Married??!! Andwaeyo~ [Bts Ju...

By KookieVarmy

1.9M 125K 12.1K

Appa!! Eomma!! Kumohon jangan melakukan ini padaku. Kau tahu kan semuanya tidak bisa dipaksakan begitu saja. ... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Just info
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
!!no update!!
Chapter 16
chapter 17
Chapter 18
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Ohya, Penting!!
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Halo
FYI

Chapter 43

12.7K 719 80
By KookieVarmy

Setelah menjalani beberapa tes, Jihyun menemukan bahwa dirinya benar-benar hamil. Sebenarnya ia sangat terkejut, karena ia tidak merencanakan ini sama sekali. Ia masih ragu dengan dirinya sendiri, apakah dia bisa mengurus dua anak sekaligus.

Jihyun memberitahukan eommanya mengenai hal ini. Dan eommanya tentu saja senang dengan kabar gembira ini, lain dengan Jihyun yang sedikit murung.

"Ini adalah sebuah berkah. Kau tak boleh memikirkan yang jelek-jelek."

"Tapi aku takut tidak bisa membagi perhatianku dengan benar nantinya. Aku takut Jeonsan sakit hati, atau bahkan mungkin ia bisa membenci adiknya."

"Kau belum tahu selama hal itu belum terjadi. Aku yakin itu tidak sesulit yang kau bayangkan, Jihyun. Percaya kata eomma, eum?"

Jihyun hanya menghela nafasnya tanpa membalas perkataan eommanya.

"Aku pulang." Taehyung datang dengan sekotak makanan di tangannya.

"Wah, Samchon!!!" Jeonsan langsung menghambur ke pelukan Taehyung.

"Samchon dengar kau disini, makanya Samchon bawakan kue untukmu."

"Waahh, terima kasih, Jeonsan sayang samchon." Jeonsan mengecup pipi Taehyung yang membuat Taehyung tersipu malu. Lalu Taehyung mengacak gemas rambut Jeonsan sebelum menghampiri bibi dan adik sepupunya yang tengah duduk di sofa.

"Apa aku ketinggalan sesuatu?" Tanya Taehyung sambil menyilangkan kakinya.

"Ada kabar gembira." Sahut eomma Jihyun bersemangat.

"Apa?"

"Kau akan punya keponakan lagi."

"Mwo?" Mata Taehyung membulat dan berbinar.
"Jinjjayo?"

Jihyun mengangguk lemas.

"Daebak,, kalian sangat produktif." Ucap Taehyung sambil membawa Jeonsan yang sedang memakan kue ke pangkuannya.

"Hey, kenapa wajahmu tak segembira kabar baik ini?" Tanya Taehyung pada adik sepupunya.

"Aku hanya takut tidak bisa mengurusi anak-anak dengan benar."

"Hey ku yakin kenyataannya tidak seperti itu. Kau akan semakin bijak, dan Jeonsan akan jadi semakin dewasa. Dan kukira Jeonsan akan senang mendengarnya. Bukankah dia bilang bahwa dia ingin adik?"

"Memang benar, dia ingin.. Aku hanya sedikit takut."

"Buat apa takut, toh kau juga sudah punya pengalaman membesarkan Jeonsan, jadi kau tak akan kesulitan nantinya. Jangan berpikiran buruk. Aku yakin sebenarnya kau juga sangat gembira kan dengan kehadiran malaikat kecil itu."

"Tentu saja aku bahagia, sangat. Aku bahkan sempat menangis di rumah sakit." Jihyun mulai bisa menyingkirkan kekhawatirannya berkat Taehyung.

"Nah begitu dong."

"Lalu kapan kau menyusul?" Tanya sang bibi kepada Taehyung.

"Astaga, kalian kenapa kalian terus mendesakku."

Jihyun akhirnya terkekeh.

"Ohya, mana Jungkook?" Tanya Taehyung.

"Dia ke Jeju, mungkin besok atau lusa baru pulang. Makanya aku main ke sini."

"Jeonsan ingin tidur dengan Samchon."

"Tentusaja."

"Jeonsan ingin Taehyung samchon mengantar Jeonsan sekolah."

"Baik."

