My Conglomerate Husband (Comp...

By Au_thorsecret

89.3K 2.6K 132

Jangan lupa follow sebelum membaca 15+ "Cobalah membenciku..." "Aku tidak bisa...." "Kau egois..." Rank #01-L... More

-001-
-002-
-003-
-004-
-005-
-006-
-008-
-009-
-010-
-011-
-012-
-013-
info
Curhat Author
-014-
MHC 15
-016-
Cast Man
-017-
-018-
MHC 19
-020-
MHC 21
MHC 22
-023-
MHC 24
-025-
-026-
-027-
say thank you
-028-
-029-
-030-
MHC 31
-032-
-033-
-034-
-035-
-036-
-037-
-038-
-039-
-040-
Exstra Part -001-
Exstra Part -002-
promosi dan pengumuman

-007-

2.9K 90 0
By Au_thorsecret

"Dari mana kau tahu?" tanya Erlina dengan kedua pipinya yang sudah memerah seperti tomat. Pertanyaan apa itu? , cetus Erlina di dalam hati.

"Aku bertanya bukan ditanya," sarkas Amarlic yang berhasil membuat Erlina terdiam.  "Bukan urusanmu," jawab Erlina. Ia pun  melenggang pergi tanpa menoleh sedikit pun kearah Amarlic.

"Apa tadi itu aku? Kau bodoh Erlina, seharusnya kau jawab saja pertanyaan Amarlic. Bukankah itu kesempatan yang baik untukmu agar bisa mengobrol dengannya? Erlina, sungguh kau sangat bodoh," gumam Erlina dengan kedua tangannya yang saling meremas.

Flashback on

Six years ago.

"Terima kasih banyak, Frans"  ucap Erlina. Ia mengecup pipi Fransisco singkat. Namun, ketika Erlina hendak memundurkan wajahnya, Fransisco menahan tengkuk leher Erlina. Dan menatapnya dalam, membuat siapapun bisa menyelam dalam ketampanan seorang Fransisco.

"Sudah, Frans. Aku malu tahu," celetuk Erlina membuat Fransisco tercengang mendengarnya. "Aish, bukannya kamu yang  memulai," sarkas Fransisco.

"Memang aku yang selalu memulai kan?"  Setelah mengatakan itu, Erlina pun pergi dari hadapan Fransisco yang sedang tersenyum geli melihat tingkah Erlina.

Aku benci padamu Erlina, kau merusak hubunganku dengan gadis yang aku sayangi, batin Amarlic di seberang sana.

Flashback off.

Saat hari itu juga lah Amarlic membenci Erlina. Karena, jika ia tak membantu Erlina yang jatuh terpeleset ia tak akan kehilangan gadisnya yang ia sukai.

Drrrt ...

Ponsel Erlina bergetar dari dalam slin bag hitamnya. Ia pun langsung mengangkat telepon yang ternyata dari 'Fransisco Tueson.'

"Erlina, sepertinya aku tidak bisa datang."

"Memangnya kenapa?"

"Aku ada urusan di Meksiko, tetapi besok
aku akan pulang ke sini lagi."

"Baiklah."

"Kamu tidak marah, 'kan?"

"Don't worry."

"Oke."

Erlina pun mematikan panggilan dari Fransisco. "Huh, Endless di mana, ya?" gumam Erlina.

Erlina memutuskan untuk pergi ke perpustakaan saja. Sesampainya di sana, Erlina kembali pada niat awalnya, yaitu mencari buku jurusannya untuk ia pelajari.

"Ah, ini dia buku nya," ucap Erlina setelah menemukan buku tebal itu. 

"Ekhem." Erlina membalikkan tubuhnya ketika seseorang berdeham tepat di belakangnya. oh tuhan untuk apa dia ke sini? Apa dia membuntutiku dari tadi? Semoga saja aku tidak melakukan hal yang mempermalukan diriku sendiri, batin Erlina.

"A---ada apa, Amarlic?" tanya Erlina seraya berpura-pura membaca buku yang ia ambil tadi.  "Sedang apa kau di sini?" sahut Amarlic dengan tatapan curiganya pada Erlina.

"Ya, aku sedang mencari buku untuk dibaca. Memangnya apa yang akan dilakukan lagi jika di perpustakaan," jawab Erlina. Ia melengos melewati Amarlic begitu saja. Apa yang aku lakukan itu salah?, batin Erlina.

"Bisa saja pacaran," celetuk Amarlic seraya memandangi punggung Erlina yang tak jauh darinya.

Erlina yang mendengar itu pun memberhentikan langkahnya. Ia hendak membalikkan tubuhnya kembali, tetapi aku merasa tak ada gunanya jika harus berbicara dengan orang seperti Amarlic, batin Erlina. Akhirnya, ia memutuskan untuk melanjutkan langkahnya.

"Wait!" Titah Amarlic membuat Erlina terdiam seketika seperti patung. Erlina sudah keringat dingin, teriakan Amarlic itu membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di perpustakaan.

" ... " Erlina merasa jika Amarlic menghampirinya.  "Apa kau tidak mendengar panggilanku?" celetuk Amarlic, ketika ia sudah berada di belakang Erlina.

"Aku mendengarnya, karena itu aku berhenti," jawab Erlina tanpa berniat membalikkan tubuhnya.

"Apa kau tidak pernah diajarkan sopan santun ketika berbicara pada seseorang?" sarkas Amarlic membuat Erlina ingin meneteskan air matanya.  Apakah sesakit ini, jika dimarahi oleh orang yang kita suka? Apa karena aku saja yang terlalu cengeng?, batin Erlina.

