Reject My Luna Queen

By ennyrain

1.2M 69.3K 2.4K

(start: 28 Juni 2019) (end: 2 september 2019) "I'm Sean Read Palmer Aplha from Red Moon Pack..." TIDAK!! Kum... More

2 - Luna Rose
3 - Reject?
4 - Pearl Moon Pack
5 - Alpha Jack Is Back!
6 - I'm The Queen?
7 - Kehancuran Sean
8 - Keputusan
9 - Latihan Pertama
10 - Serangan Aaron
11 - James
12 - First Shift Day
13 - Batu Perantara
14 - Welcome Queen!
15 - Tanggung Jawab!
16 - Find Amoura
17 - Please, Come Back To Me Mate
18 - Tom And Jerry In Wolf Version
19 - Where's My Dad?
20 - You're Beside Me
21 - Tell Me
22 - Two Big Babies
23 - Budak Cinta
24 - Out of My Controls
25 - Jealous
26 - Imma Big Liar
27 - You Still Hate Me?
28 - First Kiss
29 - Starting In My Head
30 - Black Magic
31 - You Did That, again...
32 - When a Men Fall In Love
33 - Louis's Secret
34 - Everyone Has Felt Bitter
35 - Mortem Blue
36 - WAR!
END - You Must be Back
EPILOG
EBOOK VERSION!!!
YES SEQUEL!?

1 - Amoura Vaynn Anderson

88.6K 4K 235
By ennyrain

"Jangan pernah bermimpi menjadi luna di pack ini, karena itu tidak akan pernah terjadi"

Dingin.

Dia berbicara tanpa sudi melihatku. Sebenci itukah dia padaku?

Aku menggigit lidahku sendiri mencoba menahan agar tidak menangis. Aku mencoba terlihat bahwa ucapannya tak berefek apapun padaku, tapi aku yakin sekarang ini aku terlihat sangat menyedihkan.

"Kau tidak perlu menghawatirkan itu Alpha Sean" Aku mencoba mengatur suaraku agar tidak bergetar.

'Kau gila? Dia mate kita Mou, bagaimana bisa kau mengatakan itu?' Vee me-mindlink ku.

Aku tau Vee kecewa dengan responku, Vee adalah wolf-ku. Berbeda denganku yang selalu berusaha menerima kenyataan, Vee ingin tetap mempertahankan Alpha Sean apapun yang terjadi.

'Masih belum sadarkah kau Vee? Alpha sama sekali tidak membutuhkan mate seperti kita. Kau harus mulai menerima itu Vee'.

"Baguslah jika kau sadar diri" Alpha Sean pergi begitu saja tanpa melihatku.

Pertahanan yang aku buat runtuh sudah. Air mata mengalir begitu saja sekeras apapun aku menahannya. Astaga rasanya begitu sesak, aku meraup udara sebanyak-banyaknya, tapi tetap saja masih sesak.

'Maafkan aku Vee'.

Aku langsung membuka mataku dengan nafas yang tersengal-sengal. Astaga itu hanya mimpi. Ralat. Itu nyata yang terjadi beberapa hari yang lalu dan sekarang aku mimpikan. Bahkan rasa sesaknya masih sama.

Sean Reid Palmer. Alpha dari Red Moon Pack. Salah satu pack terbesar di benua Eropa sekaligus mateku.

Mate?

Entahlah, setiap kali memikirkan kata itu membuat hatiku sakit. Mate yang harusnya saling mencintai tapi nyatanya dia sangat membenciku.

Dia adalah salah satu Alpha yang sangat terkenal. Tentu saja karena sifatnya yang sangat dingin tak kenal ampun dan kekuatannya. Dia tak akan segan mencabik-cabik dan memisahkan kepala lawan dari tubuhnya. Dia bahkan bisa melawan sepuluh werewolf biasa dengan tangan kosong dan tanpa berganti shift. Dia terkenal karena kekejamannya. Dan aku salah satu yang merasakannya.

Brakk!!!

Sarah membuka pintu dengan keras. Dia terlihat sangat marah dan langsung menjambak rambutku. Apa lagi ini? Kepalaku rasanya berdenyut-denyut. Aku mencoba memegangi rambutku karena rasanya sangat perih.

"Apakah kau buta Amoura? Kau tak lihat sekarang jam berapa hah?! Cepat lakukan tugasmu bodoh!"

