STAY WITH ME (Season 2) (Comp...

By ss_taeyang

7.7K 330 26

Cast: Park Shin Hye Hyun Bin Takanori Iwata Menduduki kursi sebagai ketua baru organisasi Mafia kodokai bukan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
END (sorry some adult content)
Pregnant (Special Chapter) Part 2
Casting

Pregnant (Special Chapter) Part 1

633 27 4
By ss_taeyang


Hye membuka matanya perlahan, dia merasa begitu malas bangun pagi ini. Dia hanya membuka kedua matanya belum berniat bangkit, kicauan burung di seputar jendelanya begitu mengganggunya tapi satu sisi dia bahagia melihat hewan lucu itu seolah menjadi alarm alaminya. Hye menoleh ke sampingnya, kosong dia sama sekali tidak melihat Hyun,  tidak biasanya Hyun bangun mendahului nya.

"Kemana perginya Hyun?" Hye bergumam, dia meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, dengan gerakan lambat akhirnya Hye berhasil duduk. Sesaat matanya diedarkan ke seluruh kamar besarnya, senyumnya mengembang memandang foto pengantinnya berukuran besar tergantung di dinding kamarnya. Dia mengenakan gaun putih dipeluk pria yang dicintainya, setiap dia bangun selalu menatap foto itu. Ada kedamaian mengingat dia dan pria itu sudah menjadi suami istri, ah ternyata Hyun punya tujuan memajang foto itu tepat berseberangan dengan tempat tidur mereka agar bisa memandangi setiap saat.

"Oww." Hye meringis karena tiba-tiba merasakan kram pada bagian bawah perutnya, namun hanya sesaat, dia meraih piyamanya yang tergeletak di sebelahnya dan mengenakannya dengan asal. Baru saja dia menjulurkan kaki hendak beranjak tiba-tiba Hyun muncul dengan handuk yang dililitkan sepinggang, rambutnya masih meneteskan air. Pria itu begitu santai bertelanjang dada menuju ke arah Hye yang terpaku sesaat.
Perut suaminya itu seperti diukir, membentuk kotak-kotak berjumlah enam. Perut kotak itu kini hanya beberapa senti di depan Hye, senyum nya mengembang membentuk lubang kecil di kedua pipinya seperti biasa teramat manis hingga membuat jantung Hye berdebar-debar.

"Kyaaa pakai baju mu." Tegur Hye, entah mengapa setiap saat dia melihat otot-otot suaminya itu membuatnya menjadi malu sendiri, pipinya memerah. Hyun bukannya menuruti justru makin mendekati Hye yang menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Morning kiss dulu." Goda Hyun membuat Hye semakin menyembunyikan wajahnya, pria itu semakin menggodanya, merengkuh punggungnya, satu kecupan berhasil mendarat dipunggung tangan Hye.

"Ini istri gemes mau diapain ya." Gumam Hyun makin menggoda.

"Cuci muka dulu baru kita sarapan." Bisik Hyun lembut.

"Astaga, aku lupa menyiapkan sarapan. Ini sudah jam berapa? kok kamu tidak membangunkan aku sih?" Hye membebaskan diri dari rengkuhan Hyun.

"Aku lihat kamu sangat nyenyak, aku tidak tega. Kamu cuci muka dulu baru kita buat sarapan sama-sama." Hyun menggamit tangan Hye mengarahkan ke kamar mandi, memegangi pundak istrinya dengan lembut.

"Kenapa kamu ikut juga?" Tanya Hye heran karena tidak biasa Hyun mengikutinya hingga kamar mandi.

"Aku hanya menemani istri ku." Sahut Hyun, dia berdiri di sebelah Hye, memandangi Hye yang mulai mencuci wajahnya. Hye terkesiap ketika Hyun membantu memegangi rambutnya, ketika rambut sepundak itu bergerai menutupi wajahnya. Apa yang dikukan Hyun ini sebenarnya membuat Hye semakin gugup, namun percuma Hyun tidak bisa dilarang.

