🔉 Lost & Found - Oscar Sundberg
"Kau tahu hasil test mengatakan dia ada gejala bipolar. Kehadiran J itu efek dari sifat bipolarnya yang semakin berkembang dan semakin parah karena dia memilih menetap di dalam mimpinya. Dia menciptakan sebuah ruang baru dimana semua itu isi dari ekspetasi dari dunia nyata yang tidak berjalan begitu baik. Sedangkan di ruangan itu dia seperti mendapat kebahagiaan yang dia cari. Aku khawatir, J akan membuat Taeyong tidur selamanya."
"Apa maksudnya, dok. J itu bukankah Jaehyun? Jika kau bilang J sudah kembali bukankah itu berita bagus. Kulihat Taeyong belakangan ini lebih ceria."
"J itu hanya ilusi yang diciptakan Taeyong untuk mengisi kekosongan posisi Jaehyun yang hilang. Dia bilang sifat J sangat bertolak belakang dengan Jaaehyun. Itu membuktikan jika selama ini dia menginginkan Jaehyun menjadi seperti J yang sekarang. Tidak kasar, selalu mengikuti kemauannya, bersikap lebih lembut dan lebih sopan. Itu semua palsu."
"Wow. Adikku?"
"Ya, Lebih parahnya itu semua mempengaruhi pergaulan sosialnya. Sikapnya sangat berbeda. Dia seperti bukan dirinya. Keponakanku Kun bilang, Taeyong bertindak seperti orang lain saat di sekolah. Padahal biasanya dia pendiam dan tidak banyak bersosialisasi."
"Oh my godness! Jaehyun sialan itu kemana.."
"Ya, kita harus mencari Jaehyun secepat mungkin sebelum semua ini menjadi kompleks."
"Fakta bahwa Taeyong mengidap bipolar sudah membuatku stress berat."
"Apa kau tahu, dia punya mata hijau, artinya bisa melihat sesuatu yang tidak akan bisa kita lihat sebagai manusia biasa."
"Fakta apa lagi ini, dok? Aku hanya tahu dia terlahir dengan mata hijau."
"Kita lanjutkan lagi saat sesi konsultasiku dengan Taeyong besok. Kuharap kau bisa menemukan Jaehyun."
"Sialan kau.. Ceritakan padaku lebih banyak. Apa sebegitu serius kondisi adikku? Aku bertaruh paman Yunho akan menyiksaku jika ia tahu. Argh!"
"Satu hal. Untuk saat ini jangan bertindak gegabah. Kita ikuti skenario Taeyong sampai Jaehyun ditemukan. Yunho akan lebih menghabisimu jika tahu kau diam-diam menyukai adikmu sendiri, John. Aku pergi."
"Sial!"
Johnny bersandar frustasi pada kursinya. Membuang nafasnya berat dan mengusak rambutnya kasar.
[D-3]
Taeyong tengah mengetik sesuatu di komputernya. Kali ini matanya terbebas dari softlens. Hawa menusuk dan mencekam mulai kembali terasa. Taeyong membencinya tapi berusaha keras tidak mempengaruhi kegiatan menulisnya.
Tak sengaja, ia menemukan sebuah folder yang isinya sekumpulan cerita pendek, puisi bahkan beberapa tulisannya dulu. Selain menggambar, pria itu juga tertarik dengan tulis menulis. Ada sedikit bakat dalam dirinya tapi ia tak melanjutkannya. Alasan?
Apapun yang kutulis selalu menjadi kenyataan, sebuah mimpi buruk baru selain mata hijau sialan ini..
Taeyong baru saja membuka file itu. Munculah kalimat diatas yang membuat jarinya bergetar takut.
Aku menyukai seorang anak seusia denganku. Tampan sekali. Kulitnya putih seperti susu. Pipi gemuknya membuatku ingin mencubitnya. Mata hijau, hidung lurus dan bibir peach menyatu sempurna. Namanya Jeffrey.
Tapi, aku bukanlah seorang gay. Aku hanya tertarik padanya.
Tulisan lain dengan judul cerita 'Black Knight' . Taeyong baru ingat jika dulu ia pernah menulis sebuah cerita sekitar 250 halaman saat SMP. Kisah seorang ksatria hitam yang terinspirasi dari sosok Jeffrey.
"My godness. Apa terjadi lagi? tidak mungkin.." Taeyong menutup laptopnya. Sedikit keras. Menutup mukanya dengan kedua tangan sedikit frustasi.
"Hei." muncul sebuah suara. Belum sempat Taeyong membuka wajahnya. Tangannya sibuk mengambil sesuatu di laci dan memasang di kedua matanya. Berbalik badan memunggunggi sang tamu.
"Bisa tidak ketuk pintu dulu sebelum datang, J. Oh dan siapa yang mengizinkanmu masuk kesini?" Tunggu. Taeyong bahkan tidak mendengar peringatan kedatangan seseorang diruangannya.
"Maafkan aku. Kau bisa menghukumku jika kau mau."
"Baik, belikan aku snack dan eskrim yang banyak."
"Eum, aku tidak punya uang."
"Ksatria macam apa kau itu tidak punya uang sama sekali."
Kedua mata J tampak membuka lebar. Dia senang sekali mendengar Taeyong mengakui dirinya seorang ksatria.
"Kalau begitu lain kali jangan seenaknya masuk kesini. Ini ruang pribadiku. Aku butuh waktu untuk diriku. Mengerti?" Taeyong berjalan mendekati J yang berdiri di dekat pintu.
"Siap laksanakan!"
