[1] STRONGER ; 00L

由 jaestheticc_

1.7K 322 337

[❗END❗] "Kalau disuruh pilih uang atau bahagia, ya jelas gua pilih uang. Gila aja gua nolak duit, tapi kalau... 更多

❑⃕ཷ. Awal
❑⃕ཷ. Part 1 : Kedatangan orang tampan
❑⃕ཷ. Part 3 : Pecel lele dan cerita mereka
❑⃕ཷ. Part 4 : Kunjungan panti
❑⃕ཷ. Part 5 : Masih panti
❑⃕ཷ. Part 6 : Dikeroyok
❑⃕ཷ. Part 7 : Rumah Rajen
❑⃕ཷ. Part 8 : Gelud
❑⃕ཷ. Part 9 : Gagal party
❑⃕ཷ. Part 10 : Taman bermain dan cerita yang sebenarnya
❑⃕ཷ. Epilog
❑⃕ཷ. Instagram dan kata terima kasih

❑⃕ཷ. Part 2 : Bolos

211 47 36
由 jaestheticc_

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ ʏᴇᴏʀᴏʙᴜɴㅡ!

Senin pagi, hari yang paling dibenci para murid dibangku sekolah, pasalnya pada hari itu mereka harus mengikuti upacara bendera dibawah teriknya sinar matahari pagi.

Dengan tubuh yang berdiri tegap sembari memakai atribut lengkap adalah kewajiban tiap siswa, tetapi itu semua tidak berlaku bagi Hera dan teman-temannya.

Mereka lebih memilih nongkrong di belakang sekolah menunggu upacara selesai daripada ikut panas panasan dilapangan.

"Tumben bener Pak Soni nggak keliling" ucap Ethan.

"Lah lu lupa, bininya Pak Soni kan lagi lahiran" jawab Nala.

"Gua yakin, pasti anak Pak Soni pas baru aja brojol nggak dimandiin air tapi dimandiin dolar" receh Ethan.

Fyi aja Pak Soni itu guru matematika sekaligus pemilik perusahaan yang ada di kota, jadi nggak heran kalau beliau ini kaya pakai banget. Murid-murid sekolah ini aja sampe bingung kenapa Pak Soni lebih pilih jadi guru daripada duduk manis di rumah yang kalau beliau nggak kerja juga duitnya tetep ngalir.

"Ye belegug sia, lu juga pas lahir mungkin nggak diadzanin tapi dikata-katain gara-gara kulit lu lebih coklat dari sodara lu yang lain" balas Juna pedas.

"Ini eksotis ya kawan-kawan" bela Ethan. Ia termasuk orang-orang yang suka self love. Tapi, saking cintanya sama diri sendiri sampe nggak tahu diri kadang.

"Kalian tuh nggak boleh gitu sama Ethan" kata Hera ikut membela.

"Emang cuma Hera yang sayang gua, uhh bunda" Ethan beranjak ingin memeluk, namun urung ketika mendengar perkataan Hera selanjutnya.

"Kulit dia emang eksotis tapi saking eksotisnya macem kue nggak jadi soalnya udah bantet, gosong lagi" lanjut Hera dengan tawa lebar.

"Anying lu sama aja" sungut Ethan.

"Canda than, jelek-jelek gini juga lu temen dan sepupu kesayangan gua"

"Aw gua disayang nih"

"Jijik buluq" umpat Juna bersamaan dengan tertoyornya kepala Ethan.

"HERAAA, JUNA NAKAL!!" Adu Ethan kepada Hera, sang pemilik nama hanya memijit hidungnya pelan. Jengah dengan keributan keduanya.

"Ethan nggak cocok jadi anaknya Hera" ucap Nala yang sedari tadi hanya diam menikmati keributan Ethan dan Juna.

"Terus gua cocoknya jadi anak apa?" Tanya Ethan.

"Anak ilang HAHAHA" ejek Juna.

"Tidak apa-apa anak ilang yang penting bukan anak haram"

- Ethan gaol 2k22

"Astagfirullah Ethan, mulut lu belum pernah ditabok malaikat izrail ya" kesal Juna.

"Ya belum lah, kan nggak pernah ketemu" balas Ethan tidak kalah sengit kepada lelaki bocil di depan nya.

"Ogah gua jadi emak lu semua. Nggak ada bapaknya kek janda" tengah Hera.

"Nala mau loh jadi bapak dari anak-anaknya Hera" seru Nala.

