CRUSH CRASH ; Jaehyun ✔

By Guppyjeon

143K 25K 2.2K

ㅡ Roseanna ; Jaefri ; Jekalidian ㅡ "Umur lo ga panjang lagi" "J-jaef, seseorang sedang mencoba membunuh Gue"... More

Opening
O1
O2
O3
O4
O5
O6
O7
O8
O9
1O
11
12
13
1 4
15
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Open this Please
LIEFDE EEN ORLOG (UP)

30

2K 477 50
By Guppyjeon

Comment dong. Comment-comment kalian moodboster banget!


Rasanya dua laki-laki ini ingin beradu jotos kala melihat Jeka berada diambang pintu kamar Rose, menatap mereka dengan tatapan bingungnya.

Jeka datang secara tergesa-gesa setelah mendapat feeling buruk atas Rose. Maka dari itu ia langsung datang kemari untuk melihat kondisi Rose, awalnya dipikiran Jeka, Rose sedang sendirian di rumah, tetapi dugaannya salah.

Jaefri berusaha meredam amarahnya, mengingat ada Bunda nya disini.

Rose yang baru sadar hanya bisa merapatkan tubuhnya pada Irene atau biasa di panggil Bunda oleh Jaefri dan Jeno. Rose takut melihat Jeka, ia takut bahwa apa yang membuatnya kesakitan tadi adalah Jekaㅡorang pertama yang ia curigai.

"Lo ngapain kesini?" Jaefri bertanya dengan tatapan datarnya.

Jeka menghela nafasnya sejenak lalu memberanikan diri menatap Jaefri, "Maaf mengganggu, gue cuman mau nengok kondisi pacar gue" jawab Jeka lalu melirik Rose sebentar.

Irene nampak kaget mendengar Jeka menyebutkan kata pacar kala itu. Jaefri memang sempat menceritakan bahwa Jeka adalah sosok jahat yang sering Jaemin dan Jeno ceritakan ketika mereka mengobrol bersama dirumah.

Irene tahu semuanya, dan Jaefri bisa melihat ketakutan dimatanya dan bagaimana ia tiba-tiba memeluk Rose.

"Dia baik-baik aja" tiba-tiba Irene menyahut.

Jeka menatap Irene sebentar, "Maaf tante, saya gak bermaksud jahat disini. Cuman mau nengok Rose sebentar" Jeka mengambil langkah maju untuk mendekat, tapi seiring bertambahnya langkah itu.

Jaefri bergerak untuk menghalanginya, serius Jaefri tidak mau Jeka memperkeruh keadaan, Rose baru sadar dan dia masih mengalami shock, sekarang ditambah kedatangan pacarnya yang brengsek ini, panas dong.

"Rose masih perlu waktu Jek, lo mending pulang dulu, besok balik lagi" Jaefri secara tidak langsung mengusir.

Jeka menoleh, menatap Jaefri sengit.

"Gue tahu apa yang jadi penyebab Rose begini, jadi gue mohon lo diem aja!" sekarang Jeka telah berdiri tepat didepan Jaefri, keduanya berhadap-hadapan.

Jaefri memutar bola matanya malas. "Lo gak lihat dia ketakutan?!" Jaefri menunjuk kearah Rose yang bersembunyi dibalik punggung Irene.

Keduanya sibuk dengan obrolan sengit mereka, sampai dimana Rose memberanikan diri untuk bangun dari tidurnya, menghampiri keduanya, memisahkan Jeka maupun Jaefri dengan cara mendorong tubuh keduanya agar menjauh.

Plakk!

"C-cukup Jek!" tubuh Rose bergetar hebat kala tangannya menampar pipi Jeka dengan keras hingga pipi mulus laki-laki itu memerah.

Rose merasa marah kepada dirinya sendiri karena ini kedua kalinya ia menyakiti orang lain. Namun Rose bertekad bahwa jika ini adalah kali terakhirnya dengan Jeka, maka besok Rose harus bisa hidup jauh lebih bahagia walaupun dengan penyakit jiwanya.

"Rose..."

Jeka menatap gadis nya yang tengah tertunduk karena menangis itu dengan tatapan sendu. "Maaf..." lagi-lagi kata maaf.

"Gue harap itu kata maaf terakhir lo Jeka, ayo putus." mata Jeka membulat kala mendengar suara lembut Rose yang menyebutkan bahwa gadis itu ingin putus darinya.

Jeka reflek menggeleng, matanya berkaca-kaca, menyakitkan mendengar kata putus setelah mempertahankan hubungan ini selama tiga tahun terakhir.

"Kita putus baik-baik, don't hurt anyone. I love you, but I can't stay anymore because I love myself more than anything."

