The Morning Wedding

De MarsHeaven

1.7M 45.1K 4.4K

Tak ada yang tahu seperti apa masa lalu Kejora, Dia hanyalah wanita ceria misterius yang sangat menyayangi a... Mais

Prolog
Part 1 The Twins
Part 2 - The Daddy Long Legs
Part 3 - The Scary Angel
Part 4 - The Unexpected Meeting (1)
Part 4 - The Unexpected Meeting (2)
Part 5 - The Troubled Heart
Part 6 - The Painful Moment
Part 7 - The Decision
Part 8 - The Conquest Love
1Part 9 - The Doubt Between Two Man
Part 10 - The Open Scars
Part 11 - The Family Back Together
Part 12 - The Reason 2
Part 13 - The New Beginning of Life
Part 14 - The Goodbye for Beautiful Memories
Part 15 - The Place that We Called Home
Part 16 - The Beautiful Day
Part 17 - The Way She Looked at Us
Part 18 - The Days When We Were Alone 1
Part 18 - The Days When We Were Alone 2
Part 19 - The Hurt feeling
Part 20 - The Confession
Part 21 - The Disaster 1
Part 21 - The Disaster 2
WORO WORO
Part 22 - The Stubborn Man 1
Part 22 - The Stubborn Man 2
Part 23 - The Loved Back Again
Part 24 - The Truth Revealed
Part 25 - The Happily Ever After
The Story of Us
The winner dan penghapusan TMW
GOSSIP

Part 12 - The Reason l

45.1K 1.2K 86
De MarsHeaven

Sorry part ini saya bagi dua... panjang banget ternyata. :))

"I have embraced many beautiful memories in my life, but the one i admire the most was when i met you.

Daniel pada Kejora

_________________________________

Kegugupan Kejora nyaris tidak tertahankan lagi pada saat bertemu Reynold di depan pintu dapur esok harinya. Semalaman dia tidak bisa tidur, dan di sinilah dia jam lima pagi duduk di tengah-tengah dapur mungilnya. Dia cukup terkejut mendapati Reynold tidak jauh darinya. He's not morning person. Dulu dia selalu membutuhkan tenaga ekstra untuk membangunkan Reynold.

"Kopi?" tanya Kejora untuk mengurangi kegugupan.

"Yes, please." Kejora memicingkan matanya heran mendengar jawaban Reynold. Sejak kapan dia begitu sopan.

"Malam yang berat?" tanya Reynold.

"Hmm.." jawab Kejora enggan, dia mulai menyibukkan dirinya membuat kopi. Dia berusaha keras mencoba menenangkan detak jantungnya.

"Aku pikir mereka akan menolakku."

"Mereka merindukkanmu."

Mereka kembali terdiam. Kejora sungguh tersiksa dengan kecanggungan ini. Dia lebih baik kembali ke kamarnya. Dia baru mulai berdiri, saat suara Reynold menghentikkannya.

"Siapa yang memberi nama mereka?" akhirnya pertanyaan ini muncul juga. Kejora kembali duduk. Menggenggam gelasnya untuk menutupi gemetar tangannya.

"Aku." jawab Kejora pelan

"Apa artinya?"

Kejora memberanikan diri menatap Reynold, membalas tatapan matanya.

"Cahaya" jawab Kejora " masing-masing dari bahasa Armenia dan Itali."

"Nama yang bagus. Tapi, melihat nama pria lain yang mengikuti nama mereka, kamu pasti  tidak pernah berniat kembali, iya kan?" Reynold mulai menggunakan tatapan mengintimidasi, tatapan yang sering dia gunakan untuk mendapatkan keinginannya.

Kejora hanya menjawab dengan anggukkan.

"Tidakkah kamu merindukan orangtua dan keluargamu?"

"Aku sering menelpon mereka."

"Aku tahu, kamu cukup pintar dengan menggunakan private number dan berbohong kalau tinggal di luar negeri."

"Aku tidak punya pilihan."

"Kamu punya pilihan untuk tidak pergi!" teriak Reynold. Kejora terkejut di tempatnya, teriakan Reynold mengagetkkanya.

"Kenapa kamu pergi?, kamu pasti punya alasan?" suaranya mulai terdengar memaksa.

"Aku pergi atas keinginanku sendiri, tidak ada alasan."

