Father: dks

By aiisooya

8.5K 643 17

Kisah ini tentang Do Kyungsoo, salah satu vokalis utama boygroup fenomenal sekaligus aktor yang sedang berada... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Dear, Do Soojin
25
26
27
Dari, Do Kyungsoo
Dari, Do Soora
Dari, Do Daehan
Epilogue

8

235 21 0
By aiisooya

Author's POV
Mereka berempat duduk di sofa sambil menonton tv. Sepertinya mereka semua kekenyangan. Seperti biasa Daehan duduk di pangkuan Kyungsoo. Anak itu benar-benar akan selalu menempel pada Kyungsoo jika ada Kyungsoo di dekatnya. Sementara Soora duduk di samping Kyungsoo sambil menyandarkan kepalanya di lengan Kyungsoo. Kedua anak itu menempeli tubuh Kyungsoo seakan-akan Kyungsoo akan hilang jika tidak mereka tempeli. Sementara itu Chanyeol duduk seorang diri di seberang mereka bertiga.

"Daehan-ah kalau kau mengantuk tidur saja" celetuk Chanyeol kala melihat mata Daehan yang sayu dan tampak berat, namun anak itu tetap berusaha membuka matanya. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya dan sedikit memelototkan mata sipitnya agar tetap terbuka.

Kyungsoo menunduk dan menatap wajah Daehan. "Iya kalau mengantuk tidur saja, jangan ditahan-tahan" timpalnya.

"Nggak" Daehan menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia membalikkan tubuhnya menghadap Kyungsoo. Ia memeluk tubuh ayahnya seperti bayi koala. "Nanti ayah egi"

"Ya tentu saja kalau sudah malam ayah harus pergi, Daehan" ujar Kyungsoo.

"Ayah ngan egi!" seru Daehan sambil mengeratkan pelukannya pada Kyungsoo. 

"Tapi ayah tidak bisa tidur disini sayang" kata Kyungsoo. Daehan tak menjawab lagi, tapi ia masih memeluk sang ayah dengan sangat erat.

Kyungsoo memegang dahi Daehan. Tidak panas. Tapi kenapa dia rewel begini?

"Daehan lagi gak enak badan?" tanya Kyungsoo.

"Kemarin dia pilek. Sekarang sudah mendingan" jawab Soora.

"Pantas" ujar Kyungsoo. "Kalau Daehan mau ikut ayah ke apartemen ayah, Soora mau ikut?"

"Ya ikut, lah! Masa Soora ditinggal" seru Soora.

"Baiklah-baiklah" Kyungsoo merogoh sakunya lalu mengambil ponselnya.

"Kamu mau menelpon Jihan?" tanya Chanyeol. Kyungsoo membalasnya dengan anggukan sambil mengklik kontak Jihan.

"Yeoboseyo, Kyungsoo?"

"Yeoboseyo Jihan. Boleh aku ajak anak-anak menginap di apartemenku? Semalam saja. Daehan rewel" ujar Kyungsoo meminta ijin.

"Oh, iya kemarin Daehan pilek makanya rewel. Iya boleh. Hati-hati"

"Iya. Terima kasih" ujar Kyungsoo singkat lalu mematikan telponnya. Tumben Jihan tahu keadaan Daehan? Biasanya juga mana peduli. batinnya sambil memasukkan ponselnya ke saku.

"Soora, ambil seragammu besok, tas dan buku-bukumu. Besok pagi ayah antar ke sekolah dari apartemen ayah" ujar Kyungsoo.

"Oke!" Soora segera pergi ke kamarnya. Sementara itu Kyungsoo dan Chanyeol pergi ke kamar Daehan untuk mengambil beberapa keperluannya. Setelah memasukkan semua keperluan penting Daehan ke dalam tas, Chanyeol membawa tas itu ke ruang tengah. Tak lama Soora pun datang dengan membawa tas sekolahnya. Seragam dan buku-bukunya telah tertata rapi didalam sana. Setelah itu mereka pun segera masuk ke mobil Kyungsoo. Tak lama, sedan berwarna hitam itu pun melaju di jalanan Seoul.