"Hyun, sampai kapan kamu menunggui aku di sini?" Ujar Hye setelah mengelap wajahnya dengan handuk bersih, pria itu tersenyum menyadari jika Hye benar-benar menginginkan dia keluar. Setelah pria itu keluar, Hye mengunci pintu kamar mandi kuatir jika tiba-tiba pria itu nyelonong tanpa izin lagi.

Hye merasakan kembali kram di perutnya, Hye memegangi perutnya dengan tangan kanannya. Sesaat dia menatap dirinya di cermin, mengubah posisinya dan mengamati perutnya yang masih datar, pinggang nya masih ramping karena kandungannya baru berusia 5 minggu.
Saat ini dia teringat kedua orangtuanya, ayah dan ibunya menginginkan selama mengandung Hye pulang ke Seoul. Tapi Hye tidak bisa LDR dengan Hyun karena pekerjaan suaminya di Tokyo.
Nyonya Hiroshi menginginkan Hye selalu mendampingi suaminya karena seorang istri hamil lebih membutuhkan suami.
Sebenarnya Hyun tidak melarang Hye pulang ke Seoul, suaminya bersedia akan ke Seoul setiap bulan untuk mendampingi cek kandungan.
Tapi Hye juga berpikir tidak tega pada Hyun nantinya semakin repot pulang-pergi Tokyo-Seoul.
Hye ingin mencoba menjalani masa hamil hanya berdua dengan suaminya.

"Jika kandungan mu sudah besar ibu akan menginap di rumah mu." Ujar nyonya Kim lewat via telfon. Hye akui nyonya Kim sangat perhatian, dia ingin menjadi ibu dan mertua yang baik.

Lamunan Hye terhenti, kini tatapan nya kembali pada perutnya ketika piyamanya telah dilepaskan.
"Kata internet kalau lagi hamil selain perut beberapa bagian fisik lain juga membesar." Hye berkata dalam hati, menatap bagian dadanya yang menurutnya masih sama.

"Kapan Hyun meninggalkan kiss Mark ini". Gumam Hye melihat beberapa jejak biru di seputar dadanya serta sisi kiri dan kanan lehernya.

"Kenapa menghawatirkan ini, toh suami istri wajar" Hye tersenyum kecil, dia menepis pikiran vulgar nya tentang kejadian kemarin malam.
Sesaat pikiran nya mengingat beberapa artikel yang dibacanya sebelum tidur.

Menurut beberapa artikel yang Hye baca ketika fase trimester pertama cukup berat. Trimester pertama adalah masa 3 bulan pertama dalam masa kehamilan. Dimana tubuh akan banyak berubah. Janin berkembang di dalam rahim, dan akan mulai beberapa kondisi normal yang mengiringi, antara lain: mual, nyeri punggung, lelah, sering pipis serta konstipasi.

Morning sickness adalah yang paling membuat lelah, tapi anehnya pagi ini dia tidak merasakan mual.

Sementara Hye di kamar mandi, Hyun mengenakan pakaiannya. Dia menyisir rambutnya asal, menuangkan cologne ke telapak tangannya lalu mengoleskan ke bagian leher dan dadanya hingga terasa semakin segar. Sesaat Hyun memandangi wajahnya, mengelus dagunya dan merasakan rambut kasar mulai tumbuh karena kemaren dia lupa mencukurnya.

"Hyuuun" Terdengar pekikan keras dari kamar mandi membuat pria itu terkejut, dia langsung berlari sesampai di sana sialnya pintu dikuci dari dalam.

"Hye..kamu tidak apa-apa?" Ujar nya sambil menggedor-gedor pintu.

"Hyun... kemari." Terdengar jeritan Hye makin keras mebuat Hyun semakin panik, dia berusaha mendorong pintu itu namun terlalu kokoh.

"Buka pintunya Hye, aku tidak bisa masuk." Teriak Hyun

Ada jeda sesaat, kemudian pintu terbuka, Hye berhamburan berlari memeluknya erat, tubuhnya gemetaran, kakinya menggigil sehingga membuat Hyun semakin panik. Sesaat dia sedang berusaha menenangkan Hye, mengelus rambutnya yang basah. Pemandangan yang tidak biasa bagi Hyun, biasanya gadisnya ini teramat pemalu dan tidak membiarkan Hyun menjadi cabul melihat dirinya, tapi saat ini gadisnya hingga melupakan handuk atau penutup lainnya, dia pasti teramat ketakutan.