"omong kosong!!"

"Apa yang kamu inginkan Rey?" tanya Kejora  saat Reynold sudah mulai terlihat marah, suaranya sudah mulai gemetar.

"Jawaban."

"Aku tidak mau membicarakannya"

"Kita harus membicarakannya, sialan!"

"Mah...." panggilan malas terdengar dari arah tangga, salah satu anaknya pasti sudah bangun.

"Di dapur sayang" jawab Kejora, apa anak-anaknya bangun karena teriakan Reynold. Semoga mereka tidak mendengar makian-makian yang sejak tadi keluar.

Luys berjalan ke arah dapur, masih dengan mata yang terpejam. Jalannya masih sempoyongan. Dia pasti masih mengantuk. Saat melihat Kejora dia berjalan menghampirinya dan mulai naik ke atas pangkuannya.

" Anak mama kenapa bangun pagi sekali, belum ada jam enam lho, hebat." sapa Kejora seraya merapikan rambut anaknya yang terlihat berantakan.

"Aku mimpi papa pergi lagi," Luys berkata tatapannya beralih menghadap Reynold yang sedang menatap mereka.

"Papa masih di sini, Papa janji gak akan pergi lagi." Ucap Reynold, tangannya meraih Luys dari pangkuan Kejora dan menggendongnya hangat.

"Ayo kita bangunin Luce?" ajak Reynold.

"Papa kok bisa langsung bedain aku sama Luce sih, daddy aja sering salah" pertanyaan polos Luys membuat Reynold maupun Kejora terpaku di tempatnya.

"Papa hanya tau aja, sekali lihat papa bisa langsung bedain."

"Pasti papa perhatiin kalau aku bicara yah?"

"hmmmm kenapa memangnya?"

"Kata mama aku paling mirip papa, soalnya kalau ngomong alisku kadang salah satunya lebih tinggi." jawaban Luys membuat Reynold terdiam, dia bahkan baru tahu hal itu. Apa Kejora begitu memperhatikannya hingga tahu perbedaan kecil seperti itu.

Di tempatnya berdiri Kejora semakin gugup, kenapa di antara begitu banyak hal yang dia sampaikan kepada anaknya, harus hal itu yang diingat.

Sedangkan, Reynold memandang Kejora dengan tatapan penuh arti.

*****

Kesibukan pagi hari yang dialaminya hari ini merupakn moment yang tidak akan pernah Reynold lupakan. Berusaha membangunkan Luce, yang ternyata punya kebiasaan sulit dibangunkan, sama sepertinya. Membantu mereka mandi dan memakai baju. he's completely happy.

Reynold dan kedua anaknya mulai turun untuk sarapan, sudah hampir jam tujuh. Dari atas tangga yang sedang dituruninya, dia bisa melihat kesibukan Kejora di dapur. Wanita itu sudah mandi dan siap untuk berangkat kerja. Kali ini dia memakai skinny jeans berwarna hitam dan Kemeja berwarna putih longgar dengan potongan asimetris. Rambutnya tergerai indah, sejak kapan istrinya jadi terlihat menggoda.

"Oalah mas Reynold iki kok bajunya bisa basah kayak gini" tanya mbok Nah saat melihat Kemeja Reynold yang dipake sejak semalam terlihat basah.

"Tadi pas mandiin anak-anak gak sengaja kecipratan air mbok" jawab Reynold, dia melirik Kejora, berharap akan diperhatikan. Tapi Kejora terlihat sibuk menata makanan di meja makan.

"Ada kaos atau baju Daniel gak?"

Kejora terlihat memicingkan matanya mendengar jawaban itu.

"Kenapa bajunya mas Daniel ada di sini, lah wong dia gak pernah tinggal di sini kok?"

"Siapa tahu ada yang ketinggalan Mbok?" sebenarnya Reynold menanyakan pertanyaan itu untuk mengetahui hal lain, seperti Daniel tinggal di sini atau menginap di sini. Tapi mendengar jawaban Mbok hal itu pasti tidak pernah terjadi.

"Gak ada mas." kata mbok sebelum berlalu ke arah dapur.