———

Matahari telah terbenam ketika mereka sampai di apartemen pribadi Kyungsoo. Apartemen Kyungsoo ini berada di daerah Sinsa-dong, distrik Gangnam, sedangkan rumah Jihan dan sekolah Soora berada di distrik Mapo. Apartemen Kyungsoo cukup dekat dengan dorm karena sama-sama di distrik Gangnam, sementara rumah Jihan jauh dari Gangnam.

"Soora mau tidur di kamar sendiri atau sama ayah?" tanya Kyungsoo sambil meletakkan tas Daehan di sofa ruang tengah. Apartemen Kyungsoo ini sangat luas. Aneh rasanya jika hanya Kyungsoo sendirian yang menempati.

Soora ikut meletakkan tasnya di sofa. "Sama ayah aja"

"Oke. Kalian mandi dulu, belum mandi kan?"

Soora segera mematuhi ucapan Kyungsoo. Ia langsung mandi setelah Kyungsoo memberinya handuk. Setelah Soora mandi giliran Daehan yang dimandikan oleh Kyungsoo—sekalian Kyungsoo ikut mandi juga. Namun mereka tak berlama-lama di kamar mandi karena Daehan baru sembuh dari pilek, apalagi sudah malam.

Setelah mereka semua selesai mandi—termasuk Chanyeol yang sudah punya beberapa helai baju di apartemen Kyungsoo—mereka semua duduk di meja makan.

"Makan apa kita enaknya?" tanya Kyungsoo.

"Ayah masak nasi goreng aja biar gampang" usul Soora. Daehan mengangguk mendengar usulan kakaknya.

"Yah aku ngikut aja" sahut Chanyeol.

"Oke, nasi goreng segera meluncur" kata Kyungsoo sambil menurunkan Daehan dari pangkuannya. Ia membiarkan Daehan duduk sendiri di kursi sementara ia melesat ke dapur untuk memasak nasi goreng kesukaan anak-anaknya.

Lima belas menit kemudian empat piring nasi goreng telah tersaji diatas meja makan bersama dengan empat gelas cokelat hangat—Chanyeol yang membuatnya karena udara malam ini agak dingin.

"Jalmokgetsseumnida" ujar Soora sopan.

"Jalmokgetsseumnida" timpal Chanyeol dan Kyungsoo.

"Daehan bisa makan sendiri?" tanya Kyungsoo sambil memasangkan selembar tisu di kausnya supaya kausnya tidak kotor terkena makanan. Daehan mengangguk lalu menyendokkan nasinya. Agak berantakan, tapi setidaknya dia bisa.

"Oke" Kyungsoo mengangguk lalu memakan nasi gorengnya.

Beberapa belas menit kemudian mereka telah selesai makan meski beberapa butir nasi milik Daehan berceceran di sekitar mangkuknya. Chanyeol mengambil seluruh mangkuk dan alat makan yang kotor dan seperti biasa mencuci semuanya sendiri. Sementara itu Kyungsoo membersihkan butiran-butiran nasi yang tercecer di meja, setelah itu ia membuang semua sampah makanan.

———

"Sudah jam sembilan, ayo tidur-tidur!" seru Kyungsoo sambil mengangkat Daehan dan melempar-lempar tubuhnya di udara. "Ayo kakak Soora" ujarnya sambil berjalan ke kamar. Soora mengekor. "Chanyeol aku menidurkan anak-anak dulu sebentar ya"

"Iyaa" jawab Chanyeol sambil meneguk sprite dingin. Matanya terfokus pada layar tv di depannya, sementara tangannya memegang setoples kacang. Chanyeol dapat mendengar keributan dari kamar Kyungsoo. Anak-anak itu terus berceloteh, yang ditanggapi dengan antusias oleh sang ayah. Ia terkekeh kecil mendengarnya. Namun beberapa menit kemudian kamar menjadi hening. Anak-anak itu pasti sudah tidur.

Setelah sepuluh menit Kyungsoo keluar dari kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di sofa, tepat di samping Chanyeol.

"Anak-anak sudah tidur? Cepat juga" komentar Chanyeol.

"Iya" kata Kyungsoo singkat sambil menuangkan sprite dingin ke gelas, lalu meneguknya.

"Aku benar-benar melihat sisi dirimu yang benar-benar berbeda hari ini" kata Chanyeol.