"Maukah kau menginap dan ceritakan tentang negerimu J? Aku sungguh penasaran." Lagi. Kedua mata itu semakin berbinar. Mereka pun pindah ke kamar tidur Taeyong dan menikmati sepanjang malam mendengar cerita J.
Ternyata kau hanyalah ilusiku, J. Kau bukan Jaehyunku..
Taeyong menyadari fakta besar hari ini. Tapi tak membuatnya langsung membenci J. Ia dengan setia masih mendengar segala kisah yang diceritakannya penuh semangat. Wajahnya memang sedikit mirip dengan Jaehyun namun sikap mereka bertolak belakang. Jika harus memilih, Taeyong lebih menyukai Jaehyunnya. Karena kesempurnaan J tidak pernah nyata.
".... Negeri kami ada diatas kalian. Penuh dengan kecanggihan teknologi berkat Alex yang genius. Dia menciptakan banyak alat, robot dan membuat negeri kami maju. Dia seorang yang pemberani meskipun usianya masih muda. Sangat tangguh dan tidak memiliki kekurangan apapun. Tapi, berkat kecerobohanku. Alex menghilang. Negeri kami semakin kacau tanpanya. Tidak ada yang segenius Alex.."
"Apa yang kau lakukan terhadapnya?"
"Aku menyatakan perasaanku padanya. Hubungan antara pangeran dan ksatria seperti itu dilarang di negeri kami. Tapi kami tetap melanggar peraturan karena aku egois ingin tetap mencintainya. Kini aku menyesal.. Maafkan aku." J menangis. Taeyong menegakkan kepalanya yang tadinya ia sandarkan ke dada J yang bidang. Mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
"Kenapa kau menangis? Hey, J. Bukan salahmu sepenuhnya."
Hatiku tercabik saat melihatnya menangis, aku tahu kisah itu dengan baik karena akulah yang mengarang. Tapi, kali ini J ada didepanku. Aku semakin merasa bersalah.
"Aku senang bisa melihatmu lagi. Setelah tugasku selesai aku akan kembali."
"Tugas apa?"
"Melindungimu." jawaban singkat seorang J membuat Taeyong mengernyitkan alis. Tentu ini bagaikan plot twist lain yang tidak masuk dalam kisah yang ia tulis.
"Dewa telah menghukumku. Aku harus melakukan tugas ini jika ingin Alex kembali."
/Tok tok tok/
"Taeyong kau ada didalam? buka pintunya." Suara Johnny memanggil. Taeyong semakin panik. Dengan cepat ia menyembunyikan J di ruang gantinya. Seperti yang ia lakukan pada Jaehyun.
"Y-Ya, kak?"
"Dr. Taeil ingin memintamu datang besok ketempatnya. Ada sesuatu yang ingin dia bicarakan."
"Ya. Aku akan pergi setelah kelas berakhir."
"Kau baik-baik saja?" Taeyong hanya tersenyum untuk menjawabnya.
"Jaehyun.. kau sudah dengar kabarnya?" Kali ini Taeyong tidak berbohong. Dia tidak tahu apa-apa tentang Jaehyun.
"Aku hanya bertanya, aku ingin bertemu dengannya kapan-kapan. Baiklah tidurlah, selamat malam." Johnny mengacak rambut adiknya itu sampai berantakan sebelum pergi.
Diingatkan lagi dengan sosoknya, membuat kilatan bayangan paling menyakitkan itu kembali. Membuat kepalanya pusing perlahan. Dadanya sesak. Nafasnya tak beraturan. Hampir terjatuh jika J tidak menangkapnya.
"Ouh! Kau baik-baik saja?"
"Kau brengsek Jaehyun, aku benci kau!!! Pergi kau!" Ia menangis hebat. Memukul-mukul dadanya cukup keras.
"Hey. Hey. Ssh! Maafkan aku.." J memeluknya erat. Mengusap punggungnya pelan. Sampai ia berhenti menangis dan berteriak. Saat itu ia pasti sudah terlelap karena nafasnya mulai stabil dan beratnya semakin bertambah.
"Selamat malam, Alex."
Ketika malam semakin gelap menyapa, sebuah musik menyala dengan suara paling lirih. J menyalakan itu sengaja agar Taeyong bisa tidur nyenyak tanpa mimpi buruk. Sekaligus sebuah lagu yang ingin ia perdengarkan untuknya.
🔉 Mystic World - O.When
Someday in your life
Running in different ways
Can someone come
and take me to my way
All people in here
Walking in different ways
You know everyone needs
someone to lean on
So lay down just for one night
So I will never lose you in my eyes
Will I know or see the way of life
Every time I look at myself in the eyes
Sometimes when I see it
I'm lost in my own eyes
Every time it feels like an ending for all
Maybe it our day to stopfor a moment to smile
The life is too short to cry
The life is too short to cry
Sunday you're lost in maze
Monday you're out the way
Will I ever gonna make it
No one knows
Feels like I'm on the edge
I don't know where to go
So I'm taking chance in my life
When I fall
So lay down just for one night
So I will never lose you in my eyes
Will I know or see the way of life
And will I ever know what is going on
Even when I close my eyes
Will I ever see you
Mystic world
Will I ever gonna leave the maze
Will I ever find the key
Will I ever see you
Somewhere in the dark
Every time I look at myself in the eyes
Sometimes when I see it
I'm lost in my own eyes
Every time it feels like an ending for all
Maybe it our day to stop for a moment to smile
The life is too short to cry
The life is too short to cry
The life is too short to cry
The life is too short to cry
Every time I look at myself in the eyes
Sometimes when I see it
I'm lost in my own eyes