Loveable Ties (TAMAT)

By Daiiiiii__

777K 61.6K 1.7K

(REPOST-JUDUL SEBELUMNYA ISTRI SETTINGAN) Dijodohkan dalam keadaan terikat hubungan dengan seseorang membuat... More

Prolog
01 | Kontrak
02 | Sepakat
03 | Tunangan
05 | Luka Batin
06 | Sah!
07 | Bulan Madu
08 | Unmood
09 | Karma is Real
10 | Selamat
11 | Admin Manager
12 | Keasinan
13 | Panas
14 | Makan Siang
15 | Sekali Saja
16 | Minta Maaf
17 | Terkejut
18 | Tiba-tiba Buntu
19 | Budak Cinta
20 | Terkunci
21 | Sang Penggoda
22 | Bimbang
23 | Pop it Amara
24 | Skandal
25 | Amarah
26 | Saran Theana
27 | Merajuk
28 | Takut
29 | Selembar Foto
30 | Tak Menyerah
31 | Ambil Hati
32 | Terungkap
33 | Kesempatan
34 | Make a Wish
35 | Pelukan
36 | Cantik
37 | Putar Waktu
38 | Mengaku
39 | Hukuman Nikmat
40 | His Jealous
41 | Tidak Peka
42 | Kekesalan
43 | Kencan
44 | Bersalah
45 | Kembali Patah
46 | Duo Jail
47 | Penganggu Kecil
48 | Tamu tak Diundang
49 | Serius
50 | Ganteng Doang
51 | Siapa Sebenarnya?
52 | Baik-Baik Saja
53 | Mengalah
54 | Perbuatan Keji
55 | Merona
56 | Butuh Usaha
57 | Pandangan Iri
58 | Sebuah Pesan
59 | Terburu-buru
60 | Tak Biasanya
61 | Licik
62 | Menunggu
63 | Pregnant
64 | True Love
65 | Tenang
66 | Berkorban
67 | Sulit
68 | Memohon
69 | Kenangan
70 | Sempurna

04 | Otw Akad

16K 1.5K 33
By Daiiiiii__

Persiapan pernikahan Darius dan Keifani tinggal sebulan lagi, bayangkan mereka diberikan waktu dua bulan saja untuk mempersiapkan semuanya. Bahkan Shalu hanya memberikan waktu sebulan setelah acara pertunangan. Namun, ditolak keras oleh Darius. Lelaki itu mengatakan banyak hal yang harus dia kerjakan di kantornya sebelum mengambil cuti untuk menikah.

Padahal perusahaan itu adalah milik lelaki itu sendiri, yang dibangun lima tahun yang lalu bersama teman baiknya, Taufik dan Sinar. Pasangan suami istri yang menikah dua tahun yang lalu, kini dianugrahi seorang anak perempuan berusia satu tahun bernama Haura Hanandi.

Perusahaan mereka bergerak dibidang pengiriman barang di seluruh kota di Indonesia, yang sekarang bekerja sama dengan salah aplikasi belanja terbesar, Ayobeli.com.

Walau terbilang perusahaan baru, jasa pengantaran Jasakarsa ini terbilang banyak diminati pelanggan setia belanja secara online. Hanya dari sekian banyaknya aplikasi yang ada di Indonesia, hanya Ayobeli.com yang mau diajak kerja sama. Karena salah satu aplikasi terbesar yang terpercaya dan selalu memberikan kenyamanan serta keamanan pelanggan.

"Hoi, calon manten sibuk banget?" Taufik masuk ke ruangan Darius tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, hal sudah biasa yang dia lakukan meski Darius sudah beberapa kali memperingatkannya.

"Hmm," jawab Darius enggan, matanya masih menatap laporan di tangannya.

"Kapan lo ambil cuti?" Taufik tanpa tahu malu mengambil stoples keripik kentang di atas meja Darius lalu memakannya.

Darius mengangkat kepalanya. "Nanti."

"Nanti kapan? Pernikahan lo tinggal sebulan lagi lho, nyokap lo bahkan tiap hari neror gue."

"Ngapain Mami neror lo?"

"Ya karena pernikahan lo udah dekat tapi lo masih sibuk di kantor." Taufik berseru gemas.

"Masih ada sebulan lagi, masih lama." Darius kembali menatap laporannya.

"Kalau pernikahan lo tahun depan baru lama, ini sebulan lagi, Us."

Darius menatap tajam Taufik. "Jangan panggil gue kayak gitu!"