"Jeonsan ingin samchon menjemput Jeonsan juga, dengan eomma."

"Geurae.."

"Jeonsan ingin-"

"Ssttt, sudah jangan diteruskan lagi." Potong Jihyun.

"Jeonsan ingin bersama Taehyung samchon."

"Jeonsan."

"Ne eomma, arasseo."

Setelah itu Jeonsan benar-benar memutuskan tidur di kamar Taehyung. Tapi Jihyun merasa tidak tenang. Dan akhirnya dia bolak-balik dari kamarnya ke kamar Taehyung untuk mengecek apa Jeonsan sudah tidur, atau apakah Jeonsan ingin pipis.

"Aku bisa mengatasinya, percayalah. Kau tidak perlu sekhawatir itu." Ucap Taehyung menenangkan setelah ia membantu Jeonsan pipis.

Jeonsan tertidur lagi.

"Tapi aku merasa tidak tenang."

"Yasudah, kalau begitu tidur saja disini." Kata Taehyung enteng.

Tapi Jihyun merasa canggung dan agak aneh dengan perkataan Taehyung walaupun mereka sering tidur bersama dahulu.

"Wae?" Tanya Taehyung setelah melihat Jihyun melamun.

"A-ani."

"Sudahlah tidur saja. Kenapa jadi aneh begitu? Seperti baru pertama kali tidur dengan pria." Ejek Taehyung.

"Oppa,,." Jihyun mempoutkan bibirnya.

"Adikku sayang tidur dan matikan lampunya, aku sudah mengantuk."

"Baiklah." Akhirnya Jihyun memutuskan untuk tidur bersama Jeonsan serta Taehyung.



...

Jihyun membuka matanya perlahan,

"Selamat pagi." Ucap Taehyung yang sengaja mengeraskan suaranya.

"Aish."

"Bangun dasar kingkong."

"Mwo? Kingkong? Dasar kera tak tahu malu."

"Daripada Kingkong." Ejek Taehyung sambil menjulurkan lidahnya, lalu ia pergi sebelum sebuah bantal mendarat di wajahnya.

Jihyun hanya dapat melihat Taehyung sinis saat oppanya itu memasuki kamar mandi.

"Jeonsan-ah, bangun. Sudah pagi."

Jeonsan mengerang untuk beberapa saat sebelum pada akhirnya memutuskan untuk bangun. Dan hal yang pertama dia katakan adalah,

"Dimana samchon."

"Ah, dia mandi.."

"Jeonsan mau ikut."

"Andwae."

Tanpa menghiraukan ucapan eommanya, Jeonsan berlari dan mendobrak pintu kamar mandi.

"Samchon! Jeonsan juga mau mandi."

"Jeonsan-ah, mandi bersama eomma saja, ne?" Ucap Jihyun berusaha membujuk Jeonsan.

"Samchon!!"

Taehyung pun membuka pintu dan memunculkan kepalanya.

"Ayo, Jeonsan."

"Yeaaayy!!"

Entah apa yang mereka lakukan di dalam, mereka sangat gaduh. Untung saja mereka tidak lama.

Setelah keluar dari kamar mandi, Jihyun segera memakaikan Jeonsan seragam, sedangkan Taehyung bersiap dengan setelan kantornya. Setelah itu mereka makan dan Taehyung mengantarkan Jeonsan sekolah.

Jihyun tinggal di rumah tentu saja. Dia membantu eommanya memasak dan bersih-bersih rumah sebelum akhirnya bersantai hingga tengah hari.

Ddrrtt

Sebuah panggilan masuk dari Jeon Jungkook.

"Yeobeoseyo?"

"Kau dimana? Kenapa apartemennya kosong?"

"Ah, aku di rumah eomma."

"Masih sakit?"

"Aniyo, aku sehat. Kau pulang awal?"

"Eum, aku menyelesaikannya dengan cepat karena aku ingin segera pulang. Kau ingin aku menyusul ke rumah eomma?"

"Tentu, sebentar lagi Jeonsan akan pulang, tapi Taehyung oppa yang akan menjemputnya."

"Ah, begitu.. Baiklah tunggu sebentar. Kurasa aku butuh mandi."

"Tentu, dah."

