SARANGKALA

By riankobe

32K 1.6K 141

Demit penculik bayi yang meneror sebuah kampung di kota Banten More

Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15

Chapter 1

5.8K 171 16
By riankobe

Dalam suasana bulan ramadhan seperti ini saya jadi ingat cerita teman saya. bagaimana dia bisa mendapatkan hidayah yang merubah hidupnya gara-gara bertemu hantu. "Lah bukannya setan dikurung selama ramdhan opah ?" (Tanya upin dan ipin). Tunggu dulu, mungkin upin dan ipin, juga kalian harus mendengar dongeng saya hingga selesai. Mungkin teman saya yang berbohong, bagaimana bisa dibulan Ramadan ketemu hantu, tentulah itu melawan kodrat. Tapi kalau melihat dia berubah secara sikap apa gunanya dia mengarang cerita.

Temen saya itu perempuan, Namanya Dewi Kamulyaan, tapi biasanya saya dan teman-teman memanggilnya Kamu, biar tidak tertukar. Soalnya nama Dewi sudah terlalu banyak dilingkungan pertemanan saya. Pengalaman horornya terjadi saat dia masih semester 6 disebuah universitas cukup mentereng jurusan kebidanan di kota Bandung. Saat melakukan KKN disebuah desa terpencil dikota Banten.

Kamu bukan dari keluarga berada, hidupnya pas-pasan. Pas butuh ada tapi pas pengen tidak ada begitu kata Kamu kalau sedang membicarakan masalah keuangan. Ibunya punya toko beras dipasar tradisional, sedangkan bapaknya sudah lama meninggal.

Hubungan Kamu dan ibunya tidak terlalu akrab sebagai anak dan orang tua. Kamu karena masih muda, jadi jiwa pemberontaknya masih berapi-api, sedangkan ibunya yang berstatus single parent selalu bersikap protektif karena rasa khawatir yang berlebihan. Dua sikap yang berbeda itulah yang menyebabkan kerenggangan diantara mereka.

Puncaknya terjadi seminggu sebelum Kamu pergi KKN, Kamu dan ibunya bertengkar hebat. Penyebabnya bisa dibilang sepele, Kamu menolak diajak pergi berziarah ke makam bapaknya. Orang-orang biasanya sebelum memasuki bulan Ramadan akan pergi ke makam orang-orang terdekatnya untuk berziarah.

Oh iya, Saya belum menceritakan tentang bapak Kamu. Dulu Kamu dan ibunya hanya tahu bahwa bapaknya bekerja sebagai juru parkir dipasar, namun semuanya berubah setelah bapak Kamu tewas dihakimi masa karena ketahuan mencopet. Sejak Itulah perasaaan Kamu terhadap bapaknya berubah, campur aduk antara kecewa, marah,sedih, kehilangan, dan juga mungkin sayang yang kemudian ditunjukannya menjadi kebencian. Ibunya sudah lama memaafkan tapi Kamu tidak demikian.

Kamu berangkat KKN bersama ketiga teman perempuannya untuk magang disebuah puskesmas desa dikota banten. Berbeda dengan kedua temannya yang saat ke terminal diantar orang tua, Kamu datang sendirian, tapi walaupun begitu diam-diam ibu Kamu memasukan sejumlah uang kedalam saku jaketnya sebagai bekal.

.......................................................

Desa tempat Kamu magang adalah sebuah desa yang terisolir. Untuk sampai kesana Kamu harus naik ojek dua kali dari kantor kecamatan. Belum lagi untuk masuk ke desa tersebut Kamu harus melewati jembatan gantung, yang lebarnya hanya cukup untuk dua orang tapi panjangnya sama dengan panjang lapangan bola.

Kamu bercerita kepada saya, bagaimana mengerikannya saat berjalan diatas jembatan gantung tersebut. Pemandangan sungai yang tampak tenang dibawah tentulah sebuah jebakan, karena sungai yang tenang pertanda sangat dalam. Sedangkan setiap kali angin kencang datang jembatan itu akan sedikit bergoyang.

Menurut kepala desa yang menyambut kedatangan Kamu dan kedua temannya, jembatan itu sudah berusia sekitar 10 tahun. Sudah sangat tua, bahkan saat dilewati oleh 6 orang secara bersamaan terdengar bunyi decit dari talinya. Bapak kepala desa sudah beberapa kali melakukan pengajuan ke pemerintah kabupaten agar dibangun jembatan permanen tapi tidak pernah ada jawaban yang memuaskan.