"Tidak apa-apa, oppa ada disini." Bisik Hyun lembut, dikecupnya ubun-ubun gadisnya berkali-kali, biasanya Hye akan tertawa ketika Hyun menyebut diri sendiri oppa, namun saat ini dia tak bergeming melainkan masih tidak berniat melepaskan pelukannya.

"Ayo kita ke kamar ya." Bisik Hyun lagi, karena tidak ada sahutan Hyun berinisiatif menggendong istrinya itu kembali ke kamar. Sesampainya lalu menyelimuti gadisnya dengan selimut hangat. Dia duduk di sebelah Hye menunggu gadis itu membuka mulutnya.

"Hyun." Panggil Hye pelan, tangannya menggenggam erat tangan Hyun.

"Tidak apa-apa. Oppa ada di sini." Hyun membungkuk mengecup kening Hye yang masih belum bicara.
Hening sejenak.

Hye perlahan bangkit, dia duduk dibantu Hyun.

"Ada apa tadi? Ada sesuatu?" Tanya Hyun akhirnya, dia mengibas-ngibas rambut Hye yang masih basah.

"Tadi kan aku lagi mandi di bawah shower." Hye memulai ceritanya membuat Hyun harus fokus mendengarkan.

"Terus?" Hyun tidak sabar menunggu.

"Terus aku merasakan perutku kram. Lalu aku ke kloset aku kira mungkin mau BAB dan ternyata enggak. Aku melihat selintas bercak darah di pakaian dalam ku, sesaat aku termenung..."

Sesaat Hye tidak melanjutkan ceritanya, dia menatap Hyun yang masih sangat sabar menunggu lanjutan ceritanya.

"Terus aku melamun memikirkan bagaimana jika bayi kita gagal. Lalu aku rasakan lagi perutku kram, aku tekan makin kram. Aku berniat kembali ke shower untuk membilas diri, namun baru kaki ku melangkah, aku melihat sosok mengerikan bergerak ke arah ku." Hye menutup kedua matanya, dia kembali gemetaran membayangkan betapa mengerikan sosok yang dilihatnya itu.

"Sayang, kamu lihat apa di sana?" Desak Hyun, tangannya sudah terulur menuju laci hendak mengambil pistol karena mungkin saja seseorang bersembunyi di kamar mandinya.

"Mahluk itu memiliki tubuh berwarna kecokelatan, matanya tajam menatap ku, kakinya lebih dari empat begitu ku  tatap, dia berjalan ke arah ku. Aku mundur hingga mencapai dinding dan mahluk itu hanya beberapa senti dari ku." Hye menarik nafas sejenak, sementara Hyun sedang bingung membayangkan mahluk apakah yang begitu menakutkan sehingga istrinya teramat ketakutan.

"Lalu dia mendekat-mendekat dan ..." Hye tidak sanggup melanjutkan melainkan menutup kembali wajahnya dengan kedua tangannya, lalu membenamkan wajahnya ke dada Hyun yang masih berpikir keras. Di dalam pikiran Hyun mungkin ada sejenis hantu atau setan yang menggoda istrinya karena teramat seksi.

"Tidak apa-apa, mahluk itu tidak berani mendekati mu lagi karena suami mu ini ketua gangster yang menakutkan." Hibur Hyun, harusnya Hye tertawa dengan gurauan itu tapi sepertinya gurauan Hyun kali ini tidak mempan menghibur Hye.

"Aku semakin ketakutan karena mahluk itu naik ke kaki ku hingga membuatku berteriak, lalu aku sentakan kaki ku hingga mahluk itu terpental hingga jatuh berguling di lantai. Lalu ku injak-injak dengan kakiku hingga kau datang." Hye mengakhiri kisahnya, Hyun berpikir keras dan sempat curiga jika Hye sedang berhalusinasi.