Jeka meraih kedua tangan Rose, ia menangis sembari memohon. "T-tapi Rose, please jangan, Aku berusaha jadi lebih baik. Aku udah ninggalin dunia hitamku Rose, demi kamu! please jangan ada kata putus, yah? Please.."

Jeka pernah patah hati sekali, karena ia diselingkuhi, memang menyakitkan. Tapi sakit hati ketika harus berpisah dengan seseorang yang dicintainya karena kesalahannya sendiri jauh lebih menyakitkan, ada segudang rasa bersalah yang siap menghujam setiap waktu

Ia tak pernah sadar, bahwa bermain dengan api kecil itu berbahaya, karena suatu saat api itu akan membesar dan bila padam akan meninggalkan bekas.

Begitulah Rose, ia meninggalkan bekas luka besar di hatinya, padahal awalnya ia tak pernah menduga bahwa keisengannya akan berakhir seperti ini.

Biarlah Jekalidian dengan penyesalahannya.

"Please..." Jeka jatuh berlutut sembari menangis.

Tiga orang dibelakangnya menjadi saksi hidup atas berakhirnya hubungan sepasang kekasih ini. Irene nampak terharu, namun dua laki-laki disampingnya nampak santai dan cenderung bahagia.

Rose menggeleng, melepas tangan Jeka dan memintanya untuk berdiri. "Aku menghargai usaha kamu buat ninggalin semua itu demi aku, tapi jangan gitu. Seharusnya kamu ninggalin dunia kamu demi Allah"

Jeka salah jika melepas segalanya demi Rose, sedangkan gadis itu merasa keberatan jika alasan Jeka meninggalkan dunia itu atas namanya.

Rose bisa merasakan cinta Jeka, namun semuanya telat. Rose sudah pada titik muaknya. Rose tidak ingin masuk kedalam lubang yang sama, bahkan Rose tahu sudah berapa banyak kata maaf yang keluar dari mulut si Tampan Jekalidian itu semenjak semester ketiga. Tetapi, Jeka hanya bisa mengucapkannya, tak pernah membuktikan bahwa ia benar-benar merasa bersalah telah menyakiti Rose.

Sekarang adalah pelajaran hebat untuk Jeka, ketika orang yang sudah mau bertahan walaupun di hadang berbagai jenis badai, pergi begitu saja meninggalkannya, atau bahkan memilih laki-laki lain yang sekarang berdiri dibelakangnya.

Setidaknya, Rose pantas mendapatkan pengganti seperti Jaefri, walaupun laki-laki itu sama kafirnya dengan Jeka. Tetapi Jaefri tidak mungkin menyakiti Rose kan?

"Kamu ninggalin aku karena sudah ada pengganti ya?" Jeka pantas menannyakan itu, jika memang benar adanya maka ia bisa marah kepada dirinya sendiri untuk kedua kalinya.

Kemana ia pergi sampai-sampai ada laki-laki lain yang dengan susah payah merebut segala hak dan kebolehannya atas Rose.

Benar, ketika kau membiarkan seorang perempuan menangis sendiri, maka tunggu saja, akan ada laki-laki lain yang akan mengusap air matanya, bahkan jauh lebih baik dari yang kau lakukan sebelumnya.

Rose menggeleng pelan, Jaefri memanglah Pain Killer nya. Tetapi kedekatannya dengan Jaefri bukanlah semata-mata ia ingin main belakang. Rose tak pernah meminta Jaefri datang, laki-laki itu yang datang dengan sendirinya dan mengisi kesehariannya, melindunginya, bahkan mencarinya dengan 62 missed callsㅡkepanikan yang luar biasa.

Rose hanya berpikir, Jaefri adalah hadiah untuknya dan sekaligus hukuman bagi Jeka. Jika saja laki-laki itu terlihat selalu bersamanya, mungkin saja Jaefri sudah berlaku demikian kepada gadis lain, atau mungkin tetap menjadi Jaefri yang duluㅡpenyendiri dan sibuk dengan segala kegiatannya.

"Kalau begitu, baby please give me one last hug"

Rose memeluk Jeka untuk terakhir kalinya. Sangat erat, memang berat melepas Jeka yang sudah ada untuknya selama ini, walaupun hubungan mereka rumit, tetapi perpisahan tak pernah semudah itu, sekalipun mereka berpisah baik-baik.

Menyesakkan.

Lantas, apakah Rose akan menyesali keputusannya? Apakah Rose akan kembali mencari-cari Jeka kala ia merindukan laki-laki itu?

Setelah merasa puas, Jeka melepas pelukannya, menatap Rose dalam, menghapus sisa air mata Rose dengan jarinya.