"Ye, itu mah mau lo" kata Juna meraup muka Nala.

Krek

Keempat anak yang sedari tadi asik berbicara itu terdiam seketika, setelah  mendegar suara pijakan kayu yang arahnya terasa dekat dengan tempat mereka duduki saat ini.

"Stt Jangan-jangan Pak Soni" bisik Ethan.

"Nggak mungkin" jawab Nala

"Atau hantu pohon mangga?"

Belum terjawab pertanyaan Ethan, seseorang muncul dengan gaya yang bisa dikatakan sedikit berantakan menatap kaget orang-orang didepannya.

Mereka yang ada disana juga ikut terkejut apalagi seorang Juna yang memang penakut.

"AYAM EH AYAM KAYANG"

"Lu siapa?" Tanya Hera heran dengan lelaki di depannya ini.

"Lu Rajen kan?" Jawab Nala seolah menjawab pertanyaan Hera.

"Iya"

"Oh elu adeknya bang Jendra?" Terus Hera.

"Bang Jendra siapa ra?" Tanya Ethan yang bingung, maklum aja nih kapasitas otak Ethan itu minim ditambah sudah penuh 90% sama yang namanya game.

"Yang semalem ke rumah, temennya bang Johan" Jawab Hera.

"Kayaknya kita pernah ketemu" ucap Juna yang sedari tadi seakan familiar dengan wajah lelaki bernama Rajen itu.

"Iyalah, dia kan yang pernah kita kempesin ban motornya waktu nonton pertandingan basket itu" kata Nala menjawab pertanyaan Juna.

"Oh pantes, lu pindah kesini?"

"Iya"

"Oh" jawab mereka dengan mulutnya yang membentuk "O"

"Boleh gabung?"

"Silahkan"

"Lu baru masuk aja dah telat, gimana nanti" ujar Nala menyindir.

"Telat bangun" jawab Rajen. Singkat, terlewat singkat. Entah memang sifat Rajen atau dirinya yang terlewat malas untuk menjawab.

Hera yang memerhatikan Rajen sedari tadi, jadi ingat perkataan Jendra kemarin malam. Iya sih, muka Rajen ini lumayan seram tapi tidak ia pungkiri bahwa lelaki itu lumayan tampan. Selain itu, kata Jendra Rajen ini mudah ngambek, masa sih badan gede kaya gitu mudah merajuk. Hera tak percaya.

"Kek lu nggak pernah telat aja woi" ejek Ethan

"Bukan nggak pernah lagi tapi, telat dah jadi prioritas bagi gua" jawab Nala diiringi dengan tawa dan tangan yang menepuk dada seolah telat sekolah adalah hal yang membanggakan baginya.

"Gelo sia" kata Ethan.

"Kenapa pindah?" Tanya Hera penasaran

"Ya, nggak papa" jawab Rajen.

Ethan yang ingin kembali menanyai Rajen itu terhenti, setelah mendengar suara besar yang mengagetkan kembali mereka semua sampai membuat Juna yang tadinya cuma latah sampai terjatuh kebelakang.

"HERA, NALA, ETHAN, JUNA DAN KAMU ANAK BARU PERGI KE BK SEKARANG!!!" Teriak seorang guru berbadan besar dengan penggaris ditangannya.

"Ayo nikmati tumis mulut milik Pak Kumis" ucap Hera beranjak.

"Siraman rohani di pagi hari memang indah" tambah Ethan dengan memutar topi yang ia kenakan agar menghadap kebelakang.

"Gils baru kemarin kita libur, udah kangen aja ruang BK sama kita" seru Nala sambil membenarkan ikatan dasi yang berada dikepalanya.

Ya begitulah kehidupan mereka semua disekolah, membuat masalah, dipanggil guru, dapat hukuman. Begitu terus sampai sang guru akan marah-marah atau sampai mengejar mereka semua, namun bagi mereka berhasil membuat sang guru naik pitam sama dengan kebahagiaan tersendiri. Satu kata yang terlintas untuk keempatnya yaitu, gila.

•••

"Aku suka body goyang mama m03d4"

"Mama m03d4"

"La Nala tangannya sambil digerakin keatas dong, nah nah gitu, cakep!"

