Walk With You [MarkGun] - COM...

By Min93yoonna

95.6K 8.7K 2.6K

Aku membencinya. Sangat membencinya. Dia terlalu tampan dan terlalu manis secara bersamaan, terlalu kaya, ter... More

Cp.1 Tugas Kampus
Cp.2 Direbut lagi (?)
Cp.3 Waktunya bergerak
Cp.4 Sang Domba
Cp.5 Kamar 430
Cp.6 New Roommate
Cp.7 Salah Menilai
Cp.8 Apa ini ?
Cp.9 Diabaikan
Cp.10 93 Cafe
Cp.11 Truth or Dare
Cp.12 Boyfriend
Cp.13 My Boyfriend
Ch. 15 Nong Fay
Ch 16 Fakultas Teknik
Cp. 17 Phi Earth
Ch. 18 Putus (part 1)
Ch. 18 Putus (part 2)
Ch. 18 Putus (Part 3)
Ch. 18 Putus (Part 4)
Ch. 19 Salah Paham (Part 1)
Ch. 19 Salah Paham (2)
Ch. 20 Ayah
Ch. 21 Mine (End)

Cp.14 Hari Pertama

3.8K 338 141
By Min93yoonna


"Namanya Fay." Ujar orang yang menelponku di waktu yang bahkan ayam belum mau berkokok.

Ini baru jam 3 pagi !!

Si brengsek itu selalu seenaknya sendiri.

"Aku tidak mengenalnya, mahasiswa kampus kita ribuan. Kau pikir aku akan mengenal semua mahasiswa disini?" Protesku.

"Dia maba sains. Satu klub dengan Gun. Kau pasti mudah menemukannya. Mahasiswa sains kan tidak begitu banyak."

"Tidak bisakah kau tidak merepotkanku Mark? Kau bahkan tidak merasa bersalah menelponku sedini ini?"

"Kau lupa jam berapa kau meminta bantuanku terakhir kali?"

"Errgggh" Jawabku malas.

Minggu lalu aku pergi ke pantai bersama Saint, sengaja pergi tengah malam agar bisa melihat sunrise, tapi sialnya mobilku mogok di tengah jalan dan satu-satunya orang yang bisa kuminta tolong adalah pangeran brengsek yg sedang menelponku ini.

Aku hanya meminta mengirimkan montir untuk memperbaiki mobilku, tapi si sialan yg baik hati ini juga mengirimkan mobil untuk kupakai agar tidak melewatkan sunrise. Sungguh baik hati na~.

Sebenarnya aku sudah menduga aku akan diminta melakukan hal-hal mengerikan untuk membantunya mendapatkan Gun sebagai balasan akan kebaikannya itu. Ya tapi dia sahabatku, kami saling mengerti dan saling mengandalkan satu sama lain.

"Jadi siapa Fay ini? Pacar Gun?"

"Hey, satu-satunya pacar Gun adalah aku, brengsek" Suaranya terdengar kesal.

Terus saja berkhayal kau Mark !!

Kadang aku iba padamu.

"Kau mau mendekati perempuan yg sedang dekat dengannya lagi?"

"Bukan aku."

"Lalu siapa?" Tanyaku, tapi dia tidak menjawab.

Jangan bilang dia menelponku untuk meminta melakukannya?

"Jangan bercanda, aku bisa digantung Saint !!."

"Berhenti mengkhawatirkan hal yang mustahil. Kemungkinan fatalnya paling dia hanya akan memutuskanmu." Katanya dengan enteng.

Aku lebih memilih digantung daripada harus diputuskan olehnya.

"Kau hanya perlu membuat perempuan itu membatalkan janjinya dengan Gun. Itu saja."

"Kenapa tidak kau saja? Akan lebih mudah menggunakan wajahmu Mark."

"Apa kau pikir aku akan meminta bantuan orang payah kalau aku bisa melakukannya sendiri?"

"Siapa yang kau bilang payah, huh? Beginikah cara meminta tolong? Sialan !!"

"Ayolah, hanya kau yg bisa kumintai tolong."