Taufik memasang tampang polos. "Lho, kenapa? Bukannya nama lo Darius, kan? Kalau disingkat jadinya Us. Lo gimana sih?"

"Lo bisa kembali ke ruangan lo nggak?" Darius mengabaikan kalimat Taufik barusan, malah mengusir dengan tangannya.

"Tega lo, Us." Taufik merajuk yang kembali diabaikan Darius. Mau tak mau Taufik bangkit lalu membawa stoples milik Darius keluar dari ruangan. Sebelum dia menutup pintu, Taufik sempat mendengar suara teriakan Darius meminta stoplesnya.

Taufik cekikikan.

"Akang kenapa cekikikan kayak kunti gitu?" tanya Sinar dengan alis berkerut.

"Biasa, calon manten lagi sensi tuh. Akang punya niat baik ngehibur malah diusir dari ruangannya, ya udah Akang bawa aja keripiknya." Taufik menunjukkan stoples di tangannya.

Sinar menggelengkan kepalanya. "Kang... Kang, jail banget jadi orang." Perempuan tiga puluh tahun itu mengelus perutnya yang sudah membesar. "Dek, jangan ikutin sifat jail Abah ya? Adek harus kalem kayak Umi."

"Dih! Jangan dengarin Umi, Dek." Taufik ikut mengelus perut istrinya sayang, dia lalu merangkul pundak Sinar dengan sebelah tangannya. "Ke ruangan yuk, Neng. Akang kangen," bisik Taufik serak.

Sinar mencubit perut rata suaminya hingga membuat Taufik mengaduh pelan.

"Kok Akang dicubit sih, Neng?" Sinar mendelik kesal.

"Akang mesum." Sinar mengenal baik suaminya jadi dia tahu wajah Taufik jika ingin sesuatu.

"Tapi Neng suka, kan?" Taufik mengeratkan rangkulannya yang membuat Sinar mengangguk malu-malu.

Taufik menyeringai senang, lantas membawa Sinar ke ruangannya. Namun, baru beberapa langkah pintu ruangan Darius terbuka, sahabatnya terlihat terburu-buru keluar.

"Mau kemana, Us?" tanya Taufik penasaran.

Darius menoleh. "Ada urusan di luar, lo hari ini jaga barang yang masuk ya. Gue kayaknya nggak balik lagi." Tanpa menunggu persetujuan Taufik, dirinya langsung berlalu begitu saja mengabaikan teriakan serta umpatan sahabatnya.

***

"Pokoknya Mami nggak mau tahu, kamu harus temanin Mami ke mal!"

"Aku nggak bisa, Mi. Masih banyak kerjaan yang harus aku selesaikan sebelum ambil cuti."

"Kan ada Opik sama Sinar yang bisa handle kerjaan kamu dulu, lagian pegawai kamu udah bisa ditinggal juga." Shalu masih mencoba membujuk anaknya untuk pulang.

"Sinar bentar lagi lahiran, Mi. Opik pasti nggak ada waktu untuk ngurus kantor, lagian anak-anak kalau ditinggal malah kerjaan bisa kacau. Yang tahu apa-apa kan cuma aku, Opik, sama Sinar."

"Makanya tunjuk satu pegawai kamu yang bisa kamu percaya untuk handle kerjaan di kantor."

"Mi, aku tutup ya teleponnya. Aku mau periksa barang yang masuk hari ini. Assalamualaikum."

Klik.

Belum sempat Shalu membalas, Darius sudah menutup teleponnya.

"Dasar anak durhaka, Mami kutuk juga dia batu!" umpat Shalu kesal.

"Mi, nggak boleh ngomong gitu, kalau Allah dengar terus anaknya benaran berubah jadi batu, gimana?" Irvin menegur Shalu.

"Abis anak Papi yang satu itu nyebelin banget!"

"Tapi nggak boleh ngomong kayak gitu juga, Mi." Irvin duduk di samping istrinya seraya mengelus rambut menenangkan Shalu.

"Iya, maaf, Papi." Shalu yang sadar akan kesalahannya langsung menundukkan kepala.

Irvin menarik Shalu ke dalam pelukannya. "Biar Papi aja yang nemanin Mami ke mal, ya."

Shalu menjauhkan tubuhnya. "Nggak mau ah, kalau sama Papi ke mal nya Mami nggak bebas. Mending Mami ajak Kei aja ya, sekalian mau cari kain untuk seragam keluarga." Perempuan paruh baya itu tampak semangat berjalan keluar, begitu lincah dan ceria khas anak remaja. Padahal usianya sudah setengah abad lebih.

