Señor(ita)《Jaeyong》✔

By acel_kins-

394K 49.2K 10.7K

[Mature] [Romance] I love it when you call me Señor(ita). I wish i could pretend i didn't need ya. •BXB ||... More

Cast
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10

Part 1

54.2K 5.7K 960
By acel_kins-

I love it when you call me señorita
I wish I could pretend I didn't need ya
But every touch is ooh-la-la-la
It's true, la-la-la
I should be runnin' Ooh, you keep me coming for ya

KEADAAN restoran siang ini terbilang cukup ramai karena memasuki jam makan siang. Semua pelayan sibuk; mencatat pesanan serta membereskan meja. Begitu juga bagian kasir dan koki.

Yah wajar saja, restoran yang tidak terlalu besar dan mewah itu memiliki cita rasa tinggi akan sebuah masakan. Belum lagi harga nya yang terbilang murah. Semua orang pasti akan ketagihan jika sudah mencoba satu kali.

Lelaki bermata berambut hitam dengan seragam kerja berwarna merah muda terlihat kesulitan mencatat pesanan karena banyak pelanggan yang berdatangan; memanggil namanya. Tidak heran mereka semua mengetahui nama si lelaki mungil itu, ia begitu cekatan dan mudah senyum.

"Noona!"

Si lelaki bersurai hitam yang memiliki tinggi 170 sentimeter itu masih mencatat meja nomor 03. Ia tersenyum sebelum pergi ke kasir untuk memberikan pesanan. Setelah itu mengedarkan pandangan; melihat apakah masih ada pelanggan yang membutuhkan dirinya atau tidak.

"Noona?"

Kening si lelaki bersurai hitam berkerut dalam ketika lelaki yang duduk di meja nomor 09 menatap ke arahnya; memanggil dirinya dengan sebutan Noonaㅡatau mungkin ia saja yang salah dengar?

Karena merasa lelaki itu membutuhkan bantuannya. Ia menghampiri meja nomor 09 yang terletak di dekat ruang staff; ujung.

"Ingin pesan apa?"

"Oh!" si lelaki bersurai cokelat gelap itu terlihat terkejut ketika mendengar suara milik pelayan berseragam merah muda di hadapannya.

Pelayan bername tag Lee Taeyong itu mengedipkan mata beberapa kali; menatap si lelaki berwajah tampan yang menduduki meja nomor 09 seorang diri.

"Aku kira kau gadis tomboi, maaf memanggilmu dengan sebutan Noona. Kauㅡcantik,"

"Ingin pesan apa?" tanya Taeyong tanpa memperdulikan kata-kata si lelaki tampan yang berhasil membuat pipinya bersemu merah.

Oh ini bukan pertama kalinya seseorang mengira ia adalah gadis. Padahal sudah jelas-jelas Taeyong laki-laki tulen.

Si lelaki tampan berdehem; menggambil buku menu dan mulai mengatakan pesanan nya yang langsung di catat oleh Taeyong. Setelah itu Taeyong mengulang apa saja yang di pesan oleh si lelaki tampan; takut jika ia salah menulis.

"Sudah?"

"Ya," si lelaki tampan mengangguk; namun dengan cepat menahan pergelangan tangan Taeyong. "Boleh aku tahu siapa namamu?"

"Kau bisa membaca name tag yang aku pakai." gumam Taeyong pelan; merasa tidak nyaman dengan tatapan yang si lelaki tampan berikan padanya. Tatapan ituㅡterlalu dalam.

"Aku lebih suka kau mengatakannya secara langsung, jadi?"

"Uhmㅡ"

"Oke aku akan memanggilmu dengan Noona saja. Lebih cocok," potong si lelaki tampan seraya tersenyum kecil; menampilkan dua titik cacat pada pipi. "Ku tunggu pesananku."

Genggaman tangan itu terlepas, tanpa menunggu lama Taeyong beranjak dari sana. Tidak ingin mengeluarkan protes atau apapun karena ia rasa itu tidak penting. Lelaki tadi mungkin hanya menggoda nya seperti pelanggan kebanyakan.

Taeyong menghela nafas dalam dan memberikan secarik kertas pesanan pada kasir. Ia kembali melayani pelanggan yang lain; tapi kali ini rasanya tidak nyaman. Seolah ada yang mengawasinya.

Taeyong tahu, lelaki pemilik senyum mematikan tadi masih menatapnya. Tanpa menunggu lama Taeyong menoleh; tatapan keduanya kembali bertemu. Si lelaki tampan tersenyum lebar, membuat Taeyong mengalihkan pandangan dengan cepat karena menurutnya itu aneh.

***

"Kau ikut Taeyong?" Ten; penjaga kasir di restoran bertanya kepada Taeyong ketika keduanya berada di ruang ganti.

Taeyong membuka seragam yang ia gunakan; menggantinya dengan kaus polos berwarna hitam dan celana blue jins panjang. Taeyong menatap Ten yang sudah rapih; lelaki mungil itu duduk di kursi panjang ruang ganti.

"Kemana?"

