Whisper | Stray Kids ✓

By ALO-EVERA

974K 199K 72.7K

❝This whisper has lost many lives.❞ More

Prolog
Cast
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Epilog
+

12

26.4K 6.3K 2.8K
By ALO-EVERA

"Kenapa harus ada Jisung sih?"

Seungmin terus mengulangi pertanyaannya sembari berjalan menuju parkiran dimana motornya berada.

Tapi dia risih karena orang-orang memandangnya aneh karena dia ngomong sendiri. Sesekali dia membalas menatap orang itu hingga yang ditatap menundukkan kepala.

"Itu yang dirasain sama Jisung."

Seungmin mendongak ke depan, ke arah Changbin yang entah sejak kapan berdiri beberapa langkah di depannya.

"Hng?"

"Lo jadi tau kan gimana rasanya dipandang aneh oleh orang? Itu yang dirasain sama Jisung."

"Loh, emangnya gue peduli? Kalo dia emang pantes dipandang aneh sama orang-orang, emang orangnya udah aneh."

"Jisung gak aneh, kalian semua aja yang menganggapnya aneh. Gue tanya, lo gak malu sama diri lo sendiri?"

"Ngapain malu, gue gak ngapa-ngapain."

"Cih, gak ngapa-ngapain lo bilang? Lo hampir aja bunuh Jisung di toilet tadi siang, gue liat semuanya. Mulai dari lo yang mengendap-ngendap masuk toilet, berdiri di balik dinding, terus sengaja majuin kaki lo supaya Jisung kesandung."

"Lo tau apa sih, anak dari mantan ketua mafia?"

"Gue tau semuanya, anak dari pengusaha ilegal."

Seungmin membulatkan matanya terkejut. Darimana Changbin tahu?

Melihat reaksi Seungmin yang terdiam membeku di tempat, Changbin mendekat Seungmin dengan senyuman sinisnya.

"Lo udah bohongin semua orang, lo ngaku kalo orang tua lo guru. Tapi cocok aja sih lo jadi anak pengusaha ilegal."

"Lo gak usah sok tau deh, bilang aja lo malu punya ayah penjahat yang sebentar lagi dihukum mati."

"Seenggaknya gue udah ikhlas, itu lebih baik daripada menimbulkan kerugian bagi banyak orang. Gak kayak orang tua lo, yang melakukan suap supaya perusahaannya berjalan lancar."

Seungmin menunjuk Changbin dengan geram, ketika merasakan mereka mulai jadi pusat perhatian. "Denger ya, lo gak usah bicarain hal itu kalo lo masih mau hidup. Ayah gue gak segan-segan bunuh orang yang menghambat pekerjaannya," desisnya, penuh penekanan.

"Tapi sorry, ya. Gue bukan orang yang menjunjung tinggi kejahatan. Gue pergi dulu."

"Seo Changbin! Gue jamin lo bakal nyesel!"

Changbin mengedikkan bahu tak peduli, sembari terus melangkah pergi.

Seungmin yang diabaikan merasa geram, kemudian berbisik pada sosok perempuan yang baru saja tiba di sampingnya.

"Ajak temen lo buat bunuh dia," bisiknya.

Setan tersebut mengangguk patuh dan menghilang dari pandangannya. Dengan senyum puasnya, Seungmin menatap punggung Changbin yang berjarak cukup jauh sebelum menghilang dari pandangannya.

"Gue udah pernah bilang, hama itu harus disingkirkan."









































Woojin mendesah pelan, sebelum akhirnya mendudukkan diri di trotoar jalan.

Sambil mengusak rambutnya, Woojin menatap Chan yang sejak tadi berdiri menunggunya bicara.

"Lo mau nanya apaan?"

Senyum Chan mengembang, dia langsung duduk di samping Woojin dengan gembiranya.

"Jin, lo tau soal setan yang belakangan ini ganggu beberapa anak di sekolah kita."

"Iya."

"Lo tau cara ngusir mereka?"

"Tau."

"Jadi, lo bisa kan tolong temen-temen gue?"

"Enggak."

Senyum Chan memudar, dia memiringkan kepalanya bingung. "Kenapa? Lo kan bisa ngusir setan, Jin. Bantuin mereka dong, gue gak bisa biarin mereka diganggu terus, apalagi Jisung," katanya.

"Gue gak mau, males banget."

"Please dong, Jin. Lo mau mereka kenapa-napa?"

"Ya bodo amat, emang mereka siapanya gue?"

"Woojin, sejak kapan lo jadi begini? Dulu lo suka bantu orang, kenapa sekarang lo gak mau?!"

"Karena gue gak mau, udah itu aja. Lo kenapa maksa banget sih?!"

