Amelia #YaIndoMentalHealth

By raziyatan

315 27 141

(COMPLETED) (BAHASA INDONESIA) Sebagian cerita ini diambil dari kisah nyata. Kehidupan tak semudah apa yang... More

Di Balik Naskah Amelia

Amelia

214 14 66
By raziyatan

"Namanya Amelia dan kisah ini aku persembahkan untuk sahabatku di seberang pulau sana."

***

Jantungku berdegup kencang hingga membuat tubuhku tak bertenaga, tanganku pun jadi bergetar ketika mencari obat depresi di laci. Setelah aku menemukannya, aku lantas duduk di tepi ranjang dan meminum obatnya dengan bantuan air mineral di meja.

Aku mendesah dan meletakkan botol di meja lagi, kepalaku terasa pening akibat susah tidur dan kesedihan yang kualami. Dari sini aku bisa mendengar debat orang tuaku yang berlanjut meski hampir tengah malam, rasanya aku ingin menangis, tetapi aku tidak boleh sebab tangisanku tak akan berhenti sebelum aku tertidur.

Aku pernah dilarikan ke rumah sakit karena komplikasi dan penyebab utamanya adalah depresi. Kondisiku yang sebelumnya lebih parah daripada yang sekarang hingga membuat berat badanku menurun drastis. Meski begitu, aku masih ingin keluar dari penyakit mentalku. Orang-orang mungkin tak terlalu memperhatikan penampilan luarku, tetapi di dalam diriku ... aku menderita hingga kata penyemangat pun tak cukup untuk menyembuhkanku. Jika diibaratkan dengan bunga, aku tak pantas bersanding dengan bunga-bunga lainnya karena aku hanyalah bunga tahi ayam.

Aku memiliki lingkungan yang cukup buruk meski di usia dua puluh limaku, bukan dari luar, tetapi dari keluargaku sendiri. Kami memiliki sifat yang keras baik itu pemarah, mudah tersinggung, keras kepala, berlidah tajam, egois, dan lainnya. Kadang Mama menoyorku jika dia sedang emosi, namun bagiku makianlah yang lebih berbekas, bukan dari mamaku saja, Papa dan ketiga kakak laki-lakiku pun tak ada bedanya.

Aku sudah terbiasa menerima kata "tidak" daripada kata "iya", kadang aku berpikir percuma saja berdoa toh hidupku juga tak ada artinya, namun yang paling aku takutkan ialah kehilangan keyakinan atas doa dan harapan dan aku sudah tidak menginginkan apa-apa dalam hidupku, kecuali merawat orang tuaku.

Namun aku selalu kasihan pada mamaku, aku tidak tahan jika melihatnya menangis setelah bertengkar dengan papaku. Aku juga tahu Mama sudah kecewa berat dengan Papa dan kakak-kakakku, apalagi saat ini Mama mau berangkat beribadah ke tanah suci, tetapi tidak ada yang peduli dengan Mama.

Aku hanya memandang kosong beberapa lembaran kertas yang aku tempel di belakang pintu, tulisan itu berisi coretan tentang jangan banyak bercerita mengenai keadaanku lagi baik dengan temanku atau siapa saja.

Aku pun sudah memblokir semua kontak teman-temanku, aku sudah tidak ingin menceritakan lebih banyak kondisi yang kualami dan aku tidak menyesal melakukannya.

Dadaku bergemuruh dan mataku terasa perih hingga air hangat mulai menggenangi penglihatanku mengingat keinginan Mama untuk berangkat umrah, apalagi paspor Mama malah bermasalah hingga harus bolak-balik mengurus ini dan itu.

Beberapa bulan terakhir ini lamaran seorang pria yang kucintai telah gagal, salah satu penyebabnya karena kakak-kakakku menghasut orang tuaku, mereka berkata jika pria yang melamarku itu hanya menginginkan harta warisanku, bahkan sejak awal mungkin saja aku telah diguna-guna olehnya.

Sebab dana pesta pernikahan yang terkumpulkan batal dipakai, aku menyetujui agar Mama bisa berangkat beribadah, namun Papa dan kakak-kakakku tidak setuju dan lebih memilih untuk dibagi rata.

Itulah sebabnya, semua urusan Mama aku sendiri yang pegang.