"Lepaskan. Ini sakit Sarah"

"Jika bukan karena Luna Rose mungkin kau sudah ditendang dari pack ini, kau harus lebih tau diri!"

Sarah langsung pergi meninggalkan kamarku. Lebih tepatnya gudang. Miris sekali, aku mate dari seorang Alpha tapi lihatlah aku sekarang? Semua penduduk pack memperlakukanku seperti budak. Jangan menangis Amoura! Lagipula ini bukan pertama kalinya.

Apa yang dikatakan Sarah memang benar. Jika bukan karena Luna Rose pasti aku sudah menjadi rogue. Hanya Luna Rose yang selalu menyayangiku disini, bahkan mateku sendiri benar-benar jijik padaku.

Semuanya berawal saat aku masih berumur 9 tahun. Saat itu terjadi serangan besar-besaran oleh sekelompok rogue di pack ini. Banyak sekali yang menjadi korban, bahkan kedua orang tuaku dan Alpha Jack, Ayah Sean.

Sejak saat itu seluruh penduduk pack menyalahkanku atas meninggalnya Alpha Jack dan kedua orang tuaku. Ayahku dulunya adalah Beta di pack ini.

Beta Baylen Anderson.

Aku benar-benar merindukannya. Aku selalu berharap dalam doaku memohon agar mereka masih hidup diluar sana dan kembali lagi.

Semua penduduk pack berpikir mereka tiada karena mencoba melindungiku dari rogue yang ingin menyerangku, namun Luna Rose tidak pernah berpikir begitu.

Selama ini Luna Rose tidak mengetahui perbuatan penduduk pack padaku, karena 3 tahun yang lalu Luna Rose memutuskan untuk tinggal jauh dari pack, katanya tinggal di pack hanya mengingatkannya pada Alpha Jack dan itu terus membuatnya sedih. Namun terkadang Luna Rose juga berkunjung kesini beberapa waktu.

Dulu saat Luna Rose masih tinggal di pack, penduduk pack tidak terlalu menyiksaku, dan mereka selalu mengancamku untuk tidak mengadu pada Luna. Dan sayangnya bukan hanya penduduk pack saja bahkan mateku sendiri juga selalu menyiksaku entah itu fisik maupun batin.

Aku bisa saja memilih pergi dari pack ini, tapi aku masih ingin bertahan. Aku tidak ingin mengecewakan Luna yang selalu mendukungku dan menyayangiku dengan tulus. Mungkin aku sangat tidak tahu malu jika aku mengatakan bahwa Luna Rose seperti ibuku sendiri. Tak apa, karena memang itu yang kurasakan.

Mereka tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, dan apapun yang kukatakan pada mereka hasilnya percuma saja, tidak ada yang mempercayainya. dan akhirnya aku memilih diam, karena kenyataan itu tidak ada gunanya sekarang.

Aku turun dari ranjang kecilku dan mulai membersihkan diri. Minggu depan akan diadakan pesta ulang tahun untuk Alpha Sean, jadi sekarang adalah waktu sibuk-sibuknya untuk pelayan sepertiku.

Ironis bukan?

Aku putri tunggal dari seorang Beta Red Moon Pack, akhirnya menjadi budak di packku sendiri.

Luna Rose akan kesini dua hari lagi, aku benar-benar merindukannya. Setiap kali Luna Rose berkunjung dia selalu membawakanku hadiah. Aku tidak mengharapkan hadiahnya sama sekali, kehadirannya saja sudah membuatku sangat senang.

******

"APAKAH KAU BODOH HAH?!, HARUSNYA KAU MATI SAJA!"

Aku tidak sengaja menabrak Alpha Sean saat terburu-buru menuju dapur pack, memang yang ini kesalahanku. Hatiku sangat sakit mendengarnya mengatakan itu padaku. Mataku rasanya sangat perih karena Alpha Sean mencekikku dengan sangat kuat. Aku bertaruh setelah ini pasti leherku akan membiru itupun jika aku beruntung masih hidup.

"Maafkan saya... Alpha.. Saya ti..tidak bermaksud menabrak anda, saya mohon... lepaskan saya Alpha" mataku mulai berair dan kerongkonganku terasa sangat panas untuk bicara.

