JAEYONG || SEREIN ✔

By by_hyr

10.7K 835 34

*Just Jaeyong Fanfiction with dark romance ⚘🖤* ♡ Happy Reading ♡ More

Main Cast
Ch. 2 : Warm Darkness
Ch. 3 : Dreaming Of You
Ch. 4 : Shadow
Ch. 5 : Lost & Found
Ch. 6 : Unknown
Ch. 7 : Dazed & Confused
Ch. 8 : The Crime
Ch.9 : End To Start
Ch. 10 : The Other side
Ch. 11 : Issues
Ch. 12 : Ghost Of You
Ch. 13 : Dreaming
Ch. 14 : District E50
Ch. 15 : There Is Hope
Ch. 16 : Between Different Skies
Ch. 17 : The War
Ch. 18 : Back 2 U (Final)

Ch. 1 : Your Tale

2K 90 2
By by_hyr

play this song when you read:
🔉 Your Tale - Hiroshi Yamazaki


"Sudah berapa kali kubilang, jangan seenaknya masuk ke ruanganku, J" Seru seorang pemuda berambut hitam dengan poni menutup penuh bagian depan. Tangannya bergerak cantik mengikuti musik klasik yang mengalun menorehkan cat minyak pada sebuah kanvas.

"Kali ini hukuman apa yang akan kau berikan padaku? Aku menantikan saat-saat seperti ini, kau tahu." Seorang pria berbadan lebih besar berpanggilan 'J' mengeluarkan suara husky diiringi smirk tampan di wajahnya. Berjalan mendekat. Menuju tempat pria kecil berdiri fokus pada lukisan abstrak yang sedang ia kerjakan.

"Kau memang tidak akan pernah jengah meski aku memberikanmu hukuman. Aku menyerah menghadapimu." Sisi samping pria yang baru saja berbicara bergerak beralih memandang pria di sampingnya. Menampilkan permukaan wajah yang terukir indah. Terutama bibir tipis kemerahan itu. Mata J hampir salah fokus pada bibir lalu kembali menatap matanya penuh kesadaran.

"Mulai sekarang kubebaskan kau keluar masuk tempat ini. Pengecualian jika si Johnny ada dirumah."

"Yash! Jika Johnny kubunuh maka aku bisa seterusnya disini, begitu kan, Lee?"

"Panggil namaku dengan benar. Dan satu hal lagi, jaga ucapan brengsekmu itu." Pemuda Lee kembali fokus pada lukisanya. Menyisakan wajah tanpa dosa J yang senang sekali berhasil menyulut emosi pria kecil itu.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar pria yang kemarin mengganggumu itu? Jika kau mau, aku bisa membunuhnya. Kau tahu dia memang pantas mendapatkan itu."

"Apa otakmu itu isinya hanya membunuh dan membunuh?"

"Ya! itu keahlianku. Aku terkenal dengan julukan 'Ksatria J' ditempatku. Orang yang sangat berpengaruh besar di negeri kami.... Hmm, Alex juga sangat hebat, pangeran paling tangguh yang pernah ada.." Suasana yang tampak familiar membuat pemuda Lee memutar bola mata malas.

"Lagi-lagi kau berbicara aneh.. Lagipula aku tidak ingin tahu tentang Alex atau bualan tentang betapa hebatnya negerimu.."

"Bukan bualan, Lee Taeyong. Ini sungguh kisah nyata. Alex itu adalah ka-" J berhenti. Seperti tak sengaja mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.

"Ya dan siapapun Alex atau Neo Planet yang kau sebut itu aku tidak ingin tahu. Tolong berhenti menggangguku dan keluar dari tempat ini." J hanya diam. Masih memandangi pria cantik didepannya sedikit mengulas senyum.

"I love your green eyes, Lee. Can i kiss your eyes?" Yang disebutnya mematung. Seperti tertangkap basah telah berbohong.

"Kau-- Tau darimana?" Yang benar saja, J bisa melihat mata hijaunya padahal ia selalu memakai softlens hitam kemanapun dan kapanpun.

"Aku belum bercerita jika aku juga punya mata yang sama denganmu? Biar kutunjukkan.." Jemari J perlahan mencoba melepas sesuatu dari matanya. Sebuah soflens.

Lime green eyes.

"Oh my godness! Kau jangan bilang juga memilikinya, J?" Seperti seolah terpikat, Pemuda Lee berjalan mendekat. Sampai matanya berada tepat di depan mata J. Menelaah keindahan kedua mata itu.

"Apa?" Masih terpaku jarak yang sama. Sekitar 10cm diantara keduanya. Taeyong menyadari betapa awkward moment saat itu, dia mundur sebelum berkata lagi.

"Kekuatan itu." sebelah alis J terangkat bingung. Ini pertama kalinya sejak pertemanannya dengan Taeyong, membicarakan suatu hal diluar nalar. Terutama ini kisah menurut sudut pandang Lee Taeyong. Suatu hal yang langka.

