HIMEKA

By troublemakerxz

59 7 1

Caca gadis yang tak memiliki banyak kasih sayang dari keluarganya. Gadis yang banyak memiliki luka terpendam... More

PROLOG
1• Gelapnya Malam

2• Melelahkan Namun Bahagia

16 2 0
By troublemakerxz

Matahari sudah mulai muncul dari ufuk timur, Caca kini sedang mencari sebuah tempat yang bisa ia gunakan sebagai tempat penjualan koran selanjutnya.

Karena di tempat yang sebelumnya tidak banyak yang berminat untuk membeli koran.

Sampai siang ini Caca belum mendapatkan tempat yang bagus yang untuk dijadikan tempatnya menjual koran. Sehingga ia juga belum makan sejak tadi pagi.

"huft,kalau seperti ini terus,bagaimana aku bisa hidup?" gerutu Caca.

Caca kini tengah beristirahat di bawah sejuknya pohon beringin. Di otaknya kembali teringat memori-memori yang selalu mengisi harinya.

Caca adalah anak dari sepasang suami istri yang hanya karyawan di salah satu perusahaan terkenal,namun itu dulu. Kedua orang tua Caca kini sudah meninggal saat kecelakaan yang tragis menimpa kedua orang tuanya.

Memori-memori itu selalu terngiang di otaknya,mulai saat itu pula Caca tidak pernah ada yang mengurus lagi,rumahnya disita karena kedua orang tuanya korupsi di tempat mereka bekerja.

Caca mulai hidup sendiri,Caca mencoba untuk menjual koran dan tinggal di kolong jembatan. Pertama-tama yang dirasakan Caca adalah susahnya hidup mandiri. Namun lama-kelamaan ia sudah mulai terbiasa dengan itu semua.

Setelah ia istirahat,ia kembali melanjutkan menjual korannya.

"Koran koran koran" teriak Caca

"Woi....lo kalau jual koran jangan di sini. Ini daerah kepunyaan gue" bentak seorang laki-laki yang sudah bisa dikatakan berumur.

"Ini kan tempat umum,siapapun bisa berjualan di sini" balas Caca.

"Eh lo yaa,sana-sana lo jangan di daerah gue" usir laki-laki itu sekali-kali mendorong Caca hingga Caca tersungkur di batu-batuan yang ada di sana

"Awshhhh" rintih Caca sambari memegang lututnya yang berdarah. Laki-laki itu langsung meninggalkan Caca yang sedang terjatuh,yang kini mulai meneteskan air matanya.

"Ya Tuhan kenapa hidup kejam sekali?" batin Caca meringis

"Oke Ca,Caca ga boleh nyerah,Caca bukan orang lemah" semangat Caca dalam hati.

"Apa sebaiknya aku melamar pekerjaan saja ya,eh tapi emang bakalan ada yang nerima aku?" ucap Caca pada dirinya sendiri.

Hingga pada akhirnya Caca sampai di sebuah cafe yang tak terlalu besar,cafe yang ramai dikunjungi oleh anak-anak muda.

"Permisi mbak,apa ada lowongan pekerjaan di sini?" ucap Caca lembut.

"Maaf,nggak ada" ucap pegawai yang ada di sana.

"Oh yaudah,terima kasih mbak" balas Caca.

Caca melanjutkan perjalanannya ke salah satu toko bunga.

"Mbak,bisakah aku bekerja di sini?aku akan membantu menjual bunga-bunga atau merangkainya" ucap Caca tersenyum penuh dengan harapan.

"Oh bisa bisa dek,sini- sini mbak juga lagi butuh pekerja" ucap mbak Ina pemilik toko bunga.

"Terima kasih mbak" ucap Caca tersenyum manis.

"Dek jangan canggung gitu sama saya,panggil saya Bi Ina aja jangan pakaibembel-embel mbak" ucap Bi Ina sambari merapikan bunga-bunganya seraya tersenyum manis.

"Iya bi,panggil aku Caca aja" balas Caca tersenyum tulus.

"Oh ya Caca, di sini pekerjaan kamu merangkai bunga-bunga, nanti bibi ajarkan kamu bagaimana cara merangkai bunga yang benar" ucap bi Ina

"Wah siap bi" balas Caca penuh dengan semangat.
                      
                          _______

Waktu demi waktu berlalu,Caca sudah terbiasa dengan merangkai bunga. Kini juga Caca sudah tak tinggal di kolong jembatan lagi,melainkan di rumah bi Ina.

Pada waktu itu bi Ina sempat menanyakan tentang keluarga Caca,dan Caca pun juga menjelaskan bahwa ia tinggal di kolong jembatan,bagaimana kesehariannya.

Bi Ina yang mendengar itu cukup terkejut dibuatnya,karena bi Ina berpikir bagaimana anak ini bisa menjalankan hidup bertahun-tahun hanya dengan menjual koran. Itu yang ada di pikiran bi Ina.

Hingga bi Ina pun menawarkan agar Caca tinggal bersamanya,Caca sempat menolak karena tidak mau merepotkan bi Ina. Bi Ina sudah menganggap Caca seperti anaknya sendiri karena ia tidak memiliki anak 1 pun. Bi Ina dan suaminya sudah berpisah sejak 3 tahun yang lalu, bi Ina juga tidak berniat untuk menikah lagi.

"Caca,bangun nak sudah pagi" ucap bi Ina seraya membangunkan Caca yang sedang terlelap tidurnya.

Hari ini bi Ina berniat menyekolahkan Caca. Lagi-lagi Caca menolak,tapi tetap dipaksa oleh bi Ina. Kata bi Ina masa depan masih panjang,jadi lebih baik menambah wawasan di sekolah terlebih dahulu. Caca yang mendengar itu hanya bisa mengucapkan kata terima kasih banyak kepada bi Ina.