Taehyung datang lebih cepat dari dugaan Jihyun. Ia menepati janjinya dengan Jeonsan. Setelah mengantar Jeonsan ia langsung kembali ke kantor. Dan sekitar tiga puluh menit kemudian, Jungkook baru datang.

"Eo, appa!!" Jeonsan menghambur ke pelukan Jungkook dan Jungkook langsung menggendongnya.

"Mana eommeoni?" Tanya Jungkook pada Jihyun.

"Sedang keluar bersama teman-temannya." Jawab Jihyun seadanya.

"Wah, sudah lama tidak main kesini. Ini semua mengingatkanku pada zaman kita SMA." Ucap Jungkook sambil rebahan di depan televisi.

"Aku masih ingat pernah menggodamu disini." Lanjutnya kemudian terkekeh.

"Mmmm,,, Jungkook-ah."

"Hm?"

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu dan Jeonsan."

"Geurae? Jeonsan-ah!!" Panggil Jungkook dan tak lama kemudian Jeonsan datang.

"Jeonsan-ah, Jungkook-ah, kita... Akan... Punya... Eum.. Anggota keluarga... Baru." Ucap Jihyun, ia bingung bagaimana cara mengatakannya.

Butuh beberapa detik bagi Jungkook untuk mencerna kalimat itu.

"Tunggu tunggu. Kita akan punya anggota keluarga baru? Taehyung hyung akan menikah?"

"Bukan,"

"Lalu?"

"Aku bicara tentang keluarga kecil kita."

"Hmm..."

Jihyun gelisah menanti kepahaman Jungkook atas kalimatnya.

"Eo! Jangan-jangan.... Apa kau akan mengadopsi anak?" Harapan Jihyun yang mengira Jungkook paham sirna seketika.

Jihyun menatap Jungkook kesal.

"Kkkkk, aku bercanda. Jeonsan-ah kau akan segera punya adik." Ucap Jungkook yang seketika membuat Jeonsan meloncat-loncat kegirangan.

"Yeheeeyyy!!! Aku akan punya adik!!!"

"Berhasil juga ya ternyata." Gumam Jungkook.

Namun, Jeonsan yang tadinya riang gembira kini ekspresinya sangat datar.

"Tapi eomma, mana adikku?"

"Di dalam sini." Ujar Jungkook sambil memegang perut bawah Jihyun.

"Kenapa dia disitu? Suruh dia keluar sekarang appa."

"Tidak bisa Jeonsan. Ia akan keluar jika sudah waktunya."

Jeonsan terduduk lemas.

"Kau harus sabar Jeonsan." Ujar Jungkook menenangkan.

"Aku pulang.." Ucap eomma Jihyun di buntuti oleh Taehyung.

"Eo, ada Jungkook."

"Ne eommeonim."

Sepasang ibu mertua dan menantu itu berpelukan sekejap.

"Aigoo, selamat ya kook."

"Ahh,, kk ne eomeonim. Terimakasih banyak karena telah memberikan Jihyun padaku."

"Kalian pikir aku barang?" Ujar Jihyun sinis.

"Semoga saja yang keluar itu anak perempuan." Goda eomma Jihyun.

"Eomma!"

"Wae? Aku ingin punya cucu perempuan."

Jungkook terkekeh lalu menjawab.

"Tak apa eomma, jika yang keluar bayi laki-laki, aku akan mencobanya lagi. Siapa tahu nanti perempuan."

"Aigoo Jihyun-ah, suamimu benar-benar bersemangat. Akan ku tunggu."














Sembilan bulan berlalu dan Jihyun melahirkan seorang anak laki-laki. Seperti biasa, para kerabat dekat mengunjunginya untuk memberikan hadiah dan bertemu dengan si bayi. Jihyun dan Jungkook terus menerus kedatangan tamu selama dua bulan terakhir.

Hingga pada suatu malam.

"Jihyun-ah."

"Hm?"

"Kau terlihat sangat cantik."

"Apa yang kau inginkan?"

Jungkook hanya terkekeh. Lalu menarik Jihyun dalam pangkuannya.

"Apa? Aku mau tidur." Ucap Jihyun yang sudah bisa menebak gelagat Jungkook.

