju meninggalkan para wartawan yang mendesah kecewa karena gagal mendapatkan gambar bagus dari tampilan sang aktris yang baru saja membuat skandal besar. Acara malam ini tak diragukan lagi akan menjadi berita paling menghebohkan untuk sebulan ke depan, yang akan membuat para wartawan ini melakukan apa saja untuk mendapatkan berita bagi perusahaan televisi tempat mereka bekerja.

Dari lantai sepuluh gedung hotel, sosok bergaun merah memandangi mobil tersebut dengan pandangan dingin. Ekspresi acuh tak acuhnya seolah yang baru saja terjadi sama sekali tak berhubungan dengannya. Jangan salahkan ia karena kejam! Ia hanya mengembalikan rasa dari perbuatan jahat mereka. Jika ia tak cukup pintar dan berhati-hati maka yang saat ini dalam masalah besar adalah dirinya.

Pada malam itu ia cukup beruntung karena melihat Diana yang berjalan menggendap-ngendap di tengah malam dan memutuskan untuk mengikutinya. Hingga akhirnya ia melihat serta mendengar hadiah yang di siapkan kakak tersayangnya itu untuk dirinya.

Jadi setelah itu Angella memerintahkan Lee untuk mengatur  beberapa orang-orangnya untuk berbaur di antara para pelayan di pesta malam ini. Dan sesuai rencana, malam inilah ia berencana mengembalikan kejutan pada kakaknya Diana berkali-kali lipat lebih ngengejutkan dari kejutannya, dan tampaknya semuanya lebih memuaskan dari yang diharapkan.

Kedipan dua kali dari pelayan yang mengantarkan minuman adalah sinyal dari dua skema yang telah di siapkan Diana untuknya. Sarah tak menyadari jika pelayan yang ia bayar adalah salah satu dari orang-orang Angella, jadi sesaat setelah Sarah pergi obat itu pelayan tersebut masukan pada minuman pesanannya sendiri.

Yang lebih bodohnya lagi selain Sarah tak mengetahui jika ia masuk kedalam jebakannya sendiri, ia pun tak mengetahui jenis obat apa yang ia minum. Itu adalah obat afrodisiak (obat perangsang)!! Dan saat wanita itu berjalan menuju toilet di sana telah menunggu beberapa pria yang Diana siapkan untuk membatu memuaskan hasratnya akibat obat yang dikiranya telah Angella minum.

Diana Benar-benar wanita yang ganas!!

Bukan saja ia berniat merusak reputasinya untuk menyingkirkan dirinya, tapi wanita itu pun ingin mempermalukannya selama sisa hidupnya dengan membayar beberapa orang pria agar menyetubuhinya secara ramai-ramai. Metode Diana benar-benar tanpa ampun! Gagal dalam percobaan pembunuhan dengan merusak rem mobilnya beberapa waktu lalu, kini wanita itu benar-benar berfikir keras bagaimana menyingkirkan dirinya dengan cara yang paling kejam. Angella mengepalkan tangannya, mata dinginnya menatap ke kejauhan sebelum berbalik menatap Lee yang dengan setia berdiri tak jauh darinya.

"Kau bisa pergi Lee. Dan terimakasih atas kerja kerasmu malam ini."

"Itu sudah menjadi tugas saya nona."

Pria sipit berkebangsaan indo-korea itu berkata dengan wajah tanpa ekspresi. Sudah menjadi tugasnya menjalankan apapun perintah Angella, namun selain itu ia pun memiliki tugas lain yaitu melaporkan apapun yang dilakukan dan diperintahkan Angella padanya pada Frans. Walau bagaimana pun ia masihlah salah satu dari orang-orang Frans.

Lee pun pergi meninggalkan Angella yang masih setia dalam kesunyiannya.

Setelah ke pergian asistennya itu, Angella masih setia berdiri di tempatnya. Angin bertiup menerbangkan helaian rambut coklatnya yang terlihat indah di terpa sinar rembulan. Matanya berkilau dengan kedalam tak terukur, entah apa yang di pikirkannya tak ada yang mengetahuinya selain dirinya.

Prok! Prok! Prok!

Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan diiringi langkah kaki dan kemunculan sosok seseorang dari balik sebuah pilar. Angella menyipitkan matanya karena posisi orang tersebut membelakangi cahaya, yang membuatnya tak dapat melihat wajahnya.

Itu adalah sosok tinggi yang mengeluarkan aroma maskulin milik seorang pria. Ekspresi Angella berubah jelek, ia menyipitkan matanya pada sosok yang mendekat. Tampaknya ia sedikit ceroboh karena tak menyadari bahwa seseorang telah mengawasinya.

