JAEYONG || SEREIN ✔

By by_hyr

10.9K 844 34

*Just Jaeyong Fanfiction with dark romance ⚘🖤* ♡ Happy Reading ♡ More

Main Cast
Ch. 1 : Your Tale
Ch. 2 : Warm Darkness
Ch. 3 : Dreaming Of You
Ch. 4 : Shadow
Ch. 5 : Lost & Found
Ch. 7 : Dazed & Confused
Ch. 8 : The Crime
Ch.9 : End To Start
Ch. 10 : The Other side
Ch. 11 : Issues
Ch. 12 : Ghost Of You
Ch. 13 : Dreaming
Ch. 14 : District E50
Ch. 15 : There Is Hope
Ch. 16 : Between Different Skies
Ch. 17 : The War
Ch. 18 : Back 2 U (Final)

Ch. 6 : Unknown

330 39 0
By by_hyr

🔉 Location Unknown - Brooklyn Session, Honne

[D-2]

"Hi, Tyong!" Sebuah sapaan dari Lucas menyambut Taeyong saat dirinya baru masuk kelas. Muka anak itu sedikit masam. Tampak tak tertarik menanggapi orang-orang disekitarnya. Ia hanya melenggang menuju bangku, duduk tak peduli Lucas and the gank sedang mengumpatinya.

"Whats your problem, man?" Lucas tiba-tiba datang dan menarik kerah seragam Taeyong sampai dia terjinjit.

"Singkirkan tangan kotormu, Cas!" Taeyong menatap mata Lucas tajam. Mereka bisa saja membunuh satu sama lain dengan cara pandang seperti itu.

"Hei, hentikan." Yuta menengahi. Temperamen Lucas memang buruk tapi lebih buruk lagi Jaehyun. Lucas lebih keras kepala dan tidak akan mau mendengar ucapan siapapun termasuk teman karibnya, Yuta.

"Aku harus memberikan pelajaran untuk anak yang tidak tahu sopan santun ini. Apa orang tuamu tudak mendidikmu dengan benar?"

"Sialan!!" Sekuat tenaga Taeyong yang berbadan lebih kecil berhasil melepas tangan Lucas dari kerahnya. Kemudian melayangkan pukulan tepat di pipinya sampai ia terjatuh. Darah mengalir lewat bibir sampingnya, robek begitu saja.

"Ouh!!" Suara prihatin berasal dari mereka yang asyik menonton.

"Kau!!!" Lucas berusaha berdiri. Mengusap darahnya lalu mendekati Taeyong. Mata Lucas yang bulat dan bewarna hitam legam mengintimidasi Taeyong.

Anak itu sedikit bergetar ketakutan, bagaimanapun Taeyong tetaplah anak dengan mental yang lemah. Ia sempat mundur perlahan namun Lucas bisa mengejarnya sampai ia tak bisa mundur lagi karena terpojokkan.

"Kau cantik sekali, Tyong. Pantas Jaehyun tergila-gila padamu. Daripada kau bersama si bringas itu, kenapa kau tidak denganku saja.." Langkah sudah tepat di depan Taeyong.

Mata Taeyong fokus pada jari Lucas yang penuh darah, mengikuti kemana jari itu akan berhenti. Dia mulai ketakutan. Jari itu berhasil menyentuh bibirnya. Meninggalkan jejak darah di bagian samping bawah bibir kemerahan Taeyong.

"Ewh, Cas. Apa yang kau lakukan.." Yuta memasang muka jijik tidak mau melihat adegan itu.

"Aku penasaran.. Bagaimana rasanya.." Lucas mendekati bibir Taeyong tanpa aba-apa dan cukup persiapan. Dia menciumi bibir itu seperti sedang menjilati eskrim penuh selai strawberry.

"Akh!! Shitt!!" Tautan mereka terlepas karena secara brutal Taeyong menggigit bawah bibir Lucas mengenai area yang telah sobek tadi. Lucas berani bersumpah itu sangat menyakitkan.

"Kau manusia paling menjijikan!"

/plakk/ Tangan besar Lucas menamparnya sangat keras sampai pipi halus itu memerah sangat padam.

"KALIAN IKUT SAYA KE KANTOR!!"

Demikian berakhirnya keributan di pagi itu. Dengan ini, Lucas dan Taeyong dihukum tidak boleh mengikuti pelajaran sekolah selama seminggu. Ini pelanggaran paling fatal yang pernah Taeyong lakukan.

[D-day]

Hari kedua masa hukuman Taeyong,

"Sudah berapa kali kubilang, jangan seenaknya masuk ke ruanganku, J" Seru seorang pemuda berambut hitam dengan poni menutup penuh bagian depan. Tangannya bergerak cantik mengikuti musik klasik yang mengalun menorehkan cat minyak pada sebuah kanvas.