"Aku tidak mau." Jawabku, meskipun aku tahu pasti ini akan berakhir dengan aku membantunya.

"Ayolah sialan."

Aku tidak bisa menahan tertawa, tabiat anak ini tidak berubah sama sekali sejak dulu.

"Kau tertawa? Oke kuanggap kau setuju. Tolong urus perempuan itu, khob khun na khap Perth."

"Hoy Mark !!"

Tuut tuuut tuuut

"Mark??!!"

Dia menutup telponnya? Dasar tidak sopan. Setelahnya aku memaki sebentar pada telp yang kugenggam.

Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku tidak mau turun tangan langsung jika mengenai perempuan. Meskipun Saint tidak mungkin menggantungku, tapi jika sampai dia tahu aku dekat dengan perempuan semuanya bisa jadi rumit mengingat dia selalu menyimpulkan semua hal sendiri tanpa mau memberitahuku apa yg dipikirkannya.

Aisssh ini merepotkan.

Aku membuka sosmed dan mencari nama Fay, ya sebelum membuat rencana setidaknya aku harus tahu bagaimana rupa perempuan itu.

Aku membuka akun official kampus, biasanya maba pasti akan mengikuti akun ini.

Namanya ku ketikkan pada pencarian pengikut, satu per satu mulai muncul akun dengan nama Fay.

Awalnya hanya beberapa yg muncul tapi saat aku melihat semuanya, hasil pencariannya ratusan. Sial. Perasaan nama Fay terdengar asing di telingaku, kenapa ternyata ada banyak sekali.

Lalu aku membuka akun official fakultas Sains, ada beberapa nama Fay, aku mengecek satu per satu, tapi tidak ada mahasiswa baru diantaranya. Jangan-jangan nama sebenarnya bukan Fay atau dia membuat akun sosmed dengan nickname yg berbeda?

Ini sangat merepotkan.

Apa aku tanyakan Third saja? Dia pasti tahu.

Mm tidak tidak, Third bisa menggodaku didepan Saint jika aku menanyakan tentang perempuan. Dia kan sama saja dengan Plan.

Plan? Kenapa tidak terpikirkan olehku.

Ini akan menyenangkan.

Aku langsung mencari kontak plan dan menelponnya. Dan herannya langsung diangkat. Ini jam 3 pagi !!

"Dimana kau?" Tanyaku tanpa ingin basa Basi.

"Jalan pulang."

"Hah? Ini sudah mau pagi, kemana saja kau?"

"Aku mengantar Best, dia tidak bawa mobil." Jawabnya malas.

Sekarang aku paham, rumah Best jauh sekali dari pusat kota, bahkan mungkin kalian tidak akan menemukannya dipeta saking terpencilnya.

Ya ya , tentu saja aku bercanda.

"Krist sialan itu bisa-bisanya meninggalkan Best padaku." Lanjutnya diteruskan umpatan-umpatan yang hampir selalu terucap disetiap perkataannya. Anak ini benar-benar.

Aku hanya menjawab dengan tertawa.

"Kenapa kau menelponku di jam segini?"

"Ah iya, aku baru ingat. Kemarin aku memesan buku matkulnya Mr. Off dari toko yg biasanya, tolong ambilkan sekalian besok."

"Kenapa menyuruhku?" Tanyanya bingung.

Ya sudah seharusnya dia bingung 555.

"Bukankah besok kau mau menemani Fay kesana?"

"Fay? Hey, kau mengigau? Siapa Fay?"

Aku juga tidak tahu dia siapa, Plan 5555.

"Ah, sial. Aku salah, seharusnya aku menelpon Mean." Jawabku, kubuat seolah-olah terkejut.

"Maksudmu?"

Aku yakin dia mulai tertarik mendengar nama Mean yang baru saja kusebutkan.

"Tidak, aku hanya salah orang ku kira kau yg besok kesana."

Plan tidak menjawab, mungkin sekarang dia sibuk menyimpulkan kalau Mean yng akan berkencan dengan perempuan itu.