Terkadang aku membuat origami untuk mengalihkan pikiranku, ada dua yang paling berkesan bagiku.

Pertama, origami berbentuk hati. Origami itu tergantung di dinding kamarku, ada dua buah hati di sana, yang satu berwarna ungu dan ukurannya lebih besar, origami itu dikelilingi mawar dan di tepinya dikelilingi mutiara. Sedangkan hati yang ukurannya lebih kecil dipenuhi mawar berwarna-warni serta dikelilingi mutiara juga.

Selama prosesnya aku sempat kena marah, dikata-katain, dan dipukul juga. Namun aku hanya diam, sebagai anak tidak boleh durhaka, bukan?

Sedangkan origami kedua berbentuk lingkaran dan lingkaran itu dipenuhi bunga kecil-kecil berwarna kuning, ada juga warna lainnya seperti merah, biru, dan merah muda. Di sisinya ada satu bunga raksasa berwarna kuning, dan lingkaran bunga itu dihiasi lipatan kertas hijau yang menyerupai daun.

Selama proses yang kedua itu aku sempat kena marah karena suatu hal.

Aku membuat kerajinan tangan itu pada jam sebelas malam ke atas dengan pandangan buram karena genang air mata, aku melakukan itu agar tidak menangis dan cepat mengantuk, namun tetap saja ketika coba untuk tertidur akhirnya aku menangis juga.

Pembacaku, aku ingin tahu pendapatmu tentang suatu hal.

Bayangkan jika kamu terapung di tengah lautan luas dengan ombak badai yang menghantam dan kamu hanya berpegangan pada sebuah balok kayu yang menahanmu untuk tidak tenggelam, kira-kira apa yang kamu tunggu? Sebuah perahu kayu atau kapal penyelamat?

Sambil menunggu bolehkah aku mengambil kesimpulan bahwa yang kamu tunggu adalah sebuah keajaiban?

Yang jelas hidupku hanyalah abu-abu. Maka, pilihanku hanya ada dua yaitu hitam atau putih. Kalau aku mau hidup dengan rasa percaya diri tinggi dan berhenti untuk menangis, maka harus terjadi sesuatu dahulu dalam hidupku. Jika itu baik maka aku jadi putih, tetapi jika aku harus tetap tampil baik meski semua harapanku musnah, maka aku akan jadi hitam. Dengan Meletakkan harga diri setinggi mungkin, memandang orang lain lebih rendah dariku, berjiwa keras dan tidak mau diatur, serta sombong dan tidak punya rasa simpati terhadap orang lain.

Namun jauh di dalam hatiku aku masih berharap jika keajaiban itu ada sebab aku lebih memilih mati daripada hidup dalam kesedihan.

***

Kaca jendela kamarku siang ini sudah berembun, satu-satunya hal yang dapat menghiburku adalah memandang serta mendengar rintik hujan di halaman rumahku. Tetapi aku sama sekali tidak menyukai guntur, apalagi diselingi tawa cekikikan dari wanita jelek berambut panjang di loteng, katanya dia hanya ikut mampir untuk melindungi diri dari badai. 

Sebelum aku berhubungan dengan mantanku, aku memiliki sosok khayalan di benakku. Namanya Anthony dan dia yang sanggup memukul dadaku, dia gagah bak elang, dia baik, kami saling mencintai, dan yang paling penting mamaku menyukai dirinya. Aku ingin sekali mempersembahkan Anthony untuk mamaku.

Namun pertanyaanku adalah di mana Anthony-ku?

Aku menyentuh jendela dingin yang berembun dengan ujung jariku.

"Anthony," ucapku sambil menulis nama itu dengan menambahkan gambar hati. Aku tersenyum, namun sedetik kemudian aku hanya mendesah memandang tulisan itu.

Aku menoleh saat mendengar tanda notifikasi ponselku, aku pun berjalan mendekati meja kecil di mana boneka beruang merah mudaku berada. Aku menyelipkan rambut pendekku di belakang telingaku lalu mengambil ponselku, aku mengetuk layarnya hingga menampilkan aktivitas pesan umpan balik. Di sana ada satu pesan belum dibaca.