Kamu dan temannya tinggal dirumah seorang Bidan. Lokasi rumahnya bersebelahan dengan puskesmas tempat dimana nanti Kamu bertugas. Bidan desa bernama Yuyun usianya mungkin sekitar 45 tahun, dia satu-satunya petugas medis yang berada didesa itu, selain bertugas membantu persalinan warga, Bidan Yuyun juga terkadang mengobati warga yang sakit.

Menurut Bidan Yuyun untuk sebuah desa dengan populasi ratusan, angka kehamilan bisa dikatakan rendah jadi tugasnya tidak terlalu berat. Dan ibu hamil biasanya musiman, karena didesa itu pernikahan hanya dilakukan disatu bulan yang sama setiap tahunnya yaitu dalam kalender sunda disebut bulan rayagung. Bulan itu sangat baik untuk melakukan hajat-hajat besar.

Setiap rumah didesa ini memiliki halaman yang luas sehingga jarak antar rumah cukup jauh. Dikelilingi perbukitan dan hutan desa menjadi tersembunyi. Udaranya sangat segar, bahkan suara burung masih bisa terdengar. Mayoritas penduduk desa adalah seorang petani dan ada juga sebagian yang bekerja dikota.

Selintas jika mendengar deskripisi saya tentang desa itu seperti menjanjikan kedamaian dan ketenangan. tapi tunggu dulu, menurut Kamu saat malam hari keindahan itu seperti lenyap ditelan kegelapan. Walaupun listrik sudah masuk desa, tapi warga masih menggunakan lampu bulat berwarna kuning dengan daya lima wat sebagai penerangan didalam dan teras rumahnya, juga tidak adanya lampu jalan membuat suasana didesa sedikit mirip seperti desa yang selalu digambarkan dalam film-film Suzana.

Selama tiga hari berada didesa, Kamu dan teman-temannya hanya melakukan kunjungan dari rumah kerumah, memberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan tugas yang didapatkannya dari kampus. berkenalan dengan beberapa warga dan mencoba mengakrabkan diri dengan Bidan Yuyun.

Bidan Yuyun ini tinggal sendiri, tidak ada anak dan suami. Kamu belum tahu sepenuhnya tentang Bidan Yuyun, sekalipun dia sangat baik dan ramah tapi dia belum pernah menceritakan mengenai dirinya.

Disaat hari keempat Kamu berada didesa, hari itu adalah hari awal dari puasa ramadhan. Kamu bersama kedua temannya Sari dan Indah juga bu Yuyun bangun jam 3 dini hari untuk menyiapkan santap saur.

Kamu tidak banyak membantu selain memotong sayuran dan mencucinya. dirumahnya Kamu hampir tidak pernah menyentuh wajan. Yang Kamu tahu kalau mau makan dulu tinggal pergi ke warteg, mengingat ibunya sibuk juga dipasar.

Nasi hangat, goreng Tahu dan tempe, juga sayur Asem sudah tersaji diatas meja makan. Tidak lupa sambel dan juga lalapan mentimun ikut melengkapi menu sahur.

"Ibu sudah beli ayam sebenarnya, tapi sayang kalau dimakan sekarang, nanti buat buka puasa saja yah ?" Kata Bidan Yuyun.

Tentu saja Kamu, Sari dan Indah tidak keberatan, yang menjadi selera makan mereka tidak lahap bukan karena menu makanannya tetapi karena rasa kantuk yang menyerang. Melihat ketiga remaja putri ini tidak berselera, Bidan Yuyuh mengajak mereka berbincang sambil menikmati makanan.

"Kalian kan dari kota, pasti pemikiran kalian lebih modern. Tapi ibu pesan walaupun begitu, kalian harus tetap menghormati tradisi dan kepercayaan adat didesa ini yah."

"Tentu saja bu." Kamu menjawab.

"Ibu belum tahu tepatnya, tapi dalam waktu dekat ini ada seorang warga yang hendak melahirkan. Kalian nanti bisa ikut. Tapi resikonya kalau didesa, Kitalah yang harus datang ke rumah pasien. Panggilan itu bisa datang kapan saja, siang atau malam."

"Baik bu,tapi kenapa tidak ibu hamilnya saja yang dibawa ke puskesmas ?"

