RAKADINDA

By syaffi__

1.7K 157 27

Jatuh cinta sama pandangan pertama di sekolah memang keren, remaja banget! Tapi pernah gak sih kalian jatuh... More

Dinda Anastasia
Raka Alvano
One
Two
Three
Five
Six
Seven

Four

162 13 0
By syaffi__

Happy Reading Guys!!
Vote & Koment jangan lupa :)

***

"Um jadi gue ganggu nih?"

"Iya ganggu" Tapi boong. Ah gak tau deh. "Seriusan deh sebenernya mau ngomong apa? Tujuan lo datang kesini ngapain?" Tanyanya, lagi.

"Oke-oke gue cuma mau bilang, apa lo mau jadi pacar gue?" Tanya raka menurun naikkan alis tebalnya.

Jantung gue kenapa ya? Lagi dangdutan nih
kayaknya

"Um maksudnya? Gak paham gue" Tanya Dinda yang pura pura tidak mengerti.

"Gue tunggu jawaban lo besok tepatnya disekolah di rooftop sekolah jam istirahat pertama. Gue balik" Ucap Raka cepat membuat Dinda menganga tak percaya.

"Lo siapa hei ngatur-ngatur gue?"

"Calon pacarnya Dinda Anastasia, kalo jodoh yaa lo jadi masa depan gue bahkan jadi ibu dari anak anak gue kelak, see you!"

***

"AKU MAUUU! AKU MAU JADI PACAR KAMU! ATAU PERLU AKU JADI IBU DARI ANAK ANAK KAMU NANTI, AKU SIAP DUA PULUH EMPAT JAM!" Teriak gadis itu kencang disaat masih memejamkan matanya rapat rapat namun mulutnya berbicara. Persis orang ngigau.

"Dinda hei, kamu kenapa? kamu teriak nggak jelas gini bikin Bunda pusing aja deh" Ucap wanita setengah paruh baya itu sambil menggoyang goyangkan bahu anak bungsunya agar bangun.

Akhirnya sang empu terbangun, membuka kedua matanya menatap Bundanya yang sedang menatapnya juga namun bedanya tatapan Bundanya itu tersirat khawatir pada anaknya.

"Bunda" Panggil anak itu, sangat lembut.

"Hm? Kamu kenapa nak?" Tanya Bundanya khawatir.

"Bunda, Dinda ditembak batu es" Jelas anak itu tidak jelas.

Siapa pula batu es?

Bundanya mengernyit kebingungan, Ia sudah melewati masa mudanya dan ia pernah berpacaran yang pastinya tau arti ditembak tapi ditembak batu es itu spesies macam apa?

"Bunda gak ngerti kamu ngomong apa, kamu ditembak batu es? batu es itu siapa? Bunda tau kok kamu suka nyemilin batu es tapi kenapa sampai ke bawa tidur nak?" Tutur bundanya panjang lebar, entahlah ia tak mengerti pikiran anak jaman sekarang.

"Ya ampun Bunda bukan batu es yang sering aku nyemilin, ini itu batu es berwujud manusia Bunda" Jelas Dinda dengan raut wajah yang kesal.

"Kamu ngigau? Bunda tau, kamu ditembak cowok pasti yang kamu suka tapi didalam mimpi? Sadgirl banget sih kamu, udah deh jangan halu" Tebak Bundanya tepat sasaran. Lalu setelah mengucapkan kalimat seperti itu langsung beranjak dari ranjang dan pergi dari kamar si bungsu.

Dinda masih termangu memikirkan ucapan Bundanya beberapa detik yang lalu.

Sadgurl check!

Ah macam main tiktok saja.

"Jadi yang tadi cuma mimpi?" Tanyanya pada diri sendiri, jari telunjuk kanannya pun aktif menunjuk dirinya seolah olah ia masih tak percaya.

Inikah yang dinamakan Jadian online?

Jangankan jadian online, terima aja setelah sudah sadar, gimana nggak sad coba?

"Ditembak dalam mimpi aja gue seneng gimana ditembak secara langsung? guling guling dijalan tol gue yang ada" Heboh Dinda sambil mengibaskan rambutnya yang digerai. Pedenya menjadi jadi.

Ditengah hebohnya anak yang tinggi badannya 167 cm ini tiba tiba saja ponselnya berdering panjang menandakan ada suara telepon masuk.

Dengan cekatan, Dinda meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas lalu melihat siapa yang meneleponnya malam malam begini.

Ternyata sahabatnya, Beby. Tanpa berfikir panjang ia menggeser ke arah tombol telepon berwarna hijau pada benda pipih itu.

"Halo"

"Permisi, paket" Ucap diseberang sana.

Dinda pun terkekeh.

"Gak ada paket paket-an" Jawab Dinda.

"Ah lo gak bisa diajak bercanda nih hu payah"

"Hehe maaf, ada apa lo telfon gue malem-malem gini?" Tanya Dinda langsung pada intinya.

"Besok sepulang sekolah kita ke cafe biasa ya? gue pengen ngumpul-ngumpul gitu"

"Um okay, tapi gue lagi tiris money" Ucap Dinda sambil mengerucutkan bibirnya

"Soal uang gampang, intinya besok lo harus ikut nggak ada tapi tapi an. Dah gue pengen sleep cantik, Bye gurl!

"Oke Beby, bye!"

Sambungan telfon terputus.

Sejenak Dinda terdiam, apakah besok ia harus cerita pada kedua temannya soal ia ditembak dalam mimpi? Entahlah ia ragu.

kriukk kriukk!