"Centilnya tampilin than biar yang ngelike toktok nya banyak"

Setelah ketahuan Pak Kumis kalau mereka bolos upacara, mereka berlima dihukum buat ngebersihin kamar mandi sekolah. Apa mereka melakukannya? tentu saja tidak. Mereka berlima ah tidak hanya Ethan dan Nala yang main, sedangkan tiga lainnya hanya menonton dengan sesekali tertawa. Keduanya bermain sebuah aplikasi video dengan lagu yang baru ngehitz sekarang.

"Coy coy 10 menit lagi istirahat, masuk kelas yok!" ajak Ethan setelah selesai dengan videonya

"Duduk disana 10 menit bikin pantat gua gatal-gatal" ucap Nala.

"Eh tapi ni kamar mandi belum kita bersihin" ucap Rajen.

"Gampang"

Ethan berjalan mengambil sebuah selang lalu mulai menyalakan air dan hanya membasuh lantainya dengan air saja.

"Udah selesai, biar OB sekolah punya kerjaan"

Selesai menyiram kamar mandi, Hera dan yang lainnya berjalan ke kelas mereka yang kebetulan sama dengan Rajen.

Dengan tidak tau dirinya, Ethan dan Nala masuk ke kelas dengan berteriak kearah teman-temannya. Sedang yang diteriaki  tadinya mengantuk langsung membuka mata lebar-lebar.

"Hellow everybody, cie pada ngantuk ya. Ayo ucapkan terimakasih kepada kami yang berhasil membuat kalian melek" ucap Nala usil.

"Nala, bisakah kamu tidak teriak-teriak?telinga saya pengang dengar suara kamu!"

"Astagfirullah, si ibu mah marah-marah bae, udah tua juga mending duduk deh bu. Banyakin istighfar bu, inget Tuhan siapa tau dikasih umur panjang"

"Kamu itu, beneran bikin ibu darah tinggi ya!"

"Ngapain tinggi-tinggi sih bu darahnya, turunin aja kali kan bukan panjat pinang" canda Nala yang ditertawai oleh anak-anak sekelasnya.

"NALA KAMU MAU DUDUK ATAU IBU SURUH KELUAR NEMUIN PAK KUMIS?!?" marah ibu Marni.

"Baru juga ketemu Pak Kumis bu, masa suruh ketemu lagi, nanti kalau Pak Kumis falling in lope sama Nala gimana bu" sahut Ethan.

"Diem Ethan!"

"Baru juga ngomong bu, apa dosa saya ibu!"

"Kamu tanya dosa mu takkan habis malaikat menjawab. Sana duduk!"

"Sabar dong dipikir nggak perlu jalan dulu apa"

"Dasar murid ora waras"

Mereka berlima jalan ke tempat mereka masing-masing. Ah, kebetulan Rajen duduk bersama dengan Juna di belakang Hera yang memang kosong tempatnya.

Memang dasarnya si Ethan ini jahilnya keterlaluan. ia berpura-pura jatuh didekat teman kelasnya lalu dengan sengaja menyingkap rok perempuan tersebut.

"Heh han, kancut lu warna pink flower flower ya"

Hani yang mendengar itu malu bukan kepalang, lalu reflek ngegeplak kepala Ethan.

"ETHAN BABI, CABUL BGT SIH LO!"

Sedangkan si oknum cuma ketawa ketiwi terus highfive ke arah Nala.

"Haechan, baladah!" kata Hera.

"Baladah apaan jun?" tanya Ethan ke Juna.

"Bodoh" jawab Juna.

"Asu"

"Udah than bahasa arab emang nggak cocok buat setan macam lu" sahut Nala.

"Kurang ajar lo pentolan neraka"

Rajen yang sedari tadi diam, hanya menggelengkan kepalanya. Kehidupan sekolah barunya mungkin akan lebih berwarna daripada sekolah sebelumnya.

ini aslinya cerita dari tahun 2020 tp diunpublish. mulai dari tata bahasa dan pemainnya juga ikutan dirombak. makanya ada beberapa komen dari tahun 2020 wkwkwk

btw

Kim Doyoung as Pak Dimas (chap awal)

kasian yh guru muda tp udh ngadepin murid macem ethan dkk

Kim Jun-myeon as Pak Soni

nah buat pak kumis dan bu marni kalian bayangin aj sendiri visualnya.

繼續閱讀

You'll Also Like

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
6.2M 482K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
1M 96.7K 53
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
355 76 3
Terbangun di tengah hutan yang asing mengharuskan Zia untuk mencari jalan keluar. Namun, di tengah pelariannya, ia malah bertemu dengan salah satu pa...