"Kau tak kasihan padaku? Aku sudah sangat lama tidak bermesraan denganmu."

"Aku tahu dengan pasti apa yang kau maksud dengan bermesraan. Dan jawabanku tidak."

"Kau tidak pernah merasakan penderitaanku. Aku hanya bisa bersenang-senang denganmu di mimpi."

"Dengar ya Jeon Jungkook sayang, aku sangat lelah. Mengurus dua anak kecil bukan sesuatu yang mudah."

"Ara."

Jungkook pun murung.

"Kalau begitu ayo kita tidur saja." Ujarnya kemudian.

Jihyun yang melihat Jungkook sedih jadi merasa iba. Diciumnya bibir Jungkook dan jangan lupakan kalau Jihyun masih berada di pangkuan Jungkook.

Jihyun pun memanjakan Jungkook sebagai permohonan maafnya. Setalah mencium bibir dan leher, Jihyun membuka baju Jungkook. Ia mengelus, menjilat, dan sesekali menggigit di bagian tertentu hingga membuat Jungkook menengadahkan kepalanya.

"Ingat, ketika nanti sudah selesai, aku akan tidur." Ucap Jihyun pada Jungkook.

Jungkook hanya mengangguk lemah, dia memasrahkan semuanya pada Jihyun.

Tapi bukan Jungkook namanya jika membiarkan permainan usai terlalu cepat. Ya, kalian pasti tahu yang ku maksud. Mereka tidak jadi tidur.

Mereka berolahraga :)

Paginya, Jihyun di bangunkan oleh tangisan si Kecil Jeonwoo, adik Jeonsan. Si adik kecil menangis karena haus, dan wajar saja karena sekarang sudah jam tujuh pagi. Biasanya Jihyun memberi Jeonwoo minum pada jam lima atau enam pagi, namun hari ini ia kesiangan karena ulah pria naked yang ada di sampingnya.

"Eung!!!" Jungkook meregangkan otot-ototnya. Tubuhnya yang naked masih tertutupi oleh selimut hingga ke dadanya.

"Jeonwoo sudah bangun ya."

"Ne appa." Jawab Jihyun masih menyusui Jeonwoo.

"Sayang, jika nanti kau hamil lagi..."

Jungkook menggantungkan kalimatnya dan Jihyun langsung membulatkan matanya begitu mendengar kata hamil.

"Aku ingin punya anak perempuan." Lanjut Jungkook.

"Semoga aku tidak hamil karena ulahmu tadi malam. Dasar penipu."

Jungkook hanya terkekeh saat mendengar omelan istrinya.

"Kenapa tidak keluar asinya?" Tanya Jihyun pada dirinya sendiri.

"Jeon Jungkook, apa yang kau lakukan !!!"

"Apa?" Jungkook malah memasang wajah tidak bersalahnya.

"Aish, molla." Ucap Jihyun sebal lalu pergi membawa Jeonwoo ke dapur.

Jihyun menyiapkan sarapan sederhana dengan satu tangan menggendong Jeonwoo untuk menjaganya tetap minum. Jihyun memanggang roti, menggoreng telur, membuat susu, menyiapkan yogurt dan selai, menata buah, dan menyediakan oat. Setelah selesai ia kembali ke kamar untuk meletakkan Jeonwoo ke ranjang bayi dan membangunkan bayi kelinci besar yang sedang tidur, lagi.

"Jungkook-ah, waktunya sarapan."

"Nanti saja."

"No, sekarang." Jihyun menarik lengan kekar Jungkook, berniat membuatnya bangun. Namun Jungkook tak bergeser sedikit pun. Jungkook justru dengan mudahnya menarik Jihyun sehingga Jihyun jatuh di atas dada bidangnya yang sebagian tertutup selimut.

"Sayang,"

"Apa?"

"Ayo kita piknik."

"Besok-besok saja ya. Jeonwoo masih terlalu kecil untuk di ajak jalan-jalan."

"Kita titipkan saja pada eomma di Busan. Dia pasti tidak keberatan."

"Tapi.."

"Hanya satu malam. Hm?" Jungkook berlagak imut untuk melemahkan hati sang istri.

