JAEYONG || SEREIN ✔

By by_hyr

10.7K 835 34

*Just Jaeyong Fanfiction with dark romance ⚘🖤* ♡ Happy Reading ♡ More

Main Cast
Ch. 1 : Your Tale
Ch. 3 : Dreaming Of You
Ch. 4 : Shadow
Ch. 5 : Lost & Found
Ch. 6 : Unknown
Ch. 7 : Dazed & Confused
Ch. 8 : The Crime
Ch.9 : End To Start
Ch. 10 : The Other side
Ch. 11 : Issues
Ch. 12 : Ghost Of You
Ch. 13 : Dreaming
Ch. 14 : District E50
Ch. 15 : There Is Hope
Ch. 16 : Between Different Skies
Ch. 17 : The War
Ch. 18 : Back 2 U (Final)

Ch. 2 : Warm Darkness

695 71 0
By by_hyr

listen to this song make u feel better:
🔉 Warm Darkness - Mia Strass

[D-55]

Kehidupan Lee Taeyong sangat sempurna. Ia terlahir dan besar di tengah keluarga yang kental dengan pendidikan. Terhormat, terpandang, sangat disegani banyak orang. Tak ada satupun anggota keluarga besar Lee yang memiliki catatan hitam seumur hidupnya.

Ayahnya, Lee Yunho seorang professor sekaligus pengacara hebat di Amerika. Tepatnya di kota Chicago. Karir ayahnya memang berkembang pesat disana membuatnya menetap bertahun-tahun meninggalkan Taeyong kecil yang berusia 9 tahun. Ibunya telah meninggal saat melahirkan Taeyong kecil dan identitasnya tak diketahui siapapun. Nama bahkan foto ibu kandung Taeyong selalu menjadi misteri terbesar keluarga.

Seo Johnny anak dari adik Lee Yunho, Lee Yukwon. Terpaut 10 tahun usia keduanya membuat Yunho mempercayakan Taeyong padanya. Ia bertugas memastikan Taeyong tetap meraih ranking di sekolah, makan teratur, tidur tepat waktu dan tidak membuat masalah.

Taeyong sendiri berkeperibadian introvert, suka berdiam diri di dalam rumah, menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan seni. Ia suka menggambar dan melukis bahkan saat usianya 7 tahun ia berhasil menjual lukisannya seharga 1 miliyar di Paris. Talented. Ayahnya sudah merencanakan pendidikan tinggi terbaik di New York nantinya saat lulus, dimana disana adalah Universitas Seni terbaik didunia.

Semua itu penggambaran sempurna sebuah kisah kehidupan seorang Lee Taeyong. Tanpa cacat. Masa depan yang sangat terjamin dan diatur dengan sempurna oleh ayahnya. Namun, semua telah berubah, Taeyong mulai merasa sudah tidak adanya masa depan cerah lagi dalam hidupnya.

Ya, semua itu karena seseorang bernama Jung Jaehyun..

"Taeyong.. Jae memanggilmu." Suara Doyoung membuat fokusnya hilang.

"Dimana dia?"

"Eum, lapangan basket." Taeyong berdiri namun ditahan tangan Ten yang merupakan teman sebangkunya.

"Aku baik-baik saja, Ten. Aku pergi dulu."

Menjalani hari-hari sebagai kekasih Jaehyun yang terkenal dengan label bad boy killers seantero sekolah membuatnya tidak bisa bernapas tenang sedetikpun. Ia harus menuruti setiap panggilan dan keinginan Jae brengsek Hyun itu. Menuruti segala nafsunya. Menjijikan namun Taeyong tak bisa melawan karena tahu Jaehyun bisa melakukan sesuatu yang lebih kejam. Cukup menunduk patuh tak akan ada masalah.

aku pikir keputusan itu yang terbaik..

Taeyong dapat melihat punggung lebar nan kurus yang membuatnya muak selama beberapa minggu ini. Membelakanginya. Ia berjalan dengan langkah tenang. Tiba-tiba sebuah bola melayang menuju mukanya. Taeyong yang tidak ahli menangkap bola berakhir tumbang. Kepalanya pusing dan tubuhnya bergetar hebat.

"Hey! Kau baik-baik saja?" Jaehyun dengan jarak 500 meter berteriak dan berdiri tenang seolah tidak ada kejadian yang serius.

Taeyong lama tidak menjawab. Jaehyun baru berlari menghampirinya. Yang benar saja, hidungnya mimisan dan tak sadarkan diri.

"Assshh!! Anak ini lemah sekali.." Ia menggendong Taeyong menuju UKS namun dokter penjaga sedang tak ada ditempat.

"Taeyong.. Arggh merepotkan, bagaimana ini.."

