Mylovelly

By chihamusen

504K 6.6K 189

Ini kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu h... More

Pacar lama?!
Mantan temannya
Berusaha buat Lo?!
Siapa itu cewek?!
Ingat dia gak?!
Rela kotor deminya
Sahabat cowok terbaiknya
Iseng Pembalasan
Kacamata Hitam
Bukan selera gue!
Masih Kangen
Sama yang Baru
Niat busuknya?!
Mimpi mustahil
Berhati malaikat?!
Sekalian Kencan.
Terbayang gemas
Ambigu aturannya?!
Latihan praktek anu?!
Dibuat tak betah?!
Si mesum gila?!
Takdir atau nasib?!
Guru Privatenya
Benci atau suka?
Simpanan temannya sendiri?!
Apa maunya?!
Perintah Tuan?!
Kena jebakannya
Benda terlarang
Merasa kehilangan?!
Kekasih sebenarnya?!
Menipu perasaannya
Teman masa kecilnya.
Terasingkan perasaan
Sentuh atau Injak?!
Teman barunya
Saingannya
Pindah sebangku
Hukuman bersamanya.
Jawaban Cinta!!
Mengejar hati?!
Mewujudkan buktinya!!
Gebetan Baru
Permainan gila!!
Pasangan Resmi!!
Calon Mertua Idaman
Tak mengakuinya
Kencan serius!?
Masa lalunya?!
Terasa Berat Baginya
Bahaya mengancam?!

Perasaan lebih

23.2K 270 0
By chihamusen

"Mana cewek gila itu?" tanya Axel dengan napas memburu mendatanginya ke dalam kelas XII-G yang terletak jauh di ujung terakhir sana.

Suasana kelas Alyra bising karena jam kosong membuat mereka bebas melakukan keributan lain dan menjadi lebih dihebohkan lagi disaat Axel mengobrak-abrik seisi kelasnya demi mencari gadis itu untuk menyelesaikan sesuatu yang kebetulan keberadaannya disudut kelas sana.

Eboy mengerlingkan matanya pada Molly yang sedang berdandan riang namun terganggu. Lalu ada Ale juga yang ikut menghampiri memberikan tatapan setajam silet pada para siswa yang siapa tahu ada membawa benda terlarang dikelas itu yang jauh dari pemantauan. Sekarang membuat mereka tidak bisa bergerak banyak takut kalau itu bisa membuat Ale yang kini mengawasinya semakin curiga dan ingin sekali memeriksa diri mereka satu persatu bahkan ingin membedahnya habis-habisan.

"Ra, I-iblis pujaan Lo datang tuh!!" senggol Syella terbelalak sedikit gagap ketika melihat cowok gondrong itu datang dengan wajah garangnya dan menatap nyalang, ia pun membangunkan Alyra masih merem dibalik mejanya dengan sedikit kurang sadar.

"Perasaan gue gak nyembah setan deh, Lo jangan sok benar! Ngigo lo!!" jawab Alyra agak bingung sebentar mengingat pembicaraan terakhir dirinya dengan temannya pada saat itu yang dia dengar dari ide gilanya Molly yang mengusulkan, ketika Alyra benar-benar kehabisan cara untuk menaklukkan lelaki yang diincarnya. Katanya begini-begitu harus melakukan ritual tengah malam dikuburan, iya kali yang ada kepergok tukang kebun nanti, jadi Alyra tidak mau merepotkan dirinya dengan hal menyeramkan seperti itu, terbangun dengan suara ringisan kecil juga ditangannya yang sempat terantuk meja tadi karena Syella mengguncangkan setengah tubuhnya.

"Mana tangan Lo?!" pinta Axel begitu, ia sudah sampai menemukan Alyra di tempat bangkunya dan berdiri menatap gadis merah itu. Walau enggan, tapi sebenarnya Axel juga sedikit peduli untuk memastikannya.

"Bu-buat apa?" kaget Alyra masih loading, merasakan kalau dia sedang bermimpi saat ini dialam sebelah.

"Bayar hutang lah!!" lanjut Axel menatapnya dengan datar dan sedikit jengkel. Jangan bilang apa yang pernah Syella katakan waktu itu dengan Molly kalau Axel meminta sesuatu sebagai imbalan gantinya jika Alyra menginginkan hatinya Axel. Pikirnya sambil berdebat tidak jelas dengan batinnya sendiri. Alyra pun menoleh kearah Syella dengan cengiran aneh kecil padanya seolah mengiyakan pikirannya saat ini.

"Tapi, aku gak punya duit buat sekarang." jelas Alyra jujur masih belum paham situasinya, ia tidak punya banyak uang dan sekarang ia malah kehabisan karena terlalu boros pada yang lain.