"Kau tidak punya?" J mengangkat bahunya.

/suara sirine/

"Kau harus pergi, Johnny ada dirumah." Belum sempat J menjawab. Taeyong sudah berjalan melewatinya menuju pintu keluar dan berjalan cepat menuju rumah utama.

Benar saja, Johnny sedang berjalan dengan langkah memburu kearah Taeyong. Mendadak wajahnya berubah tegang. Ketakutan. Dihadapkan dengan postur badan yang lebih besar dari J dan darinya. Jangan lupakan betapa mengerasnya rahang seorang Johnny walau dari depan.

"Kau tahu, aku muak sekali mengurusi bocah sepertimu. Kapan kau akan dewasa jika terus membuat masalah. Assh!" Johny berdecak kesal. Semakin gemetaran. Taeyong hanya bisa menunduk.

"T-Tidak, kak. Aku janji ini yang terakhir. Terima kasih sudah mengurus masalahku dengan baik." Taeyong masih menunduk. Sangat patuh pada sosok yang dipanggil 'kakak'.

Seo Johnny, bukanlah kakak kandungnya. Dia sepupu yang bertugas menjaga Lee Taeyong sampai lulus SMA.

"Kuharap begitu. Jika kau berbuat ulah lagi, bersiaplah pindah ke Amerika." Kata Johnny final. Ia melewati tubuh kurus Taeyong yang lemah itu begitu saja, menuju ruang singgasananya.

Tes. Tes. Taeyong menangis. Airmatanya mengucur hebat turun dari hidung lurusnya menuju lantai dingin. Ia berburu mengusap sumber kebasahan itu sebelum Johnny melihatnya. Ia tidak ingin dianggap lemah, begitu pikir Taeyong. lalu ia kembali menuju ruang pribadinya.

J sudah pergi. Tanpa meninggalkan jejak apapun. Entah dia keluar darimana, yang Taeyong tahu, J itu selalu punya pintu rahasia untuk bisa kesana tanpa ketahuan dan itu masih menjadi misteri terbesar bagaimana J selalu datang dan pergi dengan mudah. Ia pun tak pernah menanyakan tentang itu pada J. Arti lain, Taeyong tidak begitu peduli.

Taeyong memejamkan matanya erat. Menahan sebuah kesakitan yang menyerang dadanya. Air matanya turun perlahan. Tangan sebelahnya masih berusaha menenangkan jantungnya yang berdetak cepat.

"Kau menyebalkan Jaehyun, kau menyebalkan.. Aku benci kau seumur hidupku!!"


[ D-99 ] At Art & Design SMB High School

Hari itu cukup panas untuk musim semi, pertanda musim panas akan hadir beberapa hari kedepan. Langitpun membiru indah dengan guratan putih seperti kapas. Seorang pria sedang berdiri di perbatasan rooftop sekolahnya. Menikmati bunga sakura yang berterbangan. Terkadang tangan kecilnya akan mencoba menangkap bunga sakura lalu menerbangkannya lagi.

"Cantik.." Sebuah suara berhasil membuat suasana hatinya berubah seketika. Lengkungan senyum yang tadi terukir kini perlahan turun. Masih membelakanginya seolah tak peduli.

"Ayolah, hei! Aku hanya ingin ngobrol denganmu." Taeyong membenci suara itu. Matanya terpejam erat menahan kekesalan. Menghela nafas cukup berat sebelum berbalik.

"Jadilah pacarku..." Pria dengan tinggi lebih daripada Taeyong sedang tersenyum. Dikiranya pemuda Lee akan menjawab, yang ada dia mengacuhkannya. Berjalan melewatinya.

"LEE TAEYONG!!!" ia berhenti. Berbalik badan dengan muka tidak tertarik.

Jung Jaehyun, siswa paling populer. Dengan segala masalah yang ia perbuat. Diketahui belakangan ini, dia senang sekali menggoda Lee Taeyong, siswa sekelasnya yang pendiam. Berkali-kali meminta menjadi pacarnya meski Taeyong tak pernah menanggapi. Dia pikir, Jaehyun itu gila.

"Ya, Jaehyun?"

"Jadilah pacarku, Taeyong."

"Jaehyun kau tahu, ibu dari anak kucing yang kau tabrak kemarin sangat sedih kehilangan anaknya. Kau tidak ingin bertanggung jawab? Sudah dengar kan kalau telah menabrak anak kucing dan tidak dikubur akan mendatangkan nasib sial."

"Bicara apa sih, siapa juga yang menabrak--" Raut muka Jaehyun berubah. Seperti sudah mengerti maksud perkataan Taeyong.

"Tau darimana? kau jangan mengada-ada.."

"Aku tidak mengada-ada. Lagipula jika aku berbohong kenapa mukamu jadi ketakutan seperti itu?" Taeyong merasa menang lalu beranjak pergi. Namun sialnya tangan Jaehyun mencengkeram pergelangan tangan Taeyong sangat kuat.

