ARSENA -Sejauh Bumi dan Matah...

Da wgulla_

12.5M 857K 48.8K

Warning ⚠⚠⚠!! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA PART DI PRIVATE] setiap orang yang baca cerita ini akan jadi S... Altro

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
Bab 48
Bab 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53
BAB 54
BAB 55
BAB 56
BAB 57
BAB 58
BAB 59
BAB 60
Bab 61
bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 65
Bab 66
BAB 67
Bab 68
Bab 69
Extra part Arsena 18+
Spesial part 21+
extra part Arsena 21+ karya karsa
Open PO
ARSENA 2
Ekstra Part Arsena

Prolog

688K 33.3K 3.8K
Da wgulla_


Ini hanya kisah fiksi tokoh, tempat atau sifat hanyalah karangan author semata merasa janggal berarti kalian baper kepanjangan. Jangan lupa tinggalkan jejak Coment dan vote atau cerita ini akan di hapus... Wkwkwkwk *ketawajahat

Love dulu buat part ini ♥️

Aku berniat Repost jadi tolong kerja samanya buat ramein. Kalau rame antusias kalian aku bakal repost sampe tamat tapi versi Wattpad yang novel beda isinya wkwkk..

Di novel cetak ada 20 bab extra Chapter.

Semoga kalian suka ya....

****

Terkadang kita butuh sebuah moment agar hidup kita terasa lebih berarti. Allah selalu menyiapkan hal itu tanpa kita sadari. Mungkin bukan moment yang kita inginkan namun moment yang membuat kita bahagia dari apa yang kita inginkan sebelumnya.....
.
.
.

Malam terasa sepi ketika motor yang Afiqah dan Dhea naiki melaju di jalan raya. Mereka habis nonton bioskop di Hartono Mall solo yang letaknya jauh dari rumah mereka yang berada di Sukoharjo pinggiran. Mereka pulang agak larut malam karena tadi mereka sekalian mampir ke toko buku. Beli buku latihan soal-soal Ujian Nasional.

Afiqah melihat sekeliling jalan raya yang temaram. Bahkan tak ada satupun kendaraan yang terlihat. Kemudian ia berbisik ke Dhea yang menjalankan motornya, "De aku takut."

"Sama aku juga Fi..." pikiran Afiqah melayang ke berita-berita yang sering membicarakan sering terjadi begal di wilayah ini. Apalagi mereka cuma anak SMA yang tidak bisa apa-apa. Tentu begal akan mudah menyerang mereka.

Motor Dhea tiba-tiba berbelok ke arah kantor polisi yang tak sengaja mereka lewati. Afiqah mengernyit bingung untuk apa Dhea ke kantor polisi. Bahkan disaat mesin motor dimatikan dan sahabatnya memarkirkan motor. Ia masih belum tersadar.

"Kita ngapain kesini de?" Tanya Afiqah bingung.

"Minta anterin pak polisi." Jawab Dhea sambil turun di motor.

"Emang polisinya mau?" Afiqah tidak mengerti dengan apa yang Dhea rencanakan. Baru kali ini ia melakukan hal seperti ini.

"Tugas polisikan melayani masyarakat."

"Memang kamu nggak pernah nyoba?" Afiqah menggeleng.

"Kamu pernah?" Timpal Afiqah.

"Sering." Afiqah menutup mulutnya terkejut dengan kelakuan temannya ini.

Dhea menarik Afiqah untuk mengikutinya ke posko polisi. Terlihat ada dua polisi yang menjaga disana sedang duduk sambil berbincang. Afiqah berjalan di belakang Dhea. Ia malu harus melakukan ini. Kenapa Dhea bisa dengan percaya diri? Ia takut jika nanti polisi-polisi itu mentertawakan kelakuan mereka. Emang Mereka siapa sampai minta di kawal. Tapi ucapan Dhea yang mengatakan sering melakukan hal ini, membuat keraguannya sedikit hilang.

"Permisi, selamat malam."