Alpha Sean langsung melemparku dengan keras, tubuhku terpental ke dinding. Aku bisa merasakan tulang dipunggungku retak. Alpha Sean berjalan kearahku dan langsung menendang perutku dengan keras sampai mulutku mengeluarkan darah. Sungguh, ini benar-benar menyakitkan. Luka-luka ditubuhku tidak akan sebandig sakitnya dengan hatiku.

Hancur.

Satu kata itu menggambarkan kondisi hatiku sekarang.

"Dasar lemah" Sepertinya Alpha Sean sangat jijik padaku.

"Hey pembunuh! Kenapa kerjamu tidak pernah becus hah?, tidak heran jika kau tidak mampu berganti shift. Dasar pecundang!" Sarah menjambak rambutku, kepalaku rasanya sangat pening.

"Dengar jalang! Jika kau mengadu yang tidak-tidak ke Luna Rose, akan kupastikan kau mati!"

"Aku tidak pernah mengatakan apapun pada Luna Rose, Sarah" Sarah langsung melepas rambutku dengan kasar dan berjalan kearah Alpha Sean dengan baju kekurangan bahannya.

"Sayang, kapan kau akan merejectnya? Tidakkah kau muak menjadi matenya?" Sarah bergelayut manja dilengan Sean dan membuat suara yang dibuat-buat. Sakit, walaupun aku sering melihat mereka melakukan lebih dari ini tetap saja aku tidak pernah terbiasa. Masih sangat sakit.

"Bersabarlah sweetheart" Sean membelai rambut Sarah dan menciumnya.

HARUSNYA ITU AKU, HARUSNYA ITU MENJADI HAKKU!

Ingin rasanya aku meneriakkan itu pada mereka, tapi aku tau seperti apa hasilnya nanti, hanya kesakitan lagi yang akan aku dapatkan. Bergelut dengan kenyataan itu benar-benar membuatku merasa hancur.

Aku langsung berdiri dan memaksa diriku untuk berlari dari tempat itu. Aku tidak peduli dengan semua luka yang ditubuhku, hatiku jauh lebih sakit. Aku berlalri menjauh dari mereka. Beberapa penduduk pack ada yang melihatku dengan tatapan mengejek dan sisanya tidak menganggap aku ada. Selalu seperti ini. Satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah lari.

Lemah?

Yes, I'am. Umurku sudah 22 tahun tapi aku belum juga bisa berganti shift. Aku tidak piawai memegang pedang, aku tidak tau caranya memukul dengan benar, aku tidak tau cara menggunakan panah. Selama ini aku tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk itu semua, para omega selalu memperlakukanku semena-mena. Sebagai putri dari seorang Beta aku benar-benar mengecewakan.
Sudah kubilang bukan jika semua orang disini membenciku.

"hiks..hiks..hikss.. mom dad, aku merindukan kalian, aku merindukan Sean yang selalu menjagaku hiks..hikss.."

Sean POV

'Alpha sepertinya telah terjadi sesuatu diperbatasan, saya melihat ada beberapa bercak darah dan bau rogue.' Beta Azka memindlikku

'Terus awasi jangan sampai ada kekacauan'

'Baik Alpha'

Seminggu lagi akan diadakan pesta ulang tahunku, aku tidak mau jika ada kekacauan akibat serangan rogue. Sejujurnya aku tidak menyukai acara pesta seperti ini, namun bagaimana lagi, aku seorang Alpha. Ini bukan sekedar acara pesta, tapi penobatan resmiku sebagai Alpha. Banyak para Alpha lain yang akan datang.

Seharusnya penobatanku sudah dilakukan sejak dulu, tapi aku menolak. Bukan karena aku lari dari tanggung jawab , hanya saja aku ingin menunggu. Menunggu dengan harapan besar bahwa ayah akan kembali. Untung saja seluruh tetua dan penduduk pack memahami ini.

Namun sekarang aku tidak bisa menundanya lagi, sudah waktunya aku mengambil alih secara resmi dihadapan Sang Moon Goddes. Namun aku tidak akan berhenti berharap, dengan sisa harapanku aku berdoa ayah akan kembali lagi.

Karena dia. AMOURA. Mendengar namanya saja sudah membuatku muak. Karenanya aku harus kehilangan ayah, harusnya dia yang mati saja!.

'Dia mate kita Sean, dia tidak bersalah' Wolfku memindlik, Victor.

'Dia Membunuh.Ayah.Kita victor' Aku menekankan kata agar Victor sadar bahwa membelanya hanyalah sebuah kebodohan.