Jaehyun tak punya pilihan selain membawa Taeyong kerumahnya. Ya, mereka membolos. Jaehyun cukup panik dengan keadaan Taeyong. Bergerak cepat menuju parkiran mobil lewat jalur rahasia yang hanya Jaehyun dan gengnya yang tahu. Menyogok pak satpam penjaga dengan beberapa bungkus rokok. Misi melarikan dirinya sukses.

Taeyong terbaring masih tak sadarkan sejak 4 jam yang lalu di ranjang besar milik Jaehyun. Sebegitu parah? Ya, karena fisik Taeyong sesungguhnya lebih lemah. Karena itu Johnny sangat ekstra sekali menjaga Taeyong.

"Sial! Anak ini belum sadar juga, harus kuapakan dia! Kau kemarilah b*ngst bantu aku.." Jaehyun ditengah telfonya sedang marah pada seseorang. Mukanya kusut dan tidak bisa tenang menghisap rokoknya di balkon.

"Kau gila apa kubawa ke rumah sakit. Aku tidak mau dituduh sudah membunuh anak seorang jaksa."

"Assh sudah-sudah, bicara denganmu tidak memberi jalan keluar, Cas. hell ya!" Sambungan dimatikan. Jaehyun bersiap menyulut api pada rokok dimulutnya namun korek itu terambil oleh tangan lain.

"Tidak baik untuk kesehatan.." Jaehyun menoleh. Taeyong berdiri disampingnya dengan wajah pucat. Sangat pucat seperti mayat.

"Sejak kapan kau bangun?" Pria besar itu memeluknya erat. Merasakan suhu tubuh tidak wajar menjalar di permukaan kulit.

"Kau demam?" Tangan Jaehyun memegang dahi Taeyong. Terasa panas. Taeyong berburu menyingkirkan tangan itu dan malah berpamitan pulang.

"Tidak! Menginap disini, kau sakit."

"Aku bisa istirahat dirumah, Johnny akan mencariku. Aku bisa pulang naik taksi." Tahu sendiri jika Taeyong melawan, Jaehyun semakin bertindak kasar. Lihatlah apa yang dilakukan Jaehyun. Ia mengangkatnya ala bridal style menuju ranjang. Menjatuhkan tubuhnya dengan kasar.

Jaehyun berada di atas Taeyong sekarang. Kedua tangannya berada di sisi kanan-kiri kepala Taeyong. Mencoba memalingkan pandangan dari Jaehyun, Taeyong mulai berkaca-kaca.

"Aku sakit, Jae. Jangan lakukan itu.."

"Makannya jangan membantah, jika aku menyuruhmu A kau harus melakukannya. Mengerti?" Taeyong mengangguk pelan, menahan tangisnya agar tidak jatuh. Tapi semua percuma, air matanya deras sekali turun.

"Jangan menangis.. Maafkan aku." Jaehyun mengecup pipi Taeyong yang basah membuat lidahnya terasa asin karena air mata sang terkasih. Memeluknya agar lebih tenang.

"Istirahatlah.. aku akan mandi." Jaehyun membantu memposisikan Taeyong lebih baik diatas bantal. Menyelimutinya sampai atas dagu. Bahkan sebelum pergi ia sempat memberikan obat penurun demam.

Saat itu, seharusnya aku pulang. Dengan begitu semua ini tidak terjadi..

Hujan lumayan deras membasahi bumi saat menjelang malam. Udara semakin terasa dingin menusuk kulit. Taeyong terbangun dari tidurnya dan berjalan menuju jendela samping. Menikmati hadiah dari sang pencipta.

Tiba-tiba dirasa ada tangan melingkar di pinggangnya. Begitu erat. Lehernya terasa geli karena pergerakkan rambut yang basah. Ditambah kecupan-kecupan kecil. Sedikit menoleh, Taeyong sudah tahu itu Jaehyun. Wangi maskulin menusuk hidungnya. Jaehyun tanpa atasan dengan rambut basah seenaknya memeluk Taeyong. Menjadikan kaosnya ikut basah.

"Keringkan rambutmu, aku kedinginan.." suara datar milik Taeyong membuat pemilik nama berhenti menggodanya.

"Bagaimana jika kau yang mengeringkan rambutku?" Taeyong diam. Masih fokus memandangi derasnya air hujan yang turun.

"Kau tidak mau?"

"Baiklah.."

Mereka menuju dressroom pribadi milik Jaehyun yang lumayan besar. Berbagai macam pakaian formal hingga non formal, jam tangan, sabuk, sepatu, dasi, topi hingga dalaman semua lengkap tersaji. Taeyong tak terkejut karena dia juga memiliki dressroom pribadi dirumahnya. Yang membuatnya terkejut adalah ada sebuah lukisan yang menarik perhatiannya.