"Kali ini hukuman apa yang akan kau berikan padaku? Aku menantikan saat-saat seperti ini, kau tahu." Seorang pria berbadan lebih besar berpanggilan 'J' mengeluarkan suara husky diiringi smirk tampan di wajahnya. Berjalan mendekat. Menuju tempat pria kecil berdiri fokus pada lukisan abstrak yang sedang ia kerjakan.

"Kau memang tidak akan pernah jengah meski aku memberikanmu hukuman. Aku menyerah menghadapimu." Sisi samping pria yang baru saja berbicara bergerak beralih memandang pria di sampingnya. Menampilkan permukaan wajah yang terukir indah. Terutama bibir tipis kemerahan itu. Mata J hampir salah fokus pada bibir lalu kembali menatap matanya penuh kesadaran.

"Mulai sekarang kubebaskan kau keluar masuk tempat ini. Pengecualian jika si Johnny ada dirumah."

"Yash! Jika Johnny kubunuh maka aku bisa seterusnya disini, begitu kan, Lee?"

"Panggil namaku dengan benar. Dan satu hal lagi, jaga ucapan brengsekmu itu." Pemuda Lee kembali fokus pada lukisanya. Menyisakan wajah tanpa dosa J yang senang sekali berhasil menyulut emosi pria kecilnya.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar pria yang kemarin mengganggumu itu? Jika kau mau, aku bisa membunuhnya. Kau tahu dia memang pantas mendapatkan itu."

"Apa otakmu itu isinya hanya membunuh dan membunuh?"

"Ya! itu keahlianku. Aku terkenal dengan julukan 'Ksatria J' ditempatku. Orang yang sangat berpengaruh besar di negeri kami.... Hmm, Alex juga sangat hebat, pangeran paling tangguh yang pernah ada.." Suasana yang tampak familiar membuat pemuda Lee memutar bola mata malas.

"Lagi-lagi kau berbicara aneh.. Lagipula aku tidak ingin tahu tentang Alex atau bualan tentang betapa hebatnya negerimu.."

"Bukan bualan, Lee Taeyong. Ini sungguh kisah nyata. Alex itu adalah ka-" J berhenti. Seperti tak sengaja mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.

"Ya dan siapapun Alex atau Neo Planet yang kau sebut itu aku tidak ingin tahu. Tolong berhenti menggangguku dan keluar dari tempat ini." J hanya diam. Masih memandangi pria cantik didepannya sedikit mengulas senyum.

"I love your green eyes, Lee. Can i kiss your eyes?" Yang disebutnya mematung. Seperti tertangkap basah telah berbohong.

"Kau-- Tau darimana?" Yang benar saja, J bisa melihat mata hijaunya padahal ia selalu memakai softlens hitam kemanapun dan kapanpun.

"Aku belum bercerita jika aku juga punya mata yang sama denganmu? Biar kutunjukkan.." Jemari J perlahan mencoba melepas sesuatu dari matanya. Sebuah soflens.

Lime green eyes.

"Oh my godness! Kau jangan bilang juga memilikinya, J?" Seperti seolah terpikat, Pemuda Lee berjalan mendekat. Sampai matanya berada tepat di depan mata J. Menelaah keindahan kedua mata itu.

"Apa?" Masih terpaku jarak yang sama. Sekitar 10cm diantara keduanya. Taeyong menyadari betapa awkward moment saat itu, dia mundur sebelum berkata lagi.

"Kekuatan itu." sebelah alis J terangkat bingung. Ini pertama kalinya sejak pertemanannya dengan Taeyong, membicarakan suatu hal diluar nalar. Terutama ini kisah menurut sudut pandang Lee Taeyong. Suatu hal yang langka.

"Kau tidak punya?" J mengangkat bahunya.

/suara sirine/

"Kau harus pergi, Johnny ada dirumah." Belum sempat J menjawab. Taeyong sudah berjalan melewatinya menuju pintu keluar dan berjalan cepat menuju rumah utama.

Benar saja, Johnny sedang berjalan dengan langkah memburu kearah Taeyong. Mendadak wajahnya berubah tegang. Ketakutan. Dihadapkan dengan postur badan yang lebih besar dari J dan darinya. Jangan lupakan betapa mengerasnya rahang seorang Johnny walau dari depan.

"Kau tahu, aku muak sekali mengurusi bocah sepertimu. Kapan kau akan dewasa jika terus membuat masalah. Assh!" Johny berdecak kesal. Semakin gemetaran. Taeyong hanya bisa menunduk.

"T-Tidak, kak. Aku janji ini yang terakhir. Terima kasih sudah mengurus masalahku dengan baik." Taeyong masih menunduk. Sangat patuh pada sosok yang dipanggil 'kakak'.