"Mmm tapi Plan, kau benar-benar tidak kenal dengan Fay? Dia anak Sains, satu klub dengan Gun."

Aku sengaja memberikan info agar dia lebih mudah mencari siapa si Fay ini.

Apa dia akan mencarinya?

Pasti, selama menyangkut Mean, dia tidak akan tinggal diam.

"Tidak." Jawabnya singkat, aku mendengar nada kesal disuaranya. 5555 aku yakin ini akan menyenangkan.

"Aku pikir seperti biasanya kalian bersaing me....."

"Aku sudah tidak tertarik dengan hal konyol seperti itu." Katanya memotong perkataanku. Mulai emosi, huh? 5555

"Ah aku mengerti, ya sudah aku akan menelpon Mean saja. Kau hati-hati, jangan mengantuk dijalan."

"Erggh !!" Jawabnya langsung menutup telpon.

Kuserahkan masalah ini padamu na Plan.

************************

Gun's pov

Terdengar suara berisik dari jauh, sepertinya dari kamar sebelah yang entah kenapa selalu saja menciptakan kegaduhan tiap pagi.

Aku merindukan kamar lamaku yg tenang. huft.

Mataku masih belum mau membuka. Ini hari libur dan janjiku dengan Fay masih nanti siang. Tak masalah jika aku bangun agak siang lalu bersiap berangkat sekalian mencari sarapan.

Tiba-tiba aku lapar.

Aku mencium aroma Jok, saking laparnya aku sampai berkhayal?

Ah lebih baik aku mencari sarapan sekarang.

Tanpa membuka mata, aku duduk dan bersandar ditempat tidurku.

Sepertinya aku mendengar mataku berkata 'tunggu 5 menit lagi'. Ya baiklah kalau memaksa, 5 menit lagi.

Kepalaku sedikit pusing, ini pasti karna alkohol yang kuminum tadi malam.

Mengingat saat di 93 cafe semalam, aku penasaran siapa yang sebenarnya kencan diam-diam. Seharusnya aku tetap tinggal setidaknya sampai semuanya terungkap, ah gara-gara Nong sialan itu.

Tunggu.

Bicara tentang bocah sialan itu. Apa kejadian semalam benar-benar terjadi?

Aku mendadak membuka mataku dan menemukan Mark duduk dikursi tepat didepanku. Kedua lengannya ada di sandaran kursi, dan dia menatapku dengan senyuman manis diwajahnya.

Sedang apa kau Nong?? Tanyaku yg hanya ada dalam hati, tidak bisa keluar dari mulutku. Aku rasa ini mimpi.

Perlahan senyum manisnya berganti dengan seringaian, tidak berhenti menatapku, hampir tanpa berkedip.

Demi tuhan, ada apa dengan anak ini?

Aku menelan ludah, mulai merinding.

Aku tersenyum paksa, dan perlahan beranjak dari tempat tidurku lalu buru-buru pergi ke kamar mandi.

Apa-apaan tadi???

Dia melihatku seolah-olah tidak pernah melihat manusia sebelumnya.

Kenapa hanya menatapku tanpa berkata apapun? Setidaknya ucapkan selamat pagi na. Jangan membuatku senam jantung pagi-pagi Nong.

Terlintas diingatanku kejadian tadi malam.

Apa aku benar-benar menjadikan si tampan itu pacarku?

Lalu bagaimana aku harus mengatakan pada orang tuaku kalau pacarku laki-laki? Bukan mereka anti dengan hubungan seperti ini, tapi jika itu aku, anaknya, apa mereka bisa menerima?

Kau pasti sudah gila Gun, sadarlah ini belum sejauh itu, bahkan kalian berpacaran belum ada 24jam.

Ah benar juga, aku tidak seharusnya mengkhawatirkan hal itu sekarang. Lagipula kurasa ini akan berakhir dengan cepat.

Aku mengambil sikat gigi, dan mulai menyikat gigiku didepan cermin besar kamar mandi.

Aku memperhatikan wajahku yang tidak karuan setelah bangun tidur.

