Matahari Jiwaku [Completed]...

By MarentinNiagara

257K 12.9K 2K

Amnesia Retrograde !!!! Vonis yang keluar dari bibir tipis lelaki muda bersnelli yang ada di depan Hafida Nur... More

Prolog
01¤ Sepenggal Kisah
02¤ Hamil dan Unemployee
03¤ Senja di Abhayagiri
04¤ Senyummu Semangatku
05¤ Bayang Bayang Masa Lalu
07¤ Musibah atau Karma
08¤ Janji untuk Bahagia
09¤ Welcome World Prince
10¤ Terlambat Menyadari
11¤ I Knew I Loved You
12¤ Madunya Bulan
13¤ Ego dan Logika
14¤ Pertarungan Sengit
PENGUMUMAN PO

06¤ Mantan? Tenggelamkan!!!

8.4K 834 115
By MarentinNiagara

Tanpa kepergiannya, aku nggak akan bertemu dengan orang terbaik yang pantas untuk kuperjuangkan

✏✏

Amour bahkan tidak habis pikir. Kekuatan dari mana yang bisa mendorong hatinya sekuat itu untuk mendapatkan Hafida.

Tidak juga ingin bertanya pada siapa pun tentang masa lalu Hafida. Cukup kini hatinya berbicara, sentuhan lembut Hafida untuk princess Kinnar tercintanya sudah menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam hatinya.

Meski Amour tahu bahwa Hafida belum bisa menerimanya. Namun bukan berarti dia hanya menunggu untuk sebuah jawaban bukan? Tidak ada hasil yang menghianati usaha.

Hafida masih bersikap biasa seolah tidak ada yang terjadi antara dirinya dengan Amour kemarin. Bekerja dengan sepenuh hati serta menyelesaikannya dengan tepat waktu dan sempurna.

"Hafid, pasien yang ditangani dr. Amour yang masih di ICU bulan ini sudah dibayar untuk bulan selanjutnya belum ada pembicaraan dengan keluarganya. Ini nomer telpon wali pasiennya, dan untuk kemungkinan sembuhnya coba kamu bicarakan dengan dr. Amour," kata kepala bagian administrasi.

"Iya Bu, coba nanti saya hubungi keluarganya." Jawab Hafida.

Sekuat hati Hafida bertahan, sekuat hati Amour juga mendapatkan simpatinya. Bak medan magnet berlawanan jenis yang saling tarik menarik, malu tapi mau, menolak tapi membutuhkan.

"Fid, tadi kamu tanya apa? Maaf ya tadi lagi fokus melihat hasil MRI pasien," tanya Amour.

"Saya ini lebih tua 5 tahun dari Dokter, tolong deh." Kata Hafida dengan cueknya.

"Meski kamu lebih tua nantinya juga akan memanggil mas ke aku," balas Amour.

Perdebatan yang jelas tidak akan ada ujung pangkalnya jika diantara mereka tidak ada yang saling mengalah. Amour jelas tidak akan pernah mundur. Sedangkan Hafida, dia baru menyadari setelah pertengkaran absurd mereka diperhatikan oleh rekan kerja satu profesi bahkan satu lini di kantornya.

"Dokter Amour yang terhormat. Ada pasien di ICU atas nama Budiman Danusutedja, saya diminta untuk menghubungi keluarganya terkait dengan fasilitas rumah sakit yang pasien pakai. Apakah sudah memungkinkan untuk dipindahkan ruang rawat atau masih tetap di ICU?" tanya Hafid dengan bahasa formalnya.

"Kamu ini kesambet jin rumah sakit sampe ngomong dengan aku kaya ngomong sama orang lain saja," jawab Amour.

Hafida sudah jengah dengan sikap Amour akhir-akhir ini. Tidak menampik bahwa ada sesuatu yang menghangat di hatinya ketika sebuah perhatian tulus diberikan orang lain kepadanya bahkan juga kepada calon anaknya. Tapi jika ujungnya dia juga memperoleh cibiran maka sebaiknya memang perhatian yang belum pada tempatnya itu dia abaikan.

Salah siapa jika memang dua orang yang telah sendiri itu mencoba untuk membuka hati.

Tidak ingin berharap banyak atas sesuatu yang memang belum bisa dipastikan.

"Mengapa kamu masih di sini?" tanya Amour. "Masih ada yang masih ingin kau katakan padaku?"

Hafida hanya meringis menyesali tindakannya. Kegab Amour kalau dia terbengong itu benar-benar menurunkan martabatnya sebagai perempuan yang seharusnya menjaga jarak dengan Amour.

"Saya butuh jawaban Anda, Dokter."

"Aku tidak akan menjawab jika kamu masih formal kepadaku," jawab Amour.