Woojin tersulut emosi, begitu juga dengan Chan. Bahkan kini mereka berdua sudah berdiri dari duduk mereka dan bertatapan sengit.

"Gue tau lo gak kenal mereka, tapi gue cuma tau lo doang yang bisa ngusir setan, Woojin."

"Gue bilang enggak ya enggak!"

"Kenapa?! Gue tanya kenapa?!"

"Karena gue gak mau mati untuk yang kedua kalinya!"

"A-apa?"

Woojin membeku, refleks dia menepuk keras mulutnya. Dengan segera dia berjalan pergi sambil merutuki dirinya.

Tapi bukan Chan namanya kalau tidak penasaran dan tetap dengan pendirian, dia langsung menghadang Woojin, mencegahnya untuk pergi.

"Maksud lo mati untuk yang kedua kalinya apa? L-lo pernah mati?" Tanya Chan dengan tatapan menuntut jawaban.

Woojin mendorong Chan untuk minggir. "Gak penting, gue mau pulang."

"Jelasin ke gue, lo temen gue, Woojin," mohon Chan dengan memelas.

Wajah Woojin berubah kebas. "Temen gak bisa tau semuanya, Chan. Ini privasi gue, lo gak berhak tau!" Bentaknya marah.

"Kenapa? Kenapa gue gak berhak tau?! Lo bilang lo gak bakal nyembunyiin rahasia dari gue."

"Karena gue gak mau lo celaka!"

Nafas Woojin memburu, dadanya naik turun. Sementara itu, Chan terdiam karena tak tahu harus berkata apa.

"Puas kan? Sekarang minggir, gue mau pulang."

Karena Chan hanya diam saja, Woojin langsung mendorong Chan menyingkir dari hadapannya.

"ARGH! TOLONG!"

Chan dan Woojin sama-sama terkejut.

"Itu suara Changbin!" Seru Chan panik dan segera menuju ke sumber suara.

Woojin yang penasaran segera mengejar Chan yang sudah jauh di depannya karena larinya yang memang kencang.

Begitu sampai disana, mereka berdua terbelalak terkejut.

"Changbin!"

Woojin menganga tak percaya. Mendadak perutnya menjadi mual, dia segera menyingkir dan memuntahkan isi perutnya di balik pohon.

Sementara itu, Chan menutup mulutnya, syok dengan apa yang dia lihat.

Tubuh Changbin tergeletak tak bernyawa dengan kondisi perut yang terbuka lebar, dengan organ dalamnya yang berceceran di sekitarnya.

Darah dimana-mana, juga membasahi seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah.

Tak sengaja, tatapan Chan tertuju pada ponsel yang menyala di tangan Changbin.

Dengan tangan bergetar, Chan mengambil ponsel tersebut dan melihat sebuah chatroom.

|Kak, dari tadi ada suara bisikan dari belakang.
|Tapi gak ada siapa-siapa.
|Gue takut sumpah, lo bisa dateng kesini?
|Gue udah share lokasinya, cepet dateng ya, kak.
|Kak, kayaknya ada yang berdiri di belakang gue.
|Gue liat mereka, gue liat.
|Kalo gue mati, tolong kubur mayat gue dengan layak.

Chan hanya bisa diam dengan tatapan tak percaya. Tangannya yang gemetar merogoh saku celananya dan menyalakan ponselnya.

Ternyata, semua pesan yang dikirim Changbin ditujukan untuknya. Tapi sayang, ponselnya sedang dalam kondisi diheningkan notifnya.

"C-Changbin, maafin gue," lirih Chan, kemudian memeluk mayat Changbin yang kaku tak bernyawa.

Jauh dari sana, Seungmin berdiri santai dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. Senyum puas terukir di sudut bibirnya.

"Akhirnya lo mati juga, musuh lama gue. Sekarang, gak ada yang bisa halangin gue lagi," desisnya senang, kemudian pergi dari sana.


































Tanpa menyadari, kalau Hyunjin melihat semuanya.





















Bodo amat kalo gak horor:v

Yang penting update :")

Continue Reading

You'll Also Like

15.5K 2.3K 20
"Jika tidak dihentikan, maka boneka itu akan terus memakan korban." By : SAMBALRICHA Start: 9 Maret 2022 End: 27 Juni 2022
The Phone | TXT ✓ By MAYA

Mystery / Thriller

1.4M 337K 35
❝Pick up the phone or you'll die.❞
56.2K 6.6K 176
"Lin Shi adalah pendosa seluruh industri film!" "Lin Shi, aku ingin meminta maaf kepada seluruh penonton jaringan!" "Lin adalah pencuri tua, aku ti...
288K 13.1K 76
[Athlete Series] [COMPLETED] 'Just one more chapter' •Doni Haryono Highest rank #1 in volleyball Highest rank #1 in timnas Highest rank #1 in prol...