My Angel Is My Beautiful Devi...

By ratna_adjah

257K 16.4K 1K

HASIL IMAGINASi SENDIRI!! Bergendre Fiksi romance.. +17 tahun keatas!! Cerita dewasa yang di warnai bumbu bai... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
Say Hai
18
19
20
21
22
23
24
25
cerita baru
SP? Dan berita penting.
Cast
UnPub
Terbit E-Book
SALE buku dan PDF
Po ke 2
Sale pdf
Flash Sale

13

6K 507 24
By ratna_adjah

Part 12 di bagian akhir ada beberapa paragraf yang aku tambahkan, Angella mendapat 21% saham. Hm, intinya itu.

Oke deh, Happy Reading aja..


***

Di dalam sebuah ruangan yang di design dengan mewah, seorang pria dengan setelan rapi yang di buat khusus untuknya, duduk tegak berwibawa menguarkan aura penguasa alami dari tubuhnya.

"Bicaralah!" Ucapnya dengan suara yang berat.

"Pak, saya baru saja menyelesaikan tugas yang anda minta."

Seorang pria yang merupakan seorang asisten perlahan berbicara. Ia melirik sekilas pada bosnya, melihat tatapan datar masih terpasang di wajah sang raja es ia kembali meneruskan perkataannya. "Namun kami hanya mampu membeli saham total 42%." Jelasnya.

"Bagaimana bisa?" Tanya pria tersebut dengan nada datar andalannya.

Keringat dingin menetes di punggung sang asisten, meski sudah lebih dari 3 tahun ia bekerja pada bosnya aura tegas dan berwibawa khas bos besar tak sedikit pun berkurang menekan keberaniannya.

"Ada seseorang yang mendahului kita Pak. Beruntung kita menawarkan harga lebih tinggi, itu sebabnya kita mendapat 2 kali lipat saham lebih banyak dari mereka."

"Apa ada hal lain?" Sang asiten membuka dan menutup mulutnya merasa ragu. Akhirnya pemilik tatapan tajam itu mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di mejanya. Membuat pria kurus dengan kaca mata tebal itu bergetar merasakan hawa dingin yang menerpanya.

Membersihkan tenggorokannya ia perlahan kembali bersuara. "Pak, setengah jam lagi anda memiliki janji di sebuah restoran Italia Klasik untuk pertemuan kencan buta yang di atur nyonya besar untuk anda."

Pria tersebut hanya menatapnya semakin tajam, kemudian melambaikan tangannya membuat si asiten bergerak cepat keluar dari lubang neraka.

Begitu pintu tertutup, pria kurus malang itu menghela nafas lega sambil membelai dadanya bersandar di daun pintu.

Seorang wanita yang merupakan sekertaris menatap penuh tanya padanya yang ia jawab dengan isyarat gelengan kepala tanda jika sang bos besar dalam mode buruk! Membuat sekertaris itu pucat seketika kemudian kembali ke mejanya dengan tergesa-gesa.

'Sepertinya kita tidak akan diijinkan pulang sampai besok.' Batin keduanya mendesah lesu.

Beberapa jam kemudian..

Pintu kembali terbuka, membawa aroma parfum khas pria menyapa indra penciuman memenuhi seluruh ruangan.

"Hai, sesepu terbaikku. Kenapa memanggilku malam-malam begini?! Apa jika kau tidak tau kau telah merusak kencan yang telah aku rencanakan dari seminggu yang lalu?!" Ucap suara yang terdengar kesal di iringi bunyi hempasan tubuh.

"Apa kau menumpahkan satu botol parfum ke bajumu?" Pria itu mengerutkan kening, yang di balas kekehan geli di seberangnya.

"Aku baru tau jika Raja Yama (raja neraka dalam agama hindu) bisa membuat lelucon." Ucapnya yang hanya di sambut keheningan panjang.

Helaan nafas lesu terdengar, pria dengan setelan jas abu-abu Armani menatap kakak sepupunya tak berdaya. "Ayolah! Biacaralah! Ada apa kau menyuruhku kemari di tengah malam begini??"

"Kau akan bekerja di perusahaan baruku mulai besok." Sebuah nada tegas tanpa menerima penolakan menjawab pertanyaannya.

"Hei, aku bukan kariawanmu! Kau tidak bisa seenaknya memerintahku begitu saja. Lagi pula aku kesini untuk berlibur, bukan untuk bekerja." Tolak pria bersetelan abu-abu tak mau kalah.

"Berapa umurmu tahun ini? Berhentilah bermain-main dan mulai lah tata hidupmu!"

Pria itu hanya berdecih mendengar nada bossy kakak sepupunya.

"Aku tidak mau." Ucapnya dengan tatapan congkak dan nada meremehkan.