Irvin menggelengkan kepalanya, membiarkan Shalu merecoki Keifani hari ini. Bersyukur juga dirinya tidak harus jadi pelampiasan, Irvin sebenarnya enggan menawarkan diri untuk menemani Shalu ke mal. Hanya saja dia hapal betul kebiasan istrinya yang akan memasuki semua toko yang ada di mal hingga membuat kakinya pegal. Bersyukur tawarannya tadi ditolak sang istri.

Jadi, tak heran bila Darius juga menolak menemani maminya ke mal.

Setelah tidak berhasil membujuk Darius, kini Keifani menjadi teman jalan ke mal. Shalu sudah berencana pergi bertiga---bersama Darius juga---sekali jalan calon pengantin itu bisa memilih kain untuk seragam keluarga kedua belah pihak.

"Mami kesal sama Darius, masa dia nggak mau meluangkan waktunya buat temanin kita ke mal sih." Keifani menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung mau memberikan respon seperti apa. "Mami kan rencananya kita jalan sekalian lihat-lihat kain untuk seragam, Mami mau juga minta pendapatnya karena ini pernikahannya juga."

"Sabar ya, Mi. Mungkin memang Mas Darius sibuk di kantornya." Keifani mengusap lengan Shalu sembari mengusapnya. "Kan ada aku yang temanin Mami, aku yakin Mas Darius suka sama pilihan kita. Masalah kain kan biar aku dan Mami yang urus, biar Mas Darius selesaikan pekerjaannya dengan tenang."

Shalu menoleh pada Keifani. "Duh, pengertian banget sih mantu Mami ini. Darius beruntung bisa dapatin kamu."

Keifani meringis, sungguh dirinya saat ini diluputi rasa bersalah luar biasa. Bagaimana bisa dia membohongi orang-orang yang dia sayangi dengan mengambil jalan pernikahan kontrak bersama Darius.

Apa sekarang Keifani menyesalinya? Tentu saja tetapi tidak ada jalan untuk mundur, persiapan pernikahan sudah berjalan 85% yang artinya dia tidak punya jalan selain tetap menjalannya perannya.

Kaki Keifani mulai pegal menemani Shalu berjalan mengelilingi mal, hampir semua toko yang mereka masuki hanya untuk melihat-melihat sebelum akhirnya mereka keluar tanpa membeli apa pun.

"Katanya Mami mau cari kain buat seragam." Keifani mengingatkan siapa tahu Shalu lupa tujuan mereka di mal.

Shalu menepuk jidatnya lalu tersenyum malu. "Ohiya, Mami lupa. Yuk, kita ke langganan kain tempat Mami biasa belanja."

Baru dua langkah kaki Keifani terhenti ketika matanya melihat dua sosok yang tak asing, pasangan kekasih saling bergandengan tangan mesra mengabaikan pengunjung lain. Mereka merasa dunia hanya miliknya berdua.

Darius dan Bella.

Melihat Keifani menatap intens di belakangnya, membuat Shalu menepuk lengan calon menantunya. "Kei, kamu lihatin apa sih?" Baru saja akan berbalik badannya segara ditahan oleh Keifani.

"Ah, Mi. Aku lapar, kita makan dulu ya sebelum cari kainnya." Shalu mengangguk setuju.

Diam-diam Keifani menghela napas lega.

Darius harus berterima kasih padanya karena sudah menyelamatkannya.

***

BERSAMBUNG...

Darius hampir aja ketahuan sama mami wkwk untung ada Kei.

Update nya makin lancar ya hehe semoga sampai tamat ya 😁

Vote dan komen ya 🙏
Spam next yuk, biar akunya makin semangat update 😜

See you next part

(FOLLOW IG : @puterizam UNTUK TAHU SEPUTAR CERITA2 AKU DAN JADWAL UPDATE)

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 93.1K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
44.9K 4.9K 53
[complete, revisi] berhenti membuang waktu dengan menyukai ku, pergilah.
72K 7.6K 59
"Yaya." Kepala Gea mendongak, berusaha menghalau air mata yang merebak di sepanjang lengkungan kelopak matanya. "Lo adalah pemicu mimpi buruk gue Ke...
21.3K 1.9K 45
Jadwal : Selasa, Kamis, Sabtu Adena tidak tahu kalau menikah akan memberinya banyak warna dalam hidup; kesibukan, tekanan dan juga beban mental. Memi...