"Maksudmu?" tanya Kyungsoo tak paham.

"Kamu benar-benar penyabar sekali ditempeli anak-anak. Dan juga saat menyuapi Daehan. Aku benar-benar gemas melihat dia makan lama sekali. Tapi kamu bahkan gak berkomentar apapun, apalagi mengomel" ujarnya.

Kyungsoo tertawa kecil, lalu mengambil kacang dari toples yang dipegang Chanyeol. "Aku gak bisa bertemu mereka setiap hari karena jadwalku sangat padat dan aku gak serumah dengan mereka. Andai aku serumah dengan mereka, meski jadwalku padat tapi pasti aku tetap bisa bertemu mereka setiap hari. Tapi karena gak serumah, susah untuk bertemu mereka sering-sering. Aku hanya bisa bertemu mereka saat waktuku benar-benar luang. Apalagi jalanan Seoul sangat macet, kamu kan tau sendiri. Itu sebabnya aku gak pernah mau marah-marah atau mengomel pada mereka. Kalau mereka berbuat salah, aku selalu memberitahu pelan-pelan, bukan marah-marah. Aku tidak pernah bisa marah meskipun kesabaranku menipis karena tingkah ajaib mereka."

"Kamu hebat" puji Chanyeol.

Kyungsoo tersenyum kecil lalu meneguk spritenya lagi. "Kamu tau, sejak Soora lahir Jihan gak pernah mengurus anaknya sendiri. Dulu sewaktu dia masih menjadi istriku, akulah yang mengurus Soora. Jika aku kerja, babysitter yang mengurusnya. Setelah kami bercerai pun, aku selalu menyempatkan datang ke rumahnya untuk menengok dan mengurus Soora. Jihan itu gila kerja, dia berangkat pagi buta dan pulang tengah malam. Aku hampir gak pernah bertemu Jihan jika aku ke rumahnya. Jarang sekali aku bertemu dia. Sebenarnya Jihan peduli pada anak-anak, tapi hanya sedikit. Untungnya anak-anakku mandiri dan pengertian, mereka gak pernah tanya kenapa ibunya gak begitu peduli pada mereka. Begitu pula dengan Daehan, sejak dia lahir hanya aku dan babysitter yang mengurusnya. Itu juga sebab kenapa aku gak bisa marah pada mereka berdua" lanjutnya.

"Jihan itu gila atau bagaimana?!" ujar Chanyeol tak percaya.

Kyungsoo tertawa kecil. "Entahlah, aku juga tak paham jalan pikirannya. Tapi untungnya, dia masih mau mengandung anak-anakku meski setelah lahir tidak dia urus. Jika wanita lain yang berada di posisi Jihan, kupikir belum tentu wanita itu mau mengandung anak orang diluar pernikahan, iya kan? Tapi Jihan tetap mempertahankan anak kami. Yah untuk yang satu itu kuakui dia cukup waras" kata Kyungsoo.

"Untunglah kalau dia masih punya sisi baik" ujar Chanyeol sebal. Kyungsoo tertawa.

"Huwaaaa.... ayaaah....!" terdengar tangisan Daehan dari kamar.

"Daehan tidur!" terdengar juga seruan Soora setelahnya. Kyungsoo dan Chanyeol tertawa kecil.

"Kenapa lagi dia itu" gumam Kyungsoo sambil beranjak dari sofa. Chanyeol mengekori adik sepupunya ke kamar.

Continue Reading

You'll Also Like

196K 10.3K 157
Seolah belum cukup dipukul di kepala oleh rekan kerja dan pacarku, aku mati di tangan kakak laki-lakiku yang pecandu judi. Tanpa menyesali kematianku...
36.6K 3.4K 56
keseharian adinata family Ada yang minat? Yok silahkan mampir dulu:) Cerita ini dibuat berdasarkan halusinasi penulis wkwk, daripada cuma halu doang...
105K 16.5K 50
[eleven's : 08] [ completed ] Rumah yang tidak setangga lagi. *** 25 Juni 2021- 11 Juli 2021 © Eleventhusiast #1 Hunsoo (30/06/21) #1 Sehun (30/06/21...
115K 9.4K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...