"Assalamualaikum pak.." sapa Afiqah dan Dhea kepada polisi yang umurnya mereka taksir sekitar 25 tahunan.

Kedua polisi yang tadinya sedang mengobrol mengalihkan perhatian mereka ke dua gadis remaja yang memanggil mereka. Mereka agak terkejut melihat anak remaja perempuan hampir tengah malam ke kantor polisi. Ada keperluan apa hingga membuat mereka berkeliaran di malam yang berbahaya seperti ini. Mengingat banyak aksi rampok saat-saat ini

"Waalaikumsalam dek, ada yang bisa di bantu?" Tanya Rendi salah satu dari polisi itu. Sedang Arsena diam mengawasi gadis kecil berkerudung pasmina biru yang bersembunyi di balik punggung temannya. Ia merasa tertarik dengan tingkah malu-malu gadis kecil itu. Dia mengingatkan Arsena dengan seseorang.

"Gini pak, kita mau pulang. Tapi kita takut pak soalnya gelap banget terus nggak ada kendaraan apalagi rumah kita di pedesaan masih ngelewatin sawah-sawah pak. Bapak bisa nganterin nggak pak." Jelas Dhea.

Rendi mengernyit mendengar itu. Dalam hati ia mentertawakan kelakuan anak-anak muda ini. Sudah tahu takut tapi masih berani keluar malam. Anak muda jaman sekarang memang seperti itu. Susah dibilangin dan ngeyel. Muncul niat jahil di pikiran Rendi.

"Kamu bawa SIM dan STNK?" Tiba-tiba hening ketika Rendi bukannya menjawab malah mengutarakan kalimat mematikan untuk Dhea yang kebetulan tidak bawa STNK.

Dhea berbalik lalu berbisik pada Afiqah. Mereka berdua panik. Arsena terkekeh melihat tingkah anak-anak itu apalagi gadis yang berkerudung biru itu yang mukanya menjadi sendu seperti ingin menangis.

"Gimana Fi? Beneran aku lupa bawa STNK tapi SIM bawa kok."

Afiqah berpikir ia jadi ingat kata-kata ibunya dulu. Katanya kalau ketangkep polisi harus nangis apalagi wajahnya adalah wajah melas. Jadi polisi-polisi ini pasti kasihan. Afiqah yang sedari tadi sembunyi tiba-tiba ia melangkah ke depan ke arah kedua polisi itu.

"Maaf pak kita punya SIM kok tapi kita lupa bawa STNK ketinggalan di rumah. Kalau pak polisi nggak percaya pak polisi bisa ikut kita ke rumah buat nunjukin kalau kita punya STNK pak. Kita kesini karena kita takut di culik pak, kita takut di begal...." Rendi tertawa mendengar ucapan gadis kecil itu. Sedang Arsena menutup mulutnya menahan tawa kemudian berdehem. Entah kenapa gadis itu mudah sekali membuatnya tertawa.

"Rendi." Panggil Arsena.

Rendi menengok ke Arsena tidak mengerti. Namun melihat kode Arsena yang mengisyarakatkan untuk diam, ia langsung berhenti bicara untuk tidak menggoda gadis-gadis kecil ini.

Afiqah menunduk malu ia sudah tak punya muka lagi. Sedang Dhea memegang tangan Afiqah erat-erat. Ia merutuki kecerobohannya yang lupa bawa STNK. Biasanya ia tidak pernah ditanya seperti ini kalau dia ke kantor polisi. Mungkin nasib mereka sedang sial. Mereka hanya bisa pasrah menerima semua sanksi yang akan mereka dapat dari polisi ini.

"Dimana rumah kalian? Saya antar." Afiqah tersentak kaget mendengar suara maskulin itu. Ia langsung mengangkat wajahnya lebih buruknya lagi polisi itu berada di hadapan mereka. Afiqah menelan ludah gugup melihat tubuh tegap dengan paras yang tampan mengingatkan ia akan aktor Korea yang pernah ditontonnya. Begitupun Dhea ikut terpesona dengan polisi itu.