'Kau akan menyesali ini Sean' Aku langsung memutus mindlink secara sepihak. Victor benar-benar bodoh.

Menyesal?

Tentu saja aku akan menyesal jika tidak segera merejectnya.

Sepasang tangan langsung memelukku dari belakang.

"Sayang aku lapar, ayo kita turun kebawah"

Suaranya benar-benar sexy, bukan hanya suaranya saja, tapi semuanya. Sarah adalah putri dari Gamma Louis. Dia gadis yang sempurna untuk menjadi pendampingku.

"Sepertinya kau kehabisan energi karena kerja semalaman, hmm?" Aku mencoba menggodanya. Sarah langsung berjalan dihadapanku dan merangkulkan tangannya dileherku.

"Karena kau sayang" dia berbisik ditelingaku dengan gerakan sensual. Harus kuakui dia benar-benar hebat diranjang. Aku ingin memakannya sekarang juga, tapi aku mengurungkan niatku. Banyak pekerjaan yang menunggu.

Aku langsung menggaet tangannya dan mengajaknya keluar dari kamar. Saat berjalan menuju ruang makan tiba-tiba ada yang menabrak dadaku.

Amoura.

"APAKAH KAU BODOH HAH?!, HARUSNYA KAU MATI SAJA!"

Aku marah bukan karena dadaku sakit akibat tabrakannya, bahkan tabrakannya tak berarti apapun pada tubuhku. Kulihat malah dia yang terjatuh dan kesakitan. Aku hanya muak masih pagi sudah harus bertemu gadis pembawa sial sepertinya.

Aku langsung berjongkok dan mencekiknya.

"Maafkan saya... Alpha.. Saya ti..tidak bermaksud menabrak anda, saya mohon... lepaskan saya Alpha"

Sepertinya ini berhasil menyakitinya. Bagus.

Aku langsung melemparnya kedinding dan menendang perutnya. Yang benar saja! Baru kuserang seperti ini saja sudah limbung.

"Dasar lemah" Tidak ada yang bisa dia lakukan dengan benar. Gadis tidak berguna. Dia sama sekali tidak pantas menjadi seorang luna. Aku tidak akan pernah sudi!.

'Mate! Dia terluka Sean! APA YANG KAU LAKUKAN HAH!' Aku merasa Victor mencoba mengambil alih tubuhku, aku menahannya dan langsung mengunci Victor jauh dipikiranku.

"Hey pembunuh! Kenapa kerjamu tidak pernah becus hah?, tidak heran jika kau tidak mampu berganti shift. Dasar pecundang!." Sarah menjambak rambut Amoura, sepertinya itu sakit. Tapi apa peduliku.

"Dengar jalang! Jika kau mengadu yang tidak-tidak ke Luna Rose, akan kupastikan kau mati!"

"Aku tidak pernah mengatakan apapun pada Luna Rose, Sarah"

"Sayang, kapan kau akan merejectnya? Tidakkah kau muak menjadi matenya?" Sarah berjalan kembali padaku dan menggelayuti lenganku. Lihatlah kekasihkku ini manis bukan?

"Bersabarlah sweetheart" Aku tak tahan untuk menciumnya.

Kulihat Amoura berusaha untuk berdiri dan dia langsung berlari. Sakit hah?. Aku tau dia mate ku, dan itu bukan sesuatu yang patut dibanggakan. Mate yang membunuh ayahku sendiri?. Dia pantas mendapatkan hukuman lebih dari ini.

Kau telah menghancurkan kebahagiaanku Amoura, maka dengan senang hati aku akan membalasnya.

Amoura POV

Aku berlari tanpa tau harus kemana, biarlah kaki ini yang menuntunku. Dan disinilah aku berdiri sekarang, di dermaga danau yang sering aku kunjungi dulu bersama Sean. Ini pertama kalinya aku kesini lagi setelah serangan itu terjadi.

Aku memandangi selembar foto yang kupegang.

Seorang bocah laki-laki yang sangat tampan tersenyum bahagia sambil memeluk gadis kecil disampingnya. Bocah laki-laki itu memiliki mata setajam elang dan segelap malam. Rambutnya coklat keemasan. Masih kecil tapi dia sudah sangat menawan.

"Kau yang melanggar janjimu Sean"

Alpha Sean. Bocah itu adalah Sean dan aku saat kami masih kecil. Pandangan mataku mulai buram karena air mata. Aku menghapus kasar air mata yang jatuh kepipiku tanpa ijin.