Hari ini ke kantor imigrasi, ya .... Tapi datangnya jam istirahat aja, ada yang penting.

Namanya Adri dan dia seusia denganku, kami saling mengenal semenjak aku membantu mengurus paspor Mama. Beberapa kali juga kami pernah saling curhat lewat pesan hingga kami pun tak lagi canggung ketika bertemu.

Dia cukup cekatan dan tanggung jawabnya bagus, bagiku tak ada orang sebaik dia karena meski urusan paspornya cukup rumit, dia malah menawarkan diri dan menghibur mamaku.

Aku melirik hujan di luar, tetapi karena ini penting jadinya aku akan berangkat saja. 

***

Hujan masih saja turun meski aku sudah sampai di depan kantor imigrasi yang memiliki dua lantai itu, aku berjalan di bawah payungku dan memandang kantornya, putih dan biru menjadi cat dominan bangunannya, selain itu kantor ini pun memiliki lahan parkir yang cukup luas.

Dadaku sempat berdebar saat melihat Adri keluar dari pintu kaca milik kantor imigrasi, aku belum pernah melihatnya seceria ini, dia tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya untukku. Adri cukup tinggi dan tubuhnya pun tegap, apalagi dengan seragam biru yang dilengkapi atribut di pundak, lengan, serta dadanya.

Seketika terlintas di benakku jika Adri ternyata memiliki ciri-ciri yang sama dengan Anthony-ku. Setiap kali aku menghampirinya, aku tak dapat mengendalikan degup jantungku.

"Amel, kamu gimana kabarnya? Terus mamamu gimana? Sehat?" tanya Adri setelah aku berada di dekatnya dan sudah melipat payungku.

Aku tidak heran jika dia bertanya seperti itu sebab setiap kami bertemu, dia selalu menanyakan kabarku lebih dahulu.

"Aku sama Mama kabarnya baik, Mama juga sehat. Kalau Bapak gimana kabarnya?" Semakin lama Adri terlihat menggemaskan.

"Ah, jangan manggil begitu, kayak yang udah tua aja, kita 'kan seumuran. Panggil Abang aja."

Rasanya pipiku langsung memanas dengan panggilan Bang Adri.

"Haha, kok, pipimu jadi merah gitu, Mel? Kamu baper, ya?"

"Eh, enggak, kok, siapa juga yang baper." Aku berdeham untuk menghilangkan kegugupanku. "Ada apa Bang Adri manggil aku ke sini?" tanyaku.

"Paspor mamamu udah beres. Jadi, bisa langsung diambil."

Aku membulatkan mataku saat mendengar berita baik ini, aku tidak menyangka bisa selesai juga, rasanya tidak sia-sia bolak-balik mengurus ini itu demi Mama.

"Beneran?"

"Iya, bener," balas Adri untuk meyakinkanku.

Aku sampai menahan jeritanku karena senangnya, sedangkan Adri hanya tertawa melihat tingkahku.

Sesaat aku merasa jika di dunia ini hanya ada aku dan Adri hingga orang yang lalu-lalang pun mengabur satu per satu.

"Amel," panggil Adri lembut. "Aku kagum sama kamu."

Aku terpana mendengar pujian yang dilontarkan Adri, aku hanya merasa aneh karena aku lebih sering mendapat makian dan sumpah serapah daripada pujian.

"Aku kagum karena kamu sampai bela-belain mama kamu dan aku juga jadi sayang sama kamu. Mel, aku mau jujur sama kamu ... aku suka sama kamu kalau kamu sendiri gimana?"

Jantungku hampir berhenti mendengarnya, namun aku pun tak dapat menahan bendungan air mataku sebab di depan mataku sendiri, seekor elang yang gagah dan perkasa malah hinggap di ranting bunga tahi ayam. Namun aku tak bisa membohongi perasaanku yang memang menginginkan dia.

"Aku juga suka sama Bang Adri."

TAMAT

***

Catatan:

Jangan lewatin bab berikutnya

Continue Reading

You'll Also Like

77.8K 6.5K 31
Kisah seorang gadis cantik yang hidup penuh kasih sayang dari kedua orang tua nya dan kakak laki-laki nya,berumur 20 th pecinta Cogan harus bertransm...
314K 2.6K 18
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...