"Terus mahluk itu mati?" Tanya Hyun.

"Aku tidak tahu, dia sempat bergerak kecil mungkin sekarat." Jawab Hye. Tentu saja jawaban Hye membuat Hyun semakin curiga  pada sosok yang dibicarakannya, hampir saja tawanya meledak namun cepat-cepat ditahannya karena pasti Hye akan sangat marah.

"Nanti oppa akan membeli pembasmi serangga untuk mengusir mahluk itu dari rumah kita, dia tidak akan bisa mengganggu istri oppa lagi." Sahut Hyun sambil terus menahan senyumannya.

"Dari mana oppa tahu mahluk menakutkan itu sejenis serangga?" Hye menatap Hyun dengan mata membulat.
(Ps. Author: Hye mulai memanggil oppa 😍😍)

"Kau mengatakan kakinya lebih dari empat dan berjalan cepat. Kamu phobia kecoak ya?" Tanya Hyun lagi.

"Jangan disebut namannya." Hye memukul pundak Hyun yang akhirnya tertawa kecil.

"Maafkan atas ketidak tahuan oppa, setelah ini mahluk itu akan segera disingkirkan." Hibur Hyun.

"Kok bisa phobia kecoak sih? Sejak kapan?" Hyun mengambil hairdryer dan mengeringkan rambut Hye.

"Sejak kecil sih, kalo sekarang lihat kecoak seperti lihat mantan sama jijiknya" Ujar Hye.

"Jangan bahas mantan ah" celetuk Hyun.

"Mantan oppa gak ada kan? Berarti aku pertama dan terakhir ya?" Hye mendongak menggoda Hyun.

"Iya tepatnya perjaka aku habis dikamu." Sukses tangan Hyun mencubit gemas pipi Hye.

"Ah mesum." Gerutu Hye

Sesaat Hyun beranjak ke kamar mandi, sementara Hye menunggu di tempat tidur dengan wajah waspada.
Sesampainya di sana Hyun melihat piyama dan pakaian dalam istrinya yang tergeletak di lantai. Dia memungut nya, sesaat dia tercenung karena benar ada bercak darah di sana.
Ada perasaan gusar yang menggelayuti pikiran nya.
"Apa aku terlalu berlebih-lebihan melakukan itu padanya sehingga sampai berdarah begini?" Gumamnya.
Matanya kini juga melihat sosok hewan serangga bersayap dalam keadaan mati mengenaskan, tubuhnya remuk hingga isi perutnya keluar.
Hyun mengutip bangkai kecoak itu dan membuangnya ke lubang closet.

Hyun menunduk lemah berdiri di depan Hye yang sudah berpakaian rapi. Dia heran dengan wajah yang tiba-tiba menjadi  murung.

"Gak jadi bikin sarapan?" Tanya Hye bersiap akan pergi namun dicegah Hyun

"Maafkan oppa." Ujarnya pelan.
"Tentang apa?" Kening Hye berkerut.

"Karena sudah membuat mu kesakitan hingga seperti ini." Hyun menunjukkan pada Hye yang semakin berkerut dan akhirnya tersenyum.

"Itu biasa untuk ibu hamil sayang, apalagi untuk trimester pertama. Asal jangan berlebihan." Jawab Hye enteng sambil tersenyum.

" Oppa kuatir itu gara-gara ulah oppa kan" ekspresi Hyun masih sedih.

"Mau puasa selama sembilan bulan? Kuat?" Goda Hye membuat Hyun refleks menggelengkan kepalanya. Dia mengikuti Hye menuju dapur sangat patuh.

"Duduk di sini aja, sarapan biar oppa aja yang nyiapin sarapan." Ujar Hyun.
Hye tersenyum menonton pertunjukan memasak oom ganteng, pria itu sedang pamer keahliannya menggunakan pisau dapur ketika memotong sayuran.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit, nasi goreng resep Hyun pun selesai. Hyun teramat perhatian, dia juga membuatkan segelas susu khusus ibu hamil.