"Lepas, Jaehyun. Sakit.." Tidak peduli bagaimana Taeyong kesakitan, Jaehyun tetap menariknya menuju sebuah ruangan sudut belakang. Ruang penyimpanan barang-barang tak terpakai. Alias gudang.

"Aakh!" Tubuh Taeyong menatap tembok dengan keras. Masih merintih kesakitan. Jaehyun menahan kedua bahunyanya dengan sangat kuat. Menatap dua manik hitamnya yang perlahan berkaca-kaca. Wajah Jaehyun begitu mengerikan.

"Aku tidak menerima penolakan dan aku tidak suka pengalihan pembicaraan, Taeyong. Jawab pertanyaanku tadi."

Wajah Taeyong memerah. Sangat merah sekali. Bukan karena tersipu. Karena kondisi ruangan yang panas dan pengap. Bahkan hanya ada sedikit intensitas cahaya yang lolos.

"A-Aku tidak suka laki-laki.."

"Benarkah? Apa kau ingin membuktikan jika kau bukan gay?" Jaehyun menampakkan smirk paling kurang ajarnya. Matanya fokus pada bibir Taeyong yang daritadi bergetar ketakutan.

"Jangan.. tidak.. kumohon jangan, Jaehyun.." permintaan seorang Taeyong yang cenderung lemah tak ditanggapi seorang Jaehyun.

"Hey, kau akan menikmatinya sayang. Lihat aku, Taeyong.." Tangannya bergerak lembut di bagian pipi Taeyong yang sudah basah terkena air mata. Mengusapnya perlahan. Mengarahkan tengkuknya ke atas agar mata keduanya bertemu.

"Kau harus jadi milikku, Taeyong." Nafas Jaehyun dirasa Taeyong semakin mendekat. Dengan sekuat tenaga dia menolak tubuh Jaehyun yang hampir bersentuhan dengannya. Apalagi bibir itu. Taeyong berusaha keras ingin menghindarinya.

Jaehyun menahan kedua tangan Taeyong yang sedang bergejolak ingin melepaskan diri. Semakin tertantang berbuat kasar, Jaehyun berhasil mendaratkan permukaan bibirnya, membawa tubuh mungilnya dalam dekapannya. Badan mereka menyatu begitu pula bibir keduanya. Bergerak sedikit brutal. Menghisapnya cukup dalam. Jaehyun mencoba mencari cara agar lidahnya bisa menerobos masuk. Sialnya Taeyong begitu gigih merapatkan bibirnya. Jaehyun menggigit bibir bawah Taeyong sampai berdarah, ia lolos.

Sedikit erangan menahan sakit Taeyong berusaha untuk tidak sampai mengeluarkan suara. Pria didepannya menghisap habis darah segar yang keluar dan menikmati segalanya yang ada di dalam mulut sang terkasih.

Tangan Jaehyun bergerak turun menuju bagian leher putih Taeyong yang tertutup rapi oleh seragam sekolah. Terkancing hingga atas. Jaehyun melepas dasi Taeyong kasar dan melepas kancing pertama seragamnya. Bergerak menuju kancing berikutnya, tangan Taeyong berhasil menahan jemari Jaehyun. Sangat kuat.

Jaehyun melepas tautan mereka dan menyisakan benang tipis saliva keduanya yang menyatu. Tak lama kemudian terputus seiring jarak yang makin jauh.

"Jangan bilang ini ciuman pertamamu sayang?" Taeyong tak berani menatap Jaehyun. Ia tak punya harga diri cukup untuk bisa melawan tatapan brengsek seorang Jaehyun.

"Terima aku atau aku akan melakukan lebih daripada sekedar ciuman.." Mengarahkan kepala Taeyong untuk mendongak keatas, Jaehyun merasa kemenangan akan segara berpihak padanya.

"Y-Ya.."

Awal mula kehancuran seorang Lee Taeyong. Malapetaka hadir sejak keputusan ia menerima Jaehyun sebagai pacarnya.







Continue Reading

You'll Also Like

728K 81.3K 22
Kepindahan Taeyong ke sekolah yang baru menghantarkan ia pada sekelompok siswa yang sangat berpengaruh pada sekolah itu. Ia tidak bisa mengelak, meng...
51.4K 3.5K 27
Hai semuanya selamat datang di ceritaku ^^ Plagiat tolong menjauh Bukan novel terjemahan And selamat menikmati Cerita fiksi orisinil by TheQueen2...
648K 63.5K 14
[Romance] [M] Taeyong tidak pernah tahu bila sahabatnyaㅡJung Minhyung, ternyata memiliki Ayah yang sangat tampan! •BXB || GAY || HOMO || YAOI •Jaeh...
340K 44.7K 29
❝You and I both have to hide❞ M/M | HURT/COMFORT | VIOLENCE | MATURE | SMUT | 21+ Taeyong dan Jaehyun harus menyembunyikan hubungan mereka dari kelua...