I'll Give You My Heart

By Jejungtea016

59.1K 6.4K 565

"bisakah kau menyembuhkan hatiku dengan memberikanku kebahagiaan? Jika kau mampu aku akan dengan senang hati... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25

Chapter 14

1.5K 216 17
By Jejungtea016

Chapter 14

"tenang jeje. Kau akan merasakan nikmatnya dunia sebentar lagi. Aku tidak akan menyakitimu. Tenang saja" kata yuu santai sambil terus menciumi dada dan bahu jaejoong sedangkan tangannya sudah mulai memasuki jeans yang dipakai jaejoong.

"hiks NOO niichan hiks hiks" racau jaejoong ketika tangan yuu berhasil memasuki jeans yang dipakai. Tubuh jaejoong sudah lemas karena berusaha memberontak sedari tadi.

"Je~ engh jeje" desah yuu kembali mencium bibir jaejoong sambil terus meraba bagian bawah jaejoong yang menangisi nasibnya malam ini.

.
.
.

Yuu bangkit dari tubuh jaejoong berniat untuk melepas kemeja yang dipakainya. Melihat itu, jaejoong tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk melarikan diri dari apartemen yuu.

Jaejoong bangun dari posisi tidur, lalu dengan kekuatan yang tersisa jaejoong mendorong yuu sampai jatuh tertidur di tempat tidur. Jaejoong segera beranjak dari tempat tidur, berlari menuju pintu kamar.

“ya!! mau kemana kau jeje!” teriak yuu yang melihat jaejoong membuka pintu kamarnya. Jaejoong tidak menghiraukan teriakan yuu dengan terus berlari keluar apartemen.

Yuu berlari dan mencoba menyusul jaejoong yang sudah berhasil keluar dari apartemenya. Terlambat, pintu lift yang dinaiki jaejoong sudah tertutup. Namun yuu tidak kehabisan akal, yuu segera menuju pintu tangga darurat, menuruni tangga untuk mencapai lobby apartemenya.

"hiks hiks hiks eottokeh hiks" jaejoong masih terisak sambil mengancingkan kemejanya kembali.

Jaejoong segera berlari mencari taxi setelah pintu lift terbuka meninggalkan mobilnya yang terparkir di basement apartemen yuu.

"jeje. Tunggu!! Mau kemana!?" teriak yuu yang ternyata telah keluar dari pintu lobby apartemen. Melihat itu, jaejoong segera memasuki taxi yang telah diberhentikan sebelumnya.

"pak ayo cepat jalan! cepaat" kata jaejoong ketakutan bila yuu sampai berhasil menyusulnya.

"ba baik" jawab sopir taxi

"jejeee!!" teriak yuu melihat taxi yang ditumpangi jaejoong sudah menjauh.

Di dalam taxi jaejoong masih terisak tangis dan meracau tidak jelas membuat sopir taxi pun kebingungan. Tak lama sampai di depan rumah jaejoong, jaejoong membayar taxinya dan segera berlari memasuki rumahnya. Jaejoong langsung masuk, melihat heechul sedang duduk di ruang keluarga sedang menonton tv, jaejoong langsung memeluk heechul.

“joongie, kau kenapa sayang?” tanya heechul khawatir ketika merasakan bahunya basah.

“joongiee~ hiks joongie sangat takut hiks eomma hikss hikss”

Hangeng berjalan dari dapur dengan cangkir kopi di tangannya ketika mendengar sang anak menangis. Heechul masih menenangkan jaejoong yang masih sesenggukkan menangis.

“joongie bisa jelaskan ke appa. Joongie kenapa sayang?” ucap hangeng dengan sangat lembut sambil mengelus sayang rambut sang anak.

"TIDAAAK!! JANGAAN MENYENTUHKU!! KUMOHON HIKSS HIKS" teriak jaejoong ketika merasakan kepalanya diusap seseorang. Seketika jaejoong mengingat apa yang telah dialaminya di apartemen yuu.

Hangeng terkejut ketika anaknya berteriak kencang. Semakin khawatir dengan anak, hangeng mencoba meraih lengan jaejoong untuk dipeluknya.

"joongie~ ini appa sayang"

"KUMOHON JANGAN!!! HIKS HIKSS" jaejoong semakin mengeratkan pelukannya pada heechul ketika lengannya dipegang oleh hangeng.

Hangeng kebingungan dengan apa yang terjadi dengan anaknya. Heechul yang juga semakin khawatir pada jaejoong, hanya menggelengkan kepalanya pada suaminya.

Lama jaejoong menangis dan meracau tidak jelas, sampai kelelahan dan tertidur di pelukan heechul. Setelah terlihat jaejoong sudah benar-benar tertidur, baru hangeng berani mengelus rambut jaejoong.

"ada apa nak? Kenapa kau begini? Apa yang sudah terjadi?" risau hangeng.