Seo Johnny, bukanlah kakak kandungnya. Dia sepupu yang bertugas menjaga Lee Taeyong sampai lulus SMA.

"Kuharap begitu. Jika kau berbuat ulah lagi, bersiaplah pindah ke Amerika." Kata Johnny final. Ia melewati tubuh kurus Taeyong yang lemah itu begitu saja, menuju ruang singgasananya.

Tes. Tes. Taeyong menangis. Airmatanya mengucur hebat turun dari hidung lurusnya menuju lantai dingin. Ia berburu mengusap sumber kebasahan itu sebelum Johnny melihatnya. Ia tidak ingin dianggap lemah, begitu pikir Taeyong. lalu ia kembali menuju ruang pribadinya.

J sudah pergi. Tanpa meninggalkan jejak apapun. Entah dia keluar darimana, yang Taeyong tahu, J itu selalu punya pintu rahasia untuk bisa kesana tanpa ketahuan dan itu masih menjadi misteri terbesar bagaimana J selalu datang dan pergi dengan mudah. Ia pun tak pernah menanyakan tentang itu pada J. Arti lain, Taeyong tidak begitu peduli.

Taeyong memejamkan matanya erat. Menahan sebuah kesakitan yang menyerang dadanya. Air matanya turun perlahan. Tangan sebelahnya masih berusaha menenangkan jantungnya yang berdetak cepat.

"Kau menyebalkan Jaehyun, kau menyebalkan.. Aku benci kau seumur hidupku!!"

"Taeyong, tenang.. kau bisa dengar aku?" Matanya terbuka. Sesi konsultasi hari itu terasa sangat mengkhawatirkan. Emosinya semakin memburuk.

"Dok, adakah cara agar aku bisa melupakan semua ini. Aku tidak bisa. Maksudku.. akibat mata sialan ini hidupku benar-benar berantakan. Aku ingin kau mencongkel mataku saja, lebih baik aku buta daripada-- hiks.."

Taeyong menangis. Air matanya turun perlahan membasahi kedua pipinya. Kalimat selanjutnya tanpa ia katakan, Dr. Taeil sudah mengerti.

"Kau tahu, kau adalah orang paling istimewa Taeyong. Tuhan memberimu sepasang mata cantik yang berbeda dengan yang lain. Kau memiliki kemampuan yang berbeda dari kami. Apa menurutmu mata itu membawa kesialan? Bagiku tidak. Mungkin akan ada saatnya matamu akan berguna bagi orang lain dalam hal membantu sesama sebagai mahkluk sosial. Bukankah begitu?"

Pria itu terdiam. Tak lama ia mengiyakan.

Tampak lebih kurus, ia terlihat sangat kacau. Memori otaknya tak bekerja dengan baik. Antara Jaehyun ataukah J. Dia sampai tidak bisa membedakannya. Ia mengkonsumsi beberapa obat tidur dan obat penenang. Menjaga agar dia tetap berpikir rasional.

"Baiklah.. cukup sampai disini ya. Aku akan menyuruh Johnny menjemputmu."

"Dok, masih ingat tentang J?" Dr. Taeil yang hendak menelfon Johnny kembali duduk dan kembali fokus padanya.

"J itu tidak nyata, entahlah.. Aku merasa dia nyata karena bisa kusentuh tapi saat itu juga aku merasa melihat sosok Jaehyun yang sangat membuatku ingin segera membunuhnya. Aku tidak tahu harus bagaimana.."

kau menyadarinya.. -Taeil.

"Aku akan membantumu. Untuk sekarang, kau butuh istirahat. Jangan pikirkan banyak hal. Kau percaya padaku kan?"

"Ya, Terima kasih.."

Taeyong meninggalkan ruangan itu dan memilih untuk menunggu Johnny di cafe terdekat. Dia hanya ingin berjalan sebentar menghirup udara sore yang segar.

/drrt/

Jae(si brengsek)Hyun is calling...

"WHAT?!" Jantungnya hampir saja melompat saking terkejutnya. Jaehyun sedang memanggilnya.

Ia menerima panggilan itu sedikit ragu. Menaruh hapenya ditelinganya pelan. Tak ada suara pada awalnya kemudian dalam detik ke-3 suara husky miliknya terdengar.

"Hey, i miss you.."



Continue Reading

You'll Also Like

155K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
399K 49.6K 11
[Mature] [Romance] I love it when you call me Señor(ita). I wish i could pretend i didn't need ya. •BXB || GAY || HOMO || YAOI •Jaehyun x Taeyong •...
YES, DADDY! By

Fanfiction

307K 1.8K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
8.2K 1K 18
Aku mencintainya tapi banyak hal mengganggu bagaimana aku mencintainya ~yunhyeong Memilikinya dengan utuh dan mengungkap sosok apa dia yang sebenarny...