FLASHBACK ON

Author POV

"Amoura!! Tunggu!, jangan berlari nanti kau jatuh !" kaki mungil itu mencoba mengejar gadis kecil didepannya.

"Kau lambat sekali Sean. Kemarilah dan coba tangkap aku jika kau bisa!" Amoura menjulurkan lidah mungilnya kearah Sean.

"Awas kau! Kau tidak akan bisa kemana-mana" Sean semakin mempercepat larinya dan berhasil menangkap tangan Amoura.

"See? Kau tidak bisa lari dariku Amour" Amoura memasang wajah cemberut.

"Itu kau yang curang, kau lari terlalu cepat"

"Kau saja yang terlalu lambat"

"Kau menyebalkan."

Sean tertawa melihat tingkah Amoura. Baginya wajah Amoura benar-benar lucu sekarang, Sean melihat kearah lengan Amoura yang tergores dan mengeluarkan darah. Tawanya langsung menghilang berubah menjadi tatapan dingin tak bersahabat.

"Kenapa tanganmu?" Sean menahan amarah didalam dirinya.

"Berhenti menatapku seperti itu Sean, kau membuatku takut. Ini hanya luka gores, sepertinya aku terlalu asik bermain sampai tidak sadar jika aku terluka."

"Maafkan aku Amour. Aku hanya khawatir saja. Apakah sakit?" Sean langsung menatap khawatir.

"Tidak. Dan kau tidak peru sekhawatir itu. Aku baik-baik saja. Ah benar!. Sean, aku ingin menunjukkan sesatu padamu. Ikuti aku." Amoura langsung menarik tangan Sean dan membawanya entah kemana.

"Kita akan kemana Amour?" Setelah beberapa saat mereka berjalan akhirnya Amoura berhenti dan menghadap Sean.

"Hampir sampai. Tutup matamu Sean, aku ingin ini menjadi kejutan. Tidak perlu khawatir aku akan menuntunmu agar kau tidak jatuh, cukup ikuti intruksiku."

Sesuai keinginan Amoura, Sean melakukan apapun yang dia katakan, merunduk, melangkah lebar, meloncat, dan akhirnya mereka berhenti disuatu tempat dan Amoura melepas tangannya.

"Sudah sampai. Sekarang baru kau boleh buka matamu"
Sean membuka matanya perlahan dan mulai menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya.

Sebuah danau. Danau yang sangat indah. Sekarang mereka berdiri di dermaga danau itu. Diatas airnya banyak sekali bunga mekar yang berkilau seperti kristal, warnanya ada yang biru, ungu dan perak. Mereka seperti kristal yang dibentuk menjadi bunga, sangat cantik.

Dipinggir Danau ada pohon yang sangat besar yang tak kalah berkilaunya dari bunga-bunga tadi. Intinya semua tanaman disekitar danau ini berkilau.

"Bagaimana? Kau suka Sean?"

"Cantik sekali, ya Amour aku menyukainya." Sean menatap penuh binar.

"Tapi tunggu, bagaimana kau bisa menemukan tempat ini Amour? Apa kau tidak tau bahaya yang mengincar?" Buyar sudah kekaguman Sean. Amoura langsung menunduk dan menggaruk jempolnya sendiri. Kebiasaanya saat dia mearasa gugup.

"Maafkan aku Sean, waktu itu aku mencoba menangkap kupu-kupu dan entah bagaimana aku bisa berada disini. Aku pikir aku akan membuatmu senang mengetahui danau ini. Jangan marah Sean" Suaranya bergetar ingin menangis.

"Aku senang karena kau menunjukkan tempat ini padaku Amour. Jangan diulangi lagi, oke?. Jangan menangis kumohon. Lain kali jika kau ingin kedanau ini lagi kau harus mengajakku atau pengawal. Berjanjilah padaku Amour" Tatapan Sean mulai melembut. Bagi Sean air mata Amoura adalah siksaan baginya.

"Aku berjanji Sean." Sean langsung tersenyum hangat dan mencium pipi Amoura.

FLASHBACK OFF

Amoura POV

Aku memandangi sekitar. Masih sama seperti terakhir kali aku kesini. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya jika aku akan ke danau ini dengan kehancuran seperti ini.