"Mikael!" Terdengar ancaman dalam nada suara pria di depannya. Pria dengan setelan hitam di depannya menatapnya dengan kesabaran yang semakin menipis namun Mikael tetap tak perduli.

"Aku bukan pelayanmu. Kau minta saja orang lain melakukannya." Mikael berucap santai sambil bersikedap.

Sudut bibir pria di depannya terangkat, membuat Mikael merasakan bulu kuduknya meremang.

"Kalau begitu kau bisa kembali ke asalmu. Aku akan menghubungi Mommy mu agar menjemputmu besok untuk membawamu pulang dan menikahkanmu dengan wanita pilihannya." ucap pria tersebut tak kalah santai.

Tubuh Mikael bergetar ngeri mendengarnya. Meski kakak sepupunya mengatakannya dengan nada yang terdengar santai sesantai-santainya, ia tidak bisa membayangkan kosekuensi dari menentang perintahnya. Sambil mergertakkan gigi ia menatap tajam pria menyebalkan di depannya.

"Rafael.." ucapnya melalui gigi terkatup.

"Kau bisa pergi." Yang di balas lambaian tangan oleh Rafael.

"Baik, kau menang." Meski sedikit tak berdamai ia tetap menyetujuinya. Lebih baik bekerja pada raja es ini dari pada di paksa menikah oleh ibunya. Mikael belum rela melepas masa lajangnya. Ia merasa belum puas bersenang-senang sebelum terikat oleh ikatan yang di sebut pernikahan.

"Bagus, kau boleh pergi."

Berdecih, Mikael pun keluar dengan raut wajah masam.

Memegang ponselnya Rafael mendeal nomor seseorang, suara seorang pria setengah baya terdengar pada dering ke tiga.

"Hallo om, Mikael telah setuju."

"Bagus, terimakasih nak. Ah, maaf om merepotkanmu lagi."

"Tidak masalah."

"Kau masih bekerja?"

"Ya."

Mendengar jawaban singkat keponakannya pria di sebrang sana hanya mampu menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

"Ini sudah malam. Berhentilah bekerja, dan segera lah pulang. Kau harus memikirkan tubuhmu jangan hanya menuruti kemauanmu."

"Masih ada yang harus aku lakukan."

"Kau bisa mengerjakannya besok."

"Hm."

Kembali mendapat jawaban tak sesuai harapan pria itu pun menyerah.

"Baiklah kalau begitu, om tutup dulu teleponnya. Oh ya, terimakasih atas bantuannya. Dan juga om titipkan anak nakal itu padamu. Jika tak bisa kau atur suruh pulang saja kesini."

"Baik om."

"Selamat malam."

"Selamat malam kembali om."

Dan sambungan pun terputus. Rafael bersandar dengan lelah di kursinya memijat keningnya yang sedikit berdenyut. Sepertinya ia harus pulang. Membereskan berkas-berkas yang akan di bawanya pulang, ia pun bangkit di sambut oleh pemandangan gembira dari asisten dan sekertarisnya.

Mereka menatap bos mereka dengan penuh haru seperti saat mendapatkan bonus akhir tahun.

Tak memperdulikan tatapan konyol keduanya, pria tinggi berperawakan tegap itu pun keluar dari perusahaannya pada pukul 2 dini hari.

❤❤

Kepulan asap dan aroma alkohol bercampur menguar di sertai hentakkan musik memekankan telinga.

Angella bergerak lambat berusaha melewati para penikmat musik energik yang tengah mengoyangkan badan mereka dengan irama gila. 15 menit kemudian ia sampai di depan sebuah ruangan VVIV tempat di adakannya sebuah pesta, membuka pintu ia di sambut oleh pemandangan ramai dengan dekorasi khas pesta ulang tahun, serta jeritan beberapa teman terdekatnya yang menyeretnya masuk.

"Ah, Njell. Seneng liat loe baik-baik aja. Sorry kita-kita gak bisa datang jenguk. Katanya keluarga loe gak menerima tamu luar, jadi kita cuma bisa besuk loe pasca loe kecelakaan aja waktu di RS. Kita gak bisa temuin loe lagi setelahnya. Sorry ya Njell." Ucap teman Angella bernama Vivian.

"Hm, bener Njell. Loe gak marah kan sama kita?" Kali ini Nela yang bertanya. Ia meneguk minumannya sebelum bertanya.

"Gak kok, gak apa-apa. Lagian gue juga baik-baik aja. Thaks buat doanya." Angella tersenyum tipis membuat teman-temannya merasa lega.