Ten memutarkan bola mata malas. "Aku sudah mengajakmu kemarin, tapi kau lupa?"

"Memangnya apa?"

"Lucas mengadakan pesta kecil di gang besar. Tidak banyak yang datang, tapi sepertinya seru. Tempat terbuka, tidak seperti club atau bar yang sering aku datangi." ujar Ten seraya membersihkan noda yang terdapat pada kaus hitam Taeyong.

Tangan Taeyong bergerak; memasukan barang ke dalam tas. Ia mengambil hoodie putih dan memakainya karena udara malam cukup dingin.

"Aku tidak membawa baju lain,"

"Aku juga hanya seperti ini." Ten berdiri di hadapan Taeyong; dengan kemeja maroon serta celana denim hitam panjang. Terlihat menarik.

Taeyong mengulum bibir, berpikir sebentar. Tidak ada salahnya jika ia bersenang-senang. Toh selama ini ia juga sering datang ke club walaupun hanya menemani Ten dan minum sedikit alkohol. Ya, Taeyong memiliki toleransi rendah terhadap minuman keras itu.

"Baiklah," gumam Taeyong akhirnya; ia merangkul bahu Ten. Mengajak lelaki mungil itu keluar dari pintu belakang. "Siapa saja yang datang?"

Ten mengalungkan tangan di pinggul Taeyong. "Jungwoo, Doyoung, Taeil, Wonwoo dan yang lain. Jadi kau tidak perlu merasa terasingkan."

Keduanya berjalan; karena gang besar yang Ten bicarakan letaknya tidak terlalu jauh. Taeyong memakai penutup kepala yang ada di hoodie; menyembunyikan wajahnya dari udara dingin yang menerpa.

"Api unggun?" gumam Taeyong pelan ketika melihat warna jingga yang mengeluarkan percikan dari jarak tiga puluh meter. Ia dan Ten sudah menginjakkan kaki di gang besar; terlihat sepi dari luar, namun ramai di dalam.

"Ya, ini acara santai. Lagi pula udara lumayan dingin." Ten melepaskan penutup kepala yang di pakai oleh Taeyong sebelum merapihkan rambut si lelaki bermata bulat, "jangan menutupi wajahmu. Banyak yang tertarik denganmu jika kau lebih terbuka."

Taeyong mendengus, namun kembali berjalan. Mendekati kerumunan yang sedang mengobrol, suara musik terdengar dari gitar yang di mainkan oleh salah satu orang di sana. Taeyong tidak sempat melihat wajahnya karena lelaki itu membelakangi Taeyong.

"Oh Taeyong! Kau datang?!" Jungwoo bergerak cepat ke arah Taeyong; memeluk lelaki pemilik mata besar itu dengan hangat yang segera di balas oleh Taeyong.

"Dimana Lucas?"

"Sedang ke kamar mandi. Kemarilah, kau ingin bir?"

"Boleh," tidak ada salahnya jika Taeyong meminum satu kaleng bir untuk menghangatkan tubuh kan?

Jungwoo tersenyum dan mengambil bir dari keranjang besar; di sana ada berbagai macam minuman. Jungwoo memberikan satu kaleng kepada Taeyong.

"Taeyong, mau tidak bernyanyi?" Ten bertanya; ia sedang mengobrol dengan Wonwoo yang kini melambaikan tangan ke arahnya.

Taeyong membuka kaleng bir dan meneguknya. "Tidak, suaraku jelek."

"Pembohong! Suaramu lembut, jadi ayo bernyanyi." seru Wonwoo seraya memeletkan lidah; mengejek Taeyong yang kini mengerucutkan bibir.

Jungwoo terkekeh geli. "Jaehyun!" panggilnya pada laki-laki yang memegang gitar; sedang membelakangi mereka semua. Lelaki itu terlihat sibuk menyetel chord.

"Ya?" ujarnya tanpa menoleh; masih sibuk memainkan nada gitar yang terdengar sedikit sumbang.

Jungwoo mendengus. "Bisakah kau mainkan satu instrumen? Temanku ingin beryanyi."

"Aku tidak ingin! Kalian memaksaku." celetuk Taeyong tidak terima.

Jaehyun mengangkat satu alis sebelum membalikkan tubuh. Ia terdiam beberapa saat ketika melihat wajah Taeyong yang terkena cahaya dari api unggun. Sementara Taeyong terlihat terkejut.

"Noona?"

"Huh?"

Tbc

señorita = Nona

Tapi ya berhubung latar di korea, jadi Noona aja sekalian wkwkwk.

Continue Reading

You'll Also Like

603K 48.2K 27
"kamu adalah anakku dan harus ikut bersamaku"
51.5K 6.6K 25
Dalam dunia mafia, tiada jalan lain untuk bertahan hidup selain mengeliminasi apapun yang menghalangimu dari mendapatkan kemenangan manis. Jaehyun su...
100K 6.9K 9
Just Jaeyong Story~ •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
292K 34.5K 14
Gaya pacaran ala Jaeyong tuh gimana sih?