Akhirnya Hafida mengalah dan mengajak Amour berbicara seperti biasanya.

"Baiklah, karena masih dalam koridor pekerjaan aku mau menjawabnya. Tapi kalau diluar jangan harap aku akan menanggapi saat kamu memanggilku dengan sebutan dokter." Jawab Amour kemudian menjelaskan kondisi pasien yang diminta oleh Hafida.

Berdasarkan informasi dari Amour, Hafida menghubungi keluarga pasien mengenai administrasi yang harus dilunasi oleh keluarga pasien.

Tuhan tidak pernah tidur.

Hafida memang sedikit demi sedikit menata kembali kehidupannya. Pengalamannya yang mungkin tidak bisa teraba oleh ingatannya membuatnya kembali merasakan bahwa sesungguhnya otak bawah sadarnya menuntunnya untuk melakukan sesuatu yang sering dia lakukan sebelumnya.

Seperti pagi ini, selepas menghubungi keluarga pasien. Hafida diminta untuk mengerjakan laporan rugi laba apotek yang dikelola rumah sakit. Itu karenanya yang membuat alasan mengapa dia bolak-balik membutuhkan beberapa lampiran nota dan kas kecil harian untuk menunjang laporannya.

Hanya saja peristiwa yang terjadi di koridor rumah sakit itu yang membuat hatinya ngilu.

Dia dipertemukan kembali dengan Yudha Panji Asmoro.

Awalnya Hafid tidak mengetahui keberadaannya namun setelah ada seorang wanita yang tiba-tiba pingsan saat mengantri pembelian obat. Mau tidak mau akhirnya Hafida berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi.

"IGD saja lebih aman, sepertinya ini pendarahan," kata seorang ibu yang berada di dekat wanita yang sedang pingsan.

Hafida hanya melongo saat tahu siapa wanita yang pingsan dan lelaki yang berada di dekatnya.

"Pendarahan?" Hafida mencoba menghubungkan suatu teori dengan fakta yang ada di depannya.

Peristiwa itu berlangsung sangat singkat. Hingga tidak sampai lima menit wanita yang pingsan di sebelah Yudha itu kini telah dipindahkan ke IGD.

Rasanya Hafida ingin sekali tidak mempedulikan apa yang dia lihat, namun hati kecilnya menuntun untuk mengetahui lebih lanjut. Ingatannya kembali pada peristiwa akhir pekan beberapa minggu yang lalu.

Yudha Panji Asmoro, yang kata orang adalah mantan suaminya.

"Buat apa kamu disini? Jangan ingin tahu sesuatu yang sudah seharusnya kamu lupakan." Suara tenor itu terdengar tepat dibelakang Hafida berdiri saat ini.

Apakah dia melupakannya, bahwa Hafida yang sekarang sedang terkena amnesia sehingga beberapa potongan dari kehidupannya terlepas tidak bisa diingatnya. Jika mungkin orang lain berusaha untuk melupakannya, maka sebaliknya Hafida dia kepo ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi. Apakah itu ada hubungannya dengan kejadian masa lalunya atau tidak.

"Eh Dokter, itu saya lihat orang yang kita temui di jejamuran dulu sedang pingsan di depan apotek saya saya meminta beberapa laporan kas kecil harian untuk pembuatan neraca rugi laba, katanya pendarahan dan dimasukkan di IGD." Jawab Hafida.

"Iya terus apa hubungannya denganmu?" tanya Amour kemudian.

"Ya sebenarnya tidak berhubungan sama sekali hanya saja___kata orang kan mas Yudha itu adalah____" kata Hafidah belum sampai terselesaikan mereka mencuri dengar pembicaraan segerombolan orang.

"Mungkin itu karma buat kamu Yud, dulu kamu menyia-nyikan Hafida. Sekarang terima akibatnya. Lantas apa yang bisa kamu banggakan lagi dari dia?"

"Kanjeng ibu sampun, Dik Yudha mesti teksih belo sungkowo kepireng kabar punika," kata Yoga menenangkan ibunya. -- ibu sudah, Yudha pasti masih berbela sungkawa mendengar berita ini --

"Aku wes ra peduli. Keliwatan anggenmu nglarani Hafida Yud. Pantes yen Gusti murbeng dumadi duko ro kowe." Kata Menik kepada anak bungsunya. -- aku sudah tidak peduli. Kelewatan kamu menyakiti Hafida. Suatu hal yang lumrah jika Tuhan murka kepadamu --