"Aku minta paman Yoga, membawakan baju kesini saja" ujar Reynold lebih kepada dirinya sendiri

"Padahal dari pada menghabiskan waktu dengan menelpon dan menyuruh akan lebih cepat kalau kamu mengambilnya sendiri." ucap Kejora sinis, Reynold mengabaikannya dan mulai menelpon Yoga.

"Pa... papa mau nganterin kami ke sekolah yahh" tanya luce saat mereka sudah mulai duduk di meja makan.

"Iya"

"Papa nungguin sampai selesai juga kayak kemarin."

"Iya." ucap Reynold, tapi dia heran saat melihat tampang sedih anak-anaknya." Kenapa kalian gak suka yah papa anterin sama tungguin sekolah." dua-duanya menjawab dengan gelengan.

"Terus..." lanjut Reynold.

Kejora yang melihat interaksi di depannya, memperhatikan tanpa mengalihkan tatapannya. Dia tidak pernah menyangka Reynold akan bisa bersikap seperti ini. Hangat pada anak-anaknya.

"Aku gak suka tante-tante di sekolah suka godain papa, mereka genit-genit" mendengar jawaban itu Kejora tergelak, sedangkan Reynold menatapnya kesal.

"Terus papa mesti gimana?" tanya Reynold, anak-anaknya mulai mengerucutkan bibir mereka. "oke gini aja, gimana kalau papa nganterin dan jemput kalian aja gak usah nungguin,  gimana?" lanjut Reynold.

Jawaban itu membuat anak-anaknya mengangguk bersemangat.

Tak lama terdengar bunyi ketokkan pintu, ternyata karyawan hotel yang membawakan baju  Reynold, dia langsung bergerak cepat masuk ke kamar mandi dan mengganti bajunya.

Setelah mengganti baju dan dan menyelesaikkan sarapan, Reynold menghampiri Kejora yang sedang membantu memasangkan sepatu anak-anaknya.

"Kamu jadi pergi bersama Daniel?" tanya Reynold

"Iya"

"Aku akan menjaga anak-anak, biarkan hari ini mereka bersamaku."

Kejora hanya mengangguk sebagai jawaban.

*****

Sesuai janjinya Daniel datang menjemputnya di Twins, saat dilihatnya Daniel memakai baju kasual, Kejora mengganti pump shoes yang dia kenakan sejak pagi dengan sneakers.

"Kamu sudah makan, Dan?"

"Berhentilah bertanya tentang aku sudah makan atau belum, orang yang mendengarnya akan berpikir aku tidak sanggup membeli makananku sendiri." Kejora tertawa mendengar jawaban Daniel.

"Aku serius bertanya?"

"Iya aku tahu, tapi tetap saja." mereka berdua mulai tertawa. Entah mengapa setiap kali bersama Daniel, Kejora selalu bisa tertawa bahagia.

"ayo". ajak Daniel

"Kita mau kemana?"

"Kejutan." Daniel menggapai tangan Kejora dan menggenggamnya, mereka berjalan beriringan.

Mereka mulai keluar dari kawasan senggigi, jalan yang mereka lalui membelah lembah dengan pemandangan rindangnya pohon yang berjejer rapi. Setelah setengah jam perjalanan Kejora mulai tahu kemana mereka akan pergi. Dia menoleh memandang Daniel mencari jawaban di sorot matanya.

"Kamu yakin?" tanya Kejora.

"Aku harus mencoba, kamu tidak akan seterusnya berada di sampingku. Jadi mulai sekarang aku harus berani."

Tahu pentingnya hal ini, Kejora meraih tangan Daniel dan meremasnya mencoba memberik kekuatan.

Tak selang berapa lama mereka sampai, kawasan pemakaman ini selalu terawat rapi, suasana pemakaman yang biasanya kelam tidak terlihat di sini. Daniel bergerak ke arah bagasi mobil, mengeluarkan beberapa barang. Saat dia berdiri di sampingnya, Kejora baru tahu bahwa Daniel membawa air mawar dan bunga Lily kesukaan wanita yabg sebentar lagi akan mereka temui. Mereka berjalan pelan beriringan, tahu Daniel merasa takut, kejora menggantikan botol yang berisi air bunga mawar dengan tangannya. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan.

Mereka sampai di depan sebuah makam yang terawat rapi dengan batu nisan bertuliskan nama Annabel Citra Hadi, meninggal lima tahub yang lalu.