"Aku harap, aku bisa bantu cari pelakunya. Jangan tinggalin siapapun, jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun. Jangan pernah merasa lemah, inget itu? Kamu tahu kan? Aku berpengalaman dalam hal ini, jadi kalau mau tanya sesuatu, kamu bisa hubungin aku"

Rose mengangguk lalu tersenyum tipis. "Don't hurt anyone, okay? Being nice guy. Find someone new"

"I won't"

"Hahaha Okay, its up to you"

Nampak canggung. Jeka bergerak mendekati Jaefri, menepuk pundak laki-laki yang jauh lebih tinggi darinya 3cm itu.

"Jaga baik-baik"

"Sebelum lo suruh udah gue lakuin"

"Sombong amat, yaudah gue pamit" Jeka berjalan mendekati Irene yang sudah menatapnya teduh sekarang.

Irene memeluk Jeka dengan hangat, "Semangat ya Nak" Jeka mengangguk lalu melepaskan pelukannya, "Maaf Jeka buat keributan disini" Irene mengangguk sembari tersenyum.

Jeka merasakan hangatnya suasana disini, ia merasa bahwa telah merusak moment bagus. Bahkan sedari tadi Jaemin tak bisa melepas tatapan dinginnya pun ia hampiri.

"Jaem, maaf karena udah brengsek ke Kakak lo"

"Ck, baru sadar lo?"

"Maafin gue yah?"

"If I can lah Bang"

"Oh iya, cewek lo cantik ya?" Jaemin melotot kearah Jeka kala ia menotice Shaerin dalam obrolan mereka. Jeka tertawa lalu menggelengkan kepalanya, "Gabakal gue apa-apain, bentar lagi dapet tuh" Jeka berlalu lalu meninggalkan mereka semua dalam keheningan.

Lagi-lagi Rose menangis karena melihat kepergian Jeka. Apa ini terakhir kalinya Rose melihat Jeka? Sepertinya tidak.

Jaefri mendesah kasar lalu membalik pundak Rose, menarik Rose kedalam pelukan hangatnya. Mengusap kepalanya lembut, membiarkan Rose menangis sepuasnya.

Walaupun ia sempat panas melihat adegan sok manis Jeka kepada Rose barusan. Bukan karena apa? Sudah nyaris satu bulan Jaefri memiliki perasaan dengan gadis yang dipeluknya ini, tidak mungkin jika ia tidak cemburu melihat tangan kekar Jeka memeluk tubuh ringkih Rose barusan.

Pikirannya jadi kemana-mana..

Ia merasa sangat-sangat cemburu membayangkan bagaimana Rose memperlakukan Jeka dengan manis.

Intinya, Jaefri ingin mengucapkan sesuatu sekarang. "Rose," bisiknya didekat telinga gadis itu, Rose hanya berdehem kecil, masih dengan tangisannya.

"Jangan nangis, gue cemburu tauu"

Oh, astaga Jaefri alatar, timingmu tidak tepat sekali dalam menyampaikan rasa cemburumu.

Tapi, ajaibnya Rose berhenti tertawa untuk beberapa saat lalu merenggangkan pelukannya, menatap Jaefri bingung.

Laki-laki itu sekarang terkekeh geli melihat mata sembab Rose dan hidungnya yang memerah, ini bukan pertama kalinya Jaefri melihat Rose menangis, tapi entah mengapa ekspresi bingung Rose sukses membuatnya gemas.

"Jangan nangis" bisiknya lagi.

Rose menoleh ke sekitar, sudah tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya dan Jaefri. Artinya, Bunda dan Jaemin sudah keluar kala Rose menangis di pelukan Jaefri.

"Tante sama Jaemin mana?" tanya Rose.

"Keluar, beli bakso" jawab Jaefri diiringi kekehan.

Rose menganga, "Hah?"

Jaefri mencubit pipi Rose pelan, "Makannya nangisnya jangan kelamaan, ditinggalin kan? Mau bakso juga hm?" Jaefri masih belum melepaskan pelukannya di pinggang Rose, matanya tak pernah lepas dari manik-manik Rose yang membuatnya candu.

Rose menggeleng sebagai jawaban tidak, ia tak cukup berselera makan karena patah hati.

"Kenapa?" tanya Jaefri dengan lembut sembari membelai pipi mulus Rose tak kalah lembutnya.

Rose tetap menggeleng, Jaefri sedikit kecewa karena Rose menolak makan. Padahal ia tahu bahwa energinya banyak habis karena kerasukan dan disusul kedatangan Jeka kerumahnya.

"Aku suapin mau ya? Mau makan apa? Ayo keluar cari makan" Jaefri menawar.

"Gamau Jaef.."