"Ayo sudah pagi ini,kan hari ini Caca mau daftar sekolah" ucap bi Ina lagi.

"Iya bi,Caca mandi sekarang. Tunggu" balas Caca yang mulai berjalan ke arah kamar mandi.

                            _______

Caca kini sudah siap dengan pakaian biasanya untuk mendaftar ke sekolah. Caca sedang berada di ruang kepala sekolah bersama bi Ina untuk mendaftar, Caca diterima di sekolahnya.

"Nah sekarang Caca sudah diterima di sekolah ini,besok Caca udah bisa sekolah ya" ucap kepala sekolah itu sembari tersenyum.

"Siap bu,terima kasih banyak" balas Caca ramah kepada kepala sekolahnya.

"Kalau begitu kami pamit ya bu" ucap bi Ina,Caca pun menyalimi tangan kepala sekolahnya.

Kini bi Ina dan Caca sudah berada di rumah. Hingga sore hari pun Caca menemui bi Ina untuk membantunya memasak persiapan makan malam,walaupun itu untuk mereka berdua.

Selesai mereka memasak,mereka menuju meja makan yang hanya berisi 3 kursi saja.

Mereka makan dengan hening tanpa bicara,karena Caca tidak dibolehkan berbicara pada saat makan oleh bi Ina agar tidak tersedak nantinya.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 8.55 PM,Caca masih merenung di kamarnya. Ia berpikir bagaimanakah kehidupannya selanjutnya?akankah terus bergantung kepada bi Ina?ia sudah terlalu banyak merepotkan bi Ina,ia menjadi sedih dan bingung harus bagaimana lagi.

                          _______

"Selamat pagi bi" ucap Caca dengan senyum manisnya. Ia sudah lengkap dengan pakaian sekolahnya,hari ini adalah hari pertamanya sekolah.

"Pagi juga Ca,sini sarapan dulu,entar Caca jangan bandel ya di sekolahnya" balas bi Ina sembari menyiapkan sarapan.

"Iya pasti bi,Caca kan polos engga mungkin bandel" ucap Caca cekikikan.

"Iya Ca iya,belajar yang bener ya,jadi anak yang sukses nantinya. Bisa membanggakan semua orang"

"Iya bi,kalau begitu Caca berangkat dulu ya" balas Caca sembari menyalimi tangan bi Ina.

Kini Caca sudah berada di depan sekolahnya. Ini merupakan sekolah negeri,ya supaua bayarnya tidak terlalu mahal.

Caca celingak-celinguk mencari ruang kepala sekolah,ia tidak tau di mana arahnya.

"Pagi,permisi mau nanya. Ruang kepala sekolah di mana ya?" ucap Caca sopan kepada salah satu siswi.

"Eh,ayo sini gue anter aja biar ga kesasar nanti" balas siswi itu sembari tersenyum. Caca hanya membuntuti siswi itu dari belakang.

"Oh ya nama gue Erika,panggil Rika aja" ucapnya sembari menjabat tangan

"Iya makasih ya,aku Himeka panggil aja Caca" balas Caca sembari menjabat kembali tangan Rika.

"Yaudah kalau gitu gue pergi dulu ya" ucap Rika yang dibalas anggukan oleh Caca.

"tok,tok,tok"

"Masuk" ucap seseorang dari ruangan kepala sekolah

"Permisi bu,saya Caca murid baru" ucap Caca sopan sembari menyalimi tangan kepala sekolahnya.

"Oh Caca yang kemarin itu ya" ucap bu Asna a.k.a kepala sekolah.

"Iya bu" balas Caca.

"Saya dapat di kelas mana ya bu?" sambungnya.

"Kamu di kelas 11 ipa 3,mari saya antar kamu." ucap bu Asna sembari menghantarkan Caca.

"Nah di sini kelas kamu. Permisi bu Ita,ini ada murid baru" ucap bu Asna sembari melihat Caca.

"Oh ayo masuk,perkenalkan nama kamu nak" ucap bu Ita.

"Hai,aku Himeka panggil aja Caca" ucap Caca tersenyum manis. Yang dibalas senyuman oleh para siswa yang berada di kelas.

"Oh ya Caca kamu bisa duduk di samping Erika,Erika angkat tangan kamu nak" ucap bu Ita.

"Hai kita ketemu lagi" ucap Erika yang dibalas senyuman oleh Caca.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 1.30 Pm. Semua siswa sudah pulang. Caca sedang berada di kelas sambil merapikan alat tulisnya,ia ditemani Erika. Sejak tadi Caca  kemana-mana selalu bersama Erika.

Caca di kelasnya bukan perempuan yang cantik,muka Caca masih terlihat sangat kusut. Mungkin ia butuh perawatan di salon. Erika yang menyadari muka Caca yang kusut itu mengajaknya ke salon untuk sedikit perawatan.

Caca sudah menolak,karena ia tidak mau merepotkan orang lagi. Namun Erika tetap memaksanya. Hingga mereka pun ke Salon bersama.





nb: vote for next part!

Continue Reading

You'll Also Like

44K 725 11
This story is based on village story with lots of smut...
1.7M 116K 26
#Book-2 in Lost Royalty series ( CAN BE READ STANDALONE ) Ekaksh Singh Ranawat The callous heartless , sole heir of Ranawat empire, which is spread...
191K 4.7K 110
As the Maid of Evil, Y/n sacrifices her life for her twin brother. As the Mist Hashira, Y/n sacrifices her life for humanity. But not anymore will Y...
139K 370 99
Erotic shots