"Aku tidak menyangka kau menyukai seni." Jaehyun melirik kemana arah mata Taeyong tertuju.

"Oh. Itu mama yang beli." Taeyong mengangguk mengerti. Tidak mungkin seorang pria pembangkang seperti Jaehyun akan bertindak sok seni.

"Aku dengar itu yang melukis seorang bocah kecil, aku jadi geli mendengar bagaimana orang dewasa membeli lukisan seperti itu seharga mobil."

"Kau sebegitu bencinya dengan seni?" Taeyong daritadi sudah memulai aktivitasnya membantu mengeringkan rambut Jaehyun dengan hairdryer. Tubuh atasnya dibiarkan polosan tanpa kain dan hanya memakai celana pendek selutut.

"Bukan benci. Hanya saja.." Jaehyun menghentikan pembicaraanya. Menatap Taeyong dari kaca depan. Tengah serius dengan pekerjaanya.

"Untuk apa membeli lukisan, kalau ada seni yang lebih indah dibanding itu."

Taeyong berhenti sambil bertanya "Maksudnya?" . Kini tangannya dengan lembut merapikan rambut Jaehyun. Memberinya sedikit vitamin agar tidak rusak. Menatanya lagi dengan tingkat fokus tinggi.

Tuk pertama kalinya mereka berbicara tanpa menyulut emosi satu sama lain. Begitu tenang, relax, dan melupakan fakta bahwa ada rasa benci di sudut hati.

"Kau." Jaehyun berputar. Kini mereka berhadapan.

"Aku?"

"Kau lebih indah Taeyong daripada lukisan ataupun seni itu sendiri. Bagiku, kau itu seni paling indah."

"Ekhm.. Pakailah bajumu." Taeyong tampak gusar dan salah tingkah. Rona di pipinya tak bisa ia sangkal. Kali ini Jaehyun membuatnya tak bisa berkata apa-apa.

"Aku mencintaimu, yongie.." suara lembut Jaehyun membuatnya semakin kikuk.

"Panggil namaku dengan benar, Jaehyun."

"Kupikir kita butuh panggilan sayang untuk mempererat hubungan kita."

"Terserah kau saja, tapi yongie itu tidak cocok untukku."

"Why not?"

"Jaehyun, aku ingin ke kamar mandi." Berburu Taeyong keluar dari ruangan itu. Nafasnya dirasa tak beraturan dan sangat kacau sekali. Entah ada apa dengannya. Tidak biasanya ia seperti itu. Benar-benar sangat lemah dihadapan Jaehyun.

Sekembalinya, Taeyong tak menemukan Jaehyun dimanapun. Rumah besar itu terasa kosong sekali. Padahal disini banyak barang-barang bagus, fasilitas yang memadai, segalanya ada tapi tak bernilai dimata pemilik.

Malam itu, aku tidak sengaja membaca sebuah buku. Aku tidak tahu jika itu ternyata diary seorang Jung Jaehyun..

Membacanya sampai larut membuat mata Taeyong lelah lalu tertidur dengan masih menggenggam bukunya. Belum sampai pagi buta, ia merasakan sesuatu sedang bergerak diatasnya. Mengganggu tidurnya. Taeyong membuka matanya susah payah dan terkejut melihat Jaehyun sedang menciumi bagian atas tubuhnya yang lolos dari kain.

"Maaf membangunkanmu, sayang.." Ia tersenyum. Tapi ada yang tidak beres. Bau alkhohol sangat kuat menusuk di indera penciumannya.

"Kau mabuk." Jaehyun masih tetap tersenyum seperti orang bodoh. Kemudian dia ambruk tepat diatasnya. Taeyong kembali teringat isi diary Jung Jaehyun. Dan tangannya spontan memeluknya memberikan sedikit usapan di punggung agar dia bisa tertidur.

Kupikir aku telah jatuh cinta sungguhan padamu, Jae. Kenyataan ini semakin membuatku takut..





Continue Reading

You'll Also Like

110K 1.8K 13
Sekumpulan cerita oneshoot yang memuat konten dewasa,harap bijak dalam membaca dan berkomentar. semua cerita yang ditulis disini murni hasil pemikira...
88.2K 8.5K 24
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
871K 89.3K 16
[Fluff] [Romance] Ini semua karena 'Dare' yang mengharuskan Taeyong untuk melakukan Cross Dressing! •BxB •Jaeyong •acel_kins •Don't like? Then don'...
735K 93K 35
Red Rosse. Bunga mawar berwarna merah itu terlihat manis dan menawan, namun berduri tajam. 一Red Rosse also stand for passion, true love, romance and...