"Tadaa..." Hyun menyuguhkan dua piring nasi goreng lengkap dengan sayur dan lauknya.
Padahal Hyun sangat menyukai seafood, namun demi Hye dia melupakan menu favorit itu.

"Gimana?" Ekspresi Hyun teramat serius menuggu penilaian juri handal nya.

"Hmmm... asin nya sudah pas, tingkat kematangan bawang juga pas,  daging ayam nya bumbunya meresap dengan baik, hanya brokoli nya sedikit over cook. Aku kasih nilai 88 deh." Jawab Hye.

"Yess. Lain kali kamu akan berikan nilai 100. Untuk hari ini karena perdana tidak apa-apa " Hyun cukup puas pada points yang diperoleh nya membuat Hye semakin gemas melihat tingkah nya. Dalam hati Hyun bertekad akan meningkatkan kemampuan memasak nya. Hari ini membuatnya teramat bersemangat.

**
Tiga Minggu kemudian...
Hyun membolak-balik berkas di tangannya, sesekali dia memijat keningnya.  Di hadapannya bediri dua orang bawahnya sedang menunduk menunggu sang bos memberikan komentar.

"Perbaiki proposal ini, di sana-sini masih sangat kacau. Kalian tahu kan cara membuat proposal perencanaan yang baik dan benar?" Sepertinya mood Hyun sedang tidak baik, dia menaruh berkas itu dengan kasar, lalu menatap bawahannya yang terlihat pucat.

"Kalian kembali bekerja dan bawa kembali ini." Perintah Hyun akhirnya, kedua staffnya itu menggangguk patuh serta keluar dengan tertib, berpapasan dengan kepala keamanan.

"Tuan memanggil saya?" Kepala keamanan membungkuk hormat. Hyun mengajak pria itu menuju ke ruangan khusus.

Ruangan kerja Hyun sangat luas, beberapa forniture terbuat dari kayu mahoni dan jati. Hyun sedikit merombak ruangan ini dari posisi sebelumnya, menaruh lemari buku di sisi kiri dan memberikan sebuah sekat, bersebelahan dengan dinding yang digantungi sebuah lukisan dari pelukis ternama Jepang di era tahun 70 an. Di bawah lukisan itulah sebuah pintu rahasia dibuat, hanya dengan menyentuh tombol kecil di bingkai lukisan membuat pintu itu terbuka.

Kepala keamanan yang sudah bekerja puluhan tahun mengabdi di kodokai sudah sangat mengenal tempat rahasia ini sejak immamura hingga puteranya.

"Kepala keamanan, ini tugas rahasia yang hanya diketahui oleh kau dan aku." Hyun menatap kepala kemanan dengan serius.

"Siap tuan" sahutnya.
"Saat ini istri ku sedang mengandung muda." Ujar Hyun membuat kepala kemanan tersentak.

"Selamat tuan. Aku akan segera menyiapkan hadiah." Ujar kepala kemanan teramat kaku.

"Terimakasih. Tentang tugas ini berkaitan dengan istri ku.
Kau siapkan orang-orang mu  yang terlatih dan terbaik sekitar 10 orang untuk mengawal ku di akhir pekan nanti."

Sejenak Hyun terdiam, mengamati kepala kemanan yang masih serius mendengarkan.

"Istriku mengidam ingin berkeliling Tokyo hingga ke kota swords menggunakan sepeda motor." Sontak kalimat Hyun membuat kepala kemanan terkejut.

"Maafkan aku tuan, aku tidak mengijinkan karena ini cukup berbahaya untuk nyonya, tuan dan calon bayi tuan." Kepala kemanan lagi-lagi membungkuk.

Hyun menarik nafas panjang, pikirannya mengawang-awang mengingat percakapannya dengan Hye beberapa hari yang lalu.

"Oppa, aku merindukan berkendara ketika kita pertama bertemu dulu. Ketika melihat mu di arena, kita dikejar petugas, bersembunyi lalu kabur lagi dan akhirnya menginap di motel sakura." Ujar Hye.