"Terlalu beresiko, kalian tahu sendiri bagaimana kondisi jalan disini tidak seperti jalanan dikota, enak sudah pake aspal. Disini bebatuan, apalagi musim hujan seperti sekarang, jalanan licin. Terlalu berbahaya."

"kalian juga nanti jangan terlalu kaget, bila warga disini masih melakukan semacam ritual-ritual kecil saat memiliki bayi. Tradisi kuno yang masih dipertahankan dan dipercayai." Lanjut bu Yuyun.

"Ritual ? seperti ritual-ritual aneh untuk memanggil setan dalam film bu ?"

"Huss, tidak seperti itu juga. Nanti kamu bakal tahu sendiri."

"Ritual yang aneh-aneh bu ?"

"Tidak, masih wajar. Soalnya warga disini percaya bahwa bayi yang baru lahir tepatnya sebelum usianya melewati enam bulan rentan terhadap gangguan makhluk halus, jin atau setan, ya semacam begitulah."

"Untuk apa makhluk halus mengganggu bayi bu ?" Tanya Kamu

"Ibu sudah yakin, kalian akan mengajukan banyak pertanyaan. Sama persis seperti ibu saat pertama datang ke desa ini. Bagaimana yah ? tapi kalau ibu tidak ceritakan, ibu takut kalian menjadi takabur dan tidak menghormati tradisi disini, tapi kalau ibu ceritakan takut kalian tidak betah."

"Apakah ini semacam cerita horror bu ? tenang saja kami terbiasa mendengar cerita-cerita horror saat jam pelajaran kosong bu. Mungkin sekarang takut tapi besok juga sudah lupa lagi." Kamu tampak antusias, mungkin rasa kantunya langsung hilang seketika.

Kemudian sambil makan dan menunggu waktu imsak tiba bidan Yuyun bercerita. Tentang makhluk bernama Sarangkala, setidaknya itu nama yang diberikan oleh warga desa pada makhluk itu. di daerah lain mungkin memiliki nama lain. Tidak ada yang pernah melihat bentuk dan rupanya, tapi satu hal yang pasti menurut warga desa, makhluk ini memiliki penciuman yang sangat kuat. Apalagi ketika mencium bau darah orang yang melahirkan. Konon ritual-ritual yang dilakukan warga desa saat memiliki bayi dipercaya bisa mengusir makhluk bernama Sarangkala ini.

"Mungkin itu semacam harimau atau srigala bu ? kalau dia tinggalnya dihutan sangat masuk akal." Kamu menyela cerita bidan Yuyun.

Bidan Yuyun tidak melanjutkan ceritanya, wajahnya tampak murung seketika. Dia mengiyakan pendapat Kamu bahwa Sarangkala adalah harimau, mungkin hanya agar dia punya alasan untuk tidak melanjutkan cerita.

Suara speaker masjid terdengar, mengingatkan waktu imsak sebentar lagi. Kamu beranjak dari kursi karena perut terasa mulas. Kamu pergi ke dapur dan membuka pintu belakang. Keadaan diluar sangat gelap, kecuali cahaya kuning yang menyinari pintu kamar mandi terlihat beberapa meter didepan.

padahal waktu sudah menunjukan jam empat pagi, namun suasana diluar seperti jam dua belas malam. Tidak ada sura jangkrik yang terdengar, semuanya terasa sunyi. Bulu kuduk Kamu merinding, mungkin kamu masih terpengaruh oleh cerita horror bidan Yuyun. Kamu melihat kearah sumur, ember yang tergantung seperti tampak bergoyang-goyang tertiup angin. Walaupun merasa sedikit takut tapi Kamu tidak punya pilihan perut yang terasa mulas sudah tidak bisa ditahan.

Continue Reading

You'll Also Like

38K 881 33
Izuku Yagi along with his twin sister, Izumi, Parents Inko and Toshionori Yagi. At age 4, he was diagnosed as quirkless, he decided to have a normal...
3.4K 374 13
Some people are obsessed with ghosts while some are interested but the real question is do ghosts even exists? What if you summon with a ghost? Will...
10.9K 308 26
A collection of my original platonic yandere one shots and short stories. This book will not be related to any sort of challenge and will be updated...
396K 10.1K 36
This is a Collection of Real Life Horror stories. These stories are told by various different people who personally experienced paranormal events.