Ciuman pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
_____________________________
"Yak! Baekhyun!" Chanyeol berseru tak percaya. Ia berlari menjauh dari sahabat yang telah menjadi kekasihnya itu dengan ngeri. Chanyeol amat sangat menyesal mengunjungi rumah keluarga Byun hari ini.
"Yeollie, ayolaaah~ sedikiit saja," rajuk Baekhyun.
Chanyeol memelototinya sebal, "Tidak mau! Pakai saja milikmu sendiri!"
Kedua kaki Baekhyun menghentak lantai dengan kesal, "Aku takut tidak bisa menampungnya nanti. Kalau mati bagaimana?"
"Bukan urusanku!" seru Chanyeol.
Baekhyun menekuk wajah manisnya, "Kalau saja ada Kak Tae, aku pasti sudah meminta padanya. Ayolah Chanyeollie~ hanya ini saja~"
"Tidak!"
Mereka telah naik ke kelas tiga, dan Taehyung lulus dari sekolah menengah atas. Si sulung Byun itu memilih untuk melanjutkan pendidikannya di luar kota. Ingin mencari pengalaman serta mencoba hidup mandiri katanya.
"Ya sudah, aku minta bantuan Jaehyun saja," gerutu Baekhyun.
"Yak! Tidak boleh!"
Mana rela Chanyeol, kalau Baekhyun meminta hal 'itu' pada ketua kelasnya yang berpotensi menjadi saingan Chanyeol tersebut.
"Ish! Jadi, bagaimana?!"
"Lakukan apapun selain percobaan ini, Baekhyunie," bujuk Chanyeol, "Kita tidak tahu, makhluk apa yang akan muncul ketika kau melakukannya."
"Makanya harus dicoba, Yeollie! Ayo lihat, akan berhasil apa tidak!"
Chanyeol meremat rambutnya frustrasi. Ini hal bodoh! Kenapa pula Baekhyun harus melihat video itu?!
"Jadi, berikan aku sedikit spermamu," todong Baekhyun.
Benar. Sedari tadi, Baekhyun memaksa meminta 'sedikit' sperma milik Chanyeol.
Chanyeol keberatan. Pasalnya, sperma miliknya akan dijadikan 'bahan uji coba' salah satu penelitian oleh Baekhyun. Kalau spermanya untuk 'hal lain' sih Chanyeol mau-mau saja. Tapi, ini malah dijadikan eksperimen. Mana mau Chanyeol, calon anak-anaknya dijadikan bahan eksperimen seperti itu.
"Baek, itu hoax. Omong kosong. Tidak perlu dibuktikan," ujar Chanyeol putus asa.
Baekhyun ingin membuat Homunculus. Kalian pernah dengar dan melihat videonya? Makhluk menjijikan itu. Dibuat dengan menggunakan telur ayam dan sperma.
Ew. Mengingatnya saja sudah membuat Chanyeol mual. Dia tidak mau calon anak-anaknya diubah menjadi makhluk tidak jelas seperti itu.
"Aku tidak peduli itu omong kosong atau bukan. Aku harus memeriksanya dan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!" seru Baekhyun keras kepala.
"Aish! Pakai spermamu sendiri saja! Aku tidak mau pakai punyaku!"
Lagi, Baekhyun menghentakkan kedua kakinya sebal, "Kan aku sudah bilang! Kalau aku tidak bisa menampung spermaku bagaimana?! Lalu, mereka mati karena air maniku kering terkena kain atau terkena panas! Sia-sia dong! Pakai punyamu saja, jadi aku bisa langsung mengurusnya."
"Tidak, tidak, tidak," tolak Chanyeol, "Pakai spermamu, dan biar aku yang mengurusnya agar tidak mati. Berapa lama sperma bisa hidup di luar tubuh?"
"Sperma bisa hidup selama dua puluh sampai enam puluh menit di dalam air mani. Makanya, kita harus menjaga air maninya dengan benar. Jangan sampai kering terkena kain atau tisu atau apalah. Apalagi 'tumpah' ke lantai. Maninya tidak boleh sampai berubah warna karena panas juga."
"Kau pernah 'menjaga' sperma agar tetap hidup?" tanya Chanyeol penasaran.
"Tidak pernah."
Oke. Chanyeol mulai meragukan perkataan Baekhyun untuk menjaga ketentraman air mani.
"Lalu? Akan kau bekukan atau bagaimana?" tanya Chanyeol lagi.
"Makanya, kita persiapkan dulu semua bahan-bahannya. Jadi, ketika spermanya keluar, bisa langsung kita masukkan ke dalam suntikan. Setelah itu, baru dimasukkan ke dalam telur."
"Dan? Cara memasukkannya ke dalam suntikan?"
"Err.. kita masukkan ke dalam wadah dulu mungkin?"
Chanyeol menghela napas. Dia berani sumpah. Ini pembicaraan teromong kosong yang pernah ia lakukan. Sungguh? Hanya karena si menjijikan terbullshit Homunculus itu?
"Jadi, pakai spermamu atau spermaku?" tanya Baekhyun.
"Baek," Chanyeol menatapnya dengan memelas.
"Milikmu atau milikku?" tanya Baekhyun masih dengan ke-keraskepala-annya.