"Aduh lapar"

Dinda memegang perut ratanya yang barusan berbunyi pertanda minta di isi makanan. Kemudian gadis ini menggulung gulung rambut panjangnya ke atas lalu dijepit menggunakan jedai lalu ia beranjak dari ranjang menuju ke lantai bawah.

Satu persatu tangga ia lalui dan sampai ke arah dapur, membuka kulkas ada beberapa potong daging, sayur sayuran dan juga buah. Namun bukan itu yang ia cari.

"Es cream sama oreo dingin aku nggak ada, habis kayaknya" Ucapnya pada diri sendiri. Karena tidak mau perutnya kelaparan akhirnya ia mengambil satu buah apel yang sebelumnya dicuci terlebih dahulu lalu dipotong potong dan baru siap dimakan.

Dinda menduduki salah satu kursi yang ada di meja makan lalu memakan potongan buah apel didepannya sambil mengotak atik ponsel yang ia mainkan.

Moodnya kembali hancur saat membuka pesan yang ia kirim kepada si batu es dimana pada akhirnya hanya di read saja.

Jam dinding rumahnya menunjukkan pukul sembilan malam. Dengan cepat ia menghabiskan potongan apel itu lalu beranjak pergi ke kamarnya kembali.

Setelah ia masuk ke kamarnya, ia pergi ke arah meja belajarnya.

Yap, ia lebih suka belajar pada saat mau larut malam ketimbang belajar dari jam tujuh malam, menurutnya itu tak membuat ia merasa fokus.

Ia membuka lembar per lembar buku dihadapannya saat ini, tak lupa ia menyalakan lampu khusus untuk belajar.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dinda bukan tipe orang yang suka belajar selama berjam jam karena baginya belajar lama lama itu tak baik untuk kesehatan. Ada baiknya belajar sebentar tetapi ilmu diresapi oleh otak secara menyeluruh. Begitu katanya.

Setelah itu ia menutup bukunya dan merapihkan lalu menaruh nya ditempat yang sudah disediakan, lampu juga ia matikan lalu menaiki ranjang tercintanya dan memejamkan mata sampai sampai ia sudah berada di jalan mimpi.

***

Keesokan paginya,

Cowok berperawakan tinggi, hidung mancung, rahang tegas, alis tebal, mata tajam ini yang menurut kaum hawa adalah sempurna sedang memakai helm full face lalu menaiki ninja putihnya dan berlalu pergi ke arah sekolahnya

Ditengah jalan raya Kota metropolitan yang macet ini dan juga asap polusi membuat suasana semakin panas belum lagi suara klakson mobil dan motor saling bersahut sahutan.

Cowok yang dijuluki batu es ini menengok ke arah kanan kiri dan ekor matanya tak sengaja melihat gadis berseragam yang sama dengannya itu seperti sedang menunggu angkutan di halte. Wajarlah saat ini sedang tidak ada angkutan umum satupun.

'Kasihan, apa gue kasih tumpangan aja?' Tanya cowok itu dalam hati.

Belum sempat ia ingin memberi tumpangan, gadis yang ia kasihani sudah memanggil nama cowok tersebut dengan kencang membuat para pengendara menengok ke arah gadis tak tahu malu itu. Kerasukan dua sahabatnya jadi gak tahu malu.

Tanpa berfikir panjang, ia langsung melaju cepat meninggalkan gadis itu sendirian dengan alasan ia tak mau berurusan dengan cewek gila itu.

Ditengah jalan cowok yang kerap disebut batu es ini resah, memikirkan gadis tadi. Ia berhenti dipinggir jalan lalu membuka helmnya dan mengacak acak rambutnya frustasi.

Apa gadis itu sudah pergi? atau belum?

Ia ingin menghampirinya kembali tetapi ia gengsi. Ah sudah lah lebih baik ia putar balik menuju gadis tadi.

Sesaatnya sampai belum jauh dari halte tadi, mata tajamnya melihat gadis itu dibonceng oleh cowok berperawakan tinggi yang memakai seragam yang sama dengannya juga, sayangnya saja tidak bisa dilihat wajahnya dengan jelas karena cowok itu juga memakai helm full face.

Mata tajamnya berubah menjadi sendu, entah ia juga bingung mengapa bisa sedikit kecewa.

Ingat! Hanya sedikit tidak lebih.

Tak mau berlarut dalam pikiran, lebih baik ia pergi ke sekolahnya sebelum gerbang ditutup.

Hampa.

***

HALO! KEMBALI AGAIN!

JANGAN LUPA DIBACA, KALAU ADA KESALAHAN KATA MOHON DIMAAFKAN BOLEH DIKRITIK ASAL JANGAN DIHUJAT :(

JANGAN LUPA VOTE + KOMENT JUGA
THANK YOU, SEE YOU! 

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 188K 48
Elizabeth (Eli) adalah seorang wanita yang hidup bahagia bersama suaminya, Albert, dan ketiga putra mereka. Kebahagiaannya semakin lengkap saat ia me...
10.9M 696K 29
Mari follow terlebih dahulu 💋 *** Leyla termangu sesaat. Sebuah pistol di todongkan tepat di keningnya. "Masih mau bermain-main, hm?" Yang di tanya...
7M 630K 75
"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksu...
707K 38.6K 37
Dipta Ravana, pria miskin yatim piatu berusia 37 tahun. demi menghidupi diri nya sendiri, Dipta bekerja di perusahaan terbesar di kota nya yang berna...