CRUSH CRASH ; Jaehyun ✔

By Guppyjeon

143K 25K 2.2K

ㅡ Roseanna ; Jaefri ; Jekalidian ㅡ "Umur lo ga panjang lagi" "J-jaef, seseorang sedang mencoba membunuh Gue"... More

Opening
O1
O2
O3
O4
O5
O6
O7
O8
O9
1O
11
12
13
1 4
15
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
45
Open this Please
LIEFDE EEN ORLOG (UP)

38

1.9K 408 46
By Guppyjeon

Okay, lagi.. Author lebih suka spam comment daripada vote.

Karena apa yang kalian lontarkan di kolom comment itu asik banget buat dibaca




Semuanya kembali seperti biasa, terutama Jaemin. Walaupun sistem imunnya belum 100% kembali, tapi setidaknya sudah bisa membuat Rose lega.

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menanyakan apa yang sudah ia alami selama ia koma. Karena, menurut kebanyakan cerita, orang yang mengalami koma dan pada akhirnya bangun kembali memiliki cerita tersendiri, entah dapat melihat pintu gerbang surga & neraka, bertemu malaikat, atau bahkan bertemu dengan keluarga mereka terdahulu.

Sekarang Rose hanya ada berdua dengan Jaemin, Sherin & Yuka pamit untuk pulang terlebih dahulu karena sudah terlalu siang untuk pulang, sedangkan Jaefri harus undur diri karena diminta menjadi pembimbing kelompok belajar junior nya.

Walaupun sebelum berangkat, Jaefri sempat merengek untuk tidak pergi dengan alasan masih mau disini menemani Rose. Tapi Rose menegaskannya untuk datang dan bagaimana pun Jaefri yang memang berlabel bucin itu bisa apa? Kecuali menurut pada semua perkataan Rose.

Sekarang Rose tengah terduduk disalah satu kursi yang ia letakkan tepat disamping ranjang Jaemin, Rose meraih tangan Jaemin, digenggamnya tangan yang berukuran lebih besar darinya itu, "Dek, kakak mau denger apa yang lo alami selama koma. Ketemu ayah bunda ya?" tebak Rose.

Jaemin menggeleng, lalu mengerutkan keningnya. "Awalnya ketemu cewek, berponi. Tapi gak kenal" jawabnya. Rose mengerutkan dahinya, membetulkan posisi duduknya dan ia 100% siap mendengar semua cerita Jaemin.

"Hmm?"

"Dia bilang, dia bakal ambil kakak dari gue. Maka dari itu gue nangis waktu bangun, karena emang gue udah pengen nemuin lo aja waktu gak sadar, tapi gapernah bisa. Gue gatau dimana jalan keluar untuk bangun, sampai dimana gue lihat Ayah sama Bunda waktu itu..." tatapan Jaemin berubah super sendu, Rose hanya mengangguk, meminta Jaemin untuk melanjutkan ceritanya.

"Mereka, nuntun gue ke sebuah cahaya dan itu pintu keluarnya" sambung Jaemin.

"Mereka bilang sesuatu?"

"Nggak, cuman senyum. Terus dadah kearah gue, bahkan disaat gue ketemu mereka, gue gabisa nyentuh mereka kak, sedih banget."

"Hmm, mungkin cuman ilusi" Rose menghela nafasnya pelan, mengusap kening adiknya, berharap laki-laki itu mengantuk dan tertidur agar ia bisa istirahat.

Rose paham, semua ketakutan Jaemin sebagian besar adalah kehilangan. Maksudnya, kehilangan orang tua sudah cukup membuatnya merasa terpukul ketika kecil, dan mendapatkan pengalaman koma dengan kisah seperti itu, bukanlah hal yang simple maupun klise bagi Jaemin.

Rose kembali menaruh curiga kepada Yerima mengenai sosok yang muncul dalam benak Jaemin, rambut berponi. Tapi banyak cewek yang berambut poni astaga, bahkan Lisa temannya berponi, Yuna juga.

Sudah dua jam Jaemin menolak untuk tidur dengan alasan ia baru saja bangun dari tidur panjangnya. Rose tersenyum  kala melihat Jaemin tiba-tiba terkekeh geli, "Mikirin Shaerin ya?" todong Rose.

Jaemin mengangguk antusias, "Lucu banget dia" ucapnya.

"Sebelum lo bangun, dia gamau pindah tempat tahu dari situ, megangin tangan lo sambil di usap-usap, bahkan dia ngomel-ngomel sendiri nyuruh lo bangun" Rose bercerita.

Jaemin memposisikan dirinya untuk duduk dengan bantal peyangga di punggungnya. "Dia bilang apa?"

"Katanya kalo lo gak bangun, dia bakal cari cowo-cowo ganteng, yang jelas lebih ganteng dari lo. Gemes lihatnya"  jawab Rose.

"Padahal dia gengsinya gede, baru tahu tadi dia bilang setulus itu"

"Ciee baper"

"Iyalah! Eh Apaandah!!"