"han, kita tanya besok saja, biarkan uri joongie istirahat. Angkat joongie ke kamarnya" hangeng mengiyakan dan menggendong jaejoong menuju kamarnya dibantu oleh sopir keluarga kim.

Hangeng menurunkan joongie di tempat tidurnya hati-hati agar tidak membangunkannya. Heechul langsung menuju sebelah jaejoong dan memeluknya kembali.

"han, aku temani joongie, kau beristirahatlah, besok kau ada rapat pagi, kan"

"ne. Jaljaa~~ yeobo, jaljaa uri jongiee" ucap hangeng sambil mengecup dahi heechul dan jaejoong bergantian.

.
.

Keesokan harinya, jaejoong terbangun mengerjapkan matanya, menoleh ke kanan ke kiri. Jaejoong melihat sekitar dengan tegang, memeriksa tubuhnya yang ditutupi selimut, hembusan lega setelah melihat dirinya berpakaian lengkap.

Jaejong segera bangun dari tempat tidur dan bersandar di kepala tempat tidur. Kilasan ingatan apa yang terjadi semalam berkelabatan di pikirannya. Tanpa sadar, jaejoong menangis kembali.

"joongie kau sudah bangun?" ucap heechul sambil memasuki kamar jaejoong.

"eo- eom- eommaaa~~ hiks hiks hiks eottokee hiks hiks" isak jaejoong sambil mengusap kasar tangan dan badannya.

"wae joongie? Kau kenapa?" heechul duduk di sebelah jaejoong dan memeluknya.

"hiks hiks eommaa hikss huweee" jaejoong terus menangis dan memeluk eommanya erat.

Tak lama, suara langkah kaki terdengar. Hangeng memasuki kamar jaejoong untuk melihat keadaan anaknya dengan memakai pakaian lengkap dengan jas hitam.

"joongie~ kenapa ka-" belum selesai hangeng berbicara, jaejoong kembali berteriak karena merasakan elusan di rambutnya bukan eommanya.

"JANGAAN MENYENTUHKU. HIKS JEBALL. HIKS KUMOHON HIKS HIKS" teriak jaejoong dengan isak tangisnya.

Melihat itu, kedua orang tua jaejoong semakin kebingungan. Bukan hanya kemarin, tapi sekarang juga. 'Apa yang terjadi pada jaejoong' - batin mereka.

"han, kau pergilah ke kantor" ujar heechul sambil menenangkan jaejoong yang masih berteriak dan terisak.

Heechul dengan tak rela pergi ke kantor. Dia masih khawatir dengan apa yang terjadi pada anaknya. Baru kali ini jaejoong seperti itu. Sedangkan heechul berusaha menenangkan jaejoong.

"joongie~~ sudaah tidak apa-apa" sambil tetap mengelus rambutnya lembut agar jaejoong merasa nyaman.

"hiks hiks hiks" masih terdengar tangisan jaejoong namun terdengar lirih.

Tak lama, jaejoong kembali terlelap. Heechul menidurkan jaejoong dan memeluknya. Membiarkan jaejoong istirahat dan mengijinkan tidak masuk sekolah pada wali kelasnya.

"apa yang terjadi pada dirimu nak?" gumam heechul khawatir.

.
.

Hari beranjak siang, heechul membangunkan jaejoong untuk makan siang.

"joongie~ ireonaa~ makan dulu, sudah siang. Joongie~"

"eengh emm" gumam jaejoong merasa tidurnya terganggu.

Heechul menyodorkan nampan berisi makanan untuk jaejoong ke hadapan jaejoong yang perlahan membuka mata dan bangun dari tidurnya.

"tidak lapar eomma" lirih jaejoong.

"sedari pagi kau tidak makan. Nanti tambah sakit"

"tidak mau eomma" tolak jaejoong lagi.

"eomma suapi. Ayo aaa~" bujuk heechul dengan menyuapi jaejoong yang terlihat enggan namun akhirnya mau.

Selesai makan, heechul tidak langsung beranjak, melainkan berniat untuk menanyakan apa yang terjadi kemarin, sampai anaknya menangis terisak bahkan berteriak disentuh appanya.

"joongie~ mau cerita ke eomma?"

"emm apa eomma? Cerita apa?"

"kenapa joongie menangis kemarin, apa terjadi sesuatu?" heechul menanyai pelan-pelan.

"ee eemm ituuu~~" jaejoong hanya bergumam tidak jelas dan mengalihkan pandangannya ke arah lain selain menatap eommanya.

"ya sudah, kalau joongie belum mau cerita. Eomma mengerti. Kalau joongie sudah siap cerita, eomma siap mendengarkan" menyadari anaknya tidak mau membahas kejadian kemarin.

"emm ne eomma. Mianhaeyo"

"gwaenchana. Tapi ingat, masih ada eomma appa yang selalu ada untuk joongie. Kami sayaaang sama joongie" ucap heechul dengan senyuman.