"Punyamu," Chanyeol pasrah. Sudahlah. Yang penting calon anak-anaknya tidak diganggu gugat.
Si manis itu mengangguk dengan semangat. Lalu, mulai mencari perlengkapan untuk membuat Homunculus tersebut. Orang tuanya sedang tidak berada di rumah. Jadi, mereka bisa melakukan eksperimen itu dengan leluasa.
Baekhyun meletakkan semua keperluan 'penelitian' ini di kamarnya. Tekat semakin bulat untuk melihat apakah sesuatu bisa terjadi jika ia memasukkan sperma ke dalam telur atau tidak. Bukan masalah jika Homunculus tidak terbentuk, tapi apakah ada kemungkinan hal lain yang akan muncul jika ia melakukannya?
"Kita selesaikan dengan cepat saja. Buka celanamu," ujar Chanyeol.
Baekhyun terdiam. Kedua matanya mengerjap. Perlahan tapi pasti, pipi gembil itu memerah.
"Baek."
"J-jangan tatap tubuhku!" Baekhyun langsung menyilangkan kedua tangannya di depan tubuh.
"Yak! Bagaimana aku mengurus spermamu kalau tidak menatapnya?!" seru Chanyeol tak habis pikir.
Lalu, seolah tersadar, Baekhyun menatap Chanyeol panik, "Bagaimana caranya mengeluarkan sperma dari dalam tubuh?!"
"Kau tidak tahu caranya?!!"
"Aku tahu mereka keluar dari alat kelamin, tapi bagaimana cara membuat mereka keluar?! Aku harus bagaimana agar bisa ejakulasi?!" Kedua tangan Baekhyun meremat rambut halusnya dengan panik. Kedua kakinya melangkah tak beraturan.
Chanyeol menatap si manis itu, "Kau sudah mimpi basah, kan?"
"S-sudah."
"Nah. Apa yang kau mimpikan sampai manimu keluar?"
Langkah kakinya terhenti. Lagi, kedua pipinya mulai memerah. Kali ini hingga merambat ke telinga dan leher. Baekhyun langsung berjongkok dan menutup wajahnya karena malu.
"A-aku memimpikanmu."
Mata besar Chanyeol mengedip.
Kedip.
Kedip.
Kedip.
"Baiklah," Chanyeol meregangkan tubuhnya sejenak. Lalu, beranjak menuju ranjang Baekhyun dan mendudukkan dirinya di bagian tepi, "Kemari. Biar ku bantu kau ejakulasi seperti di mimpimu."
"Aku malu~" cicit Baekhyun masih dengan wajah yang ditutupi kedua tangan.
"Tidak perlu malu. Cepat atau lambat, kita akan tetap melakukannya juga. Kemari, Baekkie. Bukankah kau ingin kita cepat dewasa? Ayo, lakukan ini."
Baekhyun mengintip dari sela jemarinya. Chanyeol tersenyum di tepi ranjang, dengan sebelah tangan yang terulur. Dengan ragu, si mungil itu berdiri dari jongkoknya, dan menyambut uluran tangan Chanyeol.
Tubuhnya ditarik dengan lembut untuk duduk di atas pangkuan kekasihnya. Kedua tangan Chanyeol, melingkar longgar di pinggang itu. Sementara Baekhyun, meremat pelan baju Chanyeol di bagian pundak. Rona di wajah masih belum menghilang.
"Apa kau yakin ini... akan baik-baik saja?" tanya Baekhyun ragu.
"Kenapa bertanya? Ini maumu kan, bereksperimen dengan sperma."
Baekhyun tak membalas. Ia menggigit bibir bawahnya dengan gugup. Membuat fokus Chanyeol langsung tertuju ke sana. Sebelah tangan Chanyeol merambat naik ke leher Baekhyun.
"Ayo, kita mulai dengan ciuman," bisiknya sambil menarik pelan leher itu.
Jantung keduanya berdentum tak terkendali. Mata saling menutup. Perut terasa menggelitik ketika merasakan napas satu sama lain. Apalagi ketika bibir mereka mulai bergesek pelan.
Sungguh mendebarkan.
Chanyeol mengecup bibir tipis Baekhyun. Di kepalanya, ia mencoba mengingat semua adegan ciuman di komik atau film, yang pernah ia lihat untuk ia praktikkan sekarang.
Semua adegan ciuman, termasuk french kiss.
Kepalanya sedikit ia miringkan untuk lebih leluasa mencium Baekhyun. Tangan yang semula berada di leher, beralih menyentuh rahang bawah. Bibir itu dilumat lembut.
"C-Chan-Chanyeollie," Baekhyun merengek pelan. Merasakan sensasi aneh untuk pertama kali. Lengannya ia kalungkan di leher Chanyeol.
Bibirnya bergerak refleks mengikuti pergerakan kekasihnya. Ikut membalas lumatan itu. Lalu, ketika lidah sudah ikut bermain, Baekhyun mulai melupakan semuanya. Lupa pada tujuan awal mereka yaitu membuat Homunculus, karena terlalu terbuai pada ciuman-ciuman tersebut.
Dan hari itu, mereka habiskan dengan mencium satu sama lain.
TititBesarChanyeol.