"Yoga, yen atimu isih tresno marang ibu. Slametno ponakanmu. Rahayu wes ra bakalan biso nguweki kowe keturunan. Saiki, dokter kondo yen kandungane Alfrinda kemungkinan gedhe kudu diangkat. Gelem ra gelem, lilo ora lilo Rahayu kudu ikhlas yen mbok wayuh ro Hafida. Bayi sing diandut Hafida kui siji sijine keturunan trah Danudirdjo." Kata Menik kepada Yoga -- Yoga, jika kamu masih menyayangi ibu, selamatkan keponakanmu. Rahayu sudah tidak bisa memberimu keturunan. Sekarang dokter mengatakan jika kandungan Alfrinda kemungkinan besar harus diangkat. Mau tidak mau, ikhlas atau pun tidak, Rahayu harus bersedia untuk kamu madu. Bayi yang berada di kandungan Hafida itu adalah satu satunya penerus trah Danudirdjo --

Bukan hanya Yoga dan Yudha yang tersentak dengan perintah sang ibu tetapi juga Hafida dan juga Amour yang mencuri dengar percakapan tersebut.

Menik memang sangat mencintai Hafida. Tapi dengan memerintahkan Yoga mantan kakak ipar Hafida untuk menikahinya dan menjadi madu untuk Rahayu hanya karena menyelamatkan keturunan Danudirdjo, Hafida tidak akan pernah menyetujuinya.

Mata Hafida bertemu pandang dengan Amour kemudian berusaha untuk meminta pertimbangannya.

Amour tersenyum penuh kemenangan melihat Hafida mulai bingung dengan berbagai pilihan.

"Tidak ada pilihan untukmu Hafid. Menerima komitmen yang aku tawarkan kemarin atau kamu akan dikejar-kejar mereka seumur hidupmu." Kata Amour kemudian meninggalkan Hafida seorang diri.

Menyadari jika dia telah ditinggalkan oleh Amour, Hafida segera beranjak untuk mengejar Amour.

"Dokter Amour tunggu, saya ingin bicara." Namun Amour tetap berjalan tanpa mempedulikan panggilan Hafida. Berkali-kali Hafida memanggil namanya sampai akhirnya panggilan itu berubah dan dia segera berhenti membalikkan tubuh tiba-tiba.

"Mas Amour tunggu, aku menerima tawaran komitmen denganmu."

Brughh, tubuh Hafida menabrak badan tegap Amour yang tiba-tiba berbalik.

"Astaghfirullah," lirih Hafida memegang dadanya, mengembalikan ritme nafasnya yang mengencang setelah dia setengah berlari mengejar langkah panjang Amour.

"Ulangi kata katamu Hafid." Kata Amour saking bahagianya dia lupa memegang kedua lengan Hafida untuk memastikan pendengarannya

"Lepaskan dulu tanganmu di lenganku!" perintah Hafida. "Aku menerima tawaran komitmenmu Mas. Aku ingin kita yang membesarkan anak yang kini aku kandung bukan mereka. Aku tidak ingin kembali ke rumah mereka. Meski aku tidak ingat apa yang dulu mantan suamiku lakukan kepadaku namun hati kecilku berkata bahwa aku tidak menginginkannya." Ucap Hafida yang akhirnya membuat Amour berlutut di depannya.

"Setelah kamu selesai nifas, aku akan menghalalkanmu segera." Ajakan atau sebuah perintah. Yang jelas kata-kata yang keluar dari bibir Amour bukan hanya isapan jempol belaka.

Mantan itu tidak perlu di ingat, tidak perlu diperhatikan namun cukup ditenggelamkan !!!

Bibir Hafida bergerak tertarik keatas. Melihat kesungguhan dari manik mata Amour. 'Tuhan semoga ini memang jalan terbaik yang Engkau berikan'.

🍃 ___ 🍃

-- to be continued --

Blitar, 9 Juni 2019

Tetapkanlah AlQur'an sebagai bacaan utama

Continue Reading

You'll Also Like

236K 12.3K 20
Sinopsis : Nadira Maharani adalah seorang gadis cantik yang sholehah, ia harus tinggal di rumah Tantenya karena Ayahnya akan bekerja diluar kota, me...
5.4K 1.2K 47
•Daftar Pendek Wattys 2021• Melisa Andriani, gadis tengil yang ngaku-ngaku kembaran Lisa Blackpink dan pecinta cogan sejati ini akhirnya berhasil men...
171K 3.9K 36
Kisah tentang Adara Azkadina yang akhirnya menikah dengan lelaki tak dicintainya. Menjalani pernikahan tanpa sentuhan fisik dan hati. Bayang-bayang c...
316K 9K 35
[TAHAP REVISI] Zidan : "Gue bakalan buktiin, lo bakalan jatuh cinta sama gue!!" Zara : "Sampai kapan pun gue ga akan berurusan dengan yang namanya ci...