Kejora menghela nafasnya, dilihatnya Daniel menyiramkan air mawar dan meletakkan bunga di samping batu nisan. Dia terdiam lama tanpa kata di depan makam itu.

"Kamu bahagia kan di sana? maaf baru datang setelah sekian lama, ini Kejora dia pernah datang bersamaku tiga tahun yang lalu."

Kejora memandang Daniel, teringat tiga tahun lalu Daniel pertama kali mengajak dia ke sini. Mengenalkannya pada Annabel, tunangannya. Daniel begitu merasa bersalah, menganggap kematian Annabel sebagai kesalahannya. Saat itu adalah pertama dan terakhir kalinya mereka datang kemari. Daniel tidak pernah mendatangi tempat ini lagi menurutnya tempat ini membuatnya tersiksa. Dan sejak hari itu nama Annabel seakan nama yang tabu untuk diucapkan.

"Saat aku datang ke sini dulu, aku berjanji padamu akan hidup bahagia, melupakanmu dan menggantikkanmu." lanjut Daniel tatapannya masih ke arah batu nisan, tangannya membelai batu itu lembut.

" Tapi, berusaha sekeras apapun melupakanmu aku kesulitan. Aku masih merasa bersalah. Kejora membantuku melewati semua itu, ketakutan dan rasa bersalahku.  Aku mencoba menggantikkanmu dengan Kejora." Daniel memandang Kejora lembut. "Tapi dia bukan kamu, dan Kejora berbeda aku mencintainya. Sangat mencintainya."

Tetes-tetes air mata mulai jatuh mengenai pipinya, Kejora berusaha menahan tangisannya.

"Aku terus berusaha merebut hatinya, tapi hatinya sudah dipenuhi orang lain. Tidak ada celah untukku. Dan lagi orang itu kembali, ternyata dia sahabatku sendiri. sahabat terbaikku."

Kejora menutup wajahnya dengan telapak tangan, berusaha menahan isakan tangisnya. Lalu dia merasakan tangannya ditarik lembut. Daniel menatapnya dan mencoba menghapus airmatanya.

"Kamu sudah mengambil keputusan, dan aku percaya kamu sudah memikirkannya baik-baik. Tapi, jika kamu memintaku untuk menunggu,  aku akan menunggu. Aku akan menunggu." Daniel mulai menangis, Kejora yang tidak tahan melihat tangisan itu, memeluk Daniel.

"Dan.... jangan lakukan ini. Kamu pantas bahagia, kamu pantas bahagia."

Mereka berpelukan saling berbagi tangis.

"Kamu ingin aku menunggu?" bisik Daniel

Kejora menggeleng.

"Kalau kamu memintaku menunggu, aku akan menunggu."

Kejora kembali menggeleng.

"Aku tahu jawaban itu yang akan kamu berikan." ucap Daniel sambil tertawa."Dan lagi kalau kamu memilih bersamaku maka panggilan pasangan serasi dari Reynold akan sangat pas buat kita."

Kejora melepaskan pelukan mereka dan menatap Daniel bingung.

"Reynold bilang kita pasangan serasi, aku perebut istri orang dan kamu wanita murahan." ucapan Daniel penuh nada geli menggoda. Di tempatnya Kejora mencebik Kesal.

"Sangat Reynold sekali, kan?" dan mereka kembali tertawa.

"Kamu harus bahagia, akupun akan begitu." ucap Daniel." Dan ingatlah, aku akan selalu ada buatmu. jika terjadi sesuatu, kamu bisa mencariku." lanjut daniel. Kejora hanya menganggukkan kepalanya.

"Berjanjilah." Kejora menjawab kembali dengan anggukan.

"Berjanjilah" Desak Daniel karena sejak tadi Kejora hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku berjanji."

"Ayo pulang sudah sore, kasihan anak-anak." ujar Daniel. Mereka berjalan beriringan sibuk dnegan pikiran masibg-masing, sampai kemudian daniel bertanya

"Maukah kamu menjawab pertanyaanku?"

Kejora menatap Daniel, memberikan senyumannya. "Apa?"

"Kenapa kamu meninggalkan Reynold?"

Pertanyaan itu membuat Kejora berhenti berjalan, kemudian menatap Daniel sedih.