"Diam-diam.. Namun menghanyutkan. Aku suka!" Suara berat terdengar seiring langkah kaki yang semakin mendekat.

Pada jarak kira-kira dua meter akhirnya Angella dapat melihat dengan jelas rupa orang di depannya. Itu adalah seorang pria berusia sekitar 25 atau 26 tahunan. Ia tinggi dan memiliki sosok yang baik dan wajah yang tampan. Alisnya tebal dengan jembatan hidung yang mancung, bibir tipis berwarna merah tersenyum kearahnya. Jika ia tidak salah ingat bukankah pria ini bernama Revano, direktur muda dari Skylight Entertaimet. Saingan sekaligus rival dari seorang Rafael.

Untuk apa pria ini ada disini?

Angella tak bisa menahan diri dari bertanya-tanya dalam hatinya. Matanya menatap dingin pada pria di depannya.

Melihat sedikit permusuhan dalam sikap Angella, Revano hanya menanggapinya dengan senyuman. Melihat itu Angella semakin menyipitkan matanya dan mengerutkan kening.

Senyum memang selalu menghiasi bibir seorang Revano, dan itu merupakan daya tarik sekaligus ciri khasnya. Tidak seperti Rafael yang selalu terlihat dingin dan tak banyak bicara, membuat orang-orang segan padanya. Sosok Revano tampak hangat dan mudah di dekati. Benar-benar kebalikan Rafael.

Namun Angella tau dengan benar, jika pria seperti Revano hanya enak untuk dikagumi bukan dimiliki. Bukan lagi rahasia umum jika pria tampan didepannya ini gemar bergonta-ganti wanita layaknya berganti pakaian dalam. Ia menenangkan dirinya, dan memasang senyum tipis.

"Saya tidak menyangka jika seseorang seperti CEO Revano Angkawijaya akan suka menikmati pemandangan bulan di malam hari."

Senyum di bibir Revano tak memudar sedikit pun, matanya menatap dalam pada sosok cantik Angella. Ia mengukur kecantikan didepannya, senyumnya bertambah cerah memamerkan dua lesung pipitnya.

"Ah ya, sayang sekali jika bulan secantik ini tidak di nikmati." Revano menjawab dengan mata yang tak beralih sedikit pun dari sosok Angella. "Apalagi bulan malam ini tak dapat di temukan setiap hari. Indah untuk di lihat dengan cahaya dingin yang dapat membekukan jika seseorang tak cukup berhati-hati."

Angella berpura-pura tak mendengar indikasi dari perkataan Revano. Ia memandang bulan purnama di atas sana, memang terlihat indah namun terlihat dingin tanpa bintang yang menemani.

Revano berdiri di samping Angella turut memandangi bulan, kemudian beralih pada sosok di sampingnya yang memberi bayangan semu pada setiap orang yang memandangnya. Terlihat tegar namun juga kesepian. Persis seperti bulan di atas sana.

"Kita hanya berkenalan secara formal di pesta tadi. Ijinkan aku untuk memperkenalkan diri kembali. Aku Revano. Kau bisa memanggilku Revano atau Vano saja."

Angella menatap uluran tangan Revano sejenak sebelum menjabat tangannya masih dengan senyum tipisnya. "Senang bisa bertemu anda disini." Ucapnya singkat seraya menarik kembali tangannya.

Kening Angella berkerut saat Revano menggenggam tangannya dengan erat. Ia menatap pria di depannya dengan tatapan tenang, tangannya masih tergantung dalam genggaman pria di depannya.

Revano menyipitkan matanya mencoba mencari sesuatu dalam tatapan tenang itu. Mata coklat sewarna dengan surai indahnya itu memiliki kedalaman tak terukur membuatnya sulit menebak apa yang di pikirkannya. Masih dengan tangannya yang menggenggam tangan kecil serta lembut Angella, ia maju dua langkah mempersingkat jarak di antara mereka.

"Besok malam jam 8 di hotel Tiara, aku tunggu." Keduanya saling menatap sebelum Angella menjawab masih dengan mempertahankan sikap formalnya.

"Maaf, saya tidak mengerti dengan apa yang anda bicarakan."

Angella menyerngit merasakan genggaman di tangannya menguat. Ekspresi di wajahnya masih tak berubah. Revano kembali melangkah hingga kini jarak di antara keduanya tinggal sejangkauan lengan.