Entah apa yang mereka legakan, karena sejujurnya Angella tak pernah merasa benar-benar dekat dengan salah satu pun dari mereka. Ia bergaul dengan anak-anak dari lingkaran sosial kaya ini karena ajaran baik Mila yang mengajarkannya mencari pergaulan sesuai statusnya. Dan sekarang ia menyadari jika dari awal ia salah memilih teman dan lingkungan pergaulan. Karena jika waktu yang ia habiskan bersama mereka tidak untuk shoping dan liburan, mereka akan menghabiskan waktu bersenang-senang di club malam seperti sekarang ini.

"Yup, kita senang loe bisa kembali kumpul-kumpul sama kita lagi." Ucap Cleo yang mengadakan pesta alias yang berulang tahun. "Santai aja, gak usah tegang. Ini pesta gue, loe bisa pesan apapun yang loe mau. Tenang bon semua gue yang bayar." Angella tersenyum tipis menanggapi.

"Oh ya, happy birtday. " Keduanya saling berpelukan dan bercipika-cipiki. Angella menyerahkan kado yang di bawanya pada Cleo.

"Thanks Njell. Nikmati pestanya ya, kalo ada apa-apa loe bisa lapor gue." Ucap Cleo yang di angguki Angella.

Duduk di sudut Angella memutar-mutar wine dalam gelasnya, beberpa pria datang menawarkan menemani yang gadis itu tolak secara sopan dan halus hingga mereka menyingkir dan mundur secara suka rela.

Para penari stiping baik pria dan wanita tampil di atas panggung mini, Angella hanya tersenyum tipis menanggapi kedipan nakal salah satu pria tampan yang kini tengah memamerkan otot-otot di tubuhnya.

Merasa bosan, Angella bangkit beralasan pergi ke toilet pada teman-temannya. Mereka hanya mengangguk dan melambai padanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, ia keluar dari pintu menghirup nafas sebanyak-banyaknya merasa bahwa pasokan udara bersih terkuras habis di dadanya.

Berjalan menyusuri lorong ia berpapasan dengan pasangan yang tengah asyik berciuman. Keduanya tampak tidak memperdulikan sekitar, saling menikmati hasrat masing-masing yang menggulung keduanya dalam ketiadaan.

"Ouch baby, fuck!" Sang wanita mengumpat di sela lumatannya merasakan remasan pada pantatnya.

Si pria hanya terkekeh tak terlalu memikirkannya, asyik dengan tangannya yang menjelajah seluruh bagian yang bisa di gapainya.

"Ah, aaahh baby."

Bulu kuduk Angella berdiri mendengar dan menyaksikan siaran live 18+++ di depannya. Meski ia pernah menikah, menyaksikan orang lain bercumbu di hadapannya adalah pengalaman yang berbeda yang membuatnya bergidik ngeri. Dengan langkah cepat ia melewati keduanya.

Mendengar langkah kaki tergesa-gesa mendekat si pria memiringkan kepalanya menatap seorang wanita cantik bergerak melewatinya melalui helaian rambut wanita pasangannya. Matanya menyipit hingga berbentuk bulan sabit, matanya terus bergeser mengikuti langkah anggun yang semakin bergerak menjauhinya.

Seringai tipis terukir di bibir merah basahnya, membuat si wanita yang menjadi pasangnya semakin bergairah melumat bibirnya.

"Apartemen atau hotel?"

Pertanyaan tersebut masuk telinga kiri ke luar telinga kanannya.

"Baby..?"

Rengekan manja menyadarkannya.

"Kamu liat apa sih?!" Wanita itu merasa kesal karena di abaikan, ia pun mengikuti tatapan prianya.

Namun tak ada seorang pun di depan sana, ia menghentakkan kakinya dengan bibir yang mengerucut cemberut.

"Kenapa cemburut sayang? Mau aku cium?!" Pertanyaan dengan nada menggoda pria itu ucapkan setelah kembali mengalihkan tatapannya.

"Cium aku." Wanita itu bertingkah manja yang di hadiahi kecupan di bibirnya kemudian lumatan.

"Jadi kita kemana? Hotel atau apartemen?" Tanya wanita itu kembali setelah ciuman panjang mereka terlepas.

"Hotel."

Keduanya pun menghilang di balik pintu lift yang berjarak kurang dari 10 langkah dari tempat mereka tadi.



Tbc..

***

Double up sepecial buat yang minta. Oh ya kemungkinan nanti lama gak up, tapi gak tau juga deh ding liat nanti aja. Kerena kedepannya jadwal aku cukup sibuk. Mudah2n nanti bisa sempet-sempetin ngetik kalo gak terlalu kecapean pas malem.

Jadi di banyak-banyak kin doanya mudah2n authornya gak terlalu sibuk.
Haha

02 Mei 2019

Continue Reading

You'll Also Like

404K 34.1K 27
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
3M 292K 84
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
99.1K 9.9K 14
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
863K 41K 38
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...