Just Me And You [Slow Up]

By VioniAlexandra

203K 9.9K 779

[] LisKook Area tidak suka jangan mampir [] Perombakan Ulang [] Perhatian judul tiap chapter. Dikarenakan in... More

🌹01
🌹02
🌹03
🌹04
🌹05
🌹06
🌹10
🌹07
🌹11
🌹12
🌹13
🌹09

🌹08

10.9K 746 51
By VioniAlexandra

EDITED: 22-July-2020
Don't Forget To Vote and Comment

.
.
.
.
Rose mendesah pasrah saat sang kekasih a.k.a Jimin memintanya untuk pergi berkencan. Yah Rose dan Jimin memang sudah lama berpacaran.

Pertemuan keduanya pun terbilang klasik. Saat itu Rose yang tengah terburu buru menuju kamar mandi tanpa sengaja menabrak Jimin yang baru saja hendak kembali.

FlashBack On

Bruk

"Aduh maaf maaf saya nggak sengaja"

Hanya itu dan Rose segera berlari karena sudah tak tahan lagi. Jimin menggeleng heran. Saat hendak melanjutkan langkahnya ia tak sengaja melihat sebuah gelang berinisial 'R' di sana.

Jimin berfikir jika gelang ini adalah milik wanita aneh tadi. Ia menghela nafas dan berbalik arah menuju toilet wanita. Saat sampai ia hendak masuk namun tertahan karena sadar ini toilet wanita. Bisa dicap lelaki cabul ia nanti.

Ia bersandar di samping pintu toilet sambil memainkan handphonenya.

Ceklek

Jimin tersadar saat mendengar suara pintu yang terbuka. Bisa Jimin lihat ekspresi terkejut dari wanita itu.

'Ah lucunya' pikirnya

Wanita pemilik gelang alias Rose menatap datar lelaki bantet dihadapannya.

"Ada urusan apa lo ngikutin gua?" Tanya Rose ketus

Jimin tersadar dan mendengus. Ia menyodorkan gelang milik Rose dan berkata.

"Gua cuma mau balikin gelang lo!"

Rose membulatkan matanya kemudian mengambil gelang nya dari tangan Jimin dengan kasar.

"Makasih!"  Ucap Rose tak ikhlas

Jimin menghembuskan napasnya. Jika saja yang dihadapannya ini bukan wanita cantik maka Jimin pastikan ia akan melakukan pembalasan.

"Yang ikhlas napa terimakasih nya! Dasar tepos!" Ledek Jimin

Rose mendelik, "Bacot lo anak itik" balas Rose kesal

Jimin mengangga tak percaya.  "What?! Lo bilang gua apa tadi?"

Rose mengangkat bahunya acuh.  "Emang gua ngomong apa sih?"

"Anak itik"

Rose tersenyum sinis. "Sadar diri juga lo"

Jimin mengepalkan tangannya. Menarik Rose dan mengungkungnya dengan kedua tangannya.

Rose salah tingkah namun masih bisa di sembunyikan. Ia menatap Jimin tepat pada matanya membuat jantung keduanya terpompa.

"Lo berani yah sama gua? Lo nggak tau gua siapa hah?!"

Rose tersenyum remeh.  "Gua nggak tau dan nggak mau tau. Nggak ada untungnya juga buat gua."

Jimin mendekatkan wajahnya hingga tersisa jarak beberapa cm saja. Bisa Jimin rasanya wangi fresh jeruk dari tubuh Rose.

"Lo kayaknya belum pernah gua kasij hukuman yah, baby?"

Rose meneguk ludahnya kasar. "Maksud lo apa hah?!"

Jimim tersenyum penuh arti. Sepersekian detik itu pula Rose merasakan dunianya terhenti.

Cup

Jimin memejamkan matanya, memagut bibir wanita yang baru ia temui tadi dengan lembut.

Rose mematung, ia pasif. Pikirannya masih mencerna kejadian ini. Jimin melepaskan tautan mereka menatap Rose dengan senyum miring.