Dia bilang menyukaiku sejak lama. Apa yang disukai dari orang seperti ini?

Laki-laki dengan tampang pas-pasan dan tanpa prestasi. Apa yang dilihatnya dariku?

Ah menyebalkan sekali, memikirkannya malah membuatku makin prihatin akan diriku sendiri.

Tapi apa benar dia menyukaiku? Atau hanya berusaha menjaga perasaanku saja?

Aku memegang leherku, tepat dibagian waktu itu Mark tak sengaja menempelkan bibirnya, kalau dia memang menyukaiku dari lama, kemungkinan besar dia sengaja melakukannya kan?

Dasar anak nakal.

Aku memegang pipi, tadi malam dia menyentuhnya.

Dan aku ingat dia tiba-tiba memelukku sampai kami akhirnya kami terjatuh kebelakang.

Pelukan itu hangat, dan sangat mudah untuk dirindukan.

Aisssh berhentilah mengingatnya.

Tepat saat aku berusaha melupakannya, dibawah sepertinya ada yang bereaksi, Gun Jr. terganggu dari tidurnya.

Sialan !! Kenapa otakku berpikir yang tidak-tidak, apa ini efek karna terlalu sering bergaul dengan Yatch. Aku harus mengurangi waktu berkumpul dengannya. Sial !!!!

Aku mengatur nafas agar detak jantungku dan Gun Jr tenang.

Ini bukan saat yang tepat dek, apa kau ingin dimangsa srigala yang sudah menunggu dibalik pintu, huh?

Tak lama kemudian aku berhasil menenangkan Gun Jr dan melanjutkan kegiatanku menyikat gigi.

Saat aku keluar dia sudah duduk disamping meja tempat biasa kami makan. Dimeja sudah ada 1 mangkok sarapan, kami selalu sarapan di satu mangkok, dan 1 sendok yang sudah dipakainya.

Lihatlah, apa kami benar berpacaran? Dia bahkan tidak mengambilkan sendok untukku.

"Tidak bisakah kau sekalian ambil sendok untukku." Protesku melangkah ingin mengambil sendok.

Dia tersenyum lebar menunjukkan barisan giginya yang rapi.

Hentikan senyuman itu !!!!

Anak ini berbahaya, aku harus cepat mengakhiri hubungan ini sebelum aku terjebak lebih jauh.

"Duduk na Phi ~ " Katanya masih dengan senyumnya.

Ah berusaha menjadi pacar yg baik na? Ya, ambilkan sendok untuk Phi.

Aku duduk didepannya, menunggu dia beranjak dan mengambilkanku sendok.

"Pakai sendokku saja Phi." Katanya.

Apa dia bilang? Memakai sendok itu? Dia sudah memakainya.

"Ah tidak. Phi akan ambil sendok sendiri saja." Kataku.

"Apa kau jijik denganku?" Tanyanya halus.

"Hey, tidak begitu. Phi hanya tidak biasa memakai sendok yang sama dengan orang lain, jangan salah paham." Jelasku.

Ya aku tidak jijik dengan orangnya, hanya saja memakai sendok yang sama bukankah menjijikan? Sendok itu masuk ke mulut orang lain lalu aku harus menggunakannya? Oh tidak, terimakasih.

"Aku bukan orang lain. Aku pacarmu, ingat?" Dia serius mengatakannya.

Apa orang yang berpacaran selalu berbagi sendok seperti ini? Aku dulu tidak, bagaimana dengan Perth Saint? Yatch Ca'Aim? JJ dan star-star itu?

JJ bahkan punya banyak mantan, berarti dia sering memakai satu sendok dengan berbagai perempuan. Yiieekkk !!

Anak itu masih menunggu responku. Kuambil sendok di depanku, aku membayangkan sendok itu masuk kemulutnya, menyentuh bibir lembutnya, bibir yang sama yang mengucapkan suka padaku.

Kembali ke akal sehatmu Gun !!! Bukan sendok itu yang menjijikan, tapi kau.