"Bisakah aku tak usah menjawabnya?"

"Bisa, tapi aku akan lebih senang jika kamu memberikan  jawaban."

"Aku lebih senang jika tidak menjawab,Dan"

"Oke then, as you wish i never ask again. But Jora, aku ingin kamu terus mengingat kata-kataku ini, I Have embraced many beautiful memories in my life, but the one i admire the most was when i met you"

"sama sepertimu, kamu adalah salah satu kenangan terindah yang pernah aku miliki. and will be always like that.

*****

"Kamu tahu," ucap Kejora satu jam kemudian setelah Daniel dan Kejora pulang dari pemakaman. Mereka sudah sampai  di depan rumah Kejora. "Lima tahun yang lalu, jika aku tidak bertemu denganmu mungkin aku akan menyerah dan mengakhiri hidupku."

Daniel menatap Kejora bingung, " Dulu kalau saja aku tidak menyelamatkanmu yang mencoba bunuh diri," ucal Kejora saat dilihatnya Daniel masih terlihat bingung."saat itu sebenarnya aku juga ingin mengakhiri hidup."

Pernyataan itu membuat Daniel terpana, "Benarkah?" tanya Daniel tidak percaya.

"Hmmmm" ucap Kejora sambil mengangguk "Saat itu akupun ingin meloncat sama sepertimu, tapi saat melihatmu loncat, aku malah ketakutan terlebih dahulu dan sebelum sadar apa yang aku lakukan, aku sudah turun dan menyelamatkanmu."

Mereka turun dari mobil dan masih terus bicara. Daniel menertawakan Sikap konyol Kejora dulu. Padahal begitu menyelamatkannya dia pingsan hampir tiga jam untung kandungannya tidak bermasalah.

"Ternyata kamu punya sikap pengecut juga," goda Daniel masih menertawakan Kejora.

"Kamu yang lebih pengecut dan konyol." jawab Kejora dia mulai mencubiti perut keras Daniel. Daniel menghela tangannya agar tidak terus mencubit perutnya.

"Mama... mama sudah pulang?" Luys dan Luce lari berhamburan menerjangnya, tapi sebelum berhasil menubruknya, Daniel menangkap salah satu di antara mereka dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Kejora menangkap yang lain dan mulai menciumi wajahnya.

"Hahahhahahhahahahha..." tawa mereka riang, mereka terus bercanda hingga tidak menyadari ada dua orang yang terus memperhatikan mereka.

"mama turunin aku, geli'' rajuk luce yang berada di gendongannya, Luys pun melakukan hal yang sama pada Daniel minta diturunkan.

Saat itu pandangan Kejora beradu dengan Reynold, ada amarah di kedua matanya. Di samping Reynold ada Laura yang menggelayut pada tangan Reynold mesra. Kejora terpaku di tempatnya. Pemandangan itu masih menyesakkan walaupun dia sudah melihatnya berkali-kali. Daniel yang melihat sikap Kejora yang terlihat kaku meraih tangannya dan meremasnya kuat.

Hati Kejora mencelos, ternyata belum sehari dia pergi, bahkan baru hitungan jam. mereka sudah menghabiskan waktu bersama. Daniel menarik tangannya, menghampiri Reynold dan Laura.

"Hi Laura... How are you?" sapa Daniel

"Good."

"You look great." lanjut Daniel.

"Aku tidak menyangka kamu kenal Kejora?" tanya Laura mengindahkan pujian Daniel.

"Kejutan" ucap Daniel dengan jail.

"Kejora..." lagi-lagi Laura menjawab dengan  ketenangan yang membuat iri, "Kita lama tidak bertemu, tapi begitu melihat putra-putramu aku langsung merasa akrab dengan mereka."

"Putraku....?" lirih Kejora.

" Mereka sangat menyenangkan.... dan lagi sangat mirip dengan papanya." Laura memberikan seulas senyum intim pada Reynold. " Aku sangat menyukai anak-anak."

"Iya"gumam Kejora, dia menundukkan kepala  untuk menyembunyikan  kesedihan yang terpancar dari matanya.  Dia merasa tangannya di remas keras, Kejora menolehkan kepalanya Daniel menganggukkan kepalanya seolah memberikan kekuatan. Saat itu Kejora tahu bahwa Daniel telah tahu rahasia yang selama ini dia tutupi.