Setelah menghela nafas, Jihyun mengiyakan dan Jungkook langsung memeluknya senang.

"Kita akan ke pantai, lalu jalan berdua." Ucap Jungkook sambil berjalan menuju meja makan.




Jeonsan dan Jungkook menikmati sarapan mereka dengan di temani televisi yang menayangkan kartun favorit Jeonsan, we are bare bears. Sedangkan Jihyun menyiapkan baju dan barang lain yang akan dibawa untuk menginap di busan.

Setelah semua siap, mereka pergi menuju Busan. Di perjalanan, Jeonsan memakan makanan ringan sambil melihat pemandangan di luar jendela.

"Eomma, kita mau ke rumah nenek ya?"

"Iya."

"Yeayyy asikk. Kalau begitu kita harus bawa oleh-oleh untuk nenek."

"Jeonsan mau beli apa untuk nenek?" Kini giliran Jungkook yang bertanya.

"Buah? Pisang! Appa, Jeonsan suka pisang."

"Geurae, kita akan mampir nanti."





Eomma Jungkook sangat antusias dengan kedatangan cucu-cucunya. Dia langsung membawa Jeonwoo kedalam gendongannya dan memeluk Jeonsan erat sambil mencium kening cucu pertamanya itu.

Setelah berbasa-basi sebentar, Jungkook pamit untuk membawa Jihyun keluar sampai malam dan meminta nyonya Jeon menjaga dua pangeran kecilnya. Dan nyonya Jeon sama sekali tidak keberatan akan hal itu.

Jungkook pun membawa Jihyun ke pantai tempat mereka pernah kesana sebelumnya. Saat mereka belum menjadi orangtua. Jungkook masih ingat betul saat itu Jihyun sedang bersedih sehingga dia mengajak Jihyun ke pantai untuk menghiburnya dan mereka bermain air hingga baju mereka basah. Dan Jungkook ingat jelas saat itu dia mengingatkan Jihyun bahwa branya terlihat karena bajunya basah. Kenangan yang indah.

"Pantai yang pernah kau temukan." Ujar Jihyun, ingat akan apa yang pernah dikatakan Jungkook padanya dahulu.

Senyuman mengembang di wajah Jungkook.

"Sekarang kita sudah jadi orang tua. Aku merasa kita lebih jarang menghabiskan waktu berdua."

"Omong kosong." Cibir Jihyun bercanda.

"Benar kok!!"

"Setiap hari kita masih menghabiskan waktu untuk bermesraan."

"Karena aku tidak tahan jika tidak melakukan itu. Rasanya seperti akan mati kesepian."

"Berlebihan sekali. Dasar Jeon Jungkook."

Jungkook menghadap Jihyun dan meraih kedua tangan istrinya lembut di bawah sinar mentari yang tak lama lagi akan lenyap.

"Jihyun-ah."

"Hm?" Tatapan Jihyun menjadi lembut ketika bertemu mata Jungkook.

"Sayang."

"Apa Jungkookie sayang."

"Aku mencintaimu."

"Aku tahu."

Jungkook menaikkan salah satu alisnya.

"Kau tidak mencintaiku ya?"

Jihyun terkekeh.

"Ani. Aku tidak mencintaimu, tapi aku sangat sangat mencintaimu, Jeon Jungkook."

Jungkook meraih tengkuk Jihyun dan menariknya lebih dekat sampai bibir mereka bertemu. Dan dengan gerakan lembut, Jungkook memasangkan sebuah kalung ke leher Jihyun.

"Apa ini?" Tanya Jihyun sambil memegang kalungnya.

"Kalung. Masa kau tidak tahu."

"Maksudku untuk apa?"

"Hari ini ulang tahunmu."
























Tbc--

Para readers yang terhormat, terima kasih atas dukungan kalian selama ini.

Dan aku mau minta tolong ke kalian buat liat cerita aku yang satunya. Judulnya Love Maze. Ceritanya ga kalah asik kok sama married andwaeyo..

Makasih :)

Di tunggu kehadirannya.

Continue Reading

You'll Also Like

313K 3.6K 79
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
784K 38K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
78.6K 3.6K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
39.4K 3.7K 21
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...