"Ada apa? Kenapa kalian diam?" Tanya Arsena. Ia tahu arti tatapan itu. Tatapan kagum akan dirinya. Arsena maklum karena mereka masih SMA -remaja labil- yang masih mengenal hal-hal baru.

"Eh.. engkk kok pak." Afiqah tersenyum salah tingkah karena dipergoki mengagumi pria dewasa itu.

"Kalau begitu ayo saya antarkan kalian pulang. Dimana motor kalian?"

"Disitu pak." Tunjuk Dhea.

"Saya akan mengikuti kalian dari belakang."

Kemudian Dhea dan Afiqah berjalan menuju motor. Diikuti Arsena yang kebetulan motor matiknya terparkir di samping motor mereka. Ia memang tidak mengenakan motor dinasnya, ia tidak ingin terlalu mencolok dengan menggunakan motor besar itu. Lebih baik menggunakan motor kecil yang lincah menyalip kemana-mana. Mungkin tidak cocok dengan badannya tapi motor itu lebih mudah karena tinggal gas dan rem.

Arsena melaju dengan kecepatan rata-rata mengikuti motor matik di depannya. Kedua gadis itu melaju di hadapannya. Ternyata benar rumah mereka melewati persawahan dan jaraknya jauh dari jalan raya. Karena memasuki perkampungan. Akan sangat bahaya jika mereka sendirian. Bagaimana jika ada orang jahat yang menyerang mereka? Apalagi gadis berkerudung biru itu dia terlihat begitu rapuh dan polos? Ternyata benar dari mata baru jatuh ke hati. Arsena menggelengkan wajahnya ketika pikirannya di penuhi gadis kecil yang menarik perhatiannya itu.

Motor Arsena berhenti di sebuah rumah joglo dengan halaman yang begitu luas. Jadi disini rumahnya. Ia mematikan mesin motor dan menghampiri ke dua gadis itu.

"Terimakasih pak."

"Sama-sama. Lain kali jangan keluar malam tanpa pengawasan orang tua." Arsena memperingatkan. Kedua gadis itu cengengesan.

"Iya pak maaf ya pak ngerepotin." Ujar Afiqah.

"Tidak apa-apa."

"Nama bapak siapa?" Tanya Dhea karena merasa tidak sopan tidak menanyakan nama polisi yang telah mengantar mereka hitung-hitung sekaligus biar tahu nama polisi ganteng itu.

"Arsena Anggara Putra." Jawab Arsena. Ia juga ingin menanyakan nama mereka namun ia urungkan ia takut dikira macam-macam.

"Kalau begitu saya pulang dulu." Arsena langsung pamit dan menyalakan mesin motornya meninggalkan kedua gadis itu yang melambaikan tangan ke arahnya.

****
Menurut kalian gimana chapter ini?

Ada yang mau disampaikan ke Arsena?

Ada yang mau disampaikan ke Afiqah?

Ada yang mau disampaikan ke Dea?

Biar cepet Update bisa Boom coment di cerita ini dan juga Follow Wattpad author.....

Tolong support cerita ini share juga ya ♥️ ♥️♥️

Instagram follow
@arsena_official
@wgulla_

Jangan pelit Komen ya temen-temen.. kalau pelit kuburannya sempit wkwkwk

Akun Roleplay nya
@arsen_aanggara

@afi_qahshafa

GC WA ada di bio profil aku

Continua a leggere

Ti piacerà anche

4.3M 129K 88
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
1.7K 156 64
Seorang gadis cantik, baik, pintar, yang bernama Senja. Dia adalah sosok gadis yang agak tertutup. Tidak terlalu dekat dengan orang baru yang ia kena...
5.4M 187K 52
Bagi Kalila yang selalu dibanding-bandingkan dengan saudari kembarnya adalah hal yang paling menyebalkan. Di keluarganya, karir lebih penting dibandi...
1.7M 87.3K 38
Kisah seorang gadis cantik yang harus merubah penampilannya menjadi seorang yang pendiam,cuek,dan cupu. karena tidak mau mendapat perlakuan istimewa...