Tapi Jaefri lupa, bahwa yang ia hadapi adalah seorang Mahasiswi Hubungan Internasional yang memiliki pendirian kuat, karena mereka dilatih untuk berdelegasi dan mempertahankan pendapat mereka walaupun 'ngeyel', sedangkan Jaefri tak pernah diajarkan untuk itu.

Lantas, Jaefri harus menggunakan jurus apa dalam membujuk Rose?

"Serius Roseanna, harus makan" Jaefri kembali menekankan bahwa Rose harus makan malam itu, entah ia makan sendiri atau harus dengan bantuan tangan Jaefri.

Jaefri hanya ingin Rose menyuapkan sesuap nasi walaupun seperempat sendok saja.

Rose menekuk wajahnya. "Kok maksa" tanyanya dengan nada kesal.

Bukannya kesal, Jaefri justru tersenyum lebar hingga lesung pipitnya tergambar dengan jelas lalu kembali membelai pipi Rose lembut. "Karena aku sayang kamu kali ya? Iya bukan sih?" tanyanya.

Pipi Rose memerah, tapi wajahnya masih tetap menunjukkan rasa kesal. Rose mau baper tapi kesel. Yah, gimana ya? Jaefrinya rese.

Rose mencubit dada bidang Jaefri gemas, "Mentang-mentang udah putus, makin lancar gombalannya hmm?"

Jaefri mengaduh kesakitan setelah mendapat beberapa cubitan di dadanya.

"Yah Rose, seharusnya kamu bersyukur aku gombalin. Kamu gatau ya? Aku udah pernah di gatelin sama jurig, coba bayangin" Jaefri melengkungkan bibirnya ke bawah karena mengingat kembali bagaimana setan yang merasuki Rose memujinya tampan.

Memang sih, tubuh Rose yang bergerak, tapi kan yang bilang jurig nya. Jaefri sih enggak mau diikutin Jurig karena dia tampan. Jaefri lebih rela di kejar-kejar maba buat diajak foto bareng daripada dikejar-kejar Jurig.

Toh, hatinya tetap milik Rose sampai detik ini.

Rose menatapnya bingung, Jaefri rasa gadis ini belum juga mengerti. "Tau engga? Ada setan yang bilang aku ganteng masa, tadi kamu gak sadar ada yang rasukin. Setannya gak serem-serem amat sih, tapi dia genitt! Hih jijik banget"

Tawa Rose pecah mendengar penjelasan Jaefri barusan, ditambah nada jijik yang Jaefri suarakan begitu lucu.

"Bagus dong, habis ini aku sembuh. Kamu diikutin setannya karena ditaksir" ucap Rose disela-sela tawanya.

Grep!

Jaefri kembali memeluknya, menyandarkan dagunya di pundak Rose, lalu menggeleng pelan.

Rose terkekeh, memang beberapa kali Jaefri menunjukkan sisi baby boy nya kepada Rose, jujur ia gemas, karena Rose terasa seperti seorang ibu bukannya perempuan yang seumuran dengan Jaefri.

"Gamauu"

"Kenapa?"

"Emangnya kamu gak cemburu?" tiba-tiba Jaefri bertanya demikian, Rose paham kemana jalannya pembicaraan ini.

"Enggak dong"

"Ck, padahal aku cemburu"

"Sama setannya? Karena nempelin aku terus?"

Rose bisa merasakan kepala Jaefri menggeleng cepat, ia merasakan Jaefri menjauhkan tubuhnya, pundaknya dipegang lembut oleh Jaefri.

"Aku cemburu sama Jeka, Roseanna"


Tbc

Panjang nihh 1948 words loh.
Kalian harus menghargainya.

Sebenernya aku buat panjang sebagai kata maaf, karena harus up malam-malam.

Padahal aku ada rencana buat up pagi terus, tapi karena semalam aku capek banget terus tidur awal, jadi gak sempet buat ngetik hehe maaf yaa..

Sekarang udah puas belum sama chapter 30 nya? Kurang greget apa gimana?

Oh iya, kalian lebih suka chapter nya ini..

A. Jaefri side
B. Rose side
C. Jaemin side

ya walaupun dugaanku kebanyakan lebih suka sama kehebohan Jaefri di side story nya ㅋㅋㅋ tapi yang lain ga kalah seru !

Jangan lupa tekan bintang (⭐) kalau kalian suka sama cerita ini. Terus comment jika kalian mau cerita ini berlanjut ㅋㅋㅋ  comment kalian moodboster banget asli !

Buat yang mau interaksi, atau tanya-tanya sesuatu ke Author, comment di foto iniㅡpasti dibales

Thank you !!!



















Continue Reading

You'll Also Like

55.4K 8.6K 52
Rahasia dibalik semuanya
52.3K 6.7K 43
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
249K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...