"Oppa juga rindu momen itu" sahut Hyun.

"Anak kita sepertinya menginginkan kita melakukan nya lagi. Aku hingga terbawa-bawa ke mimpi." Hye menaruh kepalanya ke pundak Hyun.

"Apapun permintaan mu dikabulkan selain yang ini." Tolak Hyun.

"Tapi aku mau ..." Hye bersungut-sungut.

"Yang lain aja, jangan yang aneh-aneh begini ya " Hyun bersikukuh.

"Namanya juga keinginan bayi, kalo keinginan ku juga ogah. Kamu ini gak pengertian banget sih." Dengus Hye lalu pergi.
Sejak permintaannya ditolak membuat Hye uring-uringan, moody, sensitive dan mulai malas makan teratur. Apapun yang dilakukan Hyun selalu saja salah, katanya susu terlalu panas, terlalu dingin. Jangan nyalakan TV terlalu besar, terkadang ditengah malam ingin makan sesuatu yang harus dibeli Hyun sendiri.
Ketika pagi Hyun harus bekerja ekstra, menyiapkan sarapan serta mengurus Hye yang mual ingin muntah. Gadis itu betah duduk hingga 20 menit di depan closet.
Pernah Hyun meminta nya agar muntah di tempat yang sudah disediakan berupa mangkuk yang ditaruh di meja samping ranjangnya. Namun hanya sekali digunakan, kata Hye tidak leluasa.
Terkadang Hyun ingin tertawa melihat kekonyolan istrinya yang tiba-tiba sedih, bahagia lalu ingin dimanja dan terkadang super jutek.
Ujian terberat ketika Hye menyebut nama legend si cobra yang katanya paling jago memasak nasi goreng seafood. Perih rasanya di dada ketika istri menyebut nama pria lain, tapi Hyun tidak punya pilihan selain mendengarkan. Demi calon bayi.

"Tadi malam istri ku mengusir ku dari kamar, dan membiarkan ku tidur disofa " gumam Hyun sedih.

"Tuan, ketika istri hamil muda memang begitu, itu belum seberapa dibandingkan permintaan istri ku " hibur kepala kemanan mengenang kisah istrinya pernah mengidam mencukur rambut mendiang ayah Hyun waktu itu.

"Aku akan menyiapkan pengawalan khusus dan persiapan keberangkatan tuan. Ku pastikan nyonya dan tuan baik-baik saja." Ujar kepala keamanan.

"Tuan harus tetap bersabar menghadapi berbagai permintaan aneh dari istri tuan. Kita sebagai suami harus menuruti." Nasehat kepala kemanan.

"Aku sabar pada rengekannya, moody nya, segala permintaan nya tapi aku tak tahan atas puasa ku." Celetuk Hyun hampir membuat tawa kepala kemanan meledak, pria itu langsung mengunci mulutnya.

"Aku yakin setelah permintaannya dipenuhi, tuan tidak akan puasa lagi" ujar kepala kemanan.

" Baiklah, kau bisa kembali bekerja. Aku butuh tidur sebentar." Ujar Hyun sambil menyenderkan punggungnya di sofa.

**
Di kamarnya Hye duduk termenung di sisi ranjang sambil mengelus perutnya yang mulai sedikit menonjol. Beberapa hari yang lalu sudah pergi ke dokter kandungan, saat ini usia kandungannya memasuki minggu ke 8. Setiap hari dia selalu sendirian, Hyun cukup sibuk terkadang harus pulang sedikit terlambat. Disaat sendirian pikiran Hye selalu mengawang-awang, terkadang dia teramat merindukan rumahnya, orangtuanya, semuanya tentang negara asalnya.
Hari ini adalah puncak kerinduan nya pada kedua orangtuanya.
Terkadang Hye merasa perhatian Hyun berkurang padanya, beberapa kali terjadi perdebatan kecil sehingga suaminya lebih memilih tidur di sofa. Padahal ketika dia mengusir berharap Hyun memohon dan membujuknya, tapi pria itu terlalu tidak peka justru meninggalkannya, membiarkannya tidur sendirian.