"Ck! Sini tangan Lo! Gue mau liat bentar!!" Axel berdecak semakin menatap tajam ketika Alyra menolaknya dengan sedikit ragu.

"Gue mau ngeramal, Lo jangan banyak alasan!!" tambahnya lagi agak ketus. Mau tidak mau Alyra memberikan tangannya ketika juga ditarik oleh cowok itu sendiri.

Axel terdiam beberapa saat, ia memperhatikan bekas luka lebam kebiruan disekitar tangan cewek itu. Axel pun menghela napasnya sebentar, ia mungkin tidak sadar telah melakukannya sekeras ini, saking emosinya dirinya begitu buta seakan meanggap Alyra adalah musuh terbesarnya padahal dia hanyalah seorang perempuan bukan lelaki kuat yang sering Axel hajar sampai mampus.

"Sorry..." gumam Axel kemudian dengan suara pelan nyaris berbisik. Sesaat suasana menjadi hening. Ia merasa sedikit parah jika sudah melihatnya sendiri, bagaimana sikapnya yang sungguh keterlaluan itu bisa sampai menyakiti cewek lemah dan ceroboh seperti ini. "gue harap tangan lo akan membaik.  Semoga gak separah yang gue pikirin!!" Alyra tertegun mendengarnya sejenak, jadi Axel juga memikirkan dirinya. Betapa senangnya saat mengetahuinya hal itu langsung dari mulut cowok itu sendiri. Ia pikir Axel benar-benar egois ternyata tidak juga.

"Obatnya dari diri kamu sendiri Xel. Aku juga pasti sembuh kok, kalau diperhatikan seperti ini." senyum Alyra mengembang begitu saja saat menatap dalam mata Axel. Cowok yang ditatap seperti itu oleh Alyra tdi menjadi sedikit salah tingkah begitu ia tersadar kembali lalu sedikit berdehem.

"Kalau masih sakit, Lo bisa periksa sendiri! Gue gak bisa menemani Lo! Gue cukup sampai disini aja tanggung jawab atas perbuatan gue sama Lo tadi,," Axel berucap dengan wajah datarnya dan berlalu pergi begitu saja ketika selesai. Alyra meneguk ludahnya pelan. Hanya sesingkat itu waktu mengubah moment berharganya menjadi menyedihkan tak berarti bersama dengan orang yang ia cintai? Apa Axel tidak mempunyai perasaan lebih, seolah dirinya bukanlah pilihan yang indah untuk dimiliki sepanjang waktu? Alyra berharap suatu saat Axel akan berubah menjadi bintang terbaik dalam tidurnya. 

***

"Eh kok kamu disini?" tanya Mea saat ia tidak sengaja bertemu dengan Alyra diatas atap sekolah. Ia pikir hanya dirinya seorang diri. Ternyata ada orang lain juga berada disini.

Alyra pun menoleh melihat sekilas ke arah Mea yang berdiri dibelakangnya. Lalu berbalik lagi menghadap ke depan sambil memandang ke arah lain.

"Ngapain Lo kesini? Gue pikir Lo anak yang rajin, gak mungkin bolos kan di jam kosong?" Alyra balik bertanya sambil melihat dari samping pada penampilan Mea dari ujung atas sampai bawah yang memakai rok pendeknya. Sedikit berdecih tidak suka jika mengingat Axel lebih perhatian pada cewek berbando hijau imut itu. Mungkin Axel sempat baik padanya tadi juga pasti ada hubungannya dengan Mea. Batin Alyra menduganya.

"Lagian gak ada yang dikerjakan. Jadi lebih baik aku duduk disini menikmatinya sambil membuang pikiran buruk jauh-jauh." ujar Mea sembari mengambil tempat duduk disamping cewek berambut merah itu. Mereka mengayunkan kakinya dibawah sana dan saling terdiam beberapa saat.

"Terus tujuan Lo apa sekarang? Mau liat gue nangis gitu?" Mea menggelengkan kepalanya. Alyra mendengus pelan sambil merogoh sakunya.

"Atau sekarang mau ngelaporin gue gara-gara ketahuan ngerokok terang-terangan di depan lo?" Alyra mulai menatap tajam sambil menunjukkannya pada Mea. Mea sedikit kaget melihatnya ketika Alyra menyalakan pemantik api ditangannya serta sekotak dus rokok yang tersisa satu batang didalamnya. Api yang menyala itu tepat berada didepan muka Mea dari tangan Alyra dan tentu saja panasnya ikut membuat Mea merasakan hangatnya hampir menyiksa.