"Ya gak usah ngegas dong bor"

Rose tertawa kala, Jaemin menarik selimutnya hingga menutupi kepala dan wajahnya. Rose tahu Jaemin suka Shaerin sejak lama, dan Shaerin memang bukanlah gadis yang mudah di dapatkan begitu saja, cocok aja karena Jaemin adalah orang yang gigih pada pendiriannya.

"Udah berapa tahun dek ngejar doi?" tanya Rose walaupun sebenarnya ia sudah tahu jawabannya.

"Kan udah tahu!"

"Iya, tiga tahun yakan? Kirain lupa" Jaemin ketawa, kelihatan bahagia banget pada akhirnya Shaerin mengakui perasaannya terlebih dahulu.

Rose bangkit dari tempat duduknya, menuangkan satu gelas air putih kedalam mug putih dan mengambil obat milik Jaemin di nakas, "Duduk dek, waktunya minum obat" titah Rose yang masih berkutat pada obat-obat milik Jaemin yang masih harus ia buka satu persatu dari kemasannya.

Melihat betapa banyaknya obat yang harus ia konsumsi, Jaemin menghela nafasnya berat. "Setan sialan, harusnya gue bisa ikut bimbel, ujian, kencan sama Shaerin, bantuin kakak buat hidupin lagi olshopnya" Jaemin mengumpat, menggeleng-gelengkan kepalanya tak paham mengapa pelakunya setega ini pada keluarga Jaemin.

Rose tersenyum, meletakkan satu persatu obat yang dibawanya pada telapak tangan Jaemin, "Jangan khawatir, kakak tahu siapa pelakunya. Lagi pula bangkai tak pernah bisa menyembunyikan bau busuknya kan?" ucap Rose.

"Huft, gue jadi target keduanya nih?"

Rose menggeleng, "Gak akan kakak biarin dia ngelukain kamu. Besok kamu check out dari rumah sakit, kita pergi jalan-jalan ya? Pergi ke rumah saudara-saudara" ajak Rose.

Jaemin mengangkat satu alis nya tak paham, Jaemin maupun Rose memang sangat jarang pergi ke rumah sanak saudara mereka, kecuali saat lebaran. "Mau ngapain?" tanya Jaemin.

"Nyembuhin kamu, kita lawan hal negatif dengan yang positif. Ayo silaturahmi dua hari aja ke Garut" mata Jaemin membulat, mendengar nama kota Garut mengingatkannya pada seorang anak laki-laki yang lahir dari rahim tante nya.

Reflek Jaemin menggeleng, "Gamau, ogah ketemu sama Beno" Rose mengusap rambut adiknya. "Harus mau, saling minta maaf sama dia nanti. Kakak udah bilang sama keluarga Jaefri buat pergi ke Garut waktu kamu udah sembuh"

Jaemin merengek, menolak untuk pergi jika harus bertemu dengan Beno.

Beno adalah laki-laki yang seumuran dengan Jaemin, tampan tentunya. Tinggal di salah satu kecamatan kecil di Garut. Iya, Beno adalah anak kampung yang tampan.

Alasan mengapa Jaemin tak suka padanya adalah, dulu, ketika Jaemin masih kecil, beno tak sengaja mendorongnya masuk kedalam kubangan lumpur di sawah.

Dendam monyetnya masih kebawa sampai sekarang.

"Astaga kak, repot-repot kesana. Ntar lebaran aja sekalian"

Rose memandang adiknya itu datar. "Kakak ngajak Shaerin?" mata Jaemin membulat dengan sempurna, lalu menggeleng.

Oh, tentunya Jaemin tidak ingin ambil resiko besar bahwa Shaerin oleng ke Beno. Walaupun rasa tidak suka Jaemin kepada Beno sungguh besar, ia cukup mengakui visual menawan laki-laki sebayanya itu.

Shaerin? Oh no-no, punya Jaemin doang.

"Yodah iye!"

"Aigu, such a good boi"

Rose beralih, membereskan beberapa barang yang berantakan disana.

Mengenai, siapa yang Rose curigai. Rose tetap mencurigai Yerima. Bagaimanapun Yerima adalah target utamanya. Ia tak menaruh satu persen kecurigaan kepada Jeka layaknya Jaefri dan Shaerin.

Walaupun sampai sekarang Rose belum berani menguaknya secara langsung, tapi dugaannya kuat. Ia tak mengenal orang lain, atau bahkan mencurigai orang yang tak ia tahu.

Jam menunjukkan pukul setengah tiga sore, Rose memilih untuk tidur sebentar dengan membaringkan tubuhnya di sofa, karena kebetulan juga Jaemin sudah terlelap beberapa menit yang lalu karena efek meminum obatnya.

Rose tak peduli pukul berapa sekarang, tapi sungguh pegal yang ia rasakan sudah terasa sampai ke tulang-tulang.