Flashback

" Bagaimana kandunganmu Ra?", tanya wijaya, kakek Reynold. Mereka sedang duduk di Gazebo taman belakang. Tadi siang Kejora di jemput dari Penthouse Reynold dan di ajak ke rumah keluarga besarnya.

"Baik, opa. Kemarin pas kontrol alhamdulillah bayinya sehat."

"Sudah berapa bulan kandungannya?" tanya Lyra mama Reynold

"Dua belas minggu, Mah?"

"Kamu harus hati-hati Ra, jangan terlalu capek dan jaga makanannya."

"Iya Mah."

"Mama gak sabar nunggu kelahirannya, udah cepat-cepat pengin dipanggil Eyang."

Mama menghentikan ucapannya, saat tiba-tiba Bi asih datang tergopoh-gopoh menghampiri mereka.

"Bu ada mba Laura di depan." ujar Bi Asih

" Suruh masuk aja Bi."

Tak lama muncul seorang gadis dengan tampilan modis dan badan layaknya supermodel.

" Tante apa kabar?" ucap Laura dan mencium pipi  Mama hangat kemudian lanjut menyapa Opa.

"Baik, kamu kapan datang?"

"Minggu kemarin tante, maaf baru bisa datang?"

"Iya gak papa, gimana kerjaan di sana?"

"Lancar, kebetulan fashion weeknya udah selesai jadi aku pengin pulang sekalian liburan."

"Owh... gitu, kamu udah ketemu Reynold?"

"Sudah, kebetulan kemarin malam kita makan malam bareng."

Kejora terhenyak di tempatnya duduk, jadi wanita inilah alasan kenapa Reynold kemarin telat pulang.

"Ya ampun sampai lupa... Laura kenalin ini istrinya Reynold, Kejora. Kejora ini Laura sahabat Reynold dari kecil. "  mama memperkenalkan mereka. Mereka saling tersenyum ramah.

Kejora merasa berada di tempat asing,  tak hanya karena kehadiran Laura, tapi juga keakraban Laura dengan Keluarga yang tak disangka-sangka.  Laura terlihat seperti berada di rumah sendiri dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran Kejora. Karena merasa lelah dan tidak nyaman Kejora pamit untuk beristirahat. Mama menyuruhnya istirahat di kamar Reynold, setelah menunjukkan arahnya Kejora pergi kesana.

Kamar Reynold, adalah cerminan kamar seorang Remaja. Dari mama Kejora tahu, sejak Reynold pulang dari studinya di London dia langsung tinggal di penthousenya yang sekarang. Tidak heran interior kamarnya seperti kamar Remaja berusia tanggung. Dengan poster-poster pemain basket dan miniatur mobil-mobil sport.

Kejora mengelilingi kamar itu, merasakan aroma Reynold dan sisa-sisa masa remajanya. Matanya terpaku pada meja belajar minimalis dengan beberapa bingkai foto. ....

Foto itu berisi foto-foto mesra Reynold dan Laura. Terlihat mereka saling berangkulan hangat, di foto lain terlihat Laura mencium Reynold di pipi. Foto saat salah satu di antara mereka ulang tahun Foto saat kelulusan SMP dan SMA mereka.

Saat itu Kejora tahu, dia berada di mana. Dia menjadi siapa dan apa yang telah dia rebut.

_________________________________

Yeay upadate lagi.... serius nulis dengan POV 3 ini sakitnya bikin hati terenyuh. Hope you guys like it. Part ini di bagi dua yah... panjang ya ampunnn bikin watty error. Terima kasih buat vote dan comment sebelumnya. Jangan lupa part ini jangan pada males pencet tanda vote yahh.

Thanks

Regards

tR

XOXO

Continue lendo

Você também vai gostar

5.1M 63.6K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
911K 44.7K 47
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.9K 95 4
Tentang anak perempuan yg di jodohkan, krna orang tuanya mempunyai sahabat Masa kecil yg ia janjikan klo sudh besar akan menikahkan anak nya dgn anak...
2.1M 61K 32
It started with 3 seconds. When your eyes meet 1 2 3 And the magic begin. You'll fall in love even before your heart realize it. Amada Putri Rahadi...