" ... " Erlina pun membalikkan tubuhnya menghadap Amarlic. Menundukkan wajahnya seperti biasa jika bertemu dengan Amarlic.

"Sudah, bicaralah jangan membuang waktuku," cetus Erlina dengan suara parau nya. Apakah dia memerintah ku? Aku sangat tidak suka diperintah selain dengan keluargaku!, batin Amarlic seraya tersenyum miring menatap Erlina.

"Memang benar, ya. Kau tidak mengetahui cara menghargai seseorang yang sedang berbicara di hadapanmu," sindir Amarlic.

"Ya, aku tidak tahu caranya, puas kau!" Teriak Erlina.  "Hey, Amarlic bawa gadismu pergi! Ini perpustakaan jangan berisik!" Protes salah satu mahasiswa yang sedang membaca.

Sedangkan Amarlic yang mendengar itu, tak menghiraukannya. Apa tadi yang dia bilang, gadismu? Cih, aku tak ingin memiliki gadis yang yang selalu menghilangkan kebahagiaan ku, batin Amarlic.

"Apa kau ingin aku yang mengajarkanmu hmm?" tanya Amarlic seraya mengangkat dagu Erlina pelan dengan jari telunjuk nya.  Dari situlah Amarlic dapat melihat wajah Erlina dengan jelas. Sepertinya dia ingin menangis, pikir Amarlic.

"Tidak perlu," jawab Erlina seraya membalas tatapan dari mata biru Amarlic. Erlina pun menepis jari telunjuk Amarlic dari dagunya, ia menundukkan wajah cantiknya kembali.

"Aku perlu bicara denganmu," tutur Amarlic dengan nada lembutnya seraya mengangkat kembali dagu Erlina.

" ... " Erlina hanya menatap Amarlic dengan tatapan herannya. Erlina sangat terkejut ketika Amarlic melakukan hal ini padanya. Ternyata kulkas berjalan bisa berubah romantis juga? Oh, tuhan aku tak bisa bicara apapun lagi, pikir Erlina.

"Huh, maaf kita harus bicara," ucap Amarlic seraya menjauhkan tangannya dari dagu Erlina. "Bicara disini saja, Lic," celetuk Erlina.

"Apa kau tak malu menjadi pusat perhatian di sini?" sarkas Amarlic seraya melenggang pergi meninggalkan Erlina yang memasang wajah pasrah nya. Ia pun hanya bisa mengekorinya.

Tibalah di suatu ruangan VVIP khusus membaca. Ruangan ini hanya terbuka lebar untuk orang kaya seperti Amarlic ini. Amarlic pun masuk dengan Erlina  yang berada di belakangnya.

"Duduk!" Titah Amarlic. Erlina pun duduk di hadapan Amarlic yang sudah terdahulu duduk.

"Untuk apa kita kesini?" tanya Erlina seraya mengeluarkan ponsel dari slin bagnya, menghilangkan canggung, pikirnya.

Jari-jemari Erlina mulai menari-nari di layar ponselnya. Amarlic yang melihat itu pun geram, ia merebut ponsel milik Erlina dan menyimpannya di saku celana hitam panjangnya.

"Bukannya sudah kukatakan, jika kau sedang berbicara dengan seseorang tataplah wajah orang itu!" Bentak Amarlic.

"Huh, kau sangat menye ... " Erlina menggantungkan ucapannya ketika Amarlic menatapnya dengan sorotan tajam.

"Mengapa tidak dilanjutkan?" tanya Amarlic membuat Erlina menahan malu. "Tidak penting, apa yang ingin kau bicarakan?" sahut Erlina.

"Tentang nenek dan kakekku." Erlina membelalakan kedua matanya tidak percaya, "nenek dan kakek mu? Mereka kenapa?, ada apa dengan mereka? Apa yang terjadi dengan mereka?, apakah mereka sakit?" Runtutan pertanyaan pun keluar begitu saja dari bibir ranum Erlina.

"Aku belum selesai berbicara, dan kau sudah bicara. Dasar tidak sopan," tukas Amarlic lagi dan lagi. Sesedih inikah aku, pikir Erlina.

"Maafkan aku, bicaralah," ucap Erlina pada akhirnya.

"Nenek dan kakekku sakit," ungkap Amarlic. "Apa, sakit apa?" tanya Erlina dengan nada paniknya.

"Mungkin rindu denganmu." Erlina mengernyitkan dahinya bingung ketika mendengar ucapan yang tak masuk akal untuknya, " hehe, aku tak percaya, jika mereka sakit hanya merindukanku?" sanggah Erlina.

"Diam lah!, aku melihatnya sendiri. Nenekku selalu mengusap-usap payung pemberian darimu. Dan saat itu juga kakekku memintamu datang ke mansion ku," jelas Amarlic.

#JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

#BIAR AKU SEMANGAT Nihh🤣
Ig: @au_thorsecret
Fb: Rain.

Terima kasih😘

Continue Reading

You'll Also Like

643K 10.4K 8
Menjadi pantas adalah hal yang harus Shanika lakukan untuk menjadi seorang istri dari Marvel Nareswara. Yoelfu..... 24 Januari 2018
45.7K 1.1K 42
kia melakukan kesalahan, karena telah menabrak nita ibu dari Bean hingga membuatnya koma,yang menyebabkan kia Andrian putri terjebak dengan putra Sin...
52.4K 2.3K 66
"Aku bukan istrimu!!!" jerit Beby dalam hati, begitu frustrasi saat Sean hendak mencium bibirnya. Beby tak menyangka jiwanya bisa terjebak di dalam t...
2.6M 39.2K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...