Aku mengambil sesendok Jok yang ada didalam mangkok. Bersiap menyuapkan ke dalam mulutku saat mendengar Mark tertawa kecil, lalu bangkit mengambil sendok.

"Aku bercanda Phi. Kau tidak perlu melakukan hal yang tidak kau suka demi aku." Sambil menyerahkan sendok yang barusan diambil, lalu mengambil sendoknya dari tanganku.

Bodohnya kau Gun, sekarang kau terlihat benara-benar sangaaaaat menyukainya.

Aku mengambil sendok baru itu, dan dengan malas menyantap sarapan.

"Phi."

Aku hanya merespon dengan mengangkat alis dengan pandangan masih ke sendok penuh sarapanku.

"Sekarang kan kau milikku,.." Dia tidak melanjutkan perkataannya karena aku yang tiba-tiba tersendak.

Aku buru-buru meminum air yg disodorkannya.

Aku miliknya katanya?? Dunia sudah gila.

"Kenapa kau kaget begitu Phi?" Tanyanya setelah batuk-batukku terhenti.

"Kau tidak boleh bicara seenaknya begitu Nong."

"Tapi kau kan memang pacarku."

"Iya, tapi..." Aku tidak bisa meneruskan perkataanku, aku memang pacarnya.

"Phi, kemarikan tanganmu." Sambil mengulurkan tangan kirinya.

"Untuk apa?" Tanyaku waspada. Aku tidak pernah bisa membaca apa yang dipikirkannya.

"Kemarikan na." Katanya lagi. Aku tahu ini tidak bisa ditolak.

Aku menjulurkan tangan kananku.

Aku terkejut saat dia menggenggam pergelangan tanganku. Dia mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar.

"Bagaimana?" Tanyanya menunjukkan hasil jepretannya. "Aku akan menggunakannya di profilku."

"Tunggu Nong. Tunggu." Cegahku. Apa dia mau mempublikasikan hubungan ini?

Sekarang aku yakin dia serius saat bilang menyukaiku. Dan itu berarti aku sedang mempermainkan perasaan orang. Apa yang harus aku lakukan untuk mengakhiri ini tanpa menyakitinya?

"Nong, bagaimana kalau untuk saat ini tidak perlu ada yang tahu tentang hubungan kita?" Tanyaku dengan hati-hati.

"Kenapa Phi? Apa kau malu punya pacar seperti aku?"

Kalau hubungan ini serius, bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu?

"Tidak, bukan begitu." Sekarang aku tidak tahu apa yang harus ku jadikan alasan? Jika sampai orang-orang tahu tentang hubungan ini, akan lebih susah untukku mengakhirinya.

"Phi belum siap, sejujurnya ini pertama kalinya Phi berpacaran dengan....laki-laki." Kataku hati-hati. "Phi belum siap melihat tanggapan dari orang sekitar."

"Kenapa peduli dengan tanggapan mereka Phi? Kita yang menjalani bukan mereka." Ucapnya. "Aku bahagia dengan Phi, dan aku yakin aku bisa membagiakan Phi. Jadi jangan pedulikan orang-orang, Na?"

Aku menatapnya tajam, anak ini masih saja masa bodoh dengan lingkungannya.

"Mmmm lagipula teman-teman Phi tidak akan mempermasalahkan kan? Perth dan Phi Saint pacaran, Phi Mean Dan Phi Plan juga pernah pacaran." Lanjutnya lagi.

"Phi tidak mengkhawatirkan mereka. Keluarga Phi mungkin tidak akan menerima ini."

Bagus Gun, buat anak ini mundur perlahan. Katakan orang tuamu sangat anti dengan hubungan seperti ini. Buat senatural mungkin.

Dia terlihat sangat kecewa.

Aku paham rasanya, pasti berat harus merahasiakannya. Aku sudah beberapa kali backstreet karena pacarku tidak mau mempublikasikan hubungan kami. Itu menyakitkan apalagi saat melihatnya bercanda dengan laki-laki lain tapi aku tidak bisa langsung menariknya dan membawanya pergi.