Pukk pukk

Baru sepuluh menit! Rose baru sepuluh menit memejamkan matanya, bahkan ia belum bisa merasakan definisi tidur yang nyenyak. Dan sekarang, seseorang menepuk pipinya beberapa kali.

"Rose, bangun. Udah sholat dhuhur belum?" Okay, Jaefri.

Rose membuka matanya sebentar, mendapati Jaefri yang tersenyum tepat didepan wajahnya, namun rasanya Rose tidak peduli sekarang, ia bahkan kembali menutup matanya, memposisikan tubuhnya membelakangi Jaefri.

"Eh? Loh? Sholat dulu Roseanna,"

"Hmm, capek Jaef, gausah gapapa deh."

"Gimana sih? Tadi pagi gak sholat shubuh juga kamu tuh" Jaefri mencoba untuk menggoyang-goyangkan tubuh Rose.

Benar, akhir-akhir ini Rose malas untuk sekedar di suruh Sholat, bahkan sesekali Jaefri harus rela menggendongnya ke kamar mandi agar ia bisa mengambil air wudhu. Karena, kalau enggak di paksa, Rose gabakal sholat, remember.

"Astaga, males banget Jaef.. Lagian bentar lagi waktunya abis kan?" Jaefri memutar bola matanya malas.

"Ck, alesan. Masih ada dua puluh menit, ayo sholat ugh..!" Jaefri bergerak, mengangkat tubuh Rose ala bridal style, Rose yang digendong hanya pasrah karena Jaefri terus melakukan ini ketika rasa malas ibadahnya muncul, seolah-olah ia tahu apa kelemahan Rose.

Sedangkan Jaefri lebih ikhlas Rose ditumbuhi tanduk di kepalanya karena sholat diakhir waktu daripada harus melihat Rose disiksa di Neraka lebih lama.

"Aduh aduh, calon istrinya Jaefri kurus banget kayak ga makan setahun" omel Jaefri sembari terus menggendong Rose menuju kamar mandi.

Rose hanya mendengus geli, menurutnya Jaefri banyak halunya. Tapi Rose tidak pernah memasalahkan hal tersebut, karena dirinya adalah objek dari segala kehaluan Jaefri. Ya, asalkan Jaefri tidak berimajinasi liar mengenai dirinya secara berlebih.

Jaefri menurunkan tubuh kecil itu tepat diambang pintu, meraih tangan Rose dan melipat lengan panjang sweater yang Rose pakai hingga ke siku. Okay, see? Kalian bisa melihat betapa Jaefri memanjakan seorang Roseanna. "Jangan sampe basah semua ya waktu wudhu" ucap Jaefri seolah-olah tengah mengomeli anak kecil yang baru belajar wudhu.

"I'm twenty years old sir" desis Rose.

Jaefri terkekeh geli mendengar sahutan Rose, lalu tersenyum kala ia sudah selesai melipat kedua lengan baju Rose.

"Udah tua masih males sholat aja kamu"

Ditatap seperti itu oleh Jaefri, sukses membuat Rose salah tingkah. Walaupun sebenarnya Rose masih bisa mengelak bahwa dia tak setua itu untuk dibilang tua.

Astaga, umur dua puluh tahun ini masih sangat muda, bahkan belia. Jika saja Rose mau nikah sekarang juga udah bisa kaliㅡbahkan bisa dibilang nikah muda.

"Y-ya gapapa" ucap Rose, lalu berbalik  memasuki kamar mandi dan mengambil air wudhu.

Saat Rose mengambil air wudhu, Jaefri pergi kearah sofa tempat Rose tertidur tadi, membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit, lalu tertidur.

Rose yang baru saja keluar kamar mandi, tersentak melihat Jaefri yang tertidur di sofa dengan kaki yang ditekuknya, karena ukuran sofa itu tidak terlalu panjang, hingga Jaefri mau tak mau harus menekuk lututnya atau membiarkan kakinya terasa pegal karena menggantung.

Rose tersenyum, menghampiri laki-laki itu sejenak, meraih totebag nya dan mengambil rukuh sembari terus memandangi wajah Jaefri yang begitu damai ketika tidur.

"Kasian, pasti capek banget yah?" Rose memasangkan selimut kainnya pada tubuh Jaefri lalu melaksanakan sholat dhuhur.

Benar, rasanya seperti dulu? Ia kembali malas dan berat untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Yah, sebuah nikmat yang besar ketika seseorang memiliki kesempatan yang luar biasa banyak untuk mendekatkan diri kepada dzat pencipta nya tanpa harus mendapatkan gangguan sedikitpun.

Tbc

Hayoo siapa yang nungguin updatenya?

Puasanya yang semangat ya, atau yang ada ujian-ujian, jangan pernah nyerah!

Sekarang atau menyesal nanti !

See you








Continue Reading

You'll Also Like

48.9K 6.5K 40
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
1M 84.9K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
72.6K 5.3K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...