"ne eomma~"

Heechul meninggalkan jaejoong sendirian di kamarnya. Jaejoong yang ditinggalkan sendirian hanya merenung menatap dinding di hadapannya, memikirkan kejadian kemarin, mengapa namja yang disukai bahkan dicintainya setulus hati berbuat seperti itu.

"hiks hiks nichaan. Kenapa yuu nichan seperti itu?" air mata jaejoong jatuh kembali.

Isakan lirih memenuhi kamar tidur jaejoong terdengar oleh seseorang yang mengintip di sela pintu kamar jaejoong yang sengaja dibuka sedikit oleh orang itu.

"yuu nichan? Joongie menyebut nama itu terus. Apa jangan-jangan yuu itu yang menyebabkan putra kesayanganku menangis?" gumam heechul melihat jaejoong terisak lagi.

.
.

"yeobo~~ chulliee~" hangeng memasuki mansion kim langsung berteriak memanggil heechul.

"nee~ kau sudah pulang?" jawab heechul sambil mengambil tas yang dibawa hangeng.

"ne, bagaimana joongie?" tanya hangeng yang khawatir dengan keadaan jaejoong.

"joongie langsung tertidur setelah kau berangkat kerja. Setelah bangun dia makan siang walau sebelumnya ditolak."

"syukurlah kalau dia mau makan. Sekarang dimana joongie?"

"emm~ yeobo. Ada sesuatu yang ingin aku katakan tentang joongie" heechul memegang lengan hangeng yang sepertinya akan beranjak menuju kamar jaejoong.

Heechul mengajak hangeng duduk di sofa ruang tamu.

"tadi setelah makan siang, aku tidak langsung pergi. Aku mengintip, penasaran apa yang dilakukan jaejoong. Ternyata tak lama setelah aku keluar kamar, uri joongie menangis lagi. Dan aku mendengar joongie menyebut yuu nichan" cerita heechul

"yuu? Shirota yuu?" tanya hangeng memastikan.

"tidak tau yeobo. Tapi sepertinya shirota yuu yang itu. Apa dia yang membuat joongie seperti kemarin? Yeobo eottoke?"

"bukankah dia namjachingu nya joongie?"

"ne, setahuku juga begitu. Apa dia berbuat sesuatu pada uri joongie?!" heechul menebak-nebak menjadi semakin khawatir.

"apakah iya? Tidak boleh menuduh seseorang kalau tidak ada bukti yeobo. Kita tanyakan pada joongie saja atau joongie yang akan cerita sendiri nanti." hangeng mencoba untuk tidak berprasangka buruk.

.
.

Malam harinya, heechul kembali ke kamar jaejoong untuk memberitahukan makan malam sudah siap. Jaejoong beranjak dari tempat tidurnya, berjalan beriringan dengan heechul menuju meja makan.

Sampai di meja makan, jaejoong melihat appanya. Tidak ada teriakan dari jaejoong, hal itu membuat heechul dan hangeng tanpa sadar menghela nafas mereka.

"duduk joongie. Ada makanan kesukaanmu" kata hangeng.

"ne appa" jaejoong mendudukkan diri di sebelah kiri hangeng yang duduk di tengah. Sedangkan heechul duduk di sebelah kanan hangeng.

"mani meokgo joongie, yeobo"

Makan malam diiringi dengan dentingan piring dan sendok yang beradu. Tidak ada percakapan seperti biasanya, sampai ketika hangeng mengambil gelas minumnya yang ada di sebelah kirinya. Tanpa sengaja tangan hangeng menyenggol tangan jaejoong yang berada di atas meja.

"NOO!!! KUMOHON HENTIKAN HIKS HIKS HIKS KUMOHON LEPASKAN AKU!!" jaejoong kembali berteriak histeris meringkuk ketakutan di sebelah kursi yang tadi diduduki.

Tbc.

Yeyyy double update 😂😂😂
Untuk mengobati rasa rindu spesial hari ini aku double update wkwkwk

Untuk selanjutnya masih tahap ngedit hihihi...
Tungguin yaa~

Gimana nih yg dulu request masa lalunya jaejoong dimunculin? Komen dongg~

Makasih ya buat yg komen dan kasih vote, makasih juga yg udah kasih ide~

Happy reading Teafriends~

Special nih aku kasih foto babeh wkwkwk

Continue Reading

You'll Also Like

2.9K 448 12
Cuma kumpulan one shot & Drable YunJae.
81.9K 9.2K 41
Ini cerita tentang dua kubu keluarga #1 taehyun [16-12-2021] #1 ribut [01-02-2022] #1 jungwon [19-02-2022] #1 sungchan [09-03-2022] #2 jaehyun [09-05...
1.1K 129 8
Jake sosok sahabat yang selalu ada bersama mu di tiap situasi sosok yang spesial bagi mu sosok yang sudah mengisi ruang kosong dalam hati mu bagaima...
53K 5.7K 10
Bagaimana cara agar membuatmu bahagia? Bagaimana cara agar kau bisa mencintaiku?