"Baiklah Phi. Kita tidak mempublikasikan hubungan kita." Katanya setelah beberapa saat terdiam.

Akhirnya menyerah juga anak ini. Aku kira dia tidak akan mau mendengarkanku.

"Jangan khawatir Phi, kita fokus meyakinkan keluarga Phi dulu, setelah mereka bisa menerima hubungan kita baru kita umumkan ke semua orang didunia ini. Na?" Katanya sangat yakin.

Kenapa jadi seperti ini? Meyakinkan keluargaku sama saja dengan terjerumus lebih dalam. Aaaarrrgh !!

Aku beberapa kali menelan ludah. Tidak tahu apa yang harus ku katakan kali ini. Aku takut mulut bodohku ini malah akan membuatku semakin sulit keluar dari situasi ini.

Aku berusaha tersenyum sealami mungkin dan mengangguk.

Masalah apapun yang akan terjadi, terjadilah.

Dia membiarkan aku menarik tangan dari genggamannya untuk melanjutkan sarapan.

"Hari ini temani aku ke Siam mall ya Phi." Katanya setelah kami selesai makan.

"Tidak bisa, Phi harus pergi siang ini."

"Kemana?" Tanyanya.

"Toko buku."

"Kalau begitu aku akan menemanimu." Katanya.

"Tidak usah Nong." Jawabku dengan cepat. Baru saja dia setuju untuk tetap merahasiakan hubungan ini, sekarang mau mengikutiku?

"Kenapa Phi?"

"Phi kesana dengan teman, Phi tidak ingin nanti kau malah tak nyaman."

"Siapa?" Tanyanya, aku merasa sedang di interogasi.

"Ada, teman Phi."

"Siapa?"

"Teman satu klub Phi."

"Siapa?"

Aiiishhh.

"Kau tidak mengenalnya Nong." Kataku.

"Jadi aku tidak boleh tahu dengan siapa pacarku pergi." Katanya hampir tidak terdengar.

Dia meletakkan sendoknya. Beralih ke ponselnya.

Beberapa saat tetap sibuk dengan ponselnya. Tidak berkata apa-apa, tidak sebawel barusan. Dia marah. Itu terlihat jelas dari wajahnya.

Dia baru saja kecewa setelah aku memintanya tetap merahasiakan tentang kami. Dan sekarang aku tidak memberitahu dengan siapa besok aku pergi. Dia pasti sekarang berpikir aku tidak benar-benar serius akan perasaanku.

Yaa, aku memang tidak serius tapi juga tidak ingin membuat ini menyakitkan untuknya.

"Namanya Fay, dia anak baru di klub. Dia meminta Phi menemaninya beli buku karna kebetulan kami satu jurusan." Aku tidak tahu apa perlu menjelaskan ini atau tidak.

"Hanya berdua?"

"Eerrghh." Jawabku singkat.

Dia diam lagi, sibuk lagi dengan ponselnya. Jangan bilang dia cemburu.

"Dia cuma teman."

"Erggh."

Marah kah dia?

"Hey Nong." Panggilku.

"Erggh." Jawabnya masih sibuk dengan ponselnya.

"Nong." Panggilku lagi. Tapi kali ini dia tidak menjawab.

Aku merebut ponselnya.

"Kesinikan na Phi." Pintanya.

"Kau marah karna aku tidak bisa menemanimu ke siam mall?"

"Tidak, aku bisa kesana sendiri." Katanya jelas berbohong.

"Kita akan pergi sekarang, bersiaplah." Kataku. Ini masih pagi, sepertinya sempat aku menemani Mark dulu sebelum bertemu Fay.

"Kau akan membatalkan janjimu dengan perempuan itu Phi?" Tanyanya, wajahnya tiba-tiba menjadi cerah.

"Tidak, Phi akan menemuinya begitu selesai menemanimu."

"Ck!"

"Kenapa lagi?"

"Tidak bisakah Phi seharian ini denganku saja?"

"Aku menemaninya sebentar, setelah mendapatkan buku yang diperlukan, Phi akan langsung pulang ke asrama."