"Aku sudah mendengar semuanya. Datang besok malam jika tidak ingin orang lain mengetahuinya."

Kata-kata itu di ucapakan masih dengan senyum hangat yang menggantung di bibir Revano. Beginilah Revano yang Angella kenal, ia akan melakukan apa saja asalkan tujuannya tercapai! Walau meski harus dilakukan dengan cara curang sekalipun.

Sejak awal kedatangan Angella di pesta tadi telah menarik perhatian Revano. Hingga pria itu menyuruh asistennya untuk menyelidiki Angella dan mengawasinya diam-diam. Sampai akhirnya Revano sendiri tak menyangka jika ia akan mendengar sesuatu yang bisa dijadikannya sebagai senjata untuk menjerat Angella.

"Maaf, saya masih tidak mengerti dengan apa yang anda bicarakan."

Kekehan terdengar dari bibir Revano. Matanya berkilau menatap Angella yang masih mempertahankan sikap pura-pura bodohnya.

"Aku tunggu besok malam." Setelah mengatakan itu Revano melepas genggamannya dan pergi.

Angella masih tersenyum ringan menatap siulet yang semakin menjauh, kemudian mengambil tisu dan menyeka telapak tangannya.

"Kau bisa mencobanya jika kau memiliki kemampuan."

Angella tak takut sedikit pun pada ancaman Revano. Lagi pula meski di selidiki secermat apapun tak akan ada hal yang menunjukkan bahwa ia pelakunya. Karena semua kecelakaan tadi murni skema Diana ya kecuali insiden tertukarnya korban. Anggap saja sebagai kecerobahan! Dengan santai Angella melenggang pergi dengan perasaan ringan di hatinya.

Keesokan paginya forum online meledak oleh berita semalam. Berbagai judul dapat di temukan di situs pencarian.

Skandal seks seorang dewi televisi!

Terciduknya seorang aktris wanita bersama seorang pria berinisial SN di pesta tadi malam!!

Sarah Sang Ratu Drama Tertangkap Basah Saat Melakukan hubungan intim di toilet sebuah hotel!

Terungkapnya kehidupan asli seorang Sarah Mahesa!

Wajah Asli Dewi Sinetron!

Dan judul lain sebagainya dapat ditemukan.

Diskusi online meledak tentang kasus seks Sarah tadi malam, membuat seantero Indonesia geger bukan main.

Pasalnya Sarah terkenal karena sikap lugu dan ramahnya. Hingga ia dijuluki Sang Dewi Televisi dan Ratu Drama (atau sering kita sebut sinetron) oleh para penggemarnya. Tak ada yang menyangka jika kehidupan sang idola mereka ternyata seperti ini! Membuat para penggemar itu marah dan kecewa.

Saat ini Sarah bersembunyi di apartemennya dari kejaran para wartawan. Berita tentangnya dapat di temukan di berbagai stasiun televisi. Semua akun media sosialnya baik facebook dan instagram di banjiri oleh komentar pedas para netizen, membuatnya mematikan semua alat bentuk komunikasi.

Di tempat lain..

Di dalam kamarnya senyum cerah menghiasi bibir Angella. Ia menatap foto Sarah yang tertangkap basah saat insiden tersebut. Tampaknya foto tersebut di ambil oleh salah seorang tamu yang menyasikan kegembiraan.

Dalam foto tersebut wajah bingung Sarah terlihat jelas, namun wajah sang pria diblur hingga tak dapat dikenali. Jelas ini permainan orang dalam, hingga yang menjadi sasaran kemarahan dan cemoohan publik hanya Sarah dan sang pria lolos begitu saja.

Angella memutar-mutar handphone ditanyannya yang masih menampilkan berita tentang Sarah. Matanya berkilau dengan cerah. "Mari kita buat semuanya agar lebih menarik."

Tangannya mengklik nomor seseorang dengan seringai dingin menghiasi bibirnya. "Lepaskan berita itu sekarang!"

"Baik."











Tbc..


***

Gimana menurut kalian dengan cara pembalasan Angella? Puaskah atau masih kurang??

Jangan lupa tinggalkan vote dan coment-nya ya..
See you next chapter!!
Bye bye

07 Juli 2019

Continue Reading

You'll Also Like

965K 57.7K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
1.3M 97.3K 33
18+ Kayla tidak tahu, bagaimana bisa prolog yang ia baca dengan yang teman-temannya baca dari salah satu web-novel bisa berbeda. Prolog yang Kayla ba...
262K 22K 27
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana memiliki sifat rendah hati dan ramah. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki...
586K 56.7K 27
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...