"Gak kok, jangan salah paham dulu!!" kata Mea sedikit terbata sambil memundurkan wajahnya.

"Lo takut sama gue? Kalau Lo mau bilangin ke pihak sekolah, lakuin aja gue juga gak perduli. Sebenarnya sih hidup gue bebas dari peraturan. Tapi... kalau seandainya aja Lo itu bukan saudaranya Axel, sudah pasti gue bakalan ngancam lo tadi! Dan juga bikin Lo kena sial atas kesalahan gue apapun itu biar Lo gak ada disini lagi!!" ujar Alyra dengan santainya lalu menghisap rokoknya perlahan dan tertawa kecil.

"Kok kamu jadi jahat gitu sih? Kan aku gak ngapa-ngapain,," kilah Mea agak gugup. "kalau gitu lebih baik aja pergi aja daripada ganggu kamu." katanya lagi bersiap hendak pergi.

"Padahal niatku juga ingin menghibur diri sendiri." gumam Mea sedikit memberengut kesal karena Alyra sempat menyebalkan padanya.

"Tunggu! Gue sendirian." ucap Alyra tanpa menoleh menahan langkah Mea yang ingin meninggalkan dirinya. Mea kembali duduk dan menatap bingung pada cewek. "Ada apa lagi?"

"Lo mau cobain?" tawarnya kemudian.

Mea menatap sebentar ke arah puting rokok itu yang disodorkan padanya. Alyra masih menunggu Mea untuk menerimanya. Walau ia tahu Mea sepertinya belum terbiasa dengan hal itu.

"Ok, thanks." sambut Mea dengan senyum tipisnya. Alyra sedikit kaget. Ia mengira Mea akan menolaknya.

"Kok Lo buang sih?!" Alyra memelototi Mea menatap tak percaya.

"Nanti aku sakit, yang repot orang disekitar ku." jawab Mea dengan senyum kecilnya. Alyra mendengus kasar.

"Dasar manja Lo!!" Mea terdiam sesaat.

"Kamu jaga kesehatan ya. Axel mungkin khawatir kalau kamu sampai kenapa-kenapa. Dia emang gitu gak mau mengakuinya. Tapi sebenarnya Axel orang baik kok dan lucu." kata Mea. Alyra meneguk ludahnya.

"Lo sama Axel mungkin mempunyai hubungan yang lebih dari sebagai saudara kan?" tanya Alyra yang terlanjur penasaran.

"Kami saudara tiri. Mungkin itu yang terlihat aneh dimata kalian." ucap Mea. Alyra begitu terkejut, ia pikir Axel dan Mea adalah saudara kandung ternyata bukan. Alyra tersenyum miris. Mungkin saja Axel menyimpan perasaan mendalam pada Mea. Itu bisa terjadi kapan saja. Alyra menggelengkan kepalanya enggan berharap itu nyata.

"Gimana.... kalau akhirnya Axel lebih menyukai Lo dibandingkan cewek lain?"

"Itu gak mungkin," elaknya. "karena aku sudah menjadi milik Rendra seutuhnya." balas Mea menatap sebentar lalu menunduk pelan ke bawah dengan menyembunyikan wajah sedikit murungnya agar tidak terlihat.

"Ohiya, apa tangan kamu baik-baik aja?" Mea segera mengalihkan pembicaraannya sambil ingin melihat kondisi tangan cewek itu. Alyra sedikit risih dengan gerakan Mea yang tiba-tiba saja.

"Iya, udah mendingan sih." jawabnya. Mea meangguk senang.

"Lain kali hati-hati." pesan Mea mengingatkan sejenak. Alyra hanya bergumam samar. 

"Aku mau balik ke kelas dulu. Mungkin di jam berikutnya akan ada guru yang masuk." pamit Mea.

"Lo harus percaya sama Rendra. Dia sahabat terbaik gue selama ini, gak mungkin dia mau mendua, kalau dia bohong Lo ngadu aja sama gue, biar gue bantai habis peternakannya." kata Alyra sambil tertawa kecil. Mea ikut tersenyum lucu menahan tawanya saat mendengar perkataan Alyra yang begitu terdengar aneh mengenai tentang Rendra kekasihnya.

Ternyata Alyra orangnya cukup baik juga menurut Mea, ini pertama kalinya ia berbicara dengan cewek merah yang terkesan barbar namun begitu peduli. Meski Alyra terlihat sadis diluar tapi Mea seperti baru saja mendapatkan teman barunya itu.

Jangan lupa VOTE DAN KOMENT!!

TBC...










Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 131K 29
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
391K 27.7K 26
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...
4.3M 98.1K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
676K 19.8K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...