"Phi hanya tidak ingin aku bertemu dengan temanmu itu kan? Ah aku tidak tahu apa benar dia hanya teman." Tuduhnya.

Serius Mark? Baik lah aku menyerah.

"Okeee, setelah dari Siam Mal, kau boleh ikut ke toko buku. Sekarang bersiaplah."

"Benarkah?"

"Sepertinya Phi sebentar lagi berubah pikiran." Kataku malas.

"Okhe okheee." Katanya segera berdiri mengambil handuk dan menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Aku melarangnya ikut bukan karena aku takut dia mengganggu, bukan juga karena aku ingin berduaan dengan Fay. Hanya saja membawa laki-laki tampan seperti dia hanya merepotkan saja.

Tiba-tiba ponsel Mark yang masih digenggamanku berbunyi.

Jangan khawatir, sudah kuatur. Tunggu saja.

Pesan dari Perth.

Perth? Sejak kapan mereka sedekat ini?

*************************

Publiiissssh dong 😽


Haaaaaayy Markgun shipper...

Apa kabar??😂

Miss me??

*Pada triak : Noooooooo 😗 5555

Walaupun kalian ngga miss gue, dan kalian ngga nanya kenapa lama ngga update, tapi dengan segala kepedean yg gue punya, gue bakal jelasin singkat 😎

Jadi kan bulan lalu puasa tuh, waktunya susah bener buat nulis, trus ketabrak lebaran,

Trus pas mau lanjut, banyak cobaan buat Markgun shipper kan, 😭😭 gue nulisnya jadi kesel2 sendiri, kan ini chapter pas lagi seneng2 harusnya, tapi malah tiap hari liat Gun begitu di sosmed rasanya sakeeet kali hati gue, Mark jahat banget 😭😭😭😭 Gun dah begitu tapi dia cuek bebek, pengen rasanya gue datengin tuh bocah, sambil triak "lu pengen gue bawa kabur istri lu??" wkwkwk (korban kehaluan, padahal mah kita gatau gimana yg sebenernnya, 55555)

Sampai tiba saat kita lagi terpuruknya, datanglah cobaan terberat :

Liat deh liat, Gun sama Blue,
Foto ini hadir saat kapal Markgun oleng, coba bayangin, gimana engga hancur kita (lebay sih gue), Mana title kapten kapalnya malah ngtease Blue Gun juga, 😂

(Sempet kepikiran gpp deh sama Blue, ganteng kok daripada sakit ati mulu sama Mark yg cuek bener. Tapi hati gue tuh udah MarkGun, malah sakit mkirin begitu. Wkwkwk udah Blue sama gue aja,)

Tapi makin kesini Mark udah mendingan (mungkin merasa terancam Kali ya, lagian bini cantik begitu dianggurin 😌)

Sekarang lagi suka kode2an mereka, 😂

Ah ya trus kmen pas fan meeting, ada fans yang nanya, trus jawaban Mark bikin gue guling-guling dan nyesel pernah meragukan Mark buat Gun. Baca deh baca -->


Oommoooooo Savage banget 😂

Dan sekian 'penjelasan singkat' dari gue,

Tungguin publish selanjutnya na~~~~~

Big luv,

Yoonna

Nb :
gue ada IG, mari saling follow min93yoonna (btw gue belom punya followers karna sebenernnya akun stalking MarkGun & suga)

Continue Reading

You'll Also Like

139K 9.3K 26
aku seorang fanboy.. sangat mengagumii band dari TEMPT tersebut , terutama dia perth tanapon.. dia mahasiswa ditempatku kuliah. Hanya saja kami beda...
128 72 4
****Dikala ANAK MATEMATIKA MENULIS**** Di tengah kehancuran yang disebabkan oleh bencana alam yang tak terduga, sekelompok mahasiswa KKN dihadapkan p...
39.7K 695 25
Mengandung 18+🔞 Gxg
56.4K 4.9K 60
Semua cerita dan tempat kejadian hanya fiktif ( bl ) ( brightwin ) ( earthmix )✌✌😍😍