Rasanya aku tidak ingin kembali, aku ingin disini. Toh, penduduk pack juga tidak peduli jika aku ada, bahkan mereka akan puji syukur jika aku mati. Yaa..pergi sepertinya bukan ide yang terlalu buruk bukan?

Astaga, apa yang kau pikirkan Amoura. Sadarlah! Kau harus kembali demi Luna. Aku menepuk-nepuk pipiku mencoba kembali menyadarkan konflik dipikiranku.

SREEKK

Aku langsung menoleh kesemak-semak dibelakangku. Aku mengambil kayu yang tergeletak didekatku untuk berjaga-jaga.

SREKK

Jantungku berpacu. Bagaimana jika itu rogue?. Oke aku sangat takut sekarang. Tanganku bergetar dan kejadian yang tidak kuharapkan mulai menghantui kepalaku.

Walaupun aku sangat menderita aku masih ingin hidup.

SREKK

BRUAAKK

Apa itu? Tubuhku membeku. Aku mendengar ada sesuatu yang jatuh. Aku tidak tau apa itu karena aku menutup mataku saking takutnya. Apakah ini akhir dari hidupku?. Oke pikirkan sisi positifnya Amoura, jika aku mati aku akan pergi dari pack itu dan mengakhiri penderitaanku dan aku juga bisa bersama ibu.

Benar'kan?

'Hentikan pikiran bodohmu itu, buka matamu Mou, maka kita akan tau apa itu' Vee me-mindlinkku

'Bukankah lebih baik mereka membunuh kita saat kita tidak melihat, percuma kita lari kita akan tertangkap, lagipula aku tidak bisa bertarung kau ingat?'

'Berhentilah membicarakan kematian konyolmu itu Amoura!' Kurasa kali ini Vee benar, aku mulai membuka mataku dan benar-benar kaget dengan apa yang kulihat. Seekor werewolf tergeletak penuh darah. Dia langsung berubah menjadi sosok manusianya.

Rasa takutku menguap begitu saja entah kemana. Aku langsung berlari kearahnya, astaga aku tidak tau apa yang terjadi padanya tapi luka-lukanya sangat parah.

Aku langsung melihat sekitar mencari sesuatu yang sekiranya dapat membantu. Aku melihat beberapa tanaman yang bisa digunakan untuk mengobatinya. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil beberapa daun sesuai keperluan. Aku lupa nama tanamannya. Tapi aku masih ingat, dulu saat ayahku terluka ibuku selalu membuat ramuan daun ini untuk mengobati ayah, dan itu benar-benar bekerja.

Aku langsung menumbuk daunnya dan langsung menempelkan secara perlahan keluka pria itu itu.

"Tahan yaa" Dia berusaha menahan sakitnya. Sepertinya dia bukan werewolf biasa. Melihat dari ukuran tubuh serigalanya yang lebih besar dari werewolf yang lain dan aura yang dia miliki. Sepertinya dia seorang Alpha. Entah dari pack mana.

"Sudah selesai." Aku melihatnya yang ternyata dia juga menatapku. Sepertinya dia sudah lebih baik. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak bisa meninggalkannya disini begitu saja.

"Terima kasih" Dia menatapku dengan tulus.

"Tak masalah. Lukamu parah dan harus segera diobati, Sepertinya ramuan yang kubuat tidak akan cukup untuk menyembuhkanmu"

"Ini sudah lebih baik. Jangan khawatir, aku sudah me-mindlik temanku dan dia sedang menuju kesini sekarang. Siapa namamu?"

"Amoura Vaynn Anderson."

"Cantik." Dia menatap mataku dalam.

"Maksudku namamu yang cantik" Dia langsung gelapagapan sendiri. Aku terkekeh melihat tingkahnya.

"ALPHA AARON! Astaga kau baik-baik saja Alpha?" Seorang pria tiba-tiba datang dan terlihat khawatir.

Alpha? Benarkan yang kukatakan tadi. Baiklah sepertinya aku tidak perlu khawatir lagi untuk meninggalkannya. Aku harus kembali sekarang.

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 360K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
6.6K 717 23
▪Spin off 'TAKLUKKAN GAY ITU!'[PART RENDY]▪ Teruntuk pria tampan, berhati-hatilah dengan Rajea! Karena jika gadis itu sudah menyukaimu, maka gadis it...
1.9M 149K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
1.2M 90.4K 36
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...