Plak!

"Cowok bajingan!" Umpat Rose

Ia mengusap bibirnya kasat dan menatap Jimin dendam. Ia melangkahkan kakinya untuk pergi namun sebelum itu ia menyempatkan untuk menendang aset berharga milik Jimin.

"Makan tuh sakit!"

'Shit'

Jimin mengumpat kasar sambil memegangi aset berharganya yang terasa sakit karena tendangan Rose terbilang sepenuh hati.

"Dasar cewek tepos! Awas aja lo gua naena entar!" Teriak Jimin tanpa tau malu

FlashBack Off

Rose terkekeh singkat saat mengingat hal itu. Jimin yang ada di depan Rose pun menatap Rose heran.

"Kamu kenapa, Ce?"

Rose menggeleng.  "Nggak papa aku cuma ingat gimana pertama kali kuta ketemu. Lucu aja gitu ekspresi kamu pas aku nendang yang di bawah"

Jimin cemberut dan menatap Rose dengan tatapan kesal. Bukannya merasa kasihan Rose justru tertawa karena ekspresi Jimin.
.
.
.
Lain Rose lain juga dengan Jisoo. Hingga saat ini ia masih setia menjomblo. Ia merasa trauma dengan kejadian 2 tahun lalu.

Jisoo menghela napas dan bangkit dari duduknya. Melangkahkan kakinya menuju dapur untuk sekedar mencari camilan.

Ting Tong

Jisoo mengerutkan keningnya. 'Siapa sih malam malam datang ganggu orang aja' batin Jisoo

Jisoo melangkahkan kakinya menuju pintu dengan mulut yang tak berhenti menyumpahi si penganggu.

Deg

"Hai Chu!" Sapa orang itu sambil senyum manis

Jisoo tersenyun kaku dan mempersilahkan orang itu masuk ke dalam apartementnya.

Menghidangkan minuman dan camilan pada tamunya yang sejak awal masih setia memandangi Jisoo dengan tatapan terluka.

"Ada apa? Tumben lo kesini"

Setelah keheningan panjang yang melanda kedua insan beda gender itu berlangsung. Jisoo yang merasa jengah pun membuka suaranya.

Jujur saja ia merasa salah tingkah mendapati orang dihadapannya menatap intens kepadanya. Apalagi ini adalah mantan kekasih ah ralat mantan terindahnya.

Orang itu yang tak lain lain adalah Jin alias Kim Seokjin mantan kekasih Jisoo.

Jin terkekeh miris,ia tau pasti tak mudah bagi Jisoo untuk memaafkan kesalahannya. Namun apa salahnya mencoba bukan?

"Maaf"

Jisoo rasanya ingin menenggelamkan Jin di Namsan Tower sekarang juga. 'Udah ditunggu lama lama kirain mau ngajak balikan kek apa kek. Cuman maaf doang? Astagah basi banget sih!'

Kata orang lain hati lain pikiran. Pikiran Jisoo bisa aja kesel kendati hatinya udah dag dig dug ser duar cuman karna kata maaf.

"Lo dateng ke sini cuma mau minta maaf?"

Jin hanya menangguk dan menatap Jisoo polos. Boleh tidak Jisoo menampar wajah tampan mantan kekasihnya ini?

'Mau nampar tapi masih sayang. Dasar hati lemah bener sama yang bening'

Jisoo tersenyum paksa. "Udah masa lalu, ngapain juga dibahas." Balas Jisoo sekenanya

Canggung- Jin benci suasana ini. Ia bangkit dan duduk bersimpuh di hadapan Jisoo yang nampak shock dengan kelakuannya.

"Huft ... Kim Jisoo, will you be the only woman who is engraved in my heart? The only woman who will accompany me to the end of life? The woman who will be the wife and mother of our children in the future?"

Jisoo menutup mulut nya tak percaya. Matanya memanas,ia mencoba mencari kebohongan dari mata Jin namun nihil.