Hyun menjadi sangat pendiam, padahal dia ingin suaminya itu bercerita mungkin keluhan pekerjaan dan banyak hal, tetapi harapan nya hanya sekedar harapan belaka karena suaminya sangat privasi tentang pekerjaannya.
Terakhir kali ketika suaminya menginginkan kemesraan, saat itu perut Hye terasa kram, tentu saja dia menolak dan meminta Hyun tidur di sofa. Hye kesal, Hyun tidak peka padahal berkali-kali Hye menekan perutnya namun pria itu masih sibuk berbicara dengan koleganya di telfon.
Hal paling Hye kesal ketika dia meminta Hyun memijit kakinya, hanya 10 menit pria itu sudah tertidur.
Pernah Hye bermimpi buruk, lalu membangunkan Hyun. Pria itu malah bergumam:
"Itu cuma kerjaan setan yang menggoda mu di dalam mimpi. Tidur lagi."

Lalu, ketika Hye bertanya tentang pekerjaan:
"Sayang, tidak semua pekerjaan oppa bisa diceritakan. Kamu kan tahu oppa ini ketua mafia, pekerjaan pasti seputar itu. Tenang saja oppa tidak akan menyakiti orang lain,."

"Ya, lakukan sesuka mu." Balas Hye, Hyun tidak menyahut.

"Kamu tidur di sofa atau aku yang tidur di sofa" Kata Hye ketus, sesaat Hyun menatap Hye lalu membawa bantal dan selimut keluar dari kamar. Tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya, hingga pagi. Dia meninggalkan sarapan dan segelas susu di meja makan serta meninggalkan sebuah catatan: hari ini oppa pulang sedikit terlambat.

Hening, sendirian hingga malam pun tiba membuat Hye semakin sedih.

"Hyun, aku kembali ke Seoul. I love you"

"Tidak"  Hyun berteriak, dia tersentak demi membaca pesan singkat yang baru diterima nya, tentu saja mencuri perhatian semua orang-orang yang berada di ruang pertemuan itu.
Namun tidak seorangpun berani bertanya, melainkan hanya diam.

"Pertemuan ditunda karena aku harus pulang." Ujar Hyun seenaknya lalu pergi diikuti tatapan heran semua yang berada di sana, hanya kepala kemanan yang sedikit mengetahui apa yang membuat bosnya bertingkah aneh.

Berkali-kali Hyun berusaha  menelfon Hye namun nomor istrinya itu tidak aktif.
Hyun memacu laju mobilnya, menyelinap, menyalip kendaraan di depannya. Dalam hati dia berdoa agar tidak terlambat.

"Hye please, jangan pergi." Teriak Hyun seperti orang kesetanan.

"Sial" Hyun menekan klakson dengan kasar agar mobil di depan nya memberikan ruang padanya. Lagi-lagi Hyun menambah kecepatan mobilnya, dia tidak perduli pada sirine petugas yang mengejarnya karena berkemudi diatas kecepatan yang diperbolehkan.

Hyun harus bernafas lega karena berhasil mengecoh petugas tersebut hingga lolos dari kejaran nya.

Seberapa kencang laju kendaraan yang kupacu, seberapa keras hatiku memohon dan berdoa tetapi semua menjadi percuma.
Rumah ku sudah  kosong, hening tidak ada kehidupan.
Sekujur tubuh ku menjadi lemas, persendianku mendadak kaku, kini aku hanya duduk terpaku seperti orang bodoh yang paling putus asa di dunia ini.
Kau benar-benar pergi meninggalkan ku. Padahal kau sudah berjanji padaku tidak akan kemanapun, karena kau akan selalu menunggu ku pulang.

Bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

576K 8.8K 86
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...
203K 4.3K 47
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...
14M 247K 54
"Give me sex and your time and I'll buy you anything you want, baby." In which a girl takes up an offer, but then realizes that it isn't as easy and...
639K 32.3K 60
A Story of a cute naughty prince who called himself Mr Taetae got Married to a Handsome yet Cold King Jeon Jungkook. The Union of Two totally differe...