Lelaki ini benar benar tulus mengatakan hal itu. Jisoo tak kuasa menahan tangisnya. Ia berhambur memeluk lelaki dihadapannya dengan tiba tiba.

Jin yang tak siap akhirnya pasrah dan menahan tubuh wanitanya. Memeluk pinggang wanita itu dengan satu tangan bertumpu pada lantai agar keduanya tak limbung.

"Jangan nangis aja. Jawab,kamu bersedia atau nggak hem?" Bisik Jin

"Yes, I am willing to be the only companion for you, also the mother of our children"

Jin tersenyum sumringah lantas mengurai pelukan mereka dan memberikan kecupan manis dibibir Jisoo.
.
.
.
Jennie dalam hati terus saja mendumel kesal. 'Katanya mau kencan kenapa sekarang malah diam diam sih?'

Dasar anak muda!

Jennie meraih ponselnya dan membuka aplikasi chatting berharap ada seseorang yang mencarinya.

Jennie mendengus membaca deretan pesan masuk dari cowok cowok mata keranjang yang mencoba mendekatinya.

Karena kesal ia melempar ponselnya kearah sofa yang untungnya tidak terpantul dan jatuh.

Ia bangkit dan berlajan menuju dapur untuk mengambil minum. Rasanya tenggorokannya kering karena terlalu banyak diam.

Suga melirik kearah Jennie yang nampak seperti anak kecil jika sedang marah seperti saat ini.

Ia berdiri dan berjalan pelan dan mengikuti Jennie kedapur. Wanitanya itu nampak mempoutkan bibirnya.

'Damn! Wanita ini terlalu menggoda!'

Dengan jahil ia berjalan pelan dan memeluk wanita itu dari belakang. Meletakkan kepalanya pada ceruk leher Jennie san menghirup dalam dalam aroma vanila yang membuatnya mabuk kepayang. 

"Astagah oppa! Hampir saja aku jantungan tau tidak?!" Kesal Jennie

Suga tersenyum kecil. Ia mengecup pipi kekasihnya itu gemas. Bisa gila ia jika Jennie selalu bertingkah menggemaskan seperti ini.

'Kasian yang di bawah' pikir Suga

"Kenapa oppa ke dapur?" Tanya Jennie

"Memangnya aku tak boleh kedapur? Ini rumah ku loh, Jen"

Jennie mendengus. "Aku juga tau oppa! Maksudku tumben selalu kau mau repot ke dapur biasa juga selalu meminta ku."

"Kau marah?"

"Tidak untuk apa aku marah? Sudahlah sana lanjutkan kencanmu dengan komputer komputer mu! Aku mau pergi saja!"

Suga tergelak. "Kau cemburu dengan benda mati heung?"

"Cih,siapa juga yang cemburu."

Percayalah wajah Jennie sudah merah padam sekarang.

"Apa kau yakin sayang?"

Suga menarik dagu Jennie pelan membawa Jennie agar mau menatap nya.

"Kalau begitu kenapa wajahmu merah?"

Jennie mengutuk dalam hati. Ia mengalihkan tatapannya tak berani menatap Suga karena itu membuat wajahnya tambah merah lagi nanti.

"Kenapa? Arahkan tatapan mu ke aku Jennie!"

Kalimat dingin itu membuat Jennie mau tak mau menuruti nya. Suga tersenyum miring dan langsung mencium bibir Jennie. Menarik tengkuk wanita itu dan memejamkan matanya.

Jennie sempat terkejut namun ciuman ini terlalu memabukkan. Ia memejamkan matanya dan mengalungkan tangannya.

Suga tersenyum miring dan membawa tubuh kekasihnya menuju sebuah meja yang ada disana

Untuk selanjutnya tak perlu aku jelaskan karena kalian pasti sudah tau kemana arah kegiatan mereka.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

59.7K 6.1K 19
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
1M 83.9K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
47